Blog Konten Islam: INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB
Showing posts with label INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB. Show all posts
Showing posts with label INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB. Show all posts

Friday 27 April 2018

INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB

INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB
INSPIRASI

KEDERMAWANAN

ALI  bin ABI THALIB

“Banyak kisah inspiratif  yang bisa direguk  dari riwayat kedermawanna ALI bin ABI THALIB. Apa saja…??.

Suatu hari, Ali bin Abi Thalib pulang. Lalu, dia bertanya kepada Fatimah, “Wahai wanita yang mulia, apakah kamu punya makanan untuk suamimu ini “.
Fatimah menjawab,”Demi Allah, aku tak mempunyai sesuatu (makanan apapun) , tapi ini ada 6 dirham (uang perak) hasil kerjaku dan Salman (al-Farisi) meminta bulu-bulu domba milik orang Yahudi. Rencananya akan kubelikan makanan untuk Hasan dan Husain..!.

“Biar aku saja yang membeli makanan itu” tegas Ali. 
Ali pergi ke pasar. Tapi dalam perjalanan, Ali bertemu seseorang. Orang itu berkata, “Siapakah orang yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih , Dzat yang selalu menepati janji ..?.

Ali menyerahkan 6 dirham digenggaman. Padahal uang itu harusnya dibelikan makanan buat keluarga. Setelah itu, Ali pulang Fatimah menangis melihat Ali pulang dengan tangan hampa.

“Wahai wanita mulia, mengapa engkau menangis ..??.
“Wahai Ali, engkau pulang tanpa membawa sesuatupun…?tanya Fatimah.
“Wahai wanita mulia, aku meminjamkan uang itu kepada Allah..! jawab Ali.

Tanpa perlu penjelasan panjang lebar, Fatimah memahami apa yang terjadi. Setelah itu, Ali keluar rumah, hendak menemui Nabi Muhammad saw tapi ditengah jalan dia bertemu seorang badui. “Wahai Abul Hasan , belilah unta ini..!.

“Aku tak punya uang’ jawab Ali
“Kau bisa membayarnya lain waktu”
“Berapa.?” tanya Ali
“100 dirham”
“Baiklah “ Jawab Ali.
Ali menuntun unta itu. Belum jauh ia menuntun unta itu muncullah seorang badui lain menghampirinya, “Wahai Abul Hasan , apakah engkau mau menjual untamu..?
“Ya”Jawab Ali tanpa pikir panjang
“Berapa..?”
“300 dirham”
“Baiklah”
Setelah mendapatkan uang 300 dirham Ali segera membeli beberapa makanan untuk keluarganya dan pulang.
“Wahai Abul Hasan, apa yang terjadi kali ini” tanya Fatimah.
Ali menceritakan apa yang terjadi. Selang itu , Ali menemui Nabi, begitu ia masuk masjid , Nabi tersenyum “Wahai Abul Hasan , engkau yang bercerita, atau aku saja yang berscerita…?

“Wahai Rasulullah Engkau saja yang bercerita”.
“Berbahagilah Abul Hasan, engkau telah meminjamkan 6 dirham kepada Allah, Allah memberimu 300 dirham . Setiap dirhamnya dibalas lima puluh lipat (50lipat).

Orang Badui yang pertama menjumpaimu itu Malaikat Jibril, sedang yang kedua adalah Malaikat Mikail.
Suatu hari Ali diuji salah satu anaknya demam tinggi. Ali berharap anaknya sembuh, dan dia bernazar akan melaksanakan puasa selama tiga hari apabila anaknya sembuh.

Selang beberapa hari anaknya pulih, Ali memenuhi nazar. Dia dan istrinya puasa 3 hari.Hari pertama puasa , saat waktu Magrib tiba pintu rumah diketuk.

Tamu itu seorang miskin. Ali tak tega , lalu memberi makanan berbuka. Malam itu, Ali dan Fatimah berbuka puasa hanya dengan beberapa teguk air.

Hari kedua, kejadian serupa terjadi, saat waktu Magrib tiba pintu rumah kembali diketuk. Tamu kali ini anak yatim Ali kembali memberi makanan, yang sejatinya dipersiapkan untuk berbuka. Malam itu Ali dan Fatimah melewati malam dengan perut lapar.

Begitu pula hari ketiga, juga terjadi serupa seseorang tawanan datang, lagi-lagi makanan untuk berbuka diberikan selama 3 hari berpuasa, tak sebutir kurma atau sepotong roti masuk kedalam perut.

Tetapi keduanya sanggup menahan lapar dan menjalani puasa.Atas kedermawanan Ali dan Fatimah Al-Zahra, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas Allah berkenan menurunkan ayat Al-Quran  “Mereka melaksanakan nazar dan takut akan suatu hari, yang azabnya merata dimana-mana.

