LARANGAN ILMIAH
MENCABUT UBAN
“ Dibalik uban
justru tersimpan keindahan,kebaikkan dan
kesehatan “
Mereka mengira bahwa rambut
putih adalah tanda ketuaan atau dia sudah memasuki fase orang tua, meski uban
banyak tumbuh dikalangan orang dewasa bahkan kalangan remaja. Bahkan ada yang
bilang sebagai tanda orang yang stress dan banyak tekanan hidup.
Padahal, faktanya tidak
demikian. Rambut putih dikepala ( uban ) justru adalah tanda kesehatan. Karena
itu jauh-jauh agama melarang kita menyabutnya. Beberapa ulam’ sendiri sepakat
makruh melakukannya. Para ulama’ Malikiyyah, Safi’iyyah, Hanabilah Yahya bin
Syart An Nawawi rahimahulullah mengatakan “ Mencabut uban dimakruhkan
berdasarkan hadits dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya.
Para ulama’ Syafi’iyyah
mengatakan bahwa mencabut uban adalah makruh dan ini ditegaskan oleh Imam
Ghazali sebagaimana penjelasan yang telah lewat.
Al-Baghawi dan selainya
mengatakan bahwa seandainya mau dikataan haram karena adanya larangan tegas
mengenai hal ini, maka ini juga benar dan tidak mustahil.
Dan tidak ada bedanya antara
mencabut uban yang ada dijenggot dan kepala ( Al-Majmu’ Syarh Al Muhaddzdzab,
1/292-293, Mawqi’ Ya’sub )
Dalam hadits dari “
Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda “ Uban adalah cahaya bagi seorang
mukmin. Tidaklah seorang beruban walaupun sehelai dalam islam melainkan setiap
ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikkan dan akan meninggikan derajatnya “
(
HR. AL-Baihaqi dalam Syu’abul Iman )
Dari Amr bin Syu’aib, dari
ayahnya, dari kakeknya berkata bahwa Rasulullah saw bersabda “ Janganlah
mencabut uban!. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam islam walaupun
sehelai , melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat
nanti “ ( HR. Abu Daud dan An Nasa’I ).
Dalam riwayat lain, yakni riwayat
Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Janganlah mencabut
uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban
dalam islam walaupun sehelai , maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu
kebaikkan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan juga dengannya akan
ditinggikan satu derajat “ ( HR. Ibju Hibban dalam shahihnya. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan ).
Berdasarkan hadits diatas
nampak bahwa uban adalah cahaya di hari kiamat. Dengan satu uban yang ada
dirambut ; Anda , ternyata mengandung empat kebaikkan Pahala, penghapus dosa, peninggi derajat, dan
sebagai cahaya di hari kiamat.
Selain itu ternyata secara
ilmiah uban juga mengandung aspek kesehatan. Tahun 2012 , seorang ilmuwan yang
bernama Ismael Galvan dari Museo Nacional de Ciencias Naturalis, Spanyol
melakukan studi, tentang uban.
Hasil daripenelitian itu
ternyata uban merupakan tanda Anda akan memiliki hidung panjang dan sehat.
Sebaliknya penelitian itu juga megabarkan bahwa rambut merah ( karena rusak
bukan karena pewarna) ternyata berpotensi akan terserang penyakit kanker lebih
tinggi.
“Pada manusia, melanin
kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yang sama. Hal ini membatasi pengetahuan
pada konskwensi fisiologi pigmentasi “ kata Galvan.
Ugan terjadi karena berkurangnya
kadar melanin yang merupakan factor utama yang menentukan warna kulit dan
rambut seseorang.Kebanyakkan melanin akan membuat kulit dan rambut tubuh
menjadi gelap. Jika melanin berkurang, ini pertanda bahwa tubuh sehat dan kulit
menjadi normal.
Ismael Galvan meambahkan,
mencabut uban berbahaya bagi kepala karena akan merusak kondisi folikel , akar
rambut dan saraf-saraf kepala. Dengan menabut uban akibatnya jumlah rambut akan
menipis lalu uban akan terlihat lebih banyak meski pun jumlahnya sama.
Selain itu kerusakkan
folikel akan berdampak pada kesehatan selaput kepala. “ Jauh dari tanda terkait
penuaan, uban mengindikasikan kondisi yang baik “ ungkap Ismael Galvan.
SEBAGAI KEBANGGAAN
Atas dasar itu orang-orang
terdahulu terkadang menjadikan rambut uban sebagai kebanggaan. Karena itu, ada
sebuah syair Arab yang isinya menuju kemunculan uban dan rambut orang-orang
yang sudah mulai berumur.
Syair itu menganalogikan
tumbuh uban yang berselang-seling hitamya rambut seseorang , sebagai cahaya an
tanda kemuliaan. Kata syair itu , “ maa khairu lailin laisafiihi nujuum “,
malam tidak akan menjadi indah tanpa cahaya bintang. Bintang yang dimaksud
adalah uban.
Malam yang kelam itu dominan
masih hitam. Dengarkanlah kisah rambut putih Rasulullah saw seperti yang
dituturkan sendiri oleh baginda Nabi saw Sayyidina Abu Bakar ra pernah bertanya, “ Wahai
Rasulullah sungguh rambutmu telah ditumbuhi uban “.
