Ibu maafkan aku, “ Suara lirih itu terlontar dari mulut seorang pemuda
yang sudah belasan tahun tida bersua dengan ibunya. Sang ibu menatap pemuda itu
dengan tajam, haru,lirih dan tajam. Semua seakan melebur menjadi satu dari
lubuk sanubarinya.
Kembali ke DASBOR " RAHASIA ILLAHI 2"
Kembali ke DASBOR " RAHASIA ILLAHI 2"
Air matanya berderai-derai tak terbendung keluar dari kedua kelopak
matanya. Tak ada kata sang ibu tercekat dalam keharua, menikmati indahnya
pertemuan itu. Ia sangat bersyukur dapat bertemu dengan anak yang pernah
bersarang Sembilan bulan di rahimnya itu.
Lama mereka terdiam suasana pun hening tak bersuara. Hanya ada isak
tangis diantara mereka. Senja itu menjadi momen bahagia bagi ibu renta itu,
sebab ia sudah dpertemukan kembali dengan anak yang cari selama ini, anak yang ia besarkan dengan penuh kasih saying
dan sejuta impian.
Ia kini kembali dalam dekapan dan pelukannya. Tuhan telah menjawab
pintanya dalam setiap doa.
Nak, sebelum kamu meminta maaf ibu sudah memaafkanmu. “ Aku mau Insyaaf,
Ibu aku mau tobat sekarang “ . Tobatlah ! pintu maaf selalu terbuka untukmu.
Gusti Allah pasti menerima tobatmu “ pesan lirih sang ibu, sambil
membelai rambut anaknya.
PERPISAHAN KEDUA
Hari itu menjadi momen bahagia bagi si ibu. Tapi hari itu pula , ia
kemudian kembali mersakan kesedihan. Pertemuannya dengan sang anak tak
berlangsung lama. Setelah beberapa jam mereka meluapkan kerinduan, si pemuda
tiba-tiba merasakan sakit yang amat dahsyat dibagian dadanya.
“ Ibu, benarkah ibu sudah memaafkanku ? “. “ Nak tak ada kebahagiaan
seorang ibu selain melihat anaknya bahagia. Tak ada seorang ibu menyimpan
dendam karena kealahan anaknya ”. “ Ibu aku lelah, aku sakit, aku ingin mengakhiri
hidup dipangkuan ibu, “ Kata pemuda itu memohon.
“ Janganlah kau putus asa dari rahmat Allah, “ Jawabnya, berpetuah. “
Aku sakit, ibu setiap sakit “ pasti ada obatnya, “ Ujar sang ibu. “ Sakitku
sudah parah. Aku ingin mengakhiri hidup ini dipangkuan ibu, “ pinta anak muda
itu.
“ Tidak, Bu Aku ingin berada didekat ibu. Izinkan aku
bersama ibu sekarang ini, “ pinta anak muda itu, lagi. Setelah itu, pemuda
tersebut bersimpuh lagi dihadapan ibunya. Kedua tangannya mengelus rambut
anaknya dengan penuh kasih saying. Ingin rasanya ia kembali melanjutkan
kerapuhan anak itu.
Ingin pula rasanya ia kembali memutar masa lalu, agar ia dapat
memperbaiki akhlaq anaknya itu. Tapi, semua itu sudah digariskan Allah. Cukup
lama pemuda itu menyandarkan kepalanya di pangkuan sang ibu.
Hingga akhirnya ia mengalami sakaratul maut. Tangannya mengencang keras.
Ia merasakan sakit yang begitu dahsyat. Si Ibu hanya berkata, “ Kenapa kamu,
Nak..? “.
“ Ibu, Aku sudah tak kuat. Ikhlaskan semua kesalahanku, ibu.”
“ Aku sudah ikhlaskan semua kesalahanmu Nak “.
Kepala anak itu bergoyang kekiri dan kekanan. Sakaratul maut membuat
tubuhnya menggigil kencang. Si Ibu mulai panik. “ Kenapa kamu, Nak..?