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak-anak yatim dan orang tawanan. Sungguh, kami memberikan makanan kepada-mu hanyalah mengharap keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula ucapan terima kasih.

Sesungguhnya kami takut akan azab suatu hari ,pada saat itu orang-orang bermuka masam penuh kesulitan , yang datang dari Tuhan kami “ (QS.Al-Insan :7-10)

Baca juga>>>"Kisah setelah pengangkatan Nabi Isa as"

Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang dermawan. Asbagh bin Nabatah menceritakan bahwa suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kepada Ali bin abi Thalib .

Lelaki itu berkata “Wahai amirul mukminin, saya memiliki keperluan dengan anda. Saya sudah mengadukan keperluan ini kepada Allah, sebelum saya mengajukan kepada Anda.

Jika Anda memenuhi keperluan saya ini , niscahya saya akan memuji Allah dan memaafkan Anda “.

“Tulislah keperluanmu ditanah. Aku tidak ingin melihat hinanya meminta-minta pada wajahmu “ jawab Ali. Laki-laki itu menulis kalimat pendek di tanah “Saya orang yang membutuhkan”.

Ali kemudian memanggil pembantunya , meminta kalung emas ,lalu Ali mengulurkan perhiasan itu. Laki-laki itu menerimanya lalu mengenakan dileher. Tidak lama kemudian aki-laki itu melantunkan syair.

“Kau memakaikan padaku perhiasan yang akan usang kebagusannya// Maka aku akan kenakan kepadamu pujian yang baik sebagai perhiasan// Jika kau mendapatkan bagusnya pujianku, kau telah meraih kemuliaan// Kau tak perlu mencari kemuliaan lain pengganti bagusnya pujianku// Pujian akan menghidupakan nama baik orang yang dipuji// Bagaiakan hujan menghidupkan lembah dan gunung// Selamanya jangan pernah enggan melakukan kebaikkan// Setiap  orang akan dibalas sesuai amalannya “.

Usai mendengar syair tersebut, Ali kembali meminta pembantunya mengambilkan uang dinar (uang mas) di rumah 100 dinar. Uang ini diserahkan oleh Ali bin Abi Thalib kepada peminta-minta itu.

Dengan penuh rasa heran Asbagh bin Nabatah pun bertanya “Wahai Amirul mukminin, Anda memberikan kepadanya perhiasan emas dan uang sebanyak 100 dinar..?.

Ali pun menjawab “Ya, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda  :”Tempatanlah manusia menurut kedudukan mereka !“. Asbagh bin Nabatah hanya bisa mengangguk – anggukkan kepala.

“Inilah kedudukan orang ini menurut pandanganku “. Ujar Ali lebih lanjut.
Ya, itulah salah satu kedermawanan Ali. Ali tidak marah ataupun jengkel dengan ulah pengemis itu. Ali tidak memaki-maki atau mengusir pengemis itu.

Ali sepenuhnya paham bahwa pengemis itu memang lain dari yang lain. Itu tidak lain karena Ali menghayati perintah Nabi untuk menyikapi manusia menurut sifat dan kedudukan orang tersebut.

Pengemis yang pengaruk harta hanya akan puas jika mendapatkan harta yang banyak, meski untuk mendapatkan semua itu, dia harus berbuat diluar batas , merendahkan si pemberi dan meninggalkan derajat dirinya sendiri.

Ali yang dikenal dermawan, dan tidak gila harta memberikan harta dalam jumlah besar kepada si pengemis itu.

Dilain kisah,. Siang itu Ali pulang Fatimah menyambut dengan senyum , dan berharap Ali membawa sedikit rejeki. Tapi kenyataan berkata lain. Ali tak membawa uang sesenpun . Walau begitu, Fatimah tetap senyum , meski keperluan dapur menunggu.

Ia tidak menunjukkan sikap kecewa atau sedih. Setelah itu Ali pergi ke masjid. Sepulang dari masjid, dijalan ia dihentikan oleh seorang tua “Maaf anak muda , betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib..?.

Ali menjwab “Ya betul”.
“Dulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sampai membayar upahnya , ayahmu sudah meninggal. Jadi terimalah uang ini , sebab engkaulah ahli warisnya “.

Sesampai dirumah, Ali menceritaan kejadian itu. Ali mendapat uang 30 dinar. Fatimah senang memperoleh rejeki yang tak disangka-sangka, lalu menyuruh membelanjakan semua demi keperluan beberapa hari.

Ali berbgegas ke pasar. Sebelum masuk pasar ia melihat seorang fakir. Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.
Fatimah heran melihat suaminya pulang tidak membawa apa-apa, lalu Ali menerangkan peristiwa yang dialaminya, dan Fatimah pun memaklumi.
(BERBAGAI SUMBER ) 

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com-27 April 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...