Blog Konten Islam: MENGAJAK SI KECIL KE MASJID
Showing posts with label MENGAJAK SI KECIL KE MASJID. Show all posts
Showing posts with label MENGAJAK SI KECIL KE MASJID. Show all posts

Friday 20 April 2018

MENGAJAK SI KECIL KE MASJID

MENGAJAK SI KECIL KE MASJID
MENGAJAK   SI KECIL    KE MASJID

“Setiap orang tua sudah semestinya memperkenalkan masjid kepada anak-anaknya dengan mengajak mereka  mengunjungi tempat suci ini sejak mereka masih kecil .“


Masjid adalah tempat suci umat islam. Fungsi utamanya adalah tempat ibadah sehari-hari, terutama untuk sholat lima waktu berjamaah. Selain itu masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan bagi umat Islam yang bermukim di sekitarnya.

Karena itu, Masjid menempati posisi yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Demikian pentingnya fungsi masjid,maka sudah semestinya umat islam mencintai masjid dan menjadikannya sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari.

Apalagi Bagi lelaki ada anjuran dari Rasulullah saw untuk menunaikan sholat lima waktu berjamaah di masjid setiap waktu sholat tibabahkan beberapa ulam’ fiqih memandang sholat di masjid secara berjamaah hukumnya wajib bagi laki-laki.

Tulisan ini tidak bermaksud memperdebatkan apakah sholat berjamaah di masjid itu wajib bagi laki-laki atau hanya sunnahmu’akadah saja. Biarlah itu menjadi urusan ahli fiqih. Tetapi yang penting sebagai orang tua kita berkewajiban menumbuhkan rasa cinta anak-anak kita kita kepada masjid.

Agar kelak ketika dewasa mereka mampu memposisikan masjid sebagai bagian dari aktivitas mereka sehari-hari, sehingga hari-hari mereka selalu terpaut ke masjid.

Baca Juga " Melindungi anak dari Bahaya Teknologi "

Bukankah Rasulullah saw menjamin orang-orang yang hatinya selalu terpaut di masjid sebagai salah satu dari tujuh kelompok manusia yang akan mendapat perlindungan pada Yaumul hisab atau hari pembalasan ketika tidak ada perlindungan lain selain perlindungan Allah swt.

Karena itu, setiap orang tua sudah semestinya memperkenalkan masjid dan segala ativitasnya kepada anak-anak dengan car mengajak mereka mengunjungi rumah ibadah itu sejak mereka masih kecil.

Dengan mengajak anak-anak ke masjid sejak mereka masih kecil maka memori mereka akan merekam kegiatan pergi ke masjid itu sebgai bagian dari masa kecil mereka yang indah, yang sulit untuk mereka lupakan.

Jika kegiatan ke masjid menjadi bagian dari masa kecil mereka yang menyenangkan bersam orang tua, maka momen-momen ini akan terus kebawa dalam memori anak-anak sampai mereka dewasa.

Kenangan masa kecil yang seperti ini biasanya mudah mensugesti seseorang untuk selalu berbuat baik dan kenangan seperti itu biasanya mampu mengawetkan pesan-pesan moral yang sering diajarkan oleh orang tanya semasa kecil itu sampai mereka dewasa, bahkan hingga orang tua mereka meninggal dunia.

Untuk mencampai taraf  seperti itu, kita sebagai orangtua harus terlebih dahulu mencintai masjid. Kita harus member teladanan kepada mereka dengan menjadikan masjid sebagai salah satu pusat kegiatan kita setiap harinya.

Dimanapun kita berad, termasuk di mall sekalipun, jika sudah tib  waktunya sholat, kita upayakan untuk menunaikannya di masjid atau mushalla secara berjamaah.

Dengan begitu anak-anak akan melihat betapa pentingnya sholat berjmaah bagi kita sebagai seorang muslim. Tanap keteladanan dari orang tuanya akan sangat sulit bagi seorang anak belajar dan apalagi mencintai ibadah yang baru dipelajarinya.

