Dasbor "Kisah Nabi dan Sahabat"
KISAH NABI ZAKRIA MENDAMBAKAN ANAK
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru
Tuhannya : “Ya Tuhanku janganlah engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan
Engakaulah Waris yang paling baik”. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan
kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung”. (QS. Al-Anbiyaa :
89-90)
Wanita yang sudah tua itu datang ke Masjid Baitul Maqdis seraya memopong
seorang bayi perempuan dalam balutan selimut. Wanita yang dikenal dengan nama
Hannah binti Faqod itu kemudian memasuki masjid. Seketika itu, orang-orang yang
ada di masjid kaget dan terheran-heran. Dengan lembut, wanita itu kemudian
menuturkan maksud kedatangannya. Ia datang ke masjid untuk menyerhakan bayi
perempuan yang ia gendong, yang bernama Mayamtersebut.
Bayi perempuan itu tidak lain adalah putri Imran. Tapi sayang sebelum
perempuan itu lahir , Imran rupanya tidak sempat bisa melihat wajah putrinya.
Imran lebih dulu dipanggil oleh Allah swt. Semua orang tahu Imran adalah ahli
ibadah dan dikenal sebagai imam mereka. Karena itu, orang-orang di masjid
saling berebut mengasuh Maryam. Zakaria yang menjadi Nabi mereka langsung
mengambil Maryam dan merasa paling berhak mengasuh dan merawat Maryam. Apalagi,
sitri Nabi Zakaria tidaklain adalah kakak dari ibunda Maryam. Pendapat lain
mengatakan bibi dari ibunda Maryam.
Tapi,orang-orang yang ada di masjid tersebut tak mau kalah. Mereka juga
berebut ingin mengasuh Maryam dan juga berusaha mencegah Zakaria untuk membawa
Maryam. Hingga akhirnya diputuskan untuk diundi , barang siapa barang siapa
yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengasuh dan merawat Maryam. Takdir
rupanya berpihak kepada Nabi Zakaria. Pena Nabi Zakaria mengapung dan dia
berhak menjadi pengasuh sekaligus sebagai ayah asuh Maryam.
Di dalam rumah suci itu, Maryam tinggal di sebuah ruangan kecil di
bagian atas. Tak ada seorang pun yang bisa memasuki ruangan itu kecuali Nabi
Zakaria.
Waktu berlalu. Saat itu bulan memasuki musim dingin. Nabi Zakaria
menaiki tangga , dan berniat menengok Maryam. Dia ingin membawakan makanan.
Tetapi , saat Zakaria sudah berada diruangan Maryam, dia terbelalak. Tak jauh
dari tempat Maryam berdoa, dia melihat seluruh piring yang penuh dengan
buah-buahan , seperti kurma. Zakaria terkejut dan tak bisa menutupi rasa heran
dan ketakjuban yang menggumpal di dada.
“Hai Maryam, darimana kau mendapatkan makanan itu..?.
“Makanan ini dari sisi Allah swt. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki
kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan”, jawab Maryam dengan
lembut.
Dalam hati, Zakaria hanya bisa membatin. Dia melihat Maryam termasuk
wanita suci, yang dianugerahi Allah dengan limpahan rezeki yang bahkan
dianugerahi buah-buahan yang hanya bisa ditemui pada musim panas, tetapi bisa
ada pada musim dingin.
Hari-hari berlalu, dan Nabi Zakaria tak bisa meyembunyikan kekagumannya
kepada maryam. Sebab, sering kali dilihat Zakaria sedang berdoa dan bersujud
kepada Allah. Tidak jauh dari tempat Maryam selalu dihidang buah-buahan – baik
buah-buahan yang ada pada musimnya, ataupun tidak pada musimnya. Pada musim
panas tiba, Zakaria melihat buah-buahan yang hanya bisa ditemui dimusim dingin tetapi
bisa ada tidak jauh dari tempat Maryam.
