hidayah SEORANG LELAKI
YANG DIPERLIHATKAN
SIKSA KUBUR
“ Seorang
pemuda yang mengubur dirinya sebatas leher untuk membuktikan kebenaran siksa
kubur. Dan dia menemukan bukti….? “
Memang hanya Allah-lah yang
kuasa menurunkan taufiqdan hidayah bagi manusia.Dia jugalah yang berkuasa penuh
menghantarkan hidayah kepada siapapun dan dengan jalan apapun yang Dia
kehendaki.
Seperti itulah yang dialami
seorang pemuda sekitar 10 tahun yang lalu di sebuah kota di Jawa Barat. Allah
berkenan mengilhamkan taufik dan hidayah baginya hingga jalan lurus terbentang
dihadapannya.
Seraya membersitkan
kesadaran penuh bahwa apa yang telah dia tempuh selam hidupnyaadalah salah. Seorang
santri yang sekarang ini menimba ilmu di pesantren yang berada di ujung bagian
barat pulau Jawa yang merupakan sahabat dari pemuda itu menceritakan kisah ini.
Kita sebut saja namanya
Heri, tak sembarangan pemuda ini. Orang kampung dimana ia tinggal akan langsung
merasa segan jika namanya disebut. Bisa dikatakan Heri adalah begundal papan
atas di daerahnya.
Meskipun bukan jawara Heri
dikenal nekat, kerjanya mabuk-mabukan dan memelak orang. Ia adalah pengguna
Psikotropika yang lahab karena hampir segala jenisnya zat adiktif pernah ia
rasakan.
Pil koplo, sabu-sabu, ganja,
dan minuman keras. Lebih dari itu dia juga seorang Bandar narkoba sekalipun
bukan Bandar besar. Hari-hari diisi dengan pekatnya maksiat, yang membuat
dirinya terhalang menerima ketenangan batin.
Cahaya batinnya juga
tersaput oleh noda hitam hingga ia tidak dapat mencerna kebenaran. Kelakuan dan
amal perbuatan sehari-hari adalah khas pemabuk dan begundal seperti daerah
lain. Namun yang menarik Heri sering sekali bilang bahwa dia sangat yakin bahwa
siksa kubur itu tidak ada.
Bagi Heri cerita mengenai
siksa kubur bohong belaka. Tak ada menurutnya Malaikat Munkar-Nakiryang akan
menanyai orang tentang tauhid dan iman didalam kubur. Tak ada pula rangkaian
penyiksaan sebagai balasan bagi kedzaliman dibalik gundukkan tanah itu. Heri
meyakini itu seyakin-yakinnya.
Tentu, sekalipun seorang
preman, Heri tetap berhubungan dengan orang lain yang bukan preman atau
orang-orang yang kepremanannya masih setengah. Orang-orang ini cukup kaget
dengan pernyataan Heri tentang ketidak percayaannya itu.
Barang kali pemuda mabuk tak
terlalu aneh saat ini, tapi Tak Percaya Siksa Kubur …? Cukup menerbitkan rasa
penasaran. Mereka menanyakan dan mengkritik keyakinan Heri seray menyebut bahwa
siksa kubur itu ada, karena merupakan keyakinan umum di masyarakat.
Tidak ada itu, saya yakin
tidak ada. Semua bohong! “ jawab Heri jika ada orang yang menyinggung masalh
siksa kubur. Tak hanya siksa kubur Heri juga tak percaya akhirat. Seorang cukup
terpandang didaerah itu bahkan sampai turut berbicara kepada Heri bahwa
keyakinannya itu salah.
“ Apa Ustadz itu ? Tidak
Benar “ ujar Heri kepada temannya setelah ustadz itu pergi darinya.
Memalak
Santri
Barangkali dengan
keyakinannya itulah bisa enjoy melakukan setiap perbuatan maksiatnya. Dia pikir
kalau dia mati ya mati saja, habis cerita. Beberapa orang menduga ketidak
yakinan Heri terhadap siksa kubur merupakan efek dari sudah demikian banyaknya
narkoba masuk kedalam tubuhnya dan mempengaruhi pola pikirnya. Jadi mau didebat
bagaimanapun, dinasehati bagaimanapun, dia tetap tak akan percaya. Keyakinan
Heri sudah sedemikian kokoh.
Suatu ketika, saat sedang
mabuk dan mangkal di pasar, Heri melihat seorang pemuda berbadan kecil sedang
berjalan sendirian. Timbul niatnya untuk memalak. Bersama dua orang temannya,
pemuda itu dihanpirinya.
“Minta Rokok dong?” ujar
Heri memulai aksinya.
“Maaf saya gak merokok “
Duit-duit kalau begitu” ujar heri tak sabaran. Pemuda itu kita sebut saja
Ahmad, sadar apa yang sedang dihadapinya ia mengeluarkan uang seribu.
