Blog Konten Islam: MELINDUNGI ANAK DARI BAHAYA TEKNOLOGI
Showing posts with label MELINDUNGI ANAK DARI BAHAYA TEKNOLOGI. Show all posts
Showing posts with label MELINDUNGI ANAK DARI BAHAYA TEKNOLOGI. Show all posts

Tuesday 3 April 2018

MELINDUNGI ANAK DARI BAHAYA TEKNOLOGI

MELINDUNGI  Anak Dari Bahaya Teknologi


Anak adalah anugerah terindah dari Allah swt. Karena itu harus dilindungi dari pengaruh – pengaruh negative yang bertebaran dimana-mana.


Usai Gonajng-ganjing yang mengegerkan public Indonesia , muncul berbagai usulan menarik. Seperti pembatasan tayangan infotainment (berita hiburan). Pengklasifikasian infotainment sebagai program non factual hingga pemblokiran situs porno yang dimotori oleh menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) dan dikawal Komisi Perlindungan Anak Indonesia( KPAI).

Jujur saja , ekspos yang jor-joran di berbagai televise soal pornografi kemarin memang membuat miris banyak pihak. Keprihatinan ini menyangkut moralitas anak-anak hendak diarahkan kemana mereka jika dalam usia dini sudah mengunyah informasi yang mracuni kepala mereka.

Sayang program pertelevisian kita yang benar-benar mendidik, porsinya jauh sedikit ketimbang hiburannya. Justru tayangan hiburan , seperti infotainment, reality show, sinetron, kekerasan yang ditampilkan secara vulgar dan sebagainya, jauh lebih besar.

Jika sudah demikian maka televise yang seharusnya menjadi media yang bisa mencerdaskan makin jauh dari sasaran.
Apalagi dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi dan Teknologi semakin pesat dengan maraknya bermunculan Hand Phone dilengkapi dengan Fasilitas yang cukup canggih yang bisa digunakan untuk mengakses internet, dan seabrek jaringan-jaringan super canggih.

Seperti, WA, Facebook, Instagram,Twiter, e-mail dan lain sebagainya. Dimana saja dan kapan saja jaringan ini bisa diakses oleh anak kita  selagi punya HP Andrid dan terhubung dengan jaringan, seperti; Wifi, paket data hotspot dan yang sejenisnya.

Padahal jaringan ini bisa menjadi hal positif dan negative bagi pertumbuhan anak-anak kita. Jika pada saat mengakses anak kita bisa memfilter memprioritaskan penyajian informasi yang lebih edikatif dan inspiratif maka akan membawa kebaikan pula bagi anak-anak kita. Tapi sebaliknya jika informasi yang didapat kurang baik dipertontonkan maka membawa petaka bagi pertumbuhan anak-anak kita.

Sebab penanaman nilai yang salah itu bisa tertanam ke alam bawah sadar anak-anak. Televisi yang punya visi membangun masadepan bangsa tentu tidak lepas kendali. Ada asas kepatuhan apakah informasi dan tayangan yang ditampilkan bakal menimbulkan keresahan atau tidak dan perlu pemikiran bagaimana anak-anak tidak dipaksa untuk mengunyah mentah apa yang mereka lihat.

MUDAH MENIRU DAN TERPENGARUH
Televisi serta perangkat yang dapat menyuguhkan tontonan mengasyikan di era TIK yang semakin berkembang pesat seperti ini bagi anak-anak dan orang dewasa seperti candu. Ada manfaatnya, tapi tidak sedikit pula mudharatnya.

Malahan jika mencermati kondisi belakangan ini perangkat seperti HP yang semakin canggih saat ini berpotensi menularkan efek buruk, bagi sikap, pola pikir dan perilaku orang, terlebih anak-anak.

Tak jarang terjadi tindak kekerasan yang berasal dari Medsos yang terjadi dikalangan anak-anak dan bahkan orang dewasa. Anak-anak yang masih rentan daya kritisnya akan mudah terpengaruh dengan ini dan materi tayangan yang dilihatnya dan pengaruhnya bisa dibawa sampai mereka dewasa.

Karakter anak memang mudah meniru daripada menalar. Anak-anak yang tengah dalam masa pertumbuhan akan tertuntun dengan apa yang dilihatnya. Sesuatu yang kurang baik bisa jadi akan langsung terekan kedalam memorinya dan dianggapnya sebagai sebuah kebenaran.

Ingat Kasus Sandi bocah Perokok asal Malang Jawa Timur. !.  Lingkungan sekitarnyalah yang membentuk perilakunya hingga sedemikian rupa. Sandi sebelumnya merupakan perokok berat, bicaranya pun jorok.

Ketika ditanya cita-citanya pun ia menjawab sekenanya. Fakta ini lagi-lagi membuktikan bahwa segala sesuatu yang dilihat secara kontinyu seolah menjadi pembenaran tentang perbuatannya.

Televisi dan perangkat HP saat ini pun juga demikian. Tatkala ada sesuatu atau acara menampilkan sesuatu yang kurang pantas, namun terus-menerus mencekoki anak bisa saja dianggap sebagai pembenaran.

Apalagi jika perbuatan itu dilakukan oleh Publik Figur. Bukan saja anak-anak yang bisa meng-copy perbuatan tersebut melainkan juga remaja yang emosinya masih labil.

