Blog Konten Islam: BAHAYA MEDIA SOSIAL

Saturday 12 May 2018

BAHAYA MEDIA SOSIAL

BAHAYA  MEDIA SOSIAL

BAHAYA    MEDIA SOSIAL

“Terkuak prostitusi [pelacuran] online menyadarkan kita bahwa Media Sosial bisa amat berbahaya ditangan orang yang salah.”

MEDIA Sosial [facebook,Twitter, dan sebagainya] ibarat dua mata pisau. Ia bermanfaat jika digunakan dengan benar, sebaliknya ia bisa melukai banyak orang bila dislah gunakan. Seperti ramai dibicarakan orang belakangan ini

Sungguh menyentak kesadaran kita , betapa jejaring sosial bukan sekedar ajang pertemanan, sosialisasi ide, berdiskusi, tetapi sudah dilencengkan sedemikian rupa sebagai media menyuburkan bisnis prostitusi.

Kasus DeudeuhAlfi Sahrin (27) alias @tataa_chubby yang ditemukan tewasdikamar kosnya, Tebet Jakarta selatan pada Sabtu 11 April 2015 silam membuka tabir bisnis prostitusi di Media Sosial ke ruang publik. Tumbuh suburnya bisnis tercela di Media Sosial ini juga dikuatkan oleh pengakuan Desi yang sudah setahun bergelut di bisnis prostitusi melalui Media Sosial twitter. Menurut penuturannya, ketika calon pelanggannya tertarik, negosiasi dilanjutkan melalui sms atau Whatsapp.

Seperti ditayangkan liputan 6 SCTV, Rabu (15/4/2016), Desi menyebut aturan main didalamnya, diantaranya dengan mentransfer uang muka sebesar 200 ribu. Bila sepakat transaksi dilanjutkan di Apartemen.
Dan berita yang lebih mengejutkan adalah tertangkapnya enam perempuan remaja dibawah umur diluar tower apartemen Kalibat City. Berdasarkan laporan new.okezone.com (27/42015), mereka direkrut melalui situs jejaring sosial Fcebook. Bisnis prostitusi ini dipromosikan melalui sebuah website , siapa yang tertarik kemudian bisa mengadakan transaksi dengan cara mewajibkan calon pelanggan untuk membayar uang muka.

Setelahnya, pelanggan dituntut untuk mengikuti prosedur lanjutan. Semua contoh diatas sungguh membuat kita mengurut dada. Meningat jejaring sosial yang tujuannya sebagai sarana kebaikkan, malah menjadi media melakukan aktivitas-aktivitas yang negative.

Media Sosial yang tadinya bertujuan untuk sesuatu yang mulia, justru disalahgunakan dan tidak sedikit memakan korban serta berbuah malapetaka bagi penggunanya itu sendiri.

Penyalahgunaan Jejaring Sosial
Jauh sebelum prostitusi online mencuat kepermukaan, prostitusi di negeri ini memang sudah lama hadir dan ada. Prostitusi bukan barang barubahkan tidak mengenal kata mati. Semua orang juga tidak bisa menampiknya. Faktor yang kerap dijadikan alasan mereka sebagai pelaku ini biasanya adalah desakkan ekonomi, sementara lahan pekerjaan kurang tersedia atau tak memiliki skill . Akhirnya bisnis ini dipilih sebagai pekerjaan demi menyambung kelangsungan hidup.

Tetapi dilapangan realitanya banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan, nyatanya bukan alasan kemiskinan semata orang memutuskan untuk terjun di dunia prostitusi. Sebab mereka, tidak berkecimpung di bisnis prostitusi , tidak sedikit yang tergoda dengan gaya hidup modern.Mereka ingin memiliki barang-barang yang mewah, mengikuti perkembangan zaman.

Nah tuntutan gaya hidup konsumtif dan mewah inilah yang disinyalir bisa menodorong dan melahirkan alasan serta menghalalkan segala cara untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan uang yang sangat dilaknat oleh Allah swt.

Jejaring sosial semacam facebook, Twitter, Path dan lain sebagainya jadi sarana yang sangat mengiurkan dan mempermudah aksinya untuk demi mendapatkan peruntungan dan kesengan dunia sesaat. Pilihan ini diambil karena di samping cost prmosi melalui jejaring sosial gratis asal tersambung internet , juga transaksi bisa dilakukan langsung antara yang bersangkutan dan pelanggan , tanpa perantara mucikari.

