PIMPINAN
YANG DZALIM
“
Hari – hari berikutnya Pak Gugun semakin menekan saya untuk melepaskan pakaina
muslimah dan kebiasaan sholat Dhuha saya..”. ”.
Kaisah ini terjadi
beberapa tahun yang lalu. Sebuah kisah yang menorehkan kekayaan batin yang
dalam bagi saya. Saat itu saya diterima sebgai karyawan di perusahaan yang
cukup bonafide. Setelah kami menjalani tes yang berlangsung di kantor pusat,
akhirnya saya diterima di kantor cabang yang merupakan kantor kedua terbesar
pada perusahaan itu.
Hari pertama kerja di kantor cabang tersebut, kami diterima oleh kepala
kantor tersebut , yaitu Pak Gugun. Selain itu kami juga berkenalan dengan
karyawan-karyawan yang lebih lama bekerja di perusahaan itu. Setelah beramah
tamah. Pk Gugun mengucapkan sambutan yang intinya para karyawan harus
memberikan loyalitas yang sangat tinggi bagi perusahaan, berfikir tidak sempit
dan selalu dapat menyesuikan diri dalam berperilaku dan berdandan.
Setelah mengucapkan perkataan tersebut, Pak Gugun langsung menatap
kearah saya dan teman-teman saya. Wati. Mulanya saya dan wati tidak mengerti ,
apa maksud tatapan Pak Gugun tersebut, tapi kemudian ketidak mengertian itu
terjawab setelah saya bekerja beberapa pecan kemudian.
Di perusahaan kami ada 2 jam yaitu pukul 9.40 – 10.00 dan pukul 12.00 –
12.30. Jam istirahat pukul 9.40 – 10.00 selalu saya gunakan dan manfaatkan
untuk melaksanakan sholay Dhuha sebagai ibadah tambahan Ternyata Pak Gugun
sering memperhatikan kebiasaan saya itu.
Beberapa hari kemudian saya dan Wati dipanggil untuk menghadap Pak
Gugun. Ternyata Pak Gugun tidak suka dengan pakaian kami. Pak Gugun menganggap
pakaian kami cerminorang-orang yang berpikiran sempit dan tidak dapat
menyesuikan diri dengan lingkungan kantor. Memang kami selalu erpakaian
muslimah rapi, sesuai syariat yang diajarkan Islam.
Dengan sombong, Pak Gugun mencontohkan dirinya yang selalu berpikiran
internasional dan selalu bersikap loyal dan siap berubah demi kepentingan
perusahaan. Pak Gugun juga mengkritisi kebiasaan saya yang suka sholat Dhuha
yang katanya menghambat kemajuan perusahaan, juga kebiasaan karyawan-karyawan
lain yang sering melakukan ibadah sunnah yang katanya salah satu cirri sikap
tak loyal kepada perusahaan.
Sikap Pak Gugun yang sombong dan benci pada syariat Islampadahal ia seorang muslim menimbulkan tanda tanya besar dalam batin saya, yang yang kemudian mendapat jawaban dari beberapa orang karyawan yang tahu tenang kehidupan Pak gugun. Ternyata Pak Gugun hidup dalam keluarga yang bebrbeda agama dan dia menempuh pendidikan di sekolah non muslim. Keluarga nya tidak mendidik agar ia menjadi muslim yang taat.
Dan dari penuturan beberapa orang karywan itu, ternyata Pak Gugun hanya
memiliki pendidikan yang rendah, tidak tidak sampai sarjana. Pak Gugun bisa
mencapai posisi seperti sekarang hanya karena kepandaiannya dalam mencari muka
dan mengambilhati kepala kantor pusat. Selain itu, ia juga berkata bahwa di
perusahaan kami tidak ada aturan yang tidak membolehkan memakai busana muslim
yang rapih.
Hari-hari berikutnya Pak gugun semakin menekan saya untuk melepaskan
pakaian muslimah dan kebiasaan sholat Dhuha saya.Dia mengancam saya bisa
dipecat kalau tidak menaati dia. Tapi saya tetap istiqamah dengan pendirian
saya.
Pak Gugun juga mengatakan bahwa pekerjaan tidak beres dan mendapat
protes dari beberap klien.Saya berusaha bertemu dengan beberapa klien tersebut
ternyata mereka tak satu pun yang protes dengan pekerjaan saya. Ternyata itu
semua hanya alasan Pak Gugun saja agar saya dapat memarahi saya.
