Blog Konten Islam: RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS
Showing posts with label RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS. Show all posts
Showing posts with label RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS. Show all posts

Friday 27 April 2018

RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS

RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS


RAHASIA   ANGGARAN    KEUANGAN  MUSLIM
MERUJUK AL-QURAN & HADITS

“Anggaran keuangan yang sehat sejatinya terletak pada seberapa selektif kita memilah dan memilih pengeluaran. Disinilah, seorang muslim bisa memenhi aneka kebutuhan dan keinginannya ; tidak hanya bagi kepentinga material, api juga kepentingan spiritual. .“


Tersebutlah Paka Dodi, lelaki paruh baya yang hidupnya kembang kempis. Ekonominya morat-marit, dunianya serba sempit. Betapa tidak ..?. Ia yang masih aktif bekerja harus gali lubang tutup lubang untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarganya : seorang istri dan ketiga anaknya yang beranjak dewasa.

Apakah gajinya kecil..? Tidak juga. Sebagai seorang manager disebuah perusahaan swasta, penghasilannya 10 jt rupiah. Hmmm jumlah penghasilan yang lebih dari cukup.

Tapi anehnya hampir setiap bulan ia selalu kredit ke kantor. Macam-macam saja kebutuhannya. Begini,begitu dan lain-lain.


Usut punya usut ternyata, semua berpulang pada tiga soal :
Pertama : Perencanaan keuangan yang tidak tertata
Kedua : Gaya hidup keluarga yang tidak sehat :
Ketiaga : Lupa berzakat dan bersedekah

Pasalnya sang istri yang diharapkan bisa mengatur keuangan dengan baik ternyata tidak bisa diandalkan istrinya selalu nafsu membeli barang-barang mewah, entah pakaian, perhiasan, ataupun ponsel terbaru.

Sedangkan anaknya selalu merongrong dirinya untuk dibelikan pernak-pernik yang mendukung pergaulan anak Jakarta. Maka jadilah, setiap bulan sederet daftar hutang menampar-nampar hidupnya ; empat tagihan kartu kredit mobil, tagihan kantor dan seterusnya.

Demikianlah secuil kisah Pak Dodi diatas sesungguhnya milik siapa saja. Dan fenomina ini tidak terkait dengan seseorang yang berpenghasilan kecil atau besar.

Sebab disisi lain juga ada orang yang berpenghasilan kecil ternyata mampu memenuhi hidupnya dengan baik dan benar. Malah lebih dari itu ia berencana menunaikan umrah bersama istrinya.

 Untuk itulah, pada kesempatan kali ini saya ingin menuliskan ihwal mengatur anggaran keuangan yang sehat dan benar. Topik ini sebetulnya sebuah sangat berdampak serius jika kita tidak memilah dan memilih mana kebutuhan yang harus disegerakan dan mana yang tidak serta setidaknya bisa menyisihkan sedikit rejeki kita untuk sedekah.

MENGELOLA ANGGARAN

Dalam kondisi apapun, Jurus jitu terbaik mengelola anggaran adalah mengelola pengeluaran. Seseorang yang kondisi keuangannya aman dan sehat sejatinya memang membiasakan diri memilah dan memilih , bahkan mencatat begitu detil pos-pos pengeluarannya.

Tak aneh bila para pakar keuangan semakin banyak menekankan poin ini sebagai aspek terbaik untuk menyehatkan arus keluar masuk alias (cashflow) keuangan seseorang atau sebuah keluarga.

Namun, sebagai muslim tentunya, kita memiliki renca cashflow yang khas disbanding perencanaan keuangan pada umumnya. Hal ini mengingat rejeki yang Allah limpahkan bukan sekedar pemenuh kehidupan duniawi saja tetapi juga alat untuk beribadah kepada-Nya.

Bukankah dalam beberap firman-Nya , dia sering kali menyinggung seputar ini. Lihat misalnya QS. At-Taubah 20 , QS. At-Taubah: 103 dan lain-lain.