Kejadian luar biasa yang dialami Maryam – yang selalu dianugerahi
buah-buahan pada musim dingin tetapi ada pada musim panas dan sebaliknya. Itu
kemudian membuat Nabi Zakaria merenung. Apalagi Nabi Zakaria juga tahu
sepenuhnya, Imran pada waktu mendapatkan kabar gembira kelahiran anaknya
sebenarnya sudah memasuki usis uzur. Tapi Allah kemudian menganugerahkan anak
kepada Imran.
Nabi Zakaria pun berpikir, tak ada yang tak mungkin bagi Allah.
Akhirnya , tepat tengah malam , Nabi Zakaria bangun. Lalu dia bermunajat dan
berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut ,”Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku sudah lemah dan kepalaku sudah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah
kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap kerabat sepeninggalku , sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (QS. Maryam:4-5).
Nabi Zakaria saat itu memang sudah memasuki usia Uzur. Saat itu ia
berusia 70 tahun. Pendapat lain mengatakan berumur 90 tahun. Tak berlebihan
jika Nabi Zakaria pun mengatakan tulangnya telah lemah dan rambutnya sudah
dipenuhi uban.
Nabi Zakaria berdoa agar diberi keturunan karena dia diliputi rasa
takut jika sepeninggalnya nanti , orang-orang Bani Israil hidup dalam kegelapan
– kian jauh dari kebaikkan dan kebajikan, lebih parah lagi jauh dari ajaran Allah.
Oleh karena itu, dia berdoa agar diberi keturunan dari tulang sulbinya seorang
anak yang bertaqwa , taat kepada Allah dan kelak menjadi penerusnya membawa
risalah kenabian.
Allah mendengar doa Nabi Zakaria dan memberikan kabar gembira akan
kelahiran anak yang bernama Yahya. Meskipun Nabi Zakaria tahu tidak ada yang
tidak mungkin disisi Allah, tapi saat dia mendapatkan kabar gembira akan
lahirnya seorang anak, dia tidak bisa menyembunyikan rasa heran bahkab hampir
tak percaya.Pasalnya dia sudah memasuki usia uzur. Demikian juga dengan istri
Nabi Zakaria , bahkan istri Nabi Zakaria adalah wanita yang mandul.
Jadi, dia bertanya-tanya : bagaimana bisa dia yang sudah tua dan
istrinya yang mandul itu kemudian bisa memiliki anak..?. Tapi, tak ada yang tak
mungkin jika Allah sudah berkehendak. Maka, saat Nabi Zakaria bertanya-tanya
dengan penuh keheranan, melalui perantara malaikat, Allah memberikan jawaban,
“Demikianlah Allah berbuat apa yang Dia kehendakai..”.
“Ya Tuhanku, berilah akau suatu tanda “, Allah akhirnya menjawab, bahwa
tanda dari apa yang akan terjadi itu adalah ketika Nabi Zakaria tak bisa
berbicara kepada orang lain selama tiga hari. Malam pun berlalu. Nabi Zakaria
merasa lidahnya kering, kemudian tidak bisa bicara apapun. Dia hanya bisa bersujud
kepada Allah. Saat Nabi Zakaria keluar dari Mihrab kemudian ingin menasehati
kaumnya dia tidak bisa berbicara sepatah kata pun.
Dia memandang ke langit , dan tahu sepenuhnya bahwa tanda kabar gembira
itu telah tiba. Dia tidak lama lagi akan dikarunia seorang anak. Selama tiga
hari Nabi Zakaria tidak bisa bicara apa-apa. Akhirnya pada hari keempat dia
baru bisa berbicara dan kemudian berbicara kepad istrinya ,”Allah telah
memberiku kabar gembira tentang seorang anak laki-laki yang bernama Yahya”.
Wanita itu heran.
Lalu dia bertanya, “Bagaimana aku bisa melahirkan seorang anak
laki-laki sementara aku seorang wanita yang mandul…?.
“Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia Maha Mulia, Penguasa atas
seluruh hamban-Nya. Dia berkuasa atas langit dan bumi, Dia menciptakan Adam
dari tanah “.
Nabi Zakaria dan istrinya merahasiakan kabar gembira tersebut. Karena
Allah memang memerintahkan kepda keduanya untuk tidak menceritakan kepada
siapapun tentang kabar gebira tersebut, dan memerintahkan kepada keduanya untuk
selalu bertasbih kepada Allah. Pada pagi dan malam hari.
Janji Allah itu tidak dusta. Istri Nabi Zakaria hamil, dn kemudian
melahirkan anak laki-laki. Anak laki-laki itu pun keudian diberi nama Yahya.
Ada dua pendapat yang berbeda tentang wafatnya Nabi Zakaria. Pendapat
pertama, Nabi Zakaria wafat karena dibunuh. Sebagaimana kebanyakkan
kisah Nabi yang lain , seruan atau ajakan Nabi Zakaria juga didustakan oleh
kaumnya.
Tidak itu saja selain mendustakan ajakan dan seruan Nabi Zakaria kaum Bani
Israil bahkan berencana membunuh Nabi Zakaria.Nabi Zakaria tahu kondisi yang
membahayakan itu dan kemudian pergi meninggalkan kapungnya untuk menyelamatkan
diri.
Tapi kaumnya mengejar-ngejar Nabi Zakaria. Lalu Nabi Zakaria melihat
batang pohon yang terbelah dan terbuka. Nabi Zakaria masuk dengan aksud untuk
bersembunyi agar selamat dari kejaran mereka. Sayangnya, mereka tahu bahwa Nabi
Zakaria berada didalam batang pohon tersebut.Lalu, mereka mengambil sebuah
gergaji dan menggergaji pohon tersebut dan Nabi Zakaria meninggal.
Tapi pendapat yang Kedua, berbeda Nabi Zakaria disebutkan meninggalkan dunia dalam keadaan
normal. Nabi Zakaria dikisahkan meninggal tidak dengan cara dibunuh tapi dengan
cara yang wajar.
Ada beberapa pesan penting dibalik kisah Nabi Zakaria ini…:
Paertama : tentang harapan akan lahirnya seorang keturunanatau anak.
Nabi Zakaria waktu itu sudah berusia lanjut, tua dan uzur. Demikian juga dengan
keadaan istri Nabi Zakaria ; seorang wanita yang sudah tua dan bahakan pada
usia mudanya bisa disebut sebagai seorang wanita yang mandul.
Tetapi, Allah meberikan kabar gembira. Meskipun keduanya sudah lanjut
usia, tapi akhirnya Allah memberikan keturunan. Jadi , kisah Nabi Zakaria ini menjadi
contoh bagi uat islam agar tidak diliputi putus asa atau putus harapan dari
anugerah dan rahmat Allah swt.
Allah Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya. Nabi Zakaria dan
istrinya yang mungkin saja secara normal tidak akan bisa mendapatkan keturunan, ternyata bisa
mendapatkan anak.
Kedua
Tentang doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria. Nabi Zakaria berdoa agar diberi
keturunan yang kelak akan mewarisi kenabian Nabi Zakaria. Pada titik ini Nabi
Zakaria berdoa agar kelak emiliki keturunan yang bertaqwa taat dan selalu
menjalankan syariat agama.
Jadi, bukan berharap kelak akan mewarisi kekayaan nabi Zakaria. Sebab
kebahagiaan orang tua itu – dalam islam – sebenarnya adalah memiliki anak yanh
shaleh , berbakti kepada orang tua, bahkan bisa melanjutkan perjuangan orang
tua menyebarkan kebaikan dan kebajikan.
Itulah yang diharapkan Nabi Zakaria. Dan Allah mengabulkan do’a Nabi
Zakaria akhirnya diberi keturunan yang kemudian menjad Nabi, yakni Nabi Yahya.