Blog Konten Islam: KUCING-KUCING MENGANTAR JENAZAH SANG NENEK
Showing posts with label KUCING-KUCING MENGANTAR JENAZAH SANG NENEK. Show all posts
Showing posts with label KUCING-KUCING MENGANTAR JENAZAH SANG NENEK. Show all posts

Saturday 14 July 2018

KUCING-KUCING MENGANTAR JENAZAH SANG NENEK

KUCING-KUCING MENGANTAR   JENAZAH SANG NENEK

Dasbor " Rahasia Illahi 2"



KUCING-KUCING MENGANTAR
JENZAH SANG NENEK

 “ Anehnya, saat jenazah sang nenek di antar kekuburan, kucing-kucing itu terus mengikutinya. Orang-orang pun dibuatnya heran, bahkan hingga proses penguburan selesai kucing-kucing itu tetap mengitari kuburan sang nenek hingga malam tiba “.

Perempuan dengan rambut putih itu duduk seorang diri di sebuah gubuk. Tidak ada seorangpun yang menemaninya. Tidak ada suami. Tak ada pula sanak saudara. Sehari semalam, ia hanya bertemankan kucing yang sangat disayangi.

Miris sekali nasibnya..!. Dusia yang sudah renta , seharusnya ia hidup bahagia bersama anak cucunya. Tapi, semua itu tak ada disisinya. Kemana anak-anaknya..?. Kemana pula cucu-cucunya..?. Dimana juga suaminya..?.

Baca Juga "Hakekat Pasangan Hidup Sejati"
Baca Juga "21 Alasan Jamaah Di Masjid"

Setiap hari, nenek itu menghabiskan waktunya digubuk itu. Tidak makan sehari sudah biasa baginya. Kini baginya, makanan apapun sangat nikmat baginya yang penting bisa untuk mengganjal perut yang kosong. Tidak perlu makan dengan telur dadar atau ayam goring apalagi seafood. Makan dengan oreg (tempe) dan ikan asin pun sudah cukup baginya dan sudah terasa lezat dan nikmat dimakannya.

Cukup satu kata menggambarkan nenek itu diusia senjanya sebatang kara. Tidak ada pekerjaan yang ia kais untuk mendapatkan rejeki, kecuali hanya mengumpulkan sampah-sampah yang ditemuinya yang tak jauh dari gubuknya.Tenaganya sudah tak kuat lagi untuk jalan jauh. Sampah-sampah itu dikumpulkan dan dijualnya hingga mendapatkan uang yang hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi.

Satu kilo sampah yang senilai tak lebih dari 10 ribu rupiah. Bayangkan nenek itu harus mengumpulkan plastic bekas minuman mineral ringan, kaleng kardus dan apa saja yang bisa dikumpulkan dan dijual kembali. Dengan tubuh nenek yang ringkih dan tak bertenaga lagi berapa hari ia harus mengumpulkan sampah sekilo. Tidak lagi hitungan hari, bahkan sebulanpun kadang tak bisa ia lakukan. Lalu bagaimana ia bisa makan dan minum untuk bertahan hidup.

Belas kasihan orang lain. Ya, nenek itu hanya bisa berharap belas kasihan tetangganya yang punya hati nurani. Kok bisa..?. Sebab banyak pula tetangganya yang berduit tapi tak punya hati nurani. HIdupnya hanya untuk keluarganya sendiri dan kepentingan sendiri. Ada seorang nenek yang sangat membutuhkan tak jauh darinya yang tak pernah dihiraukannya. Demikian kebanyakan orang hidup didaerah perkotaan yang cenderung individulis.

Jika tak ada tetangga yang memberinya makan dan minum., otomatis iapun tidak makan. Bayangkan saja sudah, ringkih, kurus, dan lemah, tak makan lagi. Apa yang akan terjadi..?. Pasti sakit. Ya tentu saja. Nenek itu sering sakit dan sembuh juga dengan sendirinya, tanpa diobati. Dalam sebulan, pasti pasti saja nenekitu pernah sakit.

Terkadang, yang jadi pertanyaan ; kenapa tidak ada seseorang pun yang berusaha k menariknya kedalam rumah dan menjadikan sebagai bagian dari keluarganya..?. Dengan begitu ia bisa makan dan minum sehari-hari dan tidak repot lagi mengais – ngais sampah untuk mendapat kepingan-kepingan receh.

Ah, zaman sekarang sulit sekali mencari orang yang benar-benar berempati terhadap orang lain , apalagi terhadap nenek-nenek. Yang dipikirkan mereka selalu uang dan uang. Mengurus nenek-nenek yang bukan keluarganya hanya akan merugikan diri mereka sendiri. Uang keluar dan waktu yang kesita banyak untuk memperhatikannya. Dengan kata lain ia akan berkata , “Seharusnya Negara dong yang mengurus nenek itu, bukan saya”.

Betul, jika Negara tidak mau mengambil alih, kenapa bukan kita. Bukankah membantu nenek yang hidupnya sebatang kara adalah sedekah. Dan sedekah, kata agama pahalanya sangat besar dan tidak akan pernah rugi bagi yang melakukannya. Uang yang kita sumbangkan atau salurkan untuk membantu orang lain tampaknya akan mengurangi tabungan kita, tapi kenyataan tidaklah seperti itu akan diganti oleh Allah swt dalam keadaan jauh lebih banyak.

