Blog Konten Islam: MANTAN PEGAWAI BANK JADI PEMULUNG ISTIQAMAH BERIBADAH
Showing posts with label MANTAN PEGAWAI BANK JADI PEMULUNG ISTIQAMAH BERIBADAH. Show all posts
Showing posts with label MANTAN PEGAWAI BANK JADI PEMULUNG ISTIQAMAH BERIBADAH. Show all posts

Wednesday 11 April 2018

MANTAN PEGAWAI BANK JADI PEMULUNG ISTIQAMAH BERIBADAH

MANTAN PEGAWAI BANK  JADI PEMULUNG TETAP ISTIQAMAH BERIBADAH


“ Seungguhnya orang-orang yang  paling  mulia diantara kamu disisi Allah ialah  orang  yang  paling  bertqwa diantara kamu

Barangkali Carsono tak menduga jika nasibnya setragis sekarang. Hidup bertumpu pada pekerjaan pemulung, sungguh tak pernah terbesit dalam benaknya.

Apa daya, demi menyambung hidup, pekerjaan yang bagi kebayakan orang dipandang hina ini mesti ia lakoni. Sebenarnya carsono bukan tipe orang yang mudah menyerah. Ia sosok yang gigih. Pasalnya ia sudah berkali-kali membuka usaha setelah Bank yang tempatnya ia bekerja kena likuidasi.

KE DASBOR >>>"RAHASIA ILLAHI 2"

Mulai dari penggemukan sapi, beras , petai, buka warung, hingga usaha bebek ia lakoninya. Hanya saja nasib baik tidak berpihak padanya. Semua usaha berakhir menuai kegagalan. Yang lebih menyedihkan hutang demi hutang mulai menghampirinya.

Ia juga lari kesana kemari, mengetuk dari pintu ke pintu untuk menjemput pekerjaan. Namun semua pintu terasa tertutup baginya dengan berbagai alasan.

Pekerjaan yang dinanti-nantinya seakan menjauhi dirinya. Sementara disisi lain, kebutuhan keluarga sehari-hari tak kenal kompromi. Biyaya pendidikan anaknya plus kebutuhan lainnya yang sangat mendesak kian menghantuinya.

Di bulan-bulan kehancurannya sepertinya Carsono masih sanggup menghadapi problemnya. Carsono masih bersikap sabar dan bertahan dengan sisa-sisa uangnya. Mungkin inilah bagian dari ujian Allah yang diberikan kepadanya dalam soal ekonomi.

Ia masih brpikir roda tak selamanya ada diatas, melainkan juga dibawah. Kemarin dia berada diposisiatas, dan sekarang berada diposisi bawah, dan esok mungkin bisa berubah lagi.

Dihadapkan pada sejumlah kebutuhan dan masalah lain yang sungguh menekan batinnya benteng pertahan Carsono jebol juga. Bebragai usaha telah dilakukan dan do’a pun telah dipanjatkan disetiap saat karena ia sadar ketika manusia menghadapi sjumlah permasalahan dan tak sangguplagi menyelesaikannya, maka kembalikanlah kepada Allah.

Tapi tampaknya permohonan Carsono belum juga terwujud. Akhirnya jalan lain yang jauh dari benaknya dilakukan. Ia pun menjual rumah yang ditempatinya.

Kedua bola mata Carsono berkaca-kaca, sejurus kemudian air mata membanjiri pipinya. Setegar-tegarnya seorang laki-laki, rasanya berat sekali menghadapi ujian ini.

Untunglah, ditengah kondisi ekonominya yang hancur, ia masih bisa berpikir jernih. Ia tak mau menghalalkan segala cara untu mendapatkan rejeki. Islam yang dianutnya masih digenggam erat-erat.

Demiperut ia tak mau melepaskan agamanya. Hebatnya lagi, ia tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ia tetap rajin beribadah dan doa – doanya tetap dipanjatkan.

Menurutnya harta benda boleh habis, namun iman di hati harus tetap terpatri dalam diri. Seperti apapun penderitaanya, iman sebagai satu-satunya bekal perjalanan menuju akhirat janganlah tergadai.

