Blog Konten Islam: AL-BA’ITS MAKNA SANG MAHA MEMBANGKITKAN
Showing posts with label AL-BA’ITS MAKNA SANG MAHA MEMBANGKITKAN. Show all posts
Showing posts with label AL-BA’ITS MAKNA SANG MAHA MEMBANGKITKAN. Show all posts

Sunday 22 July 2018

AL-BA’ITS MAKNA SANG MAHA MEMBANGKITKAN

AL-BA’ITS   MAKNA SANG MAHA MEMBANGKITKAN

Dasbor " Asmaul Husna"



AL-BA’ITS  MAKNA SANG MAHA MEMBANGKITKAN

“ Barang siapa yang masuk kubur tanpa bekal seakan-akan dia mengarungi lautan tanpa kapal”, (Abu Bakar ra) “.. 

MMasalah kebangkitan manusia setelah mati, dalam hirarki doktrin eskatologi islam, dipercaya terjadi setelah kehancuran kosmos, tetapi setelah kiamat usai. Sejak masa jahiliyah hingga era modern, kaum seuler sulit menerima doktrin ini. Mereka terjebak kebanggaan akan daya akal yang dangkal yang mengungkungi pengetahuan mereka.


Pertanyaan mereka adalh, “Mungkinkah setelah mati manusia bisa bangkit kembali..?”. Lalu disusul pertanyaan yang mengundang polemik, “Apakah yang dibangkitkan hanya jiwa atau raga atau keduanya. ..?. Dalam perspektif pemikiran islam , dikenal Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd yang mempercayai hanya jiwa manusia yang kelak dibangkitkan Tuhan. Sedangan ulama lain seperti Al-Ghazali meyakini keduanya, yakni jiwa dan raga.

Baca Juga "Pintar didunia Pintar Di Akhirat"
Baca Juga "Membedah Kejiwaan Seorang Munafik"

Argumen Al-Ghazali yang bersifat fisikal ini didasari oleh kenyaan bahwa Allah dengan begitu mudah menciptakan jiwa dan raga. Bagi Al-Ghazali, bukan hal yang sulit bagi Allah, setelah kiamat nanti, membangkitkan manusia baik secara fisikal (materi) maupun secara ruhaniah (jiwa/imateri). Bukankah dengan mudahnya pula Allah mengatakan; “Segala sesuatu akan hancur kecuali Dia sendiri” (QS.Al-Qashashas 28:20).


Begitu pula dengan surat Al-An’am [6], ayat 94 ; “Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri, sebagaimana Kami ciptakan pada mulanya”, Inilah paham otodoksi Al-Ghazali tentang doktrin skatologi yang merambah dunia islam yang nyaris berlaku secara baku, standard an final.


Ulama lain, yakni Ib nu Sina dan Ibnu Rusyd berpendapat yang dibangkitkan kelak oleh Allah nanti hanya jiwa atau bersifat spiritual. Bagi mereka, penggambaran Al-Quran tentang surge dan neraka yang sangat bersifat fisikal hanya sekedar ilustrasi bagi orang awam. Tepatnya agar dapat dimengerti secara rasional-argumentatif. Buktinya, Nabi saw pernah berpesan : “Surga tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbersit dihati manusia”.


Hanya saja tesis seperti diatas, secara praktis, dalam dunia islam tidak mampu menjadi arus utama. Alasannya secara psiko-teologis yang selalu mendambakan kebahagiaan dunia dan akhirat,lahir dan batin , fisikal dan spiritual , ternyata pendapat Al-Ghazali lebih mendominasi.


Lepas dari perbedaan pendapat diatas yang pasti Allah swt yang akan membangkitkan manusia untuk menapaki kehidupan ekatologi yang abadi. Dia-lah Allah Al-Ba’its atau Yang Maha Membangkitkan. Secara lebih pasti apakah manusia dibangkitkan secara ruhani atau jasmani atau bahkan keduanya adalah hak prerogative Allah semata.


Lebih jauh, kita hanya bisa membaca dari firman-Nya dan tuntunan Nabi saw mengenal hal ini. Karena itu mari kita eksplorasi dan pelajari makna Allah sebagai Al-Ba’its.


Menurut sebagian ulama makna AL-Ba’its itu dapat dikaitkan pada dua hal. Pertama Allah adalah zat yang membangkitkan apa saja dari kegelapan ketiadaan dari cahaya keberadaan Kedua Allah sebagai Al-Ba’its adalah zat yang menghidupkan semua makhluk pada hari kebangkitan. Allah menyatakan ; “Allah membangkitkan semua orang yang didalam kubur” (QS. Al-Hajj [22] :7).