Baca Istigfar..! Astagfirullah Hal adzim, “ ucap pemuda itupelan. Si
ibu lalu mengangkat kepala anaknya. Ia pun menangis dan menjerit keras. Ia
berteriak minta tolong. Ia baru sadar bahwa anaknya sedang menghadapi sakaratul
maut.
Tak lama kemudian,beberapa orang berdatangan. Mereka kemudian mengangkat
tubuh pemuda itu dan membaringkannya di kursi. Setelah dibaringkan,tubuh pemuda
itu sudah tak bernyawa lagi. Ia telah dipanggil Sang Rob.
Tubuhnya tak berkutik, lunglai dan lemas. SOntak saja, si Ibu berteriak
kencang dan menangis histeris. Ia menangis dengan suara yang sangat kencang. Ia
tak menyangka bahwa ia akhirnya akan kehilangan anak itu lagi.
Belum lama Ia dipertemukan, kini ia sudah dipisahkan lagi. Jika ia dulu
ia dipisahkan dengan jarak, maka kini ia dipisahkan oleh alam yang berbeda. “
Innalillahi Wa Innalillahi rajiun, sesungguhnya kita milik Allah dan akan
kembali kepadanya, “ begitu kata seorang pria, sambilmenasehati ibu itu.
AKHIR
PERJALANAN
Kyai Sholeh ( 62 thn), sebut saja begitu, mencoba
mengingat-ingat kisah itu. Kisah diatas merupakan sepenggal cerita darinya
sekitar8 tahun silam. Kisah tentang anak muda yang menghembuskan nafas terakhir
dipangkuan ibunya.
Kyai kampung, begitu kira-kira predikat yang pas untuk dirinya, mencoba
berbagi cerita kepada Hidayah. Kyai Sholeh sendiri merupakan orang yang ikut
mengangkat tubuh pemuda itu ketika sudah meninggal. Tempat tinggalnya kebetulan
bersebelahan dengan rumah orang tua pemuda itu.
Dan, ia pun termasukpaman dari pemuda yang meninggal tersebut. Pemuda
itu sebut saja namanya Madrasam. Ini tentu bukan nama sebenarnya. Dimata Kyai
Sholeh, Madrasah merupakan sosok anak yang baik pada awalnya. Ia tumbuh dan
besar di kampung yang memegang teguh ajaran agama dan tradisi namun, karena
pergaulan, Madrasam kemudian berubah.
Perubahan ituterjadi ketika ia menginjak usia 15 tahunan, yaitu disaat
dirinya diajak bekerja keluar jawa. Ia hanya menamatkan sekolah tingkat Dasar.
Usia remaja yang masih labil ia jalani dengan bekerja. “ Ia berasal dari
keluarga tak mampu.
Ayahnya meninggal disaat ia berusia 6 tahun. Ia tinggal dengan ibu dan
ayah tirinya, “ Jelas Kyai Sholeh. Madrasam diajak bekerja di perkebunan di
sebuah perkampungan luar pulau jawa.
Kala itu sejumlah anak- anak remaja dan pemuda juga berangkat kesana. Apalagi,
kala itu, pemerintah sedang menggalakkan programtransmigrasi besar-besaran.
Madrasam, meski tidak ikut program itu juga ikut berangkat kesana.
Katanya, ia bekerja di perkebunan milik orang kaya di ibu kota. Singkat
cerita Kayai Sholeh Madrasammendapatkan kehidupan yang cukup layak. Pada tahun
pertama, ia masih sering pulang kampung. Tapi setelah beberapa tahun disana, ia
sudah jarang pulang.
Menurut cerita kawan-kawannya, Madrasam sudah dipercaya
menjadi kepala keamanan di sana. Delapan tahun kemudian, Kayai Sholeh sempat
kesana untuk mengantarkan bahwa adiknya akan menikah “ Saat bertemu dengan
Madrasam, Kyai Sholeh banyak melihat perubahan.
Anak itu sudah bersikap tidak sopan kepada dirinya, yang merupakan
pamannya senidiri. Yang aneh lagi lagi, ia sudah akrab dengan minum-minuman
keras. Di rumah kontrakannya banyak terdapat bekas botol minuman keras.