Untuk itulah menurut saya hal-hal utama yang perlu dumasukkan List Anggaran  pengeluaran Anda adalah sebagai berikut :
A.  Zakat dan Sedekah
B.  Membayar Hutang
C. Menabung
D. Kebutuhan sehari-hari

A. Zakat dan Sedekah.
Para perencana keuangan umumnya lebih menekankan pada pelunasan hutangsebagai prioritas didalam anggaran keuangan. Namun, bagi penulis sebetulnya hal ini poin kedua setelah alokasi zakat dikeluarkan.

Kenapa..?.
Pertama: Zakat adalah pembersih harta [Penghasilan] Anda. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka  dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka [QS.At-Taubah : 103].

Karena itu mulailah sisihkan 2,5% dari penghasilan Anda dari penghasilan Anda itu untuk kepentingan ibadah ini. Hal ini sejatinya, karena segala rejeki (uang) yang kita dapatkan itu bersumber dari kemurahan dan rahmat Allahswt.

Tanpa izin-Nya kita tidak bisa mendapatkan penghasilan sedemikian rupa untuk memenuhi hidup sehari-hari. Dan dalam rejeki yang dilimpahkan – Nya itu ada hak-hak kaum dhuafa. Terlebih-lebih bila tindakan berzakat Anda ini diiringi banyak sedekah.

Kedua : Zakat dan sedekah itu dapat melipatgandakan rejeki (penghasilan) Anda. Allah berfirman : “Barang siap yang mau member pinjaman kepada Allah akan pinjaman [menafkahkan hartanya di jalan Allah], maka Alllah akan melipatgandakan pembayaran [pelunasan] kepadanya berlipat ganda..” {QS.AL-Baqarah :245 }

Perlu bukti..? Banyak kisah yang mengupas kesuksesan firman Allah ini. Tengok saja kisah Ustadz Yusuf Mansyur yang terlepas dari lilitan hutang setelah mempraktekkan sedekah sebagai solusi hidup. Setelah itu , ia berdakwah seputar sedekah ini dan banyak orang yang membuktikan keajaibannya.

Teman saya sendiri suatu kali baru niat saja mau bersedekah tiba-tiba sudah diberi Allah jalan mendapatkan rejeki yang banyak. Karenanya, bagi mereka yang dililit hutang, rejekinya serasa mampet, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan rejeki tidak ada salahnya mencoba berzakat dan bersedekah dengan niatan menjalankan perintah Allah.

Pasrahkan semua rejeki pada Allah swt. Biarkan saja Dia yang bekerja guna membuka peluang-peluang rejeki yang tak terduga hingga Anda pun terlepas dari beban hidup didunia ini sampai-sampai melalaikan perintah-Nya.

Hakekatnya berzakat dan bersedakah sebenarnya salah satu cara untuk membuka pintu rejeki kita. Hal ini artinya tindakan berzakat dan bersedekah itu tidak menunggu seseorang harus kaya dulu justru orang yang berzakat dan bersedekah menunggu kaya bisa dikatakan orang itu sebaliknya ingin menjadi miskin berkepanjangan.

Sebab dimata Allah, mereka yang bertaqwa adalah :Orang – orang yang menafkahkan [hartanya] , baik diwaktu lapang maupun sempit..” [QS.Ali-Imran :134]

B. Membayar Hutang
Siapapun tahu, bahwa hutang bukan hal baru dikehidupan kita didunia ini, hampir semua orang hidup barang kali semua orang pasti pernah mengalaminya entah dalam bentuknya.

Apalagi dizaman sekarang yang bentuknya beragam dan modern ; kartu kredit, kredit tanpa anggunandan lain-lainnya. Sejatinya tidak ada yang salah dalam berhutang selama pembayaran sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan kedua belah pihak.

Hutang bisa menjadi masalh besar bilamana tindakan pelunasannya selalu diabaikan atau ditunda-tunda. Hal ini dapat membuat langkah hidup seseorang menjadi sempit.

