Dasbor "Rahasia Illahi 1"
SAAT IBADAH
HAJI,
GILA MASUK RS JIWA
“Apa yang dilakukan haji Khaerun
sebelum pergi haji tidaklah islami, bersentuhan dengan dunia perdukunan. Tak
aneh, tubuhnya dimasuki tiga jin sekaligus yang tidak lain “pesanan“ dari
gurunya yang juga seorang dukun “.
Sejatinya, saat kita pergi haji
semata-mata agar bisa mendapatkan pengalaman spiritual yang tak ternilai di
Kota Suci, Mekkah dan Madinah. Salah satunya, sebuah pengalaman bagaimana kita
begitu dekat dengan sebuah benda yang bernama Kiblat (Ka’bah). Inilah kubus
yang menjadi arah segala umat islam yang sedang menjalankan ibadah sholatnya.
Pengalaman menajubkan para jamaah haji itulah yang
membuat mereka yang telah pergi haji selalu ingin kembali lagi kesana. Maka tak
heran, jika kita mendengar bahwa si A telah pergi haji hingga tujuh kali. Bukan
ia karena ia ingin menghambur-hamburkan uang dengan seringnya berbpergian haji
tersebut. Namun semua semata karena rasa rindu yang akut pada sosok Ka’bah
Masjidil Haram, masjid Quba, Masjid Nabawi, dan sebagainya.
Sebab, ibadah haji itu ibarat orang yang sedang “Jatuh
cinta orang saja, kalau sudah jatuh cinta pada seorang gadis (misalnya) ingin
selalu bertemu. Sehari tak bertemu rasanya seperti sebulan dan sebulan tak
jumpa seperti setahun. Karena itu obat orang yang sedang jatuh cinta adalah
bisa bertemu dengan kekasihnya.
Demikianlah ibadah haji. Ka’bah dan sekitarnya itu ibarat
pacar bagi jamaah haji.Ketika mereka berpisah dengan pacarnya, otomatis ada
rasa rindu ingin bertemu kembali dengannya. Karena itu, perlu dipertanyakan
ibadah hajinya jika sudah bertemu dengan Ka’bah, Masjidil Haram dan sebagainya,
tapi tak ada lagi rasa rindu ingin bertemu dengannya lagi.
Kisah haji berikut ini menggambarkan keadaan demikian,
yaitu alih-alih ingin menjalankan ibadah hajinya dengan baik dan benar, ia
justru dilanda stress yang sangat mendalam hingga iapun diduga telah gila oleh
orang-orang terdekatnya hingga dimasukkannya kedalam Rumah Sakit Jiwa (Mental
Hospital).
Sebut saja namanya haji Khaerun. Saat berada di Madinah ,
sebenarnya tidak ada yang aneh dan terjadi apa-apa padanya. Bahkan ia terlihat
pendiam dan ikut sholat saat jamaah yang lain sholat di Masjidil Nabawi,
Madinah. Namun, keadaan mulai berubah saat perjalanan menuju kota Mekkah.
Menurut ustadz yang membimbingnya, sehari setelah tiba di
Mekkah, hai Khaerun mengaku tidak enak badan. Hal itu dituturkan oleh istrinya
sendiri yang menemaninya pergi haji. Karena itu iapun langsung dibaringkan
dikamar tidurnya. Namun setelahitu, kejadian aneh justru mulai menghinggapinya.
Seak itu ia sering berteriak-teriak sendiri, menangis dan tertawa. Kata-katanya
mulai kacau dan tidak bisa dipahami orang pada umumny. Bahkan ia mulai tidak
mengenal istri dan anggota rombongan lainnya.
Saat ditanya ustadz apa saja yang dilakukan suaminya
ketika masih ditanah air. Sang istri tidak banyak menjawa. Akhirnya paramedic
pun dipanggil untuk menanganinya. Namun hasil pemeriksaan mengejutkan bahwa
Haji Khaerun tidak mengalami sakit apapun. Keadaan dan suhu badannya
normal-normal saja alias tidak sakit jiwa.
Akhirnya semuanya sepakat bahwa. Haji Khaerun harus
ditangani lebih seirus. Mak, dibawalah ia kerumah sakit Jiwa (Mental Hospital).
Karena sejak itu, perangai anehnya tak pernah berhenti dilakukannya seperti
berteriak histeris, menangis dan kadang-kadang tertawa sendiri.
