Dasbor "Rahasia Illahi 1"
RAKUS HARTA SAUDARA
HARTA
HABIS TERBAKAR
“
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka-sama suka di anatara kamu “.
Ayat diatas
melarang untuk berlaku dzalim terhadap harta orang lain. Kita dilarang mengambil
harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu dengan tipu daya atau merampas
harta milik orang lain yang bukan milik kita.
Dalam perjalanan hidup ini , kita tentu sering mendengar orang-orang
yang suka mengambil harta orang lain dengan dzalim, baik harta tetangganya
maupun harta saudaranya sendiri. Kita bisa mengambilpelajaran dari mereka ,
bagaimana harta yang mereka kumpulkan selama bertahun-tahun , tiba-tiba lenyap
dalam hitungan menit saja. Kisah-kisah nyat seperti itu sering terjadi di dunia
ini. Hal ini sesungguhnya semata-mata sebuah peringatan Allah, baik kepada
orang yang bersangkutan atau kepada manusia lainnya sebagai pelajaran
(Ikhtibar). Kisah nyata dibawah ini salah satu contohnya.
Siang itu, tiba-tiba masyarakat Desa Mojo Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dikagetkan dengan kobaran api yang keluar dari
rumah Pandi. Api itu makin lama kian besar dan ganas melahap rumahnya. Rumah
itu memang dalam keadaan sepi. Keluarga Pandi sedang tidak ada dirumah. Pandi
sendiri berada disawah ketika kebakaran itu terjadi.
“Di mana Pandi..?, tanya yang lainnya.
“Oh dia sedang ada di sawah”, kata yang lainnya lagi.
“Cepat panggil dia dan beritahukan kepadanya kalau rumahnya terbakar”,
kata orang yang pertama kali menyaksikan rumah itu terbakar.
Maka pergilah seseorang untuk memberitahu kejadian itu kepada Pandi.
Setelah diberitahu , betapa terkejutnya Pandi dan seolah merasa tidak percaya
apa yang didengarnya itu.
“Apa..?! Rumah saya terbakar…?!”, tanya Pandi seolah tidak percaya.
Pandi kemudian bergegas pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah Pandi
sudah menemui beberapa masyarakat yang sedang bergotong royong memadamkan api
yang makin lama kian membesar itu.
Pandi makin emosi saja mendengarnya.Lama sudah masyarakat berusaha
memadamkan api itu namum belum bisa dipadamkan. Malah api itu makin membesardan
terus-menerus menyapu bagian – bagian bangunan rumah Pandi.
“Braaak…!”.
Tiba-tiba saja dua ekor sapi yang sejak tadi terjebak didalam rumah
yang terbakar itu menerobos pintu depan rumah Pandi untuk menyelamatkan diri
dari kobaran apiyang ganas. Kulit-kulitnya sudah melepuh karena terbakar api.
“Aduh sapi-sapai kesayanganku..! Untung kamu bisa menyelamatkan diri “,
ucap Pandi sambil mengelus-ngelus kedua ekor binatang itu.
“Tolong, amankan dulu sapi-sapi saya ini di tempat yang jauh dari
sini”, suruh Pandi kepada salah seorang yang hadir disana.
Belum lama Pandi merasa senang dengan selamatnya sapi-sapi kesayangannya
itu, tiba-tiba dia terkejut kembali ketika suara gemuruh menyeruak cukup keras
ketelinganya.
“Bruuuuk…!”.
Tiba-tiba rumah Pandi ambruk ketanah hanya tiang-tiang penyangga rumah
itu saja yang masih berdiri, dan itupun hanya sebagian saja yang masih berdiri
dan sudah gorong.
“Aduh rumahku..! Kenapa nasibku begini..?, Apa yang menyebabkanmu
terbakar..?, ratap Pandi penuh penyesalan. Pandi tertunduk lemas setelah
rumahnya ambruk hampir rata dengan tanah.Dia menyesali dirinya sendiri
menyalahkan diri sendiri.
Setelah cukup lama menyesali nasibnyaitu, Pandi kemudian bertanya
kepada orang – orang yang hadir disana.
“Kalian tahu enggak, apa yang menyebabkan rumah saya terbakar..?,
“Kami tidak tahu Pan karena ketika kami datang rumah itu sudah dalam
keadaan terbakar”, jawab mereka.
Sejenak Pandi terdiam, mencoba mengingat-ingat apa saja yang ada
didalam rumah ketika ditinggalkan untuk pergi kesawah tadi.
“Wah, saya lupa memadamkan obat nyamuk, yang aku hidupkan tadi pagi
untuk keperluan sesuatu.Mungkin itu yang menyebabkan rumah saya terbakar”, ucap
Pandi menduga-duga.
Tidak terasa haripun sudah hampir sore dan menjelang malam hari.
Sebagian masyarakat sudah ada yang kembali kerumah masing-masing sisanya masih
lagi ada ditempat kejadian sambil mengobrol tentang terbakarnya rumah Pandi.