Faktanya tidaklah seperti itu. Banyak orang yang mengabaikan kebenaran agama ini. Dan nenek yang diketahui bernama Kasyem itu menjadi salah satu korbannya. Sebuah korban dari arogansi seseorang yang berduit dan mampu, tapitak punya empati. Jika punya kekuatan untuk berteriak, sudah lama nenek itu ingin berteriak memperjuangkan keadilan dirinya. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya. Kalaupun ia bisa melakukannya, percuma juga. Pasti tak ada orang yang meperhatikannya.

Nenek itu memang terkadang masih bisa makan. Tapi sekali lagi itupun hanya berharap pada bantuan orang lain atau tetangganya. Dan kita tahu sendiri, kalau membantu sifatnya tidaklah permanen. Terkadang ia membantu dan terkadang tidak, jadi tidak setiap hari. Sedangkan untuk makan dan minum harus setiap hari, dan tak cukup sekali saja. Idealnya dalam sehari seseorang harus makan 3 kali ; pagi, siang, dan sore/malam.

Orang yang tidak makan dalam sehari pasti akan terkena penyakit dan itulah yang dialami oleh sang nenek. Hebatnya ditengah kelaparan yang melandanya nenek itu masih punya jiwa welas asih kepada kucing-kucing yang hidup bersamanya.

Saat iamendapatkan makanan dari orang lain, ia tak sungkan-sungkan berbagi kepada kepada kucing-kucing yang jumlahnya sekitar lima ekor itu. Bayangkan, nasi sebungkus dibagi antara dirinyadan lima ekor kucing. Beberapa sendok makan jatah untuk dirinya sendiri. Dalam sebungkus nasi tak lebih ia bisa menikmati 7-8 sendok makan. Sedikit sekali..! Itupun tak rutin ia lakukan. Ah sungguh sedih sekali mendengarnya.

MENINGGAL DIKELILINGI KUCING
Suatu ketika seorang tetangga menghampiri rumahnya, hendak memberi makan dan minum. Diketuk pintu gubuk rumahnya. Tidak ada jawaban. Berkali-kali diketuksambil dipanggil-panggil namanya, “Nek…nek…!!. Tapi nenek itu tidak menjawab. Merasa curiga, tetangga itupun memaksa masuk. Sampai didalam ia sangat terkejut melihat beberapa ekor kucing berdiri mengelilingi nenek yang terbujur kaku di tempat pembaringan yang sangat sederhana.

Ia pun mengahmpiri nenek itu dan mengoyang-goyangkan. Nek…! Nek,,,..!. Tetangga it uterus memanggilnya sambil menggoyang-goyangkan tubunya. Tetapi tidak ada respon sama sekali. Tubuhnya tidak bergerakApakah ia telah meninggal dunia..? batinya. Seketika tetangga itu berteriak , “Tolong…tolong…!!!”.

Ia secepat kilat keluar dari gubuk itu dan memanggil-manggil orang , “Nenek meninggal dunia…Nenek meninggal dunia…!!!.
Tak beberapa lama kemudian wargapun berdatangan. Mereka terkejut melihat nenek sduah terbujur kaku dipembaringannya. Merekapun banyak yang bertanya , “Penyakit apa yang menimpa nenek itu sehingga membuatnya meninggal dunia..?”.

Tak ada yang tahu persis tentang penyebab kematiannya. Namun , menurut tetangga yang sering memberi makan, beberapa hari sebelumnya sang nenek memang mengeluh agak demam.Oleh tetangga itu nenek itu hanya diberi obat demam biasa, tidak dibawa kedokter. Setlah itu ia pun lepas control dari tetangganya. Wargapun berkesimpulan, bisa jadi penyakit demam itulah yang menyebabkan nenek meninggal dunia.

Jenazah nenekpun diurusnya mulai memandikan , dikafani hingga dikuburkan. Yang jelas tidak ada sanak kelurga, sudara yang datang menjenguknya. Hidupnya sangat menyedihkan dan sebatang kara. Pengurusan jenasahnya pun merupakan kolekkan (patungan) dari tetangga dan warga dekat yang menjenguknya.

Namun, yang menjadi pemandangan ganjil adalah sejak meninggal kucing-kucing itu milik nenek tak mau jauh pergi dari pemiliknya, kucing-kucing it uterus mengelilinginya. Ketika diusir pergi mereka datang lagi dan seterusnya hingga jenazah nenek diantar kekuburan seolah ikut berduka atas kematian sang nenek.

Tampaknya kucing-kucing itu merasakan duka yang mendalam dengan kepergian sang nenek. Jika ia bisa bicara mungkin akan mengatakan, “Nek setelah kamu pergi. Siapa lagi yang akan memberi kami makan. Kamu berhati mulia, Nek..! Meski kamu sendiri mendapatkan makanan dari bantuan orang lain, tapi kamu tidak lupa membagikan kepada kami. Semoga arwahmu tenang dialam sana Nek..!”.

Jenazah nenekpun akhirnya diantar ke kuburan. Anehnya, saat jenazah itu diantar ke kuburan, kucing-kucing it uterus mengikutinya Orang-orang itupun keheranan. Bahkan proses penguburan selesai kucing-kucing itu tetap mengitari kuburan sang nenek hingga malam tiba.

Kucing-kucing itu baru bubar satu persatu. Entahlah setelah kepergian nenek bagaimana nasib kucing-kucing itu…?. Apakah ia tetap hidup di gubuk miliknya nenek dulu atau mencari majikan baru.

Tak ada yang tahu persis. Yang jelas kisah nenek dan kucing-kucing itu bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama untuk selalu menyayangi binatang kapan saja. Kasih sayang kita yang tulus kepada binatang membuat merekapun akan merasa kehilangan ketika kita telah pergi. Jika manusia punya rasa, tampaknya binatang pun demikian.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 14 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...