Blog Konten Islam: PEMUDA ITU MENINGGAL DIPANGKUAN SANG IBU

Saturday 10 March 2018

PEMUDA ITU MENINGGAL DIPANGKUAN SANG IBU



PEMUDA ITU MENINGGAL DIPANGKUAN SANG IBU

Ibu maafkan aku, “ Suara lirih itu terlontar dari mulut seorang pemuda yang sudah belasan tahun tida bersua dengan ibunya. Sang ibu menatap pemuda itu dengan tajam, haru,lirih dan tajam. Semua seakan melebur menjadi satu dari lubuk sanubarinya.

Kembali ke DASBOR " RAHASIA ILLAHI 2"

Air matanya berderai-derai tak terbendung keluar dari kedua kelopak matanya. Tak ada kata sang ibu tercekat dalam keharua, menikmati indahnya pertemuan itu. Ia sangat bersyukur dapat bertemu dengan anak yang pernah bersarang Sembilan bulan di rahimnya itu.

Lama mereka terdiam suasana pun hening tak bersuara. Hanya ada isak tangis diantara mereka. Senja itu menjadi momen bahagia bagi ibu renta itu, sebab ia sudah dpertemukan kembali dengan anak yang cari selama ini, anak yang ia besarkan dengan penuh kasih saying dan sejuta impian.

Ia kini kembali dalam dekapan dan pelukannya. Tuhan telah menjawab pintanya dalam setiap doa.

Nak, sebelum kamu meminta maaf ibu sudah memaafkanmu. “ Aku mau Insyaaf, Ibu aku mau tobat sekarang “ . Tobatlah ! pintu maaf selalu terbuka untukmu.

Gusti Allah pasti menerima tobatmu “ pesan lirih sang ibu, sambil membelai rambut anaknya.

PERPISAHAN KEDUA
Hari itu menjadi momen bahagia bagi si ibu. Tapi hari itu pula , ia kemudian kembali mersakan kesedihan. Pertemuannya dengan sang anak tak berlangsung lama. Setelah beberapa jam mereka meluapkan kerinduan, si pemuda tiba-tiba merasakan sakit yang amat dahsyat dibagian dadanya.

“ Ibu, benarkah ibu sudah memaafkanku ? “. “ Nak tak ada kebahagiaan seorang ibu selain melihat anaknya bahagia. Tak ada seorang ibu menyimpan dendam karena kealahan anaknya ”. “ Ibu aku lelah, aku sakit, aku ingin mengakhiri hidup dipangkuan ibu, “ Kata pemuda itu memohon.

“ Janganlah kau putus asa dari rahmat Allah, “ Jawabnya, berpetuah. “ Aku sakit, ibu setiap sakit “ pasti ada obatnya, “ Ujar sang ibu. “ Sakitku sudah parah. Aku ingin mengakhiri hidup ini dipangkuan ibu, “ pinta anak muda itu.

“ Tidak, Bu Aku ingin berada didekat ibu. Izinkan aku bersama ibu sekarang ini, “ pinta anak muda itu, lagi. Setelah itu, pemuda tersebut bersimpuh lagi dihadapan ibunya. Kedua tangannya mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih saying. Ingin rasanya ia kembali melanjutkan kerapuhan anak itu.

Ingin pula rasanya ia kembali memutar masa lalu, agar ia dapat memperbaiki akhlaq anaknya itu. Tapi, semua itu sudah digariskan Allah. Cukup lama pemuda itu menyandarkan kepalanya di pangkuan sang ibu.

Hingga akhirnya ia mengalami sakaratul maut. Tangannya mengencang keras. Ia merasakan sakit yang begitu dahsyat. Si Ibu hanya berkata, “ Kenapa kamu, Nak..? “.

“ Ibu, Aku sudah tak kuat. Ikhlaskan semua kesalahanku, ibu.”
“ Aku sudah ikhlaskan semua kesalahanmu Nak “.
Kepala anak itu bergoyang kekiri dan kekanan. Sakaratul maut membuat tubuhnya menggigil kencang. Si Ibu mulai panik. “ Kenapa kamu, Nak..?