Esok harinya dan hari-hari berikutnya masyarkat kembali melakukan
aktivitasnya masing-masing begitupun dengan Pandi dan dua ekor sapi
kesayangannya.
Namun lukanya yang cukup parah, Pandi tidak kuasa melihat sapi-sapi itu
bila terus dipertahankan hidup. Dengan berat hati. Akhirnya sapi-sapi itu
disembelih. Meskipun masyarkat lega dengan berhasilnya kobaran api itu
dipadamkan, tetapi mereka sesungguhnya menyimpan tanda tanya besar, mengapa
hanya rumah Pandi saja yang terbakar..?, Bukankah rumah Pandi begitu dekat
dengan rumah-rumah yang lainnya, Bahkan hampir berhimpitan..?. Padahal, api
yang membakar rumah itu pun begitu hebatnya seperti ular besar yang
menyambar-nyambar kesegenap penjuru arah.
Memakan
Harta Warisan Saudaranya.
Menurut pengakuan Warsidi (24 Thn), tidak ada sebab yang jelas kenapa
rumah Pandi tiba-tiba terbakar. Tapi menurut Pandi sendiri, rumahnya terbakar
karena lupa mematikan obat nyamuk itu ketika dirinya hendak pergi kesawah. Dan
anehnyasemua tetangga dekatnya sendiri tidak ada yang tahu . Kebakaran itu baru
ketahuan ketika apinya sudah membesar.
“Tuhan Maha Adil. Kalau harta kita didapatkan dari jalan haram, maka
Tuhan pun akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Begitupun sebaliknya
“, ujar Warsidi menjelaskan, kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar.
Memang benar, harta yang didapatkan oleh Pandi tidak sedikit yang
dihasilkan dari merampas milik saudaranya sendiri. Dulu ketika orang tua Pandi
meninggal dunia , orang tuanya itu mewariskan semua harta kekayaannya kepada
anak-anaknya. Semua anak-anaknya mendapatkan jatah yang sama. Dibagi secara
adil oleh orang tuanya.
Tapi, beberap hari kemudian, Pandi mulaibersikap tidak baik terhadap
saudar-saudarnya. Sikap rakusnya mulai muncul. Dia mencoba ingin menguasai
semua pemberian orang tuanya yang telah diberikan kepada saudara-saudaranya .
Dengan berbagai cara akhirnya usaha Pandi tidak sia-sia. Dia berhasil menguasai
semua kekayaan saudara-saudaranya hasil warisan orang tuanya.
“Sebagai saudara paling tua ,Pandi sangat berkuasa sekali terhadap
saudaranya yang lainya. Dia merasa paling berhak memiliki harta warisan orang
tuanya”, ujar Ramirah (75 Thn).
Anehnya, saudara-saudara Pandi tidak kuasa melakukan perlawanan terhadap
saudara tuanya itu. Mereka hanya bisa menyesal setelah harta kekayaannya
diambil. Sebagi adik, mereka hanya bisa mengelus dada. Mereka tidak mau dan
tidak berani membawa perkara tersebut ke pengadilan. Biarlah, Allah swt saja
yang membalasnya.
“Adik-adiknya merasa kesal dengan sikap Pandi kakaknya itu. Akhirnya
mereka berdoa agar di akhir hidupnya kakaknya mengalami nasib yang tidak baik”,
ujar Warsidi lebih lanjut.
Ternyata doa saudara-saudara muda Pandi diakabulkan oleh Allah swt.
Rumah dan kekayaan Pandi akhirnya lenyap seketika karena terbakar. Bagi Pandi
sendiri, setelah rumahnya habis terbakar, sikapnya mulai berubah. Dia mulai
sadar dengan kesalahannya dirinya. Kesalahan yang telah diperbuatnya kepada
adik-adiknya.
Sementara itu adik-adik Pandi tidak menaruh dendam kepada kakaknya itu.
Mereka tetap mau menerima Pandi dan keluarganya menumpang dirumah mereka
sebelum Pandi mampu membangun kembali rumahnya.
Setelah cukup lama menumpang hidup dirumah saudar-saudaranya , akhirnya
Pandi berniat membangun kembali rumahnya. Karena tidak punya cukup uang Pandi
pun menjual tanahnya yang merupakan satu-satunya harta kekayaan berharga yang
tersisa darinya. Tidak lama kemudian berdirilah rumah barunya itu. Walaupun
bentuknya lebih kecil dari rumah sebelumnya namun sudah cukup beruntung bagi
Pandi karena akhirnya dia punya rumah sendiri.
Begitulah akhirnya Pandi merintis kembali kehidupannya yang sudah
hancur akibat rumahnya terbakar itu. Menurut Ramira, di akir hidupnya Pandi
terserang penyakit lumpuh, yang membuatnya tidak bisa berjalan dan bekerja.
Hari-hari Pandi praktis dilakukannya di tempat tidur, menyesali hidupnya yang
tidak beruntung itu. Sampai ajal menjemputnya Pandi mengalami kelumpuhan.