Dasbor "Rahasia Illahi 2"
BUAH
SEDEKAH, MERCEDES
“
Orang lain snagat mengidamkan mempunyai mobil mewah, kamu malah sebaliknya.
Sudah punya malah disumbangkan “.
Sebuah kendaraan
mewah meluncur perlahan di atas aspal jalan alternative. Jalan yang lenggang,
membuat si pengemudi yang belum satu bulan duduk di kursi belakang kemudi itu
sangat nyaman. Ditemani music religi dan
AC ( air Condotioner) mobil yang sejuk , ia seolah berada dirumah. Sebab, mobil
mewah yang terus melaju itu terasa tanpa ada guncangan.
Namun, tiba-tiba saja, si pengendara, Bang Haji [sebut saja begitu]
menurunkan laju kendaraannya sampai level terendah, hingga kendaraan itu
seperti berhenti saja. Sepasang mata Bang Haji memandangi sebuah bangunan
ibadah yang cukup besar diseberang jalan. Masjid setengah jadi yang masih
nampak berantakan disana – sini.
Baca Juga "Lubang Kubur Kekurangan Tanah"
Baca Juga "Tumbuh Bulu dan Ekor Saat Sakaratul Maut
Baca Juga "Lubang Kubur Kekurangan Tanah"
Baca Juga "Tumbuh Bulu dan Ekor Saat Sakaratul Maut
“Jika sudah selesai dibangun, masjid itu pasti sangat indah dan banyak
jamaah yang mengagungkan nama Allah disana (didalamnya). Posisinya sangat
strategis”, ucap Bang Haji dalam hati.
Kendaraan menepi sesaat , Bang Haji keluar dari dalam mobil dan
mendatangi masjid yang belum jadi itu, ia dengan seksama mendatangi baitullah
itu.
“Kemana para pekerja bangunan itu..?. batin Bang Haji.
“Oh mungkin hari ini sedang cuti kerja sehingga tak ada kegiatan
pemabangunan”, gumamnya kembali, didalam hati. Ia kemudian msauk kembali
kedalam mobilnya dan melaju menuju ketempat tugasnya.
MASJID
YANG TERBENGKALAI
Kini, hampir setiap hari Bang
haji melewati jalan alternative itu, terhitung hampir sepuluh hari dan ia
merasakan satu keanehan terhadap masjid setengah jadi itu. Selama sepuluh hari
itulah. Bang Haji tak melihat adanya kegiatan pembangunan. Kalau petugasnya
memang sedang cuti kerja, mengapa selama ini..?.
Rasa penasaran membuat Bang Haji
bertanya kepada seseorang yang ia kira penduduk setempat dan jawaban orang itu
cukup mengejutan.
“Mungkin sudah tiga bulan lebih
pengerjaan pembanguna masjid itu terhenti”.
“Tiga bulan lebih..?. Bapak tahu
kenapa..?.
Tanya Bang Haji lebih jauh.
“Setahu saya dananya tidak ada,
Pak Haji. Soalnya pembangunan itu secara swadaya masyarakat saja. Tidak ada
donatur juga bantuan pemerintah. Sekarang ini mungkin masyarakat setempat
sedang mengumpulkan dana, nanti jika sudah terkumpul dan cukup, pembangunan
pasti dilanjutkan”, jawab penduduk cukup panjang.
Bang Haji menganggukkan kepala.
Setelah mengucapkan terima kasih ia melanjutkan perjalanan ketempat tugas.
Namun Bang Haji sempat menyemyatkan niat bahwa sepulang kerja nanti ia akan
mampir ke masjid dan menemui ta’mir masjid untuk mengetahui lebih lanjut
tentang keadaan masjid yang bernama Al-Istiqamah itu. Bang Haji tidak mau
Baitullah itu terbengkalai cukup lama.
Sore harinya setelah semua tugas
selesai dengan baik Bang haji langsung meluncur dengan Mercedes barunya menemui
ta’mir masjid Al-Istiqamah.
“Betul Pak haji, sudah lebih dari
tiga bulan pembangun masjid ini terhenti. Kita panitia pembangunan sedang
mengumpulkan dana untuk kembali melanjutkan pembangunan ini”, jelas salah satu
pengurus masjid.
Bang Haji terdiam dengan sepasang
mata mengelilingi ruang dalam masjid yang lumayan luas.
“Pak Haji berniat menjadi donatur
pembangunan Masjid Al-Istiqamah ini..?.
Pertanyaan ta’mir masjid membuat
Bang Haji memalingkan matanya dari memandang setiap sudut ruangan masjid lalu
ia memberikan sulas senyum. “Insya Allah “, jawab Bang Haji . Setelah itu ia
pamit dan berlalu dari muka masjid Al-Istiqamah.
BANG
HAJI DAN ISTRI
Niat Bang Haji sudah bulat untuk tidak
membiarkan baitullah itu terengkalai. Tertanam didalam hatinya bahwa ia akan
bersungguh-sungguh membiayai masjid tersebut. Marcedes yang baru satu bulan
lebih ia eli dijualnya kembali dan hasil penjualan mobil mewah itu diserahkan
ke ta’mir masjid Al-Istiqamah.
Saat menyerahkan uang ke ta’mir masjid Bang
Haji datang diantar oleh ojek. Sang ta’mir sempat terkejut saat melihat
kedatangan Bang Haji tanpa mengendarai Mercedes mewahnya. Sehingga terceplos
ucapan menanyakan mengapa Bang Haji tidak mengendarai mobil mewahnya..?.
Bang Haji tersenyum dan menjawab.
“Saya tingkatkan nilainya menjadi shodaqah”.
Saang ta’mir masjid mengerti makan ucapan Bang Haji maka senyum kekaguman
pun tersungging indah dari bibir lelaki separoh abad itu.
Namun, tersungging senyum indah dibibir
sang ta’mir terbalik tigaratus enam puluh derajat dengan istri Bang Haji yang
monyong 360 sentimeter dengan rasa yang kecut.
Sang istri marah dengan Bang Haji setelah
mengetahui mobil mewah yang belum lama dibeli dijual dan uangnya disumbangkan
untuk pembangunan masjid.
“Saya tidak melarang abang bersedekah itu
bagus..! tapi dengan cara seperti ini ..! gerutu sang istri dengan bibir yang
terus monyong-monyong. Bang Haji tidak meladeni. Dengan keikhlasan hati ia
mendengarkan gerutuan sang istri yang dianggapnya sebagai sesuatu yang
manusiawi. Istrinya kecewa , Bang Haji mahfum.
Istri mana yang tidak kecewa baru beberapa
saat memiliki harta yang membanggakan ternyata harta itu raib disumbangkan.
“Orang lain sangat mengidamkan punya mobil
mewah, kamu malah sebaliknya. Sudah punya malah disumbangkan..!”. itu gerutu
terakhir sang istri, sebab setelah itu Bang Haji lebih banyak didiambakn
istrinya.
BUAH
DARI KEIKHLASAN
Bukanlkah Allahswt sudah menjanjikan
balasan berkali lipat dengan seorang hamba yang ikhlas bersedekah ..?. Maka,
balasan itu bukan janji-janji belaka melainkan sebuah kenyataan yang begitu
banyak hamba-hamba Allah swt lebih menikmati buah keikhlasannya bersedekah.
Bang Hajipun demikian adanya. Tidak
beberapa lama setelah Mercedes mewahnya berubah menjadi pasir , batu bata dan
paku. Tak lama setelah itu usahanya berkembang cukup pesat. Bang Haji sebagai
pengusaha garmen grosir kebanjiran order. Nyaris ia tidak memenuhi pesanan yang
harus mengalir seperti banjir di kali ciliwung.
Jikalau Bang Haji mau menghitung, maka dari
kebanjiran order yang ia terima, maka saat itu pula ia akan dapat mengembalikan
Mercedes mewah yang telah ia sumangkan ke masjid dan akan memberikannya pada
sang istri bahkan lebih dari itu dua Mercedes pun bisa ia persembahkan untuk
sang istri. “Subhanallah”
Wallahu ‘alam Bhisawab