Baca Istigfar..! Astagfirullah Hal adzim, “ ucap pemuda itupelan. Si ibu lalu mengangkat kepala anaknya. Ia pun menangis dan menjerit keras. Ia berteriak minta tolong. Ia baru sadar bahwa anaknya sedang menghadapi sakaratul maut.

Tak lama kemudian,beberapa orang berdatangan. Mereka kemudian mengangkat tubuh pemuda itu dan membaringkannya di kursi. Setelah dibaringkan,tubuh pemuda itu sudah tak bernyawa lagi. Ia telah dipanggil Sang Rob.

Tubuhnya tak berkutik, lunglai dan lemas. SOntak saja, si Ibu berteriak kencang dan menangis histeris. Ia menangis dengan suara yang sangat kencang. Ia tak menyangka bahwa ia akhirnya akan kehilangan anak itu lagi.

Belum lama Ia dipertemukan, kini ia sudah dipisahkan lagi. Jika ia dulu ia dipisahkan dengan jarak, maka kini ia dipisahkan oleh alam yang berbeda. “ Innalillahi Wa Innalillahi rajiun, sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepadanya, “ begitu kata seorang pria, sambilmenasehati ibu itu.

AKHIR PERJALANAN
Kyai Sholeh ( 62 thn), sebut saja begitu, mencoba mengingat-ingat kisah itu. Kisah diatas merupakan sepenggal cerita darinya sekitar8 tahun silam. Kisah tentang anak muda yang menghembuskan nafas terakhir dipangkuan ibunya.

Kyai kampung, begitu kira-kira predikat yang pas untuk dirinya, mencoba berbagi cerita kepada Hidayah. Kyai Sholeh sendiri merupakan orang yang ikut mengangkat tubuh pemuda itu ketika sudah meninggal. Tempat tinggalnya kebetulan bersebelahan dengan rumah orang tua pemuda itu.

Dan, ia pun termasukpaman dari pemuda yang meninggal tersebut. Pemuda itu sebut saja namanya Madrasam. Ini tentu bukan nama sebenarnya. Dimata Kyai Sholeh, Madrasah merupakan sosok anak yang baik pada awalnya. Ia tumbuh dan besar di kampung yang memegang teguh ajaran agama dan tradisi namun, karena pergaulan, Madrasam kemudian berubah.

Perubahan ituterjadi ketika ia menginjak usia 15 tahunan, yaitu disaat dirinya diajak bekerja keluar jawa. Ia hanya menamatkan sekolah tingkat Dasar. Usia remaja yang masih labil ia jalani dengan bekerja. “ Ia berasal dari keluarga tak mampu.

Ayahnya meninggal disaat ia berusia 6 tahun. Ia tinggal dengan ibu dan ayah tirinya, “ Jelas Kyai Sholeh. Madrasam diajak bekerja di perkebunan di sebuah perkampungan luar pulau jawa.

Kala itu sejumlah anak- anak remaja dan pemuda juga berangkat kesana. Apalagi, kala itu, pemerintah sedang menggalakkan programtransmigrasi besar-besaran. Madrasam, meski tidak ikut program itu juga ikut berangkat kesana.

Katanya, ia bekerja di perkebunan milik orang kaya di ibu kota. Singkat cerita Kayai Sholeh Madrasammendapatkan kehidupan yang cukup layak. Pada tahun pertama, ia masih sering pulang kampung. Tapi setelah beberapa tahun disana, ia sudah jarang pulang.

Menurut cerita kawan-kawannya, Madrasam sudah dipercaya menjadi kepala keamanan di sana. Delapan tahun kemudian, Kayai Sholeh sempat kesana untuk mengantarkan bahwa adiknya akan menikah “ Saat bertemu dengan Madrasam, Kyai Sholeh banyak melihat perubahan.