Saat ditanya, “ Apakah kamu yang minum ini..? “ Madrasam
hanya menjawab, “ Ya minuman itu menghilangkan kepenatan pikiran. “ Yang paling
mengagetkan Kyai Sholeh adalah kebiasaan Madrasam pada judi dan main perempuan.
Kayai Sholeh sempat menasehatinya.
Tapi, Apa kata Madrasam, “ Pak Lek, kalau mau ceramah
jangan disini di Mushala aja. “ Pertemuan singkat dengan Madrasam cukup memberinya
gambaran bagaimana perilaku anak muda itu selama berada diperantauan.
Apa yang ia saksikan dan alami lalu disampaikan kepada orang tua
Madrasam. Dan, selayaknya orang tua, mereka pun merasa kaget. Namun begitu
kedua orang tuanya berharap Madrasam dapat berubah. Dua tahun kemudian, kata
Kyai Sholeh, di rumah orang tua Madrasam didatangi beberapa Polisi.
Mereka mencari keberadaan Madrasam yang sudah masuk
dalam DPO (Daftar Pencarian Orang). Pihak kepolisian. Kata ibunya, Madrasam
terlibat perampokan di sebuah toko di kota luar jawa. Dalam aksi perampokkan
itu, ratusan juta uang raib dan dua orang tewas.
Lokasi Madrasam melakukan aksi perampokan berbeda dengan lokasi
Madrasam terakhir kalinya. Kyai Sholeh bertemu dengannya. Mungkin , pikir Kyai
Sholeh, Maddrasam sudah pindahtempat dan sudah tidak bekerja di perkebunan
lagi.
Pendek kata Madrasam sudah menjadi orang paling di cari Polisi di sana.
Tiga tahun kemudian, setelah kedatangan Polisi itu, Tiba-tiba Madrasam pulang
kampung. Tak ada yang menduga jika ia akhirnya pulang.
Orang-orang kampungpun tak mengira bahwa ia adalah Madrasam. Karena
perwakan dan penampilannya sudah berubah total. Belasan tahun didaerah
perantauan membuat kampung tak ingat lagi sosok Madrasam. Termasuk ibunya
sendiri.
Sast singgah di kampung, orang pertama yang ia jumpai adalah Kyai Sholeh,
Ia datang dikala matahari persis diatas kepala. “ Pak lek, ini Madrasam “ Kok
kamu pulang..? “ Tanya kyai Sholeh “ Maaf kan Aku Pak lek. Aku mau bertaubat.
Aku sudah lelah. Apakah Ibu mau memaafkanku..? “. Setiap ibu pasti akan
memaafkan kesalahan anaknya.Sebesar apapun itu. Yang tertpenting, kamu
benar-benar bertoubat sekarang.Kamu harus meninggalkan semua kebiasaan buruk
kamu.
” Iya Pak Lek.. “ Setelah pertemuan itu , Kyai Sholeh menganjurkan agar
Madrasam menemui Ibunya ketika hari sudah senja, manakal orang-orang kampung sudah
didalam rumah.
Madrasam juga sepat menceritakan tentang sakit yang ia derita. Ia sempat
berkeinginan untuk meninggal dan jasadnya di makamkan dikampungnya. Pendek
kata, Madrasam sudah benar-benar hendak bertaubat kepada Allah.
“ Saya melihat Madrasam memiliki jiwa yang besar untuk bertaubat. Ia
adalah anakmuda yang karakternya terbentuk oleh lingkungan. Tapi jiwanya tetap
seperti dulu. Ia anak yang baik, pada hakikatnya. Maka, ketika dia meninggal
dipangkuan ibunya itulah, saya melihat sebgai pertanda bahwa pertaubatannya
diterima Allah.
Semoga ia termasuk orang yang menggapai posisikhusnul Khatimah, dan semua
kesalahannya diampuni oleh Allah, “ pungkas kyai Sholeh.
Wallahu
‘alam Bhisawab
(
Sumber Majalah Hidayah )