Rasulullah saw menjawab; “Surah
Hud dan saudara-saudaranya yang telah menyebabkan aku beruban “ ( HR. Tirmidzi
). Helai-helai rambut yang muncul diantara rambut hitam Rasulullah saw menandakan
perhatian dan fikiran Rasulullah saw yang begitu fokus untuk urusan keimanan.
Surah Hud dan
sudara-saudaranya menurut tafsir Ibnu Katsir adalah Surah Al-Waqiah, surah
Al-Mursalat, surah An Naba dan surah at Takwir. Seluruh surat itu bercerita
tentang dahsyatnya dan kerasnya hari kiamat yang sudah pasti tiba.
Rasulullah saw sangat dlam
mneyelami kandungan firman-firman Allah swt itu. Maka tumbuhnya uban selama
dalam urusan keimanan adalah symbol yang patut dibanggakan Rasulullah saw yang
jelas diterangkan dalam sabdanya “ “ barang siapa yang tumbuh uban didalam
keislaman ia akan memperoleh cahaya di Hari Kiamat ( HR. Tirmidzi dan Nasa’I )
Perhatikanlah bagaimana
Rasulullah sawdalam sabda-sabda Baginda saw, mengibaratkan uban putih dalam
rambut dikepala orang beriman itu sebagai cahaya di tengah gelapnya Hari
Kiamat.
Cahaya itu uban yang tumbuh
dari orang yang mencurahkan fikiran, tenaga, jiwa dan raganya untuk jalan iman.
Bahkan Rasulullah saw juga
menegaskan bahwa diantara bentuk penghormatan Allah kepada hamba-Nya adalah
memuliakan dzii syaibatil Muslim atau orang Muslim yang beruban, orang yang
hafal AL-Quran, dan memuliakan penguasa yang adil ( HR. Abu Daud ).
Mak, biarkanlah jika uban
yang sudah pasti tumbuh itu kelak atau telah menghiasi kepalakita. Selama kita
berada dalam golongan orang beriman berjuang dalam keimanan kita tidak perlu
terlalu menghiraukan tumbuhnya uban yang kelak menjadi cahaya di kegelapan itu.
Mari kita lihat kejayaan
besar para tokoh berusia emas yang penuh uban di kepalanya itu dalam
lembaran-lembaran sejarah kita. Lihatlah bagaiman Abu Ayyub l Anshari ra,lelaki
pnuh uban di rambutnya.
Dalam usia 80 tahun , beliau
tetap terlibat dalam penyebaran dakwah islam ke berbagai wilayah. Saat jatuh
sakit menjelang wafat diantarapasukan muslimin yang tengah dalamperjalanan
berperang.
Ia dengan sepenuh keyakinan
mengatakan “
Jika aku mati maka bawalah jenazahku. Jika kalian bertemu dengan musuh,
kuburkanlah jasadku disana. Aku ingin jasadku dikubur ditengah medan
pertempuran atau yang dekat dengannya, sehingga ruhku bergeraak ditengah medan
tempur.”
Abu Ayyub ra.menginginkan
kehidupan akhiratnya dalam keadaan berjihad sebagaimana semasa hidupnya
didunia. Jenazah Abu Ayyub ra akhirnya memang dibawa pasukan kaum muslimin, dan
ditengah kota KOnstantinopel , ketika pasukan islam berperang melawan pasukan
musuh , disanalah jasad Abu Ayyub ra yang mulia dimakamkan.
Lihatlah bagaimana tokoh
muliaYusuf bin Tasfin ra yang memimpin peperangan disaat ia berusia 80
tahun.Ketika itu, uban juga telah menghiasai kepala dan janggutnya. Ada lagi,
Musa bin Nushair ra yang menakhlukan Andalus saat usianya 74 tahun.
Itu terjadi pada saat
kepemimpinan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik mencapai usia akhirnya 95
tahun. Musa bin Nashair ra telah mempunyai 120 anak dan cucunya yang masih
kecil. Musa bin Nashair ra pernah mengatakan “ Tidak pernah ada panji-panji
pasukanku yang direbut oleh musuh sejak aku terlibat berjihad pada usia 40
tahun hingga 80 tahun.”
Masih banyak deretan tokoh
besar dan pemikir yang memutih rambutnya tapi mereka telah menyubangkan
perjuangan luar biasa untuk kita. Seorang salfusoleh bernama; Tsabit Al Bunani
ra, usianya 86 tahun. Bakr AL Mazni ra mengatakan “ Siap yang ingin melihat
orang yang paling banyak ibadah lihatlah kepada Tsabit Al Bunani ra.
Tidak ada orang yang lebih
abid daripada dia”, Bahkan Anas bin Malik ramengatkan, “Sesungguhnya setiap
kebaikkan itu punya kunci-kunci. Dan Tsabit AL Bunani adalah kunci-kunci
kebaikkan .
Malhan seorang ulama’
bernama AN Naisaburi ra pernah menulis sebuah kitab berjidul “ Al AL Mustadrak
AL Shahihain “. Pada saat ia berusia lebih dari 90 tahun mereka menjadi manusia
yang hidup di “ alam lain “ dan tidak lagi terbelenggu dengan jerat-jerat usia
yang biasanya membelunggu ramai orang
Demiakianlah beberapa orang
terdahulu yang rambutnya telah beruban tapi bangga dengan keubanannya. Sebab dibalik
uban justru tersimpan keindahan,
kebaikan dan kesehatan
Wallahu
‘alam Bhisawab