SETELAH KESULITAN
PASTI ADA KEMUDAHAN.
!
“Kesulitan dan kemudiahan sejatinya
ibarat dua sisi mata uang “
Tak
bisa dipungkiri, perputaran roda nasib manusia merupakan sunatullah yang akan terus bergulir sampai
akhir zaman. Sebagaimana Qadha dan Qadar telah digariskan
atas nasib manusia , demikian pula siklus perputaran roda kehidupan. Ia akan
terus berputar sepanjang tak ada aral yang menghentikan.
Namun perputaran ini tidak sepenuhnya
bergerak tunggal. Ia akan menuju kearah tertentu. Hingga bila jari – jemari
rida bermasalah, atau jalan yang dilalui tidak mulus, niscahya roda itu
terhenti. Kalaupun tetap melaju, pastilah roda itu akan berjalan oleng.
Tak ubahnya ritme kehidupan manusia yang
terus bergerak. Terkadang ia berputar dalam lingkaran kepastian, kebaikan,
keberuntungan dan segala bentuk yang membawa manfaat bagi dirinya. Namun tak
dipungkiri , hal tersebut tidaklah kekal. Sehingga terkadang buruknya nasib,
peliknya menghadapi hidup, ketiadaan dan keterbatasan, sewaktu-waktu akan
menghadang. Karena itulah manusia akan senantiasa berada dalam dua garis nasib
kehidupan baik dan buruk.
Dalam lingkaran yang baik, manusia
senantiasa berada dalam kesenangan. Sebab sejenak mereka tidak lagi menghadapi
kesulitan maupun tantangan. Sesuatu yang seringkali dipandang sebagai masalah
dan memberatkan.
Berada dalam kenikmatan itu sama halnya
dengan keinginan dan hasrat bukan lagi menjadi mimpi ataupun ilusisemata. Mereka
bahkan kerap membayangkan akan selalu berada dalam kondisi demikian.
Tak heran, dengan beragam cara, pada
akhirnya banyak orang terbuai untuk memapankan nikmat kesenangan yang diraih.
Kendati sampai menempuh jalan-jalan haram tak perduli siapa lawan,siapa kawan
ditendang yang penting tujuan tercapai. Nikmat sejatinya harus membahagiakan
kini malah berganti membinasakan.
Maka kisah para koruptor yang semakin
lama tumbuh subur bukan lagi cerita mulut ke mulut . Seluruh media kini telah
menyajikan kisah tersebut menjadi fakta yang bisa dilihat siapapun.Mulai dari
pejabat pemerintah, sampai pengusaha kelas kakap terus mempertahankan empuknya
kursi jabatan dan penuhnya pundi-pundi di kantong mereka.
Kondisi kurang beruntungpun hakikatnya
tidak berbeda. Pada satu sisi mereka sama-sama memainkan peran yang sudah
berada dalam garisan nasib. Perbedaan hanyalah pada peran yang dimainkan. Si
Miskin tentu saja menjalani kehidupan lebih berat dari si kaya.
Jika hanya kebutuhan sesuap nasi harus
dicari dulu oleh si meskin untuk mencari yang lain selama sehari penuh, si kaya
hanya perlu satu jam saja sudah bisa mendapatkan apa yang diinginkan bahakan
jauh melebihi apa yang diinginkan si miskin meskipun hanya sekedar sesuap nasi.
Bila kalangan berduit dapat bernaung
dari hujan dan panas didalam rumah mewah, si papa hanya bisa berteduh dalam
rumah yang hanya beratapkan rumbiya yang bila kehujanan sedikit banyak masih
menembusnya. Namun, jangan lupa kondisi ketidak beruntungan itu bisa bergeser
bahkan bisa berbalik 180o sepanjang mereka berhasil melalui
kesulitan itu dengan baik.
Tabah selama melewatinya dan berusaha
keras mengubah keadaan sulit itu menjadi lapang. Cerita sukses seperti tukang
sate keliling pada akhirnya memiliki gerai sate dimana sudah banyak
bermunculan. Bahkan omzet yang masuk kekantongpun bisa mencapai milyaran
rupiah.
Akan tetapi, bila pencapaian kesuksesan
tersebut pada gilirannya akan kembali lagi seperti sebelumnya, maka tak peru
heran dengan kemiskinan yang sewaktu-waktu datang menimpa siapa saja. Yang
menjadi penting untuk menyiasati ketika berada pada dua kondisi tersebut justru
pada beberapa hal berikut :….?
OPTIMIS
Dalam keadaan bagaimanapun, sejatinya
setiap manusia harus siap dan waspada menghadapi perubahan hidup setiap saat.
Mind Set [pola pikir] ini merupakan benteng yang paling aman. Karena, dengan
mempersiapkan diri, terutama mental diri kita sedikit banyak akan membantu diri
kita dalam menghadapi perubahan
Memang pada dasarnya setiap orang yang
tiak pernah mengahdapi sebuah kesulitan dan tidak pernah dikari dalam hidupnya
masih menggantung pada orang lain, justru ini rentan stress dan putus asa jika
suatu saat dia akan menghadapi perubahan hidup yang sama sekali tidak pernah
terpikirkan dalam pikirannya bahakn jauh lebig dari itu taka jarang orang yang
akhirnya gila bahkan lebih dari itu sampai bunuh diri.