Nah jika Televisi dan HP yang banyak menyuguhkan tayangan-tayangan yang kurang etis , baik dari sisi norma agama maupun masyarakat, maka sejatinya sama saja ikut andil membentuk karakter anak-anak yang kurang baik.

Mungkin wajah media kita masih menjunjung tinggi Kapitalisme, sehingga moral agak sedikit terabaikan, apalagi perangkat HP tanpa ada kendali dari pihak manapun bahkan ini jauh lebih parah.

Satu contoh kekeran public memuncak, tidak ada yang meredam dengan menyuguhkan sajian yang lebih produktif. Justru sebaliknya informasi yang meresahkan itu terus di –blow up habis-habisan sehingga dampaknya merembet kemana-mana.

CIPTAKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT
Meningat dampak psikologis yang sangat serius , dengan adanya kemajuan Teknologi informasi dan komunikasi ini peran lingkungan keluarga sangat menentukan siapa lagi yang peduli kalau tidak keluarga kita senidiri.

Memang secara keseluruhan, ada 3 lingkungan yang sangat mempengaruhi kualitas mental dan spiritual anak, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dana lingkungan sosial yang bisa mempengaruhi perkembangan dan pembentukkan karakter anak.

Akan tetapi keluargalah lingkungan pertama yang dikenal anak. Ketika lingkungan keluarga kondusif bagi anak maka besar kemungkinan perkembangan fisik maupun psikisnya juga akan baik.

J. Drost SJ, seorang ahli pendidikan dari IKIP Sanat Dharma pernah menulis dalam buku Reformasi Pengajaran : Salah Asuhan Orang tua?. Menurutnya penanaman nilai-nilai dalam pembentukan watak merupakan proses informal. Jadi seluruh pembentukan moral manusia muda hanya lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.

Maka pendidikan utamanya adalah orang tua. Oleh karena itu, keluarga mesti bisa menciptakan lingkungan yang sehat. Sehat disini bukan fisik belaka namun lebih penting lagi sehat ruhani. Kalau pun tidak bisa menyetop sama sekali perhatian anak dari kotak ajaib itu, setidaknya perlu pendampingan dan bimbingan mengenai suguhan yang layak.

Perlu dijelaskan pula tidak semua tayangan mengandung nilai-nilai kebenaran yang pantas untuk dilihat dan ditiru oleh anak. Orang tua harus memilih program-program dan mengarahkan apa-apa yang boleh dilihat dan yang tidak boleh dilihat.

Mungkin sebagian orang tua acuh terhadap perangkat TIK yang akan dilihat dan digunakan anaknya. Namun dari sinilah dampak negative itu timbul karena kurangnya control orang tua terhadap anaknya dalam mengakses perangkat yang akan membentuk karakter anak kedepan.

Sebab ada pembiaran dari orang tua, anak merasa mendapat izin mengakses seluas-luasnya padahal belum bisa mebedakan baik buruk atau benar salah apalagi daya kritis anak masih rentan dan daya nalar anak masih kurang.

Disamping itu orang tua harus menjadwalnya. Ada saatnya menonton , menggunakan, emngakses yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ada waktunya belajar, bermain dan membantu pekerjaan rumah. Karena itu jika sang anak melanggar orang tua bisa mengenakan sanksi yang mendidik.

Sementara di luar rumah, orang tua juga tetap memantau kegiatan anak di luar rumah. Sebab bisa saja anak yang elihatannya alim dirumah, namun merasa terkekang dirumah kemudian meluapkan kekesalan diluar rumah.


Karena komunikasi dua arah yang baik antara nak dan orang tau harus dibangun dengan baik. Orang tua tidak boleh sembarang mengekang sebelum bisa menjelaskan dengan baik kepada sang anak.

Tidak cukup sampai disitu, benteng yang tiak kalah pentingnya bagi anak dari bahaya kemajuan TIK adalah pemenuhan kebutuhan spiritual. Pendidikan agama mulai ditumbuhkan sejak dini agar bisa berpikir dengan kejernihan hati.

Terkadang anak melakukan suatu perbuatan yangt tidak selayaknya anak karena minimnya pengetahuan agama. Bila sudah bekal agama yang didapat cukup baik, arus Teknologo Informasi dan Komunikasi yang bersifat negative yang datang dari luar ataupun dari kecanggihan teknologi tidak terlalu berpengaruh bagi anak tersebut Karen secara otomatis sudah dapat menyaring informasi-informasi yang ada.

Dari sini jelas anak, bahwa anak tidak boleh dilepas begiu saja. Mengingat anak adalah anugerah yang tak ternilai dari Allah swt. Maka ia harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh negative yang bertebaran dimana-mana apalagi kemajuan teknologi semakin mudah dijangkau.

Bukan berarti mengekang anak untuk bersentuhan dengan teknologi, melainkan dibutuhkan pengetahuan yang benar agar penggunaan dan pemanfaatannya positif.

Sebab teknologi jutru sangat berguna ketika bisa menggunakan kearah yang baik . Sebaliknya Teknologi Informasi dan Komunikasi bisa menjadi malapetaka ketika salah menempatkan.
Wallahu ‘alam Bhisawab

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...