Mendung hitam terus menggelayuti keseharian Carsono. Lembaran buram yang mengisi keseharian tak segera sirna malahan kegelapan terus menyelimuti.

Kemana lagi kaki ini harus melangkah sementara, ia harus mendapatkan tempat tinggal bagi diri dan keluarganya. Setelah terjual rumahnya, pijakkan kakinya tak semantap dulu.

Tiap jengkal langkah, menyimpan kegundahan dan kebingungan dalam pikirannya. Ia berusaha menyembunyikan air muka kesedihan. Iapun mulai memutar otak bagaimana caranya bisa keluar dari problem yang membelitnya…?

Sayang, tak ditemukan jawaban yang menggembirakan. Buntu, sampai suatu saat ia bergabung dengan komunitas pemulung. Akhirnya, jalan memulungpun ditempuhnya.

Setiap pagi, ia bersama-sama teman-teman yang lain berpencar melakoni pekerjaan barunya mencari barang-barang bekas dari satu tempat ke tempat lainnya yang bisa menghasilkan uang.

Berbekal gerobak, ia menyusuri gang-gang memungut bahan-bahan plastic, kaleng, atau besi-besi yang telah dibuang pemiliknya ketempat sampah. Pekerjaan ini memang tampak rendah dimata orang, tapi Carsono tak malu.

Toh apa yang dihasilkan juga halal. Bukankah ukuran kemuliaan disisi Allah adalah tingkat ketaqwaan seseorang bukan prifesinya. Sebuah topi senantiasa menutupi kepalanya. Baju panjangnya yang lusuh senantiasa dikenakannya. Dari pagi hingga siang ia terus mengelilingi jalanan.

Bila melihat barang-barang yang berserakkan yang sudah dibuang ditumpukkan sampah, namun masih bisa dimanfaatkan ia tak sungkan-sungkan memungutnya setelah diperbolehkan pemiliknya.

Bial rasa capek mulai menjalari tubuhnya, ia mencari tempat berteduh. Terkadang di bawah pohon, terkadang dibawah atap bangunan. Kadang-kadang waktu istirahat angan-angannya menerawang masa laluDulu ia bekerja ditempat yang sangat nyaman disebuah perbankan dengan ruang ber-AC mengenakan pakaina rapid an bersih serta menikmati secangkir the hangat. Tia bulan gaji yang lumayan selalu didapat tepat waktu. Dari gaji tersebutlah ia memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ekonomi Menghimpit

Hidup bahagia bersama keluarga dan berkecukupan dambaan setiap orang. Begitu pula Carsono, sejak awal Carsono mendambakannya. Latar belakang ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya membuat dia cukup percaya diri mencari pekerjaan.

Dan penantian Carsono tampaknya membuahkan hasil setelah ia diterima bekerja di PT. Graha Sarana Duta di Jakarta (1989-2000) sebagai staf pengawasan.


Bertahun-tahun ia bekerja di PT tersebut. Ia menjalaninya dengan tekun dan konsisten sehingga terpikir olehnya bahwa inilah sandaran hidup bagi dirinya dan keluarganya. Merasa sudah mapan rencana jangka panjangpun masuk dalam daftar pikirannyasetelah dibarengi dengan karirnya yang menanjak secara bertahap.

Lelaki yang sudah diakruniailima anak ini pun dengan tekad bulat memberanikan diri membeli sebuah rumah. Ipe kecil memang, cukuplah sebagai tempat berlindung membangun rumah tangga yang nyaman dan bahagia.

Disamping itu aktivitas keagamaan sering diikutinya, bahkan ia juga menjadi pengurus bagian kerohanian di Bank tersebut. Ia menandakan bahwa ia bukan saja bekerja giat untuk urusan dunia, tetapi ia juga sangat memperhatikan urusan akhirat.

Sholat lima waktu ia jalani dengan tekun bahkan mengajak teman-teman lain untuk mengaji. Sampai suatu saat datanglah ujian diatas. Awalnya adalah orang yang cukup mapan kemudian berubah menjadi drastic setelah Bank tempatnya bekerja dilikuidasi.