Kondisi jiwa seseorang menjadi labil dan rawan stress bila ia mencoba-coba mengabaikan pembayaran hutang sesuai perjanjian. Untuk, itulah, Setelah Anda memotong penghasilan bersih Anda untuk zakat , sebaiknya alokasikan uang tersebut untuk membayar hutang terlebih dahulu. Para pakar rencana keuangan, lazimnya, menyarankan 30% dari gaji [penghasilan] Anda untuk melunasi hutang.

Jangan pernah mencoba berhutang kembali bila hutang pertam itu belum selesai ditunaikan.Karena jika tidak , sebuah “neraka” hutang akan meneror Anda.

Membuat hidup Anda tidak tenang , dan ibadahpun, akhirnya terbengkalai. Cobalah menahan diri dari gaya hidup konsumtif yang mengedapankan “keinginan” dari pada “kebutuhan” .

Ingat-ingatlah hutang itu bukan hal yang baik dalam posisi Anda sebagai muslim. Terkait perkara ini, baik Allah swt , maupun Rasul-Nya menyarankan untuk menyegerakan pembayaran. Sebab hutang adalah amanah yang harus ditunaikan.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang lebih berhak menerimanya, dan {menyuruh kamu} apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Pendengar lagi Maha Melihat [QS.An-Nisa : 58].

Sementara Nabi Muhammad saw sendiri bersabda “Sekalipun aku memiliki emas sebesar gunung Uhud Aku tidak senang jika tersisa lebih dari tiga hari, kecuali yang aku sisihkan untuk pembayaran hutang “ [HR. Bukhari].

C. Menabung
Zakat suadah, melunasi hutang pun sudah, lalu apalagi ..?. Menabung..? Ya mulailah menabung untuk masa depan Anda dan keluarga Anda. Apapun bentukknya. Entah itu tabungan biasa, celengan, maupun berbentuk asuransi dan lain-lainnya.

Sebab hidup yang penuh misteri ini seringkali mendapatkan kejutan-kejutan yang tak terduga datngnya, yang membutuhkan biaya. Seperti anak sakit, biaya pendidikan anak dan sebagainya. Nah untuk berjaga-jaga hal tersebut yang datangnya tidak bisa kita prediksi itu menabung kiranya dapat menjadi jadi solusinya.

Tabungan kalau bisa dijadikan sisihan rutin atau pengeluaran rutin bulanan, besarnya tabungan ini kalau bisa 10% dari pengahasilan bulanan kita toh kalau tidak bisa paling tidak harus bisa menyisihkan berapapun jumlahnya anggap saja seperti tanggungan membayar hutang orang lain jadi palaing tidak menstimulasi kita untuk bisa menabung dan menyisihkannya.

Ihwal menabung ini Rasulullah saw bersabda “Allah swt memberi Rahmat kepada seseorang yang berusaha dengan baik , membelanjakan secara sederhana , dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya “. {HR.Bukhari dan Muslim}


D. Kebutuhan Sehari-hari
Setelah penghasilan Anda teralokasikan dengan baik pada beberapa pos diatas , maka hal terkahir adalah pengeluaran untuk kebutuhan utama seperti makan sehari-hari, transportasi kerja dan seterusnya.

Biasanya, prosentase untuk pos yang satu ini sangat besar jumlahnya : kira-kira 50%. Hal ini sungguh wajar , karena wilayah ini memang perkara prioritas dalam hidup kita.

Dan bila segenap kebutuhan sehari-hari ini sudah terpenuhi, sementara jatahnya masih tersisa, tak ada salahnya menyenangkan diri sendiri untuk mengalokasikan untuk dana hiburan seperti biaya hobi Anda, rekreasi, makan diluar dan seabaginya.


(Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab


Tri Yudiono Publishing - https://blogkontenislam.blogspot.com-28 April 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...