Blog Konten Islam: Perjalanan Ruhani AL - GHAZALI YANG MENGINSPIRASI
Showing posts with label Perjalanan Ruhani AL - GHAZALI YANG MENGINSPIRASI. Show all posts
Showing posts with label Perjalanan Ruhani AL - GHAZALI YANG MENGINSPIRASI. Show all posts

Friday 13 April 2018

Perjalanan Ruhani AL - GHAZALI YANG MENGINSPIRASI

Perjalanan Ruhani AL-GHAZALI Yang Menginspirasi
Perjalanan Ruhani
AL - GHAZALI
YANG MENGINSPIRASI
Al – Ghazali lahir dari sebuah keluarga yang sederhana.Tapi, hal itu tidak menghalangi tokoh besar yang lahir di Negara Thus (sebuah daerah yang berbatasan dengan Mashad )- ini untuk menutut ilmu. Saat usia remaja, Al-Ghazali sempat pergi ke kota Naishabur dan Gurgan untuk belajar. Di kota itu, Ghazali berguru kepada beberapa Ulama’.
ari setiap pelajaran yang disampaikan oleh sang guru Al-Ghazali selalu mencatat ilmu pengetahuan tersebut dalamlembaran-lembaran kertas. Akhirnya setelah belajar bertahun-tahun, Al-Ghazali pun ingin pulang ke kampung halamannya. Ghazali ikut kafillah yang kebetulan hendak pulang ketempat kelahiran Al-Ghazali – Thus. Tapi, ditengah perjalanan Kafilah itu dihentikan oleh sekawanan perampok. Gerombolan perampok itu kemudian merampas semua barang yang dibawah kafilah tersebut.

Saat perampok itu hendak merampas barang-barang Al-Ghazali dengan sedih remaja yang beranjak dewasa tersebut memohon, “ Kalian boleh membawa barang yang aku bawa, tetapi aku mohon jangan kau ambil semua barang yang aku bawa, aku mohon jangan kau ambilbarang berharga yang satu ini ”.

Ucapan Al-Ghazali itu memunculkan kecurigaan di benak gerombolan prampok. Dalam hati, mereka berpikir bahwa barangingin diselamatkan oleh Al-Ghazali itu pastilah barang yang sangat berharga.
Baca Juga>>>"Kisah Inspiratif Imam Syafi'i"

Tak pelak lagi, jika sekawanan perampok itu langsung merebut paksa barang Al-Ghazali tersebut. Sayang, perampok itu tak menemukan barang berharga apapun kecuali catatan-catatn lusuh.

Sekawanan perampok itu kesal dan marah, tetapi Al-Ghazali tetap memohon. “ Itu barang miliku, itu hasil belajarku selama bertahun-tahun jika kalian merampas dari tanganku, maka usahaku menuntut ilmu selama bertahun-tahun akan sia-sia.

Perampok itu tertawa, dan meledek, “ Hanya dalam lembaran-lembaran inikah ilmumu..?. “ Ya jawab Al-Ghazali” . “ Wahai anak muda, ilmu yang disimpan di lembaran-lembaran kertas dan dapat dicuri itu bukanlah ilmu. Saat seperti ini kamu sebaiknya kamu memikirkan nasib dan nyawamu…!”

Sekawanan perampok itu kemudian membakar catatan-catatan Al-Ghazali. Saat itu Al-Ghazali benar-benar di timpa sedih.Tetapi, ucapan perampok itu membuat Al-Ghazali sadar bahwa ilmu itu ada didada, tidak ada didalam catatan.

Sejak itu Al-Ghazali mulai menghafal ilmu yang dipelajari. Dan kelak dikemudian hari remaja yang pernah dirampok itupun jadi ulama’ besar dalam sejarah islam.Bahkan ia dikenal dengan sebutan Hujjatul Islam.

Saat ini, Al-Ghazali sudah dikenal sebagai seorang tokoh berilmu dan mulai menulis buku, bahkan ia sudah menjadi seorang imam masjid. Tapi suatu hari, tatkala menjadi imam sholat dia tak menemukan Ahmad.

Adiknya yang menjadi makmum shaf sholat  yang dipimpin Al-Ghazali diliputi kegelisahan. Akhirnya ia menyampaikan hal itu kepada sang ibu, dan meminta sang ibu untuk menasehati adiknya.

“ Ibu tolong bei pegertian kepada saudaraku Ahmad untuk ikut sholat bersamaku agar orang-orang tak menuduhku sedang memiliki hubungan tidak baik dengannya.

Sang ibu menyampaikan pesan Al-Ghazali kepada kepada Ahmad sang Adik Al-Ghazali dan Ahmadpun mematuhi perintah sang ibu. Ikut sholatbermakmu kepada Al-Ghazali. Tapi saat mengikuti sholat bersama Al-Ghazali, bahkan saat sholat belum selesai, Ahmad memisahkan diri.