Memang waktu itu banyak Bank yang dinilai pemerintah kurang sehat. Untuk menyehatkan diperlukan merger antara Bank. Praktis setelah dilikuidasi berdampak pula pada mata pencahariannya. Dari sinilah kehidupan baru Carsono berganti.

Banyak teman-teman saya yang stress setelah tidak bekerja. Ada yang jatuh sakit yang kemudian badannya sampai kurus kering. Adajuga yang rumah tangganya kemudian hancur dan masih banyak lagi yang lain kondisinya lebih menyedihkan setelah tdak bekerja.

Saya masih beruntung berpegang teguh pada keimanan saya sehingga tidak buta dalam memandang kekayaan.

Carsono merupakan sosok yang gigih, ia menyikapi dengan sabar tak perlu berlarut-larut dala kesedihan.

Peduli pada komunitas PEMULUNG

Rasa malu memang sempat hinggap dalam diri Carsono. Bayangkan jika ia harus bertemu dengan teman-teman yang dulu pernah sekantor dengannya atau ia bertemu dengan tetangganya atau ia bertemu dengan teman tetangga tetangga sekomplek waktu diperumahan dulu.

Terus terang ia masih sedikit kikuk bila bertemu dengan mereka.Oleh karena itu ia sengaja menyusuri tempat-tempat yang mungkin jauh dari teman-temannya.

Setiap hari ia melakukan pekerjaan itu. Kini rasa malu telah terkikis. Baginya pekerjaan tersebut halal sebagai penopang hidupnya. Toh pekerjaan ini bukan pekerjaan tetap yang di idam-idamkan. Orang boleh saja memandang pekerjaan itu hina, penolakkan sebagai masyarakat yang tidak menginginkan para pemulung masuk kedalam komplek perumahan.

Tetapi pekerjaan yang ia lakukan lenih mulia ketimbang mencuri atau tindakan – tindakan criminal lain yang sangat meresahkan dan sangat menggenggu ketentraman orang lain.

Sementara orang seperti dirinya tidak merugikan orang lain. Prinsipnya, pekerjaan boleh saja bergelut dengan sampah dan kotoran namun ia tidak ingin mengenyampingkan ibadahnya.

Tak membuat dirinya rapuh, justru semakin kuat dan tegar. Dimana masa sulit ini ia justru merasa dekat kepada Allah. Banyak bermusahabah. Sholat lima waktu tak pernah ditinggalkannya , dzikir dan berdoa tak pernah ketinggalan.

Pengetahuan agama diperdalam sebab hanya dengan cara inilah mungkin yang bisa menenangkan hatinya. Bahkan ada misi lain yang ingin ia tebarkan kepada teman-teman di komunitas pemulung.

Ia memberika arahan baik kepada teman-temannya untuk menepis anggapan bahwa pemulung sangat lekat dengan hal-hal buruk dan jauh dari norma-norma agama. Sebab banyak orang menganggap komunitas ini tidak pantas didekati karena suka mengambil barang orang atau lainnya.

Tidak, pemulung tidak demikian, yang menjadikan mereka seperti orang hina adalah peerjaannya saja. Selain itu mereka sama seperti orang lain pada umumnya.

Salah satu wujud untuk menepis pandangan miring adalah selalu meminta izin kepada pemilik rumah, jika bermaksud memanfaatkan barang yang tampaknya sudah tidak terpakai.Disamping itu, untuk merekatkan dan menanamkan nilai-nilai agama ia mengajak tean-teman lain untuk sholat berjamaah , mengaji bersama, dan menyelenggarakan TPA.

Untuk menjembatani itu, ia dan teman-temannya mendirikan musholla sederhana pada awal ramadhan 2007 kemarin ditengah pemukiman para pemulung. Ukurannya memang kecil 3 X4m , tapi cukuplah sebagai tempat untuk menjalankan sholat berjamaah dan majlis taklim.

Dindingnya pun terbuat dari sisa- sisa kayu yang tak terpakai. Kini ia bersama keluarga tinggal dalam sebuah kontrakkan kecil, tidak jauh dari komunitas pemulung.

Ia juga masih memulung mengetuk dari satu warung ke warung lain, mencari kardus untuk dikumpulkan.
( Sumber majalah Hidayah )

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...