MELURUSKAN MAKNA
ZUHUD
Diantara kita mungkin masih asing dengan istilah zuhud. Atau kita sudah
sering dan akrab dengan istilah ini, tapi salah memberikan pengertian. Karena
jamaknya ketidak fahaman apa itu zuhud, sampai-sampai kita sering mendapati,
“ZUHUD” menjdai bahasa satire atau sindiran. Kalau ada orang yang tampak kumal,
acak-acakan, tidak menjaga penampilan, biasanya aka nada celetukkan, “Ahli
Zuhud”.
Memang sebagian orang yang tidak faham, menilai zuhud dengan
penampilan. Termasuk orang-orang menekuni ketaatan kepada Allah tanpa landasan
ilmu, juga sering tertipu menzuhudkan diri dengan menekuni cara penampilan yang
serba terbatas dan kekurangan.
Padahal tidak pernah ditemukan frensi dari ulama’ manapaun tentang
zuhud semacam itu. Piliha berzuhud dengan menjadikan penampilan ala orang fakir
tidak pernah diajarkan. Namun sepertinya tidak berlebihan, bila kita masih
khawatir sebuah laku zuhud masih diartikan sebagai sesuatu yang sacral dan
sulit ditempuh oleh manusia hari ini.
Baca Juga >>> "ZUHUD MENDUDUKKAN DUNIA SEBAGAI HAMBA"
Baca Juga >>> "ZUHUD MENDUDUKKAN DUNIA SEBAGAI HAMBA"
Mengingat, bayang-bayang kesengsaraan, papa, dan kefakiran, itu masih
melekat dibenak setiap kita ketika
menyebut kata zuhud. Zuhud adalah bahasa Arabyang artinya adalah berpaling dari
sesuatu karena menganggapnya remeh dan tidak bernilai. Zuhud terhadap dunia,
adalah berpalingnya hati dari kecintaan kepada dunia karena mengerti hakekat
dunia yang tidak bernilai, tidak member kemulian, juga tidak member
kemudharatan.Zuhud terletak pada cara seseorang memandang dunia. Dimana dunia
ini telah Allah gambarkan dalam firman, “Katakanlah : “Kesenangan didunia ini
hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa, dan
kamu tidak akan dianiaya sedikitpun “. (QS. An-Nisa :77)
Dengan ayat tersebut, kita sudah bisa memahami keharusan bersikap zuhud
pada dunia