Sehingga hasil yang didapat yang melakukan bisnis tersebut lebih besar. Lain dengan prostitusi konvensional , dimana transaksi umumnya melalui tangan mucikari. Keuntungan financial yang menggiurkan ini yang ad di benak para pelaku bisnis apabila prostitusi online ini makin merajalela, tinggal tunggu saja kehancuran sebuah tatanan kehidupan dalam sebuah negeri.

Terlepas dari hukum agama dan pelan tapi pasti hukum alam pasti akan berjalan yang dikenal dengan proses seleksi alam itu pasti akan terjadi sehingga dapat kita bayangkan kehancuran itu pasti akan terjadi.

Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi di negeri ini jika generasi bangsa kedepan apabila bisnis prostitusi dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dan dibiarkan marak di sosial media. Padahal generasi sekaranglah yang diharapkan mampu membawa bangsa ini lebih beradab.

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, mewanti-wanti , bisnis seks melalui media sosial seharusnya menjadi perhatian pemerintah sebagai salah sat bahaya baru bagi masyarakat. “Karena ini pemasaran dengan harga Rp. O, bisa digunakan siapa saja, dengan perluasan yang sedemikian massf, maka bahayanya luar biasa “. Ungkap Reza (liputan6.com, 15/4/2015)

Pentingnya Educasi
Lampu kuning suah menyala (bahaya). Mungkin analogi terkuaknya prostitusi online yang menyeruak  melalui media sosial. Dan bisa berubah menjadi lampu merah apabila penggunaan Media Sosial tersebut tidak mendapatkan perhatian serius. Bibit-bibitnya akan bertambah subur bila tidak ada tindakkan yang terukur dan bijak.

Tentu, untuk memberangus keberadaan bisnis prostitusi, baik yang konvensional maupun online, tidak akan bisa. Kita tahu, berapa banyak situs porno yang ditutup pemerintah, ternyata dalam waktu singkat muncul situs sejenis dalam kemasan baru. Apalagi yang telah memasuki media sosial, sangat sulit untuk dikontrol. Pasalnya para pelakunya bisa menyamar dengan banyak akun pribadi dan melakukan transaksi melalui inbox atau kotak pesan.

Pengamat media sosial, Nukman Luthfi , mengatakan bahwa bisnis prostitusi ini sulit untuk diberangus tetapi bisa diminimalisir. Menurutnya, seperti dikutip Merdeka.com 20/4/2015. Pemerintah melalui kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pun tidak bisa melakukan pemblokiran terhadap akun media seperti itu.

“Kalau website bisa , tapi ini kana akun sosial media yang bisa blokir hanya yang punya saja “, terangnay.

Saat ini yang bisa dilakukan , kata dia meminimalisir dengan berbagai cara khususnya edikasi kemasyarakat. Tidak lagi melulu menunjukpemerintah untuk menyelesaikan masalah ini . Tapi bersama-sama menangkal efek negative dari persoalan ini. Pendapat yang sama juga dikatakan praktisi media sosial, enda Nasution. Ada dua cara untuk mengantisipasi agar tidak berdampak semakin luas yaitu berupa pencegahan dan peninakan , begitu kata Enda.

Pencegahan tentunya denagn educasi.Publik, tambahnya, harus diberikan informasi bahwa ada “area berpotensi berbahaya” di media sosial , bukan saja bisnis PSK, tetapi juga kejahatan cyber lainnya, pencurian, via e-banking, pencurian data, penipuan dan sebagainya.

Kemudian yang kedua, lanjut Enda, harus ada penindakan tegas. Hukum harus ditegakkan, misalnya dengan menangkap penyedia layanan PSK di media sosial, sehingga ada efek jera untuk pelaku maupun pelanggannya. Memang untuk memberantas porno grafi sangatlah sulit dan rumit. Tetapi upaya-upaya untuk meminimalisir haruslah tetap dilakukan. Sebab penggunaan media sosial untuk prostitusi online sangat membahayakan anak-anak dan remaja.

Karena mereka pengguna media sosial yang paling aktif dan paling besar di Indonesia. Jika kita semua tidak memberikan perhatian serius atas bahaya ini, bangsa ini akan terus terpuruk. Sebab kerusakkan moral yang dahsayat bakal terus mengintai. Akankah kita rela , generasi yang akanmenersukan tongkat estafet kita memiliki moral dan kepribadian yang jauh dari peradaban apalagi jauh dari tuntunan agama yang benar.

Majunya suatu bangsa memang ditentukan oleh generasi mudanya dan para wanitanya. Jika wanitanya disuatu bangsa itu baik, maka akan majulah bangsa tersebut jika sebaliknya wanitanya suatu bangsa rusak maka akan rusaklah  bangsa tersebut
( Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 13 Mei 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...