Dampak konkrit paling dekat saat ini
adalah krisis financial global. Kebangkrutan ekonomi Amerika berdampak pada
hampir perekonomian dunia. Tak heran , bila banyak pakar ekonomi negeri ini berpendapat bahwa krisis moneter 1998 lalu
akan kembali terulang. Bahkan bisa jadi dengan infrastruktur perekonomian
semakin merosot , krisis tersebut malah lebih parah.
Belum berada pada kondisi itupun secara
kasat mata krisis sosial sudah mulai
menjangkit. Semakin tingginya angka kriminalitas , emningkatnya depresan dan
orang gila, serta penyakit masyarakat lainnya adalah bukti otentik yang tak
dapat dibantah. Dalam beberapa sumber penelitian , semua anomaly masyarakat itu
berlatarbelakang utama masalah ekonomi.
Namun untuk menangkal semua itu, sikap
optimis harus ditumbuhkan . Suatu sikap yang mulai saat ini sudah mulai meredup
di kalangan luas. Menurut Dudung Abdul Ghansy dalam buku Cerdas Bekerja , Bijak
Memimpin, sikapoptimis merupakan kepercayaan diri seseorang untuk melakukan
sesuatu dengan melihat kemampuan diri dan lingkungannya. Jika seseorang merasa
memiliki kemampuan , maka akan timbul rasa percaya diri dan akan berani
melakukan sesuatu.
Orang yang optimis menyongsong hidup
akan termotivasi untuk selalu mencapai sesuatu yang lebih baik. Otaknya akan
selalu berputar agar terus mencari peluang dan tidak takut akan kemampuan
sendiri. Sebab kemampuan muncul tanpa disadari.
Dengan semangat itulah , usaha untuk
memperbaiki diri untuk menuju kearah yang lebih baik dari waktu ke waktu akan
terwujud. Rasa percaya diri akan semakin menebal , sehingga apa yang
dicita-citakan bukan lagi sebatas angan-angan.
Tapi tak dipungkiri , terkadang rasa
percaya diri itu sendiri menimbulkan kemasygulan ketika apa yang diinginkan tidak
sesuai harapan. Karenanya, menurut Dudung lagi, rasa percaya diri itu sendiri
berbeda dengan sikap optimis. Optimis adalah sebuah keyakinan dari kepercayaan
diri ditambah dengan aspek eksternal lainnya seperti aspek spiritualisme.
Sedangkan sikap percaya diri adalah aspek psikologi seseorang yang percaya
kepada kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu yang dinilai bermanfaat bagi
dirinya.
Pada titik spiritualisme itulah
keberanian orang yang optimis akan terus terpompa. Berlandaskan keyakinan pada
ketentuan Sang pencipta , target maupun sasaran hanyalah satu estafet menuju
estafet yang sesungguhnya, yakni kebahagiaan menuju ridha-Nya.
Sebagaimana sabda Nabi saw, “Bekerjalah
untuk duniamu sekan-akan kau akan hidup selamanya. Dan beramallah untuk
akhiratmu seakan-akan kau akan mati esok.
Jangan Putus Asa
Putus
asa merupakan salah satu momokyang sering menghantui pengelana kehidupan. Tatkala
tersandung kegagalan, mereka langsung terperangkap sikapputus asa. Padahal bisa
jadi kegagalan itu baru dihadapi sekali dua kali saja. Sebab dibalik kegagalan
puluhan kali , niscahya terselip satu keberhasilan.
Pengarang
kitab Bidayatul Mujtahid, Ibnu Hajar al-Asqalani pun nyaris mengalami hal
tersebut. Beliau pernah mengaku mengalami kesulitan menerima ilmu yang sedang
ditempuhnya. Ditengah kebuntuannya , ia melihat sebuah batutertimpa tetesan air
hingga batu itu lama kelamaan berlubang. Seketika ia berfikir bahwa Pemandangan
yang dilihatnya adalah tamsil yang harus diterapkan. Batu yang keras akan
keropos bila terus-menerus ditetesi air.Maka otaknya pun akan terisi lautan
ilmu pengetahuan bila diasah terus-menerus.
Menangkal
sikap putus asa dan mudah putusa asa tak hanya meniscahyakan bahwa apa yang
akan diraih bukanlah perkara yang sulit. Terlebih disisi lain , sikap putus asa
itu sendiri dilarang keras oleh agama , sebagaimana, “Janganlah engkau berputus
asa dari rahmat Allah swt “.
BERDOA
Menurut Prof.
DR. Quraish Shihab, doa merupakan manifestasi harapan kita kepada Allah
dan bukti dari sikap optimis kita ke pada-Nya. Doa merupakan cirri kerendahan
hati manusia terhadap kekuasaan Allah swt.
Doa pun
merupakan sarana mendapatkan apa yang kita inginkan.Bahkan sekalipun diluar
batas kemampuan manusia.Dalm hal ini, Allah telah menasbihkan diri bahwa apa
yang dimohonkan hamba-Nya pasti terkabul. “Berdoalah kepada-Ku niscahya akan
Aku kabulkan”.
Kemudahan,
kesusahan, kebaikkan-kebaikkan, untung rugi adalah takdir yang tak bisa
ditolak. Sehingga hati manusia tidak perlu merasa terkungkung didalamnya.
Benang merah yang terlihat dari dua kondisi tersebut sebenarnya adalah langkah
/ cara bagaimana menyiasati.
Maka
benarlah jika Allah berfirman, “Bukanlah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Dan kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Arena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kau telah selesai (dari suatu urusan)
, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap “.( QS.Al-Insyirah :1-8).
Wallahu ‘alam Bhisawab
No comments:
Post a Comment