“Apa-apa an lu ngasih uang
segini buat apaan uang segini!” ujar Heri gusar
“ Saya punyanya segitu, “
ujar Ahmad berkelit.
Mulai naik pitam Heri
merogoh kantong Ahmad itu dan mendapatkan lembaran lima puluh ribu dan langsung
mengambilnya.Kontan Ahmad merebut kembali uang itu.
“ Lu mau macam-macam sama
gua!” ujar Heri meradang.
“ Mau macam berapa juga saya
layani ujar Ahmad yang juga mulai emosi. Mirip kisah di senetron, terjadilah
perkelahian 1 lawan tiga. Ahmad rupanya seorang santri yang punya ilmu bela
diri cukup baik.
Sekalipun bertiga kondisi Heri
dan dua temannya tidak menguntungkan baginya karena mereka dalam kondisi mabuk.
Ahmad dapat mengatasi sekalipun salah satu dari mereka mengeluarkan clurit.
Sesaat tiga orang itu bisa
dilumpuhkan Ahmad Heri bahkan terjerembab masuk got. Kalah telak nyali Heri
ciut ia sadar lawannya tak sembarangan. Heri kontan memohon maaf kepada Ahmad
berkali-kali.
Singkat cerita dengan
kejadian itu membuat Heri berteman dengan Ahmad. Ia sering mengunjungi Ahmad
dikamarnya di sebuah pesantren salaf didaerah Sukabumi itu dan curhat tentang
kondisi dirinya. Sekalipun tak serta merta taubat, Heri mulai tertarik untuk
mengetahui jalan lurus.
Suatu ketika ia berkata
kepada Ahmad “ Ssaya ingin tahu mati” ujar Heri pada Ahmad. “ Tapi bagaimana
caranya?” ujarnya Heri lagi. Kepada Ahmad ia menceritakan bahwa keyakinannya
tak percaya siksa kubur disebabkan karena hatinya jujur mengatakan itu.
Ahmad mengerti, buat buat
orang seperti Heri nasehat atau argument hanya akan membuat dia bosan. Ia lebih
memilih diam. Bergelut dengan pikiran dan renungannya sendiri muncullah
keinginan Heri untuk membuktikan kebenaran siksa kubur dengan cara mengubur
dirinya sendiri.
Hal ini ia ceritakan kepada
sahabat dekatnya sesame preman tapi tidak pada Ahmad. Hari demi hari ia
mengumpulkan tekad untuk melakukan hal itu. Sampai akhirnya ia menguatkan hati
mengubur dirinya disamping kuburan ibunya yang semasa hidup sangat jarang ia
turuti perkataannya.
Dengan keyakinan diri Heri
menggali tanah disamping kuburan ibunya, kemudian ia masuk dengan posisi
berdiri mengubur dirinya sebatas lehernya. Ia juga menutup matanya dengan kain
hitam, sekokoh keyakinannya yang tak percaya siksa kubur ia ingin mencari
bukti.
MENYAKSIKAN
SISKA KUBUR DENGAN MATA SENDIRI
Dari siang hingga sore Heri tak
merasakan apa-apa, ia hanya merasa badannya dingin diselimuti tanah sekalipun
kepalanya hangat karena siang sangat terik. Memasuki malam Heri mulai merasakan
hal lain. Pandangannya mulai berputar-putar, kilatan-kilatan gambar mulai
muncul dalam pikirannya.
KIlatan-kilatan gambar
itulah yang mulai membuat dirinya berkeringat karena ketakutan. Allah
mengizinkan dia melihat dan merasakan sendiri siksa kubur yang hak, sebagai
bagian dari janji-Nya tentang hari akhir. Ia melihat bagaimana malaikat Munkar
– Nakir datang dengan wajah yang sangat mengerikan menanyai orang-orang yang
durhaka dan lantas menyiksa mereka dengan siksaan yang dahsyat.
Heri juga diperlihatkan
bagaimana api neraka memang betul-betul kayu bakarnya dari manusia-manusia
durhakapula. Ia merasakan panasnya apai neraka tak ada bandingannya dengan api
di dunia.
Tubuh Heri terguncang ia
menangis seketika karena ketakutan. Kilatan-kilatan akhirat itu dirasakan Heri
berjalan sangat panjang.
Bertahun bahkan berpuluh
tahun, setiap inci ketidak percayaan terhadap siksa kubur dan hari akhir
tercabik-cabik dengan pemandangan itu. Rangkaian azab itu demikian dahsyat tak
terperikan. Hanya sedikit gambaran tentang yang ia lihat saat kilatan peristiwa
itu sampai pada seorang perempuan cantik yang tengah duduk tenag di kursi
dengan seorang lagi dibelakangnya yang mengayunkan kipas.
Rangkaian panjang peristiwa
itu berhenti saat Heri tersadar setelah pagi tiba.Heri beristigfar
sejadi-jadinya. Batinnya sudah dipukul sangat keras hingga membekas sangat
dalam.