Tidak lagi menjadi makmum Ahmad kemudian sholat sendirian. Usai sholat Al-Ghazali tahu hal itu danlangsung bertanya kepada Ahmad. “ Wahai adikku, kenapa ditengah-tengah sholat engkau tiba-tiba memisahkan diri..?”.


“ Aku memisahkan diri dari sholat karena aku melihat perutmu berlumuran darah “. Jawaban itu membuat Al-Ghazali terperanjat. Tak pernah terbayangkan jika sang adik dapat menembus batas dan bahkan bisa melihat apa yang dipikirkan oleh Al-Ghazali.

Tapi akhirnya Al-Ghazali mengakui bahwa saat sholat itu dia memang dalam proses menulis buku dan memikirkan soal fiqih yang berhubungan dengan darah wanita yang lagi berhalangan ( haid).

Tapi,diluar itu, Al-Ghazali diluputi rasa penasaran. Dia kemudian bertanya kepada sang Adik. “ Kalau boleh tahu darimanakah kamu belajar ilmu pengetahuan seperti itu…? “.

Sang adik lantas belajar jujur “ Aku belajar ilmu tersebut kepada Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy “. Allah memberikan ilmu kepada siapa saja yang dikehendakai termasuk kepada Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy. Tanpa diduga oelah banyak orang Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy itu adalah seorang tukan jahit sandal bekas ( tukan sol sepatu ). Tetapi demi sebuah ilmu Al-Ghazali tak segan untuk berguru.

Akhirnya Al-Ghazali mendatangi Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy dan menutarakan niatnya untuk berguru. Tetapi sang syekh itu sempat berkata “ Mungkin engkau tak akan kuat mengikuti apa yang aku perintahkan “.

Tetapi Al-Ghazali niatnya sudah bulat “ Insya Allah saya kuat “.Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy memerintahkan Al-Ghazali untuk membersihkan lantai. Selanjutnya Al-Ghazali mengikuti perintah tersebut dan hendak mengambil sapu.Tetapi syekh itu berkata “ sapulah lantai itu dengan tanganmu “.

Al-Ghazali melakukan perintah sang guru , dan menyapu lantai dengan tangannya. Saat  Al-Ghazali melihat banyak kotoran, ia sempat hendak menghindar. Tapi sang guru kembali memerintah “ Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu “.

Al-Ghazali ingin menyingsingkan lengan bajudan pakaiannya, lagi-lagi sang guru menimpali, “ Bersihkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu “. Al-Ghazali selalu menuruti perintah sang guru dengan penuh khidmat dan tawadu’, tapi saat hendak melaksanakan perintah sang guru , rupanya Al-Ghazali justru dicegah. Selanjutnya Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy kemudian memerintahkan Al-Ghazali pulang.

Al-Ghazali pulang kerumahnya, tapi setelah sampai di rumah , justru Al-Ghaszali seperti merasakan telah mendapat ilmu pengetahuan yang luar biasa. Allah telah memberika ilmu Kasyaf kepada Al-Ghazali yang diperoleh lewat tasawuf.

Seiring dengan perjalanan waktu, Al-Ghazali yang memiliki nama lengkap        “ Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi asy –Syafi’I “ telah dikenal luas sebagai salah satu ulama’ besar.

Dia tidak hanya dikenal sebagai ahli fiqih tapi juga bidang ilmu lain seperti filsafat, tasawuf, kalam dan ilmu yang lain. Dia sudah menulis banyak buku, salah satu buku menumental Al-Ghazali adalah “ Ihya Ulumuddin “.


Suatu hari saat Al-Ghazali sedang menulis buku dengan menggunakan sebuah pena yang dicelubkan kedalam tinta , tiba-tiba seekor lalat hinggap ditempat tinta Imam Al-Ghazali yang sedang digunkan menulis tersebut.

Lalat itu kelihatan sedang kehausan. Tidak salah, jika binatang itu meminum tinta bahkan seperti minum dengan rakus. Al-Ghazali melihat lalat itu dengan rasa penuh belas kasihan. Akhirnya Al-Ghazali tak mengusir lalat itu, melainkan membiarkan minum tinta tersebut hingga puas.

Sebab dalam benak Al-Ghazali, lalat itu juga merupakan makhluk Allah yang harus diberi rasa aman dan belas kasihan. Kejadian itu sudah lama berlangsung dan Al-Ghazali bermimpi, dan dalam mimpi itu sang sahabat bertanya kepada Al-Ghazali “ Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu..? “

“Allah menempatkanku ditempat yang paling baik”, jawab Al-Ghazali “ Apa yangmembuat Allah menyebabkan menempatkanmu ditempat yang paling baik..? “

Apakah itu karena kealimanmu dan kitab-kitab yang telah engkau tulis ?”. “ Tidak, Allah Allah memberiku tempat yang terbaik saat aku menulis sempat memberikan kesempatan seekor lalat untuk meminum tintaku karena kehausan. Aku lakukan itu karena aku sayang kepada makhluk Allah.
(dikutip  dari Majalah Hidayah )
  
Wallahu ‘alam Bhisawab

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...