Ketika berada dirumah sakit jiwa kejadian aneh kembali
terjadi. Haji Khaerun bukannya diam ditempat saat diperiksa oleh dokter ia
malah berlari-lari ke koridor rumah sakit. Sikapnya menunjukkan bahwa dia sudah
gila. Bahkan terkadang mulutnya mengeluarkan buih.
Keluar Tiga Jin Dari
Tubuhnya.
Pada hari ketiga di Mekkah,
semuanya sepakat bahwa Haji Khaerun harus diobatkan kepada seorang ustadz dari
Indonesia yang sudah lama tinggal di Mekkah. Barangkali ia membutuhkan terapi
secara spiritual dari seseorang. Dalam proses pengobatan itulah akhirnya
diketahui kalau dalam tubuh Haji Khaerun terdapat 3 Jin yang sudah lama
menghinggap disana.
Oleh sang Ustadz Jin itu
akhirnya dikeluarkan. “Alhamdulillah, sang Ustadz berhasil mengeluarjkan jin
tersebut”, kata Ustadz yang membimbingnya.
Setelah peristiw itu, sang
istri baru menceritakan semuanya tentang suaminya. Khusunya berkaitan dengan
aktivitas mistik yang pernah dilakukannya. Dikisahkan bahwa suaminya memang
suka dengan dunia mistik. Dengan sering berguru pada seorang dukun untuk
mendapatkan keberkahan hidup.
Singkat kata, Haji Khaerun
sendiri akhirnya memiliki penghuni di tubuhnya yaitu 3Jin tersebut. Sang istri
sebenarnya mengetahui akan hal itu. Hanya saja, belum sampai dikisahkan pada
kejadian pertama saat suami mengalami stress. Bisa jadi, ia akan malu kalau
menceritakannya.
Dengan Jin yang ada
ditubuhnya tersebut Haji Khaerun merasa memiliki kesaktian. Ia sendiri akhirnya
menjelama menjadi seperti seorang dukun yang suka mengobati orang ketika sakit.
Namun pendekatan yang dilakukan bukanlah dengan jalan syariat yaitu dengan
mengamalkan doa dan dzikir. Tapi doa-doa aneh yang mirip dengan kejawen.
Doa-doa itulah yang digunakan untuk mengobati orang.
Ini adalah dugaan sementara
bahwa penyebab stress nya Haji Khaerun di Mekkah adalah karena factor ini. Bisa
jadi, ada sebab lain yang memang tidak diketahui pasti oleh istri, ustadz yang
membimbingnya hingga ustadz yang mengobatinya saat stres di Mekkah tersebut.
Hanya Allah lah yang Maha Tahu.
Yang jelas apa yang dilakukan
haji Khaerun sebelum pergi Haji tidaklah islami. Yaitu bersentuhan dengan dunia
perdukunan. Dengan begitulah tubuhnya dimasuki oleh tiga jin sekaligus yang
tidak lain merupakan “pesanan” dari gurunya yang juga seorang dukun.
Karena itu, saat Haji Khaerun
mengalami stress di Mekkah hingga mengakibatkannya seperti orang gila dan
kemudian keluar 3 jin dari tubuhnya, dugaan –dugaan bahwa sebab semuanya itu
karena ia suka bermain mistik mulai muncul ke permukaan.
Meski, begitu, sebagai
pelajaran bagi kita semua, bahwa kita memang dianjurkan oleh syariat untuk
meninggalkan mistik dan perdukunan. Islam memang menganjurkan kita untuk
percaya kepada hal yang ghaib. Namun, percaya kepada hal yang ghaib bukan
berarti kita harus takhluk pada tipu daya setan yang bisa masuklewat jalan
perdukunan dunia mistik. Kita hanya percaya bahwa setan , jin atau iblis itu
memang benar adanya. Dan kita boleh memanfaatkan setan atau jin tersebut untuk
kebaikan seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman as.
Jadi, kita yang memperdaya
jin bukan kita yang diperdaya oleh jin. Kita ajak jin itu kedalam agama islam,
itu yang benar. Setelah itu, kita baru memanfaatkannya. Sebab, jin muslim pun
sama seperti kita yang beragama Islam, yaitu tunduk kepada kebenaran yang
dibawa Rasulullah saw.
(Wallahu A’lam Bisshawab)