Semua perjalanan penguburan
dirinya itu ia ceritakan kepada Ahmad. Tentu saja Ahmad tak mudah percaya.
Tetapi seorang teman Heri yang menemani membenarkan hal itu hingga Ahmad bisa
yakin. Apalagi ia tak menangkap satupun aura kebohongan dalam diri Heri selain
niatan tulus untuk bertaubat.
Heri lalu minta dipertemukan
dengan pimpinan Pesantren, didepan Kyai Heri mengulang lagi syahadatnya dan
dibimbing beristigfar secara sempurna Heri menagis saat itu, hatinya sudah
dibalikkan Allah ke jalan yang lurus.
Bersama Ahmad Heri
menjalankan kehidupan pesantren di Sukabumi. Kegarangan Heri hilang sama
seklai. Ia menuruti apapun perkataan Kyai. Heri juga khusyuk mengaji hingga di
pesantren salaf yang tak member ijazah formal itu.
Heri mulai dapat mensejajari
kemampuan agamanya dengan santri yang sudah lama belajar dan mendapat ijazah
dari pesantren. Demikianlah Allah menghadirkan hidayah dengan cara yang paling
cepat dengan salah seorang hamba-Nya. Ahmad yang setelah lulus menlanjutkan
lagi belajar di pesantren lain di pandeglang, menyebut Heri kini di kabarkan
sudah pergi ke Sumatera dan sudah menjadi mubaligh disana.
Kabar ini ia terima saat ia
kembali mengunjunungi lagi pesantren di Sukabumi memenuhi undangan acara Maulid
Nabi tahun 2006 lalu. Wallahu a’lam
HIKMAH
Sebuah hadits shahih yang
masyhur riwayat Bukhari Muslim dari Ibnu Abbas merupakan dalil terdepan
tentang haknya siksa kubur. Aat itu berdasar riwayat tersebut , Nabi saw
berjalan melalui dua buah makam dan lalu bersabda: “ Kedua penghuni kubur ini
sedang disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu karena suka mengadu domba dan
yang lainnya tak mau membersihkan air kencing (cebok) sehabis buang air kecil.
Beliau lalu minta diambilkan
pelebah buah kurma, setelah membelahnya jadi dua kemudian dia menanamnya pada
kedua kubur tersebut. Lalu beliau bersabda “ mudah-mudahan ini bisa meringankan
siksa mereka selama pelapah kurma ini belum kering”.
Banyak Hadits lain selain
hadits diatas , tapi kiranya hadits yang riwayatnya kuat ini dapat menjadi
pijakan yang kokoh. Al-Quran sendiri
menyiratkan pada bebrapa ayat. Seperti pada surat at-Takatsur ayat 1-3 “ Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu masuk kedalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui ”.
Ibnu
Abbas mengatakan bahwa
yang dimaksud “ Janganlah begitu kelak kamu akan
mengetahui “, adalah siksa yang aan ditimpakan dialam
kubur dan azab yang akan ditimpakan di akhirat.
Sebagaimana kematian siksa
kubur dihadirkan tak lain sebagai nasehat agar dipetik sebagai pelajaran. Alam
kubur sendiri tak lain adalah bagian dari yaumul akhir karena saat itu amal
manusia sudah terputus dan hanya tinggal dipertanggungjawabkan. Apa yang
dialami Heri tak lain adalah nasehat yang hadir atas perkenan Allah. Dan Dialah
yang mempunyai pengetahuan penuh akan hal tersebut.Semoga kita dapat memetik
hikmah dan termasuk orang-orang yang terhindar dari siksa kubur amiin
( dikutip dari Majalah Hidayah
)
Ahmad SAHABAT Heri
“ Setelah kami berkelahi
kami memang menjadi teman. Dia sering datang ke Kobong ( kamar) saya
dipesantren. Dia memang dikenal suka mabuk dan memalak orangdidaerah itu.
Macam-macam cara mabuk yang
sudah pernah ia lakukan. Dari minum , menelan bat samapai jarum suntik. Kepada
saya mengutarakan niatnya untuk bertoubat tapi tak tahu harus bagaimana.
Setelah agak lama tak bertemu, dia datang lagi menemui saya dan menceritakan
pengalamannya mengubur diri untuk mencari kebenaran siksa kubur itu.
Dia berubah total tak garang
lagi dan menjadi penurut, terutama pada Kyai saya. Dia hidup mandiri di
pesantren, masak sendiri untuk makan dia dan sebagainya.Dia juga sangat tekun
belajar sampai Kyai saya mengakui sendiri bahwa dia sudah belajar dengan baik.
Santri-santri lain yang
sudah belajar lebih lama dari dia malah bisa kalah pemahamannya. Sampai
terakhir tahun lalu, saya mendapat kabar , bahwa dia sudah pergi ke Sumatera
menjadi Da’I disana.
(MAJALAH HIDAYAH)