Beberapa karyawan di perusahaan itu menganjurkan saya untuk mengganti
pakaian saya dan meninggalkan sholat Dhuha , karena nanti saya bisa dipecat
dari perusahaan itu. Tapi saya tidak mau. Saya pikir buat apa saya meninggalkan
ketaatan saya kepada Allah hanya karena menuruti pimpinan yang Dzalim.
Setahun berlalu, tibalah saatnya keputusan apakah kontrak kami
diperpanjang atau tidak. Ada beberapa karyawan yang dipanggil untuk menghadap
kepada kepala kantor pusat. Harap-harap
cemas saya dipanggil kepala kantor pusat. Ternyata kepalakantor pusat
mengatakan bahwa kontrak kerja tidak bisa diperpanjang.
Alasannya banyak kelalean yang telah saya kerjakan selama ini seperti
kinerja yang lemah, protes dari klien, sering tidak masuk dan terlambat kerja.
Suatu alasan yang dibuat-buat berdasarkan alasan Pak Gugun.
Anehnya, Pak Gugun tidak menuliskan alasan tentang pakaian muslimah dan
kesukaan sholat Dhuha saya sebagai dalih untuk memecat saya, sesuatu yang
sering didengung-dengungkan Pa Gugun selama ini.
Di
Terima di Perusahaan yang Lebih baik
Sejatinya, saya ingin menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada kepala
kantor pusat. Tapi menurut kepala kantor pusat keputusan sudah final. Tidak
dapat diubah lagi. Beberapa karyawan yang juga dipecat menagis tersedu-sedu.
Tapi saya berusaha tabah dan ikhlas dengan keputusan itu. Saya yakin pasti ada
kebaikkan dibalik semua itu.
Waktu itu, bertepatan dengan Waktu shoal Dzuhur. Saya segera mengambil
air wudhu dan saya segera menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid
perusahaan itu. Setelah sholat saya, berdoa kepada Allah agar diberi ketenangan
dan kesabaran untuk menerima semua ini dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik
dan lebih berkah dari pekerjaan sebelumnya.
Setelah sholat, saya pulang dengan naik sebuah bis untuk pulang menuju
rumah. Tanpa disangka bi situ melewatisebuah
perusahaan yang cukup besar. Saya langsung mencatat nama dan alamat
perusahaan itu. Ternyata Allah mengabulkan doa saya. Singkat cerita saya
diterima di perusahaan itu, yang akhirnya saya mendapat ganti pekerjaan yang
lebih baik dari perusahaan sebelumnya.
Yang menggembirakan diperusahaan baru tempat saya bekerja itu
diperbolehkan memakai busana muslimah dan melaksanakan ibadah sunnah.Saya
sangat bersyukur kepada Allah dengan keadaan itu. Setahun kemudian, saya
berjumpa dengan salah satu teman saya yang bekerja di perusahaan lama tempat
saya bekerja dulu.
Dia bekerja bahwa Pak Gugun sudah dipecat sebagai kepala kantor cabang.
Dia dipecat karena memiliki banyak kesalahan, yaitu sering memberikan laporan
fiktif mengenai keadaan perusahaan dan juga laporan para karywan yang tidak
suka dengan sikapPak Gugun yang arogan.
Suka memeras tenaga karyawan secara berlebihan dan sering merendahkan
para karyawan yang rajin beribadah dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Semua
itu semakin yakin menguatkan iman dan menambah keyakinan saya, yaitu apabila
kita tetap Istiqamah di jalan Allah, pasti Allah akan menolong dengan jalan
yang tidak disangka-sangka dalam setiap permasalahan yang kita hadapai.
Allah memberikan kehidupan yang lebih baik dan membalas orang-orang
yang zalim dengan hukuman yang setimpaldengan perbuatan mereka sendiri.
Selain itu hikmah besar lainnya adalah agar kita bisa mendidik anak
kita dengan aqidah yang benar agar mereka kelak tumbuh menjadi pribadi yang
taat dan menjadai muslim yang kafah. Yang tidak dengan mudah melecehkan dan
syariat islam serta mencari-cari kesalahan orang yang tidak ia sukai dengan
berbagai cara yang tidak dibenarkan oleh agama.
Semoga dengan kisah diatas sahabat yang membacanya bisa menjadikannya
sebagai pelajaran yang sangat berharga dan berpikir sebelum bertindak agar
sedapat mungin meminimalisir kesalahan yang sekiranya bertentangan dengan agama.
Wallahu ‘alam Bhisawab