Sementara itu, ada yang berbpendapat pada saat itu ketika Allah akan membangkitkan manusia dari dalam kubur, Allah juga menampakkan semua tindakan pikiran perasaan yang dijalani manusia selama hidupnya. Manusia akan mati sesuai cara hidup mereka.


Bersumber dari Abu Hurairah ra, ia meriwaytakan bahwa Rasulullah saw bersabda : “wahai Abu Hurairah maukah engkau akau tunjukkan tentang dunia ini ..?. Abu Hurairah ra menjawab mau wahai Rasulullah. Selanjutnya Nabi saw memegang tanganku dan pergi mengajakku. Tepat beliau berhenti disuatu tempat yang penuh dengan kotoran. Bukan hanya itu, tengkorak manusia dan tulang belulang berserakkan disitu. Bahkan ada kain-kain berlumuran dengan kotoran.


Lalu Nabi saw bersabda, “kepadaku “wahai Abu Hurairah seperti engaku lihat sendiri tengkorak manusia ini sama seperti kepala – kepala kalian. Kepala kepala kalian ini dipenuhi nafsu dan angan-angan untuk mengumpulkan dunia dan menguasai seluruh isinya.


Tetapi kini, seperti engkau saksikan sendiri tulang-belulang mereka berserakkan pun jasad mereka hancur berantakkan. Dan kain-kain itu adalah pakaian yang mereka gunakan semasa didunia sebagai perhiasan dan kebanggaan. Namun sekarang , kain-kain itu telah dihembuskan angin dan berlumur kotoran ini.Tulang-tulang ini dahulu mereka gunakan dengan sesuka hati untuk mengelilingi dunia dan segala penjurunya.


Sedangkan tumpukkan kotoran ini adalah makanan lezat semasa didunia. Mereka mendapatkannya dengan beragam cara. Dengan cara tidak benar pun mereka lakukan yang penting terlaksana cita-cita. Sebagian mereka merebutnya dari sebagian yang lain, maka kini mereka dilemparkan kedalm kebusukkan yang luar biasa, sehingga tidak ada seorang pun yang mau berdekat-dekatan dengannya, karena baunya yang begitu menyengat dan membuat dada sesak”


Dalam Al-Quran , kata Al-Ba’its sama sekali tidak ditemukan baik yang merujuk sebagai sifat Allah maupun yang disandingkan untuk makhluk-Nya. Kendati demikian, para ulama sepakat, sifat ini termasuk salah satu dari Sembilan puluh Sembilan nama Allah. Tentang sifat ini Al-quran hanya menggunakan rangkaiankata kerja yang tersusun dari drivasi kata Al-Ba’its dimana Allah sebagai pelakunya.


Menurut Prof. quraish Shihab, bagi kita yang hendak meneladani sifat Allah ini, disampig dituntut meyakini keniscahyaan dari kebangkitan, kita harus dapat membangkitkan jiwa kita. Tujuannya agar kita senantiasa hidup dengan akidah yang benar, ilmu pengetahuan yang luas, serta berani memperjuangkan hidup kendati berat sekalipun. Sebab hidup yang tidak pernahdiperjuangkan tidak akan dimenangkan.


Disamping itu, dengan hidupnya jiwa dan raga, kita bisa membangkitkan semangat dan kehidupan orang lain dari yang semula bodoh menjadi rajin belajar.. Dari yang tidak kuat akidahnya menjadi semakin dekat kepada Allah dan dari negeri yang selalu terhina dimata dunia menjadi mulia . dari negeri seribu bencana menjadi negeri yang aman dan sentosa.


Saudaraku mari kita siapkan kematian sebelum hari berbangkit datang. Sebab Allah swt telah berfirman :”Dan tiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan dibumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing)”. (QS. Al-Zumar ; 68).


Apalagi , kata Al-Ghazali dalam karyanya Kimia Al-Sa’adah, akhirat itu begitu mengerikan jika kita tidak mempersipkan bekal , maka kita akan mendapati kesulitan yang perih dan berkepanjangan.


Terakhir, benar kata Abu Baar Sidiq seperti dikutip Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Nashaaih : “Barang siapa yang masuk kubur tanpa bekal seakan-akan dia mengarungi lautan tanpa kapal.


Semoga tulisan diatas dapat menjadi Ibrah bagi kita semua sebelum kita dipanggil menghadap Allah swt kita paling tidak sudah memersiapkan diri jauh-jauh untuk kehidupan setelah kematian.


Yaitu dengan menjalankan perintah – Nya dan ajaran-Nya yang sudah diturunkan lewat Rasulullah saw. Semoga kita termasuk orang-orang yang mempersipakan bekal untuk kematian kita yang Insaya Allah pasti akan menyusul orang-orang yang sudah lebih dulu meninggalkan kita. Aamiin .  

   
Wallahu ‘alam Bhisawab

( Berbagai Sumber )

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com -22 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...