Anak itu sudah bersikap tidak sopan kepada dirinya, yang merupakan pamannya senidiri. Yang aneh lagi lagi, ia sudah akrab dengan minum-minuman keras. Di rumah kontrakannya banyak terdapat bekas botol minuman keras.

Saat ditanya, “ Apakah kamu yang minum ini..? “ Madrasam hanya menjawab, “ Ya minuman itu menghilangkan kepenatan pikiran. “ Yang paling mengagetkan Kyai Sholeh adalah kebiasaan Madrasam pada judi dan main perempuan. Kayai Sholeh sempat menasehatinya.

Tapi, Apa kata Madrasam, “ Pak Lek, kalau mau ceramah jangan disini di Mushala aja. “ Pertemuan singkat dengan Madrasam cukup memberinya gambaran bagaimana perilaku anak muda itu selama berada diperantauan.

Apa yang ia saksikan dan alami lalu disampaikan kepada orang tua Madrasam. Dan, selayaknya orang tua, mereka pun merasa kaget. Namun begitu kedua orang tuanya berharap Madrasam dapat berubah. Dua tahun kemudian, kata Kyai Sholeh, di rumah orang tua Madrasam didatangi beberapa Polisi.

Mereka mencari keberadaan Madrasam yang sudah masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang). Pihak kepolisian. Kata ibunya, Madrasam terlibat perampokan di sebuah toko di kota luar jawa. Dalam aksi perampokkan itu, ratusan juta uang raib dan dua orang tewas.

Lokasi Madrasam melakukan aksi perampokan berbeda dengan lokasi Madrasam terakhir kalinya. Kyai Sholeh bertemu dengannya. Mungkin , pikir Kyai Sholeh, Maddrasam sudah pindahtempat dan sudah tidak bekerja di perkebunan lagi.

Pendek kata Madrasam sudah menjadi orang paling di cari Polisi di sana. Tiga tahun kemudian, setelah kedatangan Polisi itu, Tiba-tiba Madrasam pulang kampung. Tak ada yang menduga jika ia akhirnya pulang.

Orang-orang kampungpun tak mengira bahwa ia adalah Madrasam. Karena perwakan dan penampilannya sudah berubah total. Belasan tahun didaerah perantauan membuat kampung tak ingat lagi sosok Madrasam. Termasuk ibunya sendiri.

Sast singgah di kampung, orang pertama yang ia jumpai adalah Kyai Sholeh, Ia datang dikala matahari persis diatas kepala. “ Pak lek, ini Madrasam “ Kok kamu pulang..? “ Tanya kyai Sholeh “ Maaf kan Aku Pak lek. Aku mau bertaubat.

Aku sudah lelah. Apakah Ibu mau memaafkanku..? “. Setiap ibu pasti akan memaafkan kesalahan anaknya.Sebesar apapun itu. Yang tertpenting, kamu benar-benar bertoubat sekarang.Kamu harus meninggalkan semua kebiasaan buruk kamu.

” Iya Pak Lek.. “ Setelah pertemuan itu , Kyai Sholeh menganjurkan agar Madrasam menemui Ibunya ketika hari sudah senja, manakal orang-orang kampung sudah didalam rumah.

Madrasam juga sepat menceritakan tentang sakit yang ia derita. Ia sempat berkeinginan untuk meninggal dan jasadnya di makamkan dikampungnya. Pendek kata, Madrasam sudah benar-benar hendak bertaubat kepada Allah.

 “ Saya melihat Madrasam memiliki jiwa yang besar untuk bertaubat. Ia adalah anakmuda yang karakternya terbentuk oleh lingkungan. Tapi jiwanya tetap seperti dulu. Ia anak yang baik, pada hakikatnya. Maka, ketika dia meninggal dipangkuan ibunya itulah, saya melihat sebgai pertanda bahwa pertaubatannya diterima Allah.

Semoga ia termasuk orang yang menggapai posisikhusnul Khatimah, dan semua kesalahannya diampuni oleh Allah, “ pungkas kyai Sholeh.

Wallahu ‘alam Bhisawab
( Sumber Majalah Hidayah )


























Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...