Tetapi sebaliknya, jika mereka melihat dengan kepala mereka sendiri betapa tekunnya kita mendatangi masjid setiap hari Insya Allah anak-anak kita juga akan menjadi generasi yang mencintai masjid.


BELAJAR DARI MASIJDAN
Mengajak buah hati ke masjid besar sekali manfaatnya bagi perkembangan pemahaman keagamaan mereka. Anak-anak akan banyak belajar dari apa yang dilihatnya di masjid.

Menurut saya, ada beberapa pelajaran atau kesadaran yang secara perlahan yang terinternalisasi dalam diri anak-anak ketika mereka sudah terbiasa datang ke masjid bersama orang tuanya.

Pertama, anak-anak akan belajar bagaimana praktik sholat berjamah di masjid tanpa perlu diajari lagi, karena mereka bisa melihatnya langsung dari semua jamaah yang sholat.

Selain itu, mereka juga kan karab atau terbiasa dengan kegiatan sholat berjamaah di masjid. Jika kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan dan bukan lagi paksaa, maka akan mudah bagi kita mempertahankan kebiasaan positif ini hingga mereka beranjak dewasa.

Selain itu, mereka akan menyadari pentingnya sholat berjamaah di masjid karena mereka juga melihat para tetangga atau orang tua dari teman-temannya ikut sholat berjamaah, sehingga tertanam dalam benak mereka bahwa sholat berjamaah itu merupakan kegiatan penting yang dilakukan juga oleh keluarga lainnya.

Kedua, anak-anak bisa melihat keakraban dan komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan para tetangganya. Begitu sampai diserambi masjid, kita biasanya bertegur sapa dan bersalaman dengan jamaah lainnya.

Dimata anak-anak, peristiwa-peristiwa seperti ini akan membekas dan menimbulkan kesan betapa akrab dan harmonisnya hubungan kita dengan para tetangga sehingga memicu erek untuk bersikap yang sama dengan teman-teman sebayanya.

Ketiga, anak-anak bisa belajar toleransi, menghargai perbedaan yang dibawa oleh setip jamaah. Di masjid anak-anak akan melihat beragam cara dan gerakkan sholat yang berbeda-beda dari setiap jamaah yang tentu saja di pengaruhi oleh pengetahuan atau keyakinan jamaah tersebut terhadap satu mazhab tertentu.

Ketika anak-anak melihat perbedaan itu hadir di setiap shaf sholat berjamaah, mereka akan merekam peristiwa itu sebagai bentuk keragaman cara sholat orang dewasa.

Mereka juga akan merekam penerimaan masing-masing jamaah terhadap perbedaan gerakkan dari jamaah lainnya sabagai bentuk toleransi, menghargai cara dan keyakinan orang lain.

Pada usia dua tahun,anak-anak mungkin belum menyadari perbedaan-perbedaan itu karena yang menjadi focus peniruan mereka hanyalah orang terdekatnya saja, yaitu bapak atau ibunya.

Tetapi begitu beranjak 4 / 5 tahun  anak-anak akan mulai menyadari adanya gerakkan sholat yang berbeda dari ayahnya dengan ayah temannya.

Pada awalnya , anak-anak yang kritis akan bertanya-tanya, mengapa bapak satu telunjuknya menunjuk sejak awal tahiyat, sementara yang lain baru menunjuuk di pertengahan tahiyat, atau bapak yang lain terus-menerus menggerak-gerkkan telunjuknya sepanjang tahiyat.

Atau mengapa pada waktu berdiri bapaknya meletakkan dua tangannya  diatas pusar sementara tetangganya meletakkan dua tangannya diatas dada.

Pertanyaan-pertanyaan spontan seperti itu wajar mereka ungkapkan, dan kita sebagai orang tua harus berusaha sebijak mungkin untuk menjawabnya.

