DASBOR "Education"
“Bulan Ramadhan telah berlalu.
Hari-hari penuh limpahan pahala bagi orang-orang beriman telah terlewati. Namun
bukan berarti tidak ada lagi bulan yang didalamnya terdapat hari-hari penuh
limpahan pahala bagi orang-orang beriman. Bulan Dzulhijjah diantaranya. Sepuluh
hari pertama pada bulan ini menjadi kesempatan bagi orang beriman untuk memetik
pahala berlipat dari amal shaleh yang dilakukan.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah lebih
utama dari pada sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan. Dan sepuluh malam
terakhir dari bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam bulan Dzulhijjah
(lihat Kitab Fatawa Ibnu Taimiyyah).
Ibnu al-Qayyim, murid Ibu Taimiyyah, menjelaskan hal
tersebut menunjukkan bahwa sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan menjadi
lebih utama karena adanya Lailatul Qadar, dan Lailatul Qadar ini merupakan
bagian dari waktu-waktu malamnya.
Sedangkan sepuluh hari Dzulhijjah menjadi lebuh utama karena siangnya,
karena didalamnya terdapat Yaumun Nahr (hari berkuraban), hari Arafah dan hari
Tarwiyah (hari kedelapan Dzulhijjah).
AMALAN-AMALAN UTAMA
Apa yang sesungguhnya yang menjadikan sepuluh hari bulan Dzulhijjah ini
penuh keutamaan diantaranya sebagai berikut :
Pertama :
Karena beramal sholeh pada sepuluh hari ini memiliki keutamaan yang lebih
disbanding hari-hari lainnya.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbad ra
dari Nabi saw bahwa beliau bersabda :
“Tidaklah ada amal yang lebih utama daripada ama-amal yang dikerjakan
pada sepuluh hari Dzulhijjah ini”. Lalu para sahabat bertanya , “Tidak Juga
Jihad..?”. Nabi saw menjawab, “Tidak Juga Jihad, kecuali seseorang yang keluar
(untuk berjihad sambil mempertaruhkan diri (jiwa) dan hartanya lalu kembali
tanpa membawa sesuatu pun” (HR. Bukhari).
Kedua
:adanya hari Arafah. Pada hari ini para jamaah haji melaksanakan wukuf di
Arafah , dan wukuf ini merupakan rukun utama dari ibadah haji. Karena hari ini
menjadi hari yang memiliki keutamaan agung dan penuh keberkahan.
Dari Abu Qatadah al-Anshari ra. , Rasulullah saw pernah ditanya tentang
puasa pada hari Arafah, maka beliau bersabda, “(puasa pada hari itu)
mengugurkan dosa-dosa setahun yang lalu dan dosa-dosa setahun berikutnya”. (HR. Muslim)
Ketiga :
adanya perayaan Hari raya Idul Adha yang disebut juga Yaumul Nahr. Dalil yang
menunjukkan keutamaan dan keagungan hari Idul Adha adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Qurth ra
dari Nabi saw bahwa beliau bersabda :
“Hari teragung disisi Allah adalah hari Idul Adha (Yaumul Nahr)
kemudian sehari setelahnya …” (HR. Abu
Dawud).
Oleh karena itu , ada amalan-amalan utam yang disyariatkan pada bulan
ini yaitu :
Pertama :
melaksanakan haji dan umrah. Amal ini adalah amal paling utama, berdasarkan
berbagai hadits shahih , salah satunya adalah sabda Nabi saw, :
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di
antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surge”. (HR. Muslim)
Kedua :
berpuasa pada hari Arafah. Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Berpuasa pada hari
Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”. (HR. Muslim)
Ketiga :
mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid serta dzikir. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala :
“….Dan agar mereka menyebutkan nama Allah pada hari-hari yang telah
ditentukan…” (QS. Al-Hajj :28).
Imam Bukhari ra berkata “ Ibnu
Umar dan Abu Hurairah ra keluar
ke pasar pada hari-hari sepuluh (sepuluh hari pertama) dalam bulan Dzulhijjag
seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbir keduanya”.
Keempat
:memperbanyak taubat serta memperbanyak emninggalkan maksiat dan dosa, sehingga
akan mendapatkan ampunan dari rahmat Allah swt. Hadits dari Abu Hurairah ra d
bahwa Nabi sa bersabda, “ “Sesungguhnya Allah itu cemburu , dan kecemburuan
Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah
terhadapnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelima :
Memperbanyak amalan-amalan shaleh berupa ibadah sunnah seperti sholat sunnah,
sedekah jihad, membaca Al-Quran, amal ma’ruf nahi unkar, danlain sebaginya,
sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya.
Keenam
:berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari Raya Tasriq (tanggal, 11,12,13
Dzulhijjah). Bagi orang yang berniat untuk berkurban hendaknya tidak memotong
rambut dan kukunya sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia berkurban.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw bersabda :”Jika
kalian melihat awal bulan Dzulhijah dan salah seorang diantara kalian berniat
untuk menyembelih hewan Qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya”
sebagaiana firman Allah swt : ..” Dan janganlah kamu mencukur kepadamu
sebelum Qurban sampai di tempat peyembelihan..” (QS. AL-Baqarah : 196)
Ketujuh
,melaksanakan sholat Idul Adha dan mendengarkan Khubah setelahnya.
SEMANGAT
BERKORBAN
Pada Hari Raya Idul Adha kita sangat dianjurkan berqurban, yaitu
eyembelih hewan berkaki empat , seperti kambing, sapi, atau unta secara tulus
karena Allah swt semata. Inilah sebabnya Allah dalam firman-Nya : Bukanlah
dagingnya dan bukanlah darahnya yang sampai kepada Allah. Tapi yang sampai
kepada-Nya ialah pengabdianmu (Taqwa)”. (QS. Al-Hajj 22 :37)
Mengomentari ayat tersebut M. Quraish Shihab menulis bahwa ayat itu
antara lain bertujuan memerangi adat kebiasaaan masyarakat yang mempersembahan
darah dan dagingnya kepada tuhan-tuhan sesembahan mereka. Kaum muslimin Mekkah
misalnya menempelkan darah-darah Qurban di dinding Ka’bah. Ada juga yang
membakar daging qurban dan membiarkan aromanya membumbung kelangit, karena
percaya bahwa aroma daging bakar menyenangkan Tuhan seperti yang dilakukan oleh
orang-orang Yunani kuno.
Kemudian pemotongan kepala kerbau dan pemancaran darahnya di atas
jembatan yang baru, misalnya yang tidak jarang terjadi dimana-mana juga
merupakan salah satu bentuk emberian darh sebagai sesaji. Semua adat kebiasaan
yang buruk itu dicakup oleh ayat diatas.
Namun perlu dicatat bahwa itu tidak berarti bahwa membagikan daging
Qurban karena Allah swt bukan salah satu tuuan yang disyariatkan dalam ibadah
Qurban. Ayat diatas hanya mengisyaratkan bahwa yang terpenting dalam hal
pemyembelihan Qurban ialah keikhlasan hati. Bisa saja kita menyembelih unta
atau sapi yang dapat dibagi-bagikan kepada banyak orang, tetapi kalau hal itu
tidak disertai dengan keikhlasan, maka menyembelih seekor kambing dan
membagikan dua pertiga dagingnya kepada beberap orang itu jauh lebih baik disis
Allah selama itu disertai dengan ketulusan.
Jadi, yang terpenting dari ibadah Qurban itu adalah semnagta berqurban
kepada sesama secara tulus karena Allah swt. Hal ini terkait dengan ibadah
haji, dimana ada kisah-kisah yang menggambarkan bahwa yang terpenting dalam
menunaikan ibadah ini adalah semangat berqurban kepada sesama. Bahkan ada kisah
yang menyatakan bahwa orang yang hendak menunaikan ibadah ini , kemudian
membatalkan karena uang dipakai untuk membantu orang yang sangat membutuhkan
itu juga sudah dihitung sama juga naik haji dan hajinya mabrur alias diterima
oleh Allah swt.
Walaupun kisah-kisah itu sulit dicek kebenarannya karena yang penting
adalah semangat yang dikandung dibalik kisah itu, tetapi dalam kehidupan
spiritual kisah-kisah itu sangat populer dan menjadi bagian dari kehidupan
spiritual itu sendiri. Dikisahkan bahwa sepasang suami istri mempunyai niat
yang sangat kuat untuk menunaikan ibadah haji. Dengan susah payah pasangan ini
mengumpulkan bekal. Karena waktu itu naik haji masih lewat darat dan jarak yang
ditempuh adalah ribuan kilometer maka bekal yang dikumpulkan pun harus banyak.
Dalam perjalanan ini mereka banyak menjumpai pengalaman-pengalaman yang
menarik, termasuk ketika pasangan itu memasuki sebuah perkampungan yang
kehidupan penduduknya sangat miskin dan dilanda kelaparan. Kondisi kampung yang
menyedihkan itu menyentuh hati suami – istri itu. Benak mereka dipenuhi dengan
keragu-raguan akan tegakah mereka membiarkan orang-orang itu mati kelaparan ,
sedangkan ditangan mereka ada bekal meskipun itu untuk perjalanan haji yang
sudah lama mereka impikan…?
Dalam suasanaterenyuh itu terpikir oleh mereka untuk memberikansaja
bekal haji yang sedang mereka bawa lalu mereka pulang. Sampai dirumah pasangan
itu disambut oleh seseorang yang pakaiannya petih bersih. Orang yang belum
mereka kenal itu mengucapkan selamat bahwa mereka berdua telah diberkati oleh
Allah memperoleh haji yang mabrur. Tentu saja pasangan ini menyangkal karena
mereka belum merasa menunaikan ibadah haji bahkan sampai ke tanah suci belum.
Naun orang yang tidak mereka kenal itu tetap mengucapkan selamat kepada
pasangan suami-istri itu atas kemabruran haji mereka. Setelah menyampaikan
ucapan selamat kepada pasangan suami – istri tersebut orang asing berpakaian
putih bersih itu menghilang. Menurut cerita orang yang tak dikenal itu adalah
Malaikat yang diutus oleh Allah swt. Dengan tujuan Malaikat itu memberikan
kabar gembira kepada suami istri tersebut bahwa dengan sedekah yang diberikan
kepada masyarakat yang kekurangan itu berarti mereka memperoleh haji mabrur.
Kisah berikut esensinya sama dengan kisah diatas tetapi settingnya
berbeda. Dikisah ada seseorang yang terkenal disuatu kampung karena hajinya
mabrur. Banyak orang yang hendak naik haji mengunjungi orang yang hajinya
mabrur itu untuk bertanya bagaimana cara menunaikan ibadah haji yang mabrur.
Orang yang dikatakan hajinya mabrur itu menceritakan bahwa ia
sebenarnya belum pernah menunaikan ibadah haji. Dia pernah berniat untuk pergi
haji setelah uangnya yang terkumpul sudah memadai. Tetapi dia kemudian
membatalkan niat pergi hajinya karena dananya diberikan kepada orang yang
sangat miskin dan membutuhkannya.
Dia bercerita bahwa suatu hari dia merasakan bau masakan yang nikmat
sekali. Lalu mereka menelusuri bau sumber makanan tersebut dan ingin sekali
mencicipinya. Singkat cerita sampailah ia dirumah yang memasak yang baunya
ternyata berasal dari rumah gubuk milik
seorang yang miskin.
Kemudian dia bertanya kepada si miskin itu, “Kau masak apa aromanya
enak sekali”, boleh aku ikut mencicipinya..?” tanyanya.
Si miskin menjawab, “ Ini haram buat anda, yang saya masak adalah
bangkai kucing. Sudah berhari-hari saya mencari makanan tidak mendapat makanan,
lalu ketemu bangkai kucing itulah yang saya masak dan aromanya seperti yang
seperti anda rasakan sekarang ini”.
Orang yang hendak naik haji itu kaget sekali mendengar jawaban itu dan
memutuskan tidak naik haji. Karena uangnya digunakan untuk membantu orang
miskin tadi.Tidak lama kemudian datangnya seseorang berpakaian putih bersih
menyatakan selamat bahwa dia telah menunaikan ibadah haji dan hajinya mabrur.
Dengan demikian, semangat yang dikandung dalam ibadah haji dan ibadah
Qurban pada Hari Raya Idul Adha adalah semangat berqurban kepada sesama, tidak
hanya selama har raya itu tetapi sepanjang masa. Ini sebabnya ibadah haji
dikalangan sufi tidak hanya secara fisik tetapi juga hati., yaitu
menghadirkannya dalam hati dengan membuang segala hal yang buruk dalam diri
kita , kemudian selalu berbuat baik seperti berqurban itu. Semoga kita dapat
menangkap semangat ibadah ini. Aamiin!...
Wallahu A’lam Bhisawab
No comments:
Post a Comment