Nah, jika anak sudah sampai pada taraf mempertanyakkan masalah-masalah ibadah seperti itu, maka kita harus mengambil kesempatan itu untuk meyakinkan anak-anak betapa pentingnya ilmu agama agar mereka tahu bagaimana menjalankan ibadah dengan benar sehingga mereka terpacu dan mau belajar ilmu agama dengan sungguh-sungguh.

BISA BOSAN
Ketika anak pertama saya, Nabil Muntaz berusia sekitar satu setengah tahun, setiap saya berangkat ke masjid, ia pasti minta ikut. Baru melihat saya mengganti celana dengan sarung saja , ia sudah merengek minta diajak.

Begitu pula anak kedua saya Fairuz , menginjak usia yang sama. Setiap melihat saya hendak berangkat ke masjid, ia pasti minta diajak. Kini, anak ketiga saya, Iqbal Hafizh yang usianya juga kurang lebih satu setengah tahun, meneruskan tradisi kedua kakaknya yang tidak mau saya tinggalkan di rumah jika melihat saya bersipa ke masjid.

Masalahnya ini justru anak pertama saya yang usianya sudah lima tahun, mulai malas ikut ke masjid. Kalaupun belakangan ia mau ikut lagi ke masjid, hal itu semata-mata kedua adiknya minta diajak ke masjid, sehingga ia marasa tidak enak sendiri di rumah tanpa kedua adiknya.

Apa yang terjadi pada anak pertama saya sebenarnya sesuatu yang wajar. Anak –anak biar bisa merasakan kebosana dalam hal apapun, termasuk dalam masalah ibadah.

Hal ini terjadi bisa Karen bebagai factor. Faktor utamanya tentu saja karena seiring bertambahnya usia , biasanya seseorang anak melepas ketergantungannya kepada sosok orang tua.

Jika pada usia 0 s.d 2 tahun dunia anak-anak sepenuhnya tergnatung kepada orang tua , maka pada periode selanjutnya mereka mulai melepas sedikit demi sedikit ketergantungannya kepada orang tua.

Pada masa ini merek bisa menulis sendiri aktivitas apa yang menurut mereka lebih menarik. Godaan bermain dengan teman sebaya atau acara televise bisa mengalahkan kebiasaan baik yang sudah kita rintis sejak mereka masih kecil dalam kondisi seperti ini, kita sebagai orang tua , algi-lagi dituntut bertindak bijak.

Memaksakan kehendak kepada mereka seringkali tidak menyelesaikan masalah dengan baik. Orang tua harus mencari cara terbaik agar mereka tetap mau melakukan kebiasaan beribadah, termasuk pergi ke masjid bersama sang ayah.

Salah satu cara untuk membuat anak-anak tetap mau ke masjid adalah dengan membuat perjalanan ke masjid menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Misalnya setiap pulang dari masjid kita menyempatkan diri melakukan sesuatu yang special , yang mungkin tidak bisa kita lakukan di tempat lain bersam-sama.

Saya punya pengalaman dalam masalah ini. Kebetulan tetangga saya yang saya kenal cukup akrab memiliki pohon langka, pohon kayu putih. Rumahnya dekat dengan masjid, sehingga jika kami ke masjid pasti melewati rumah tetangga saya itu.

Nah, setiap pulang dari masjid, saya sempatkan memetik beberapa lembar daun kayu putih dan membagikannya kepada anak-anak.merek sngat senang mencium baunya yang khas.

Cara seperti ini membuat perjalanan pulang dari masjid menjadi special bagi mereka, karena mereka bisa meminta diambilkan daun kayu putih yang baunya khas itu.

Anda bisa mencoba dengan memetik bunga liar yang ada di sekitar perjalanan ke masjid. Atau jika tetangga punya jenis tanaman tertentu, seperti bunga atau apapun, anda bisa meminta izin untuk memetik beberpa kuntum bunganya untuk diberikannya kepada si kecil.

Dengan begitu, perjalanan ke masjid menjadi menyenangkan bagi nak-anak. Selamat mencoba..!
Wallahu ‘alam Bhisawab

(Tri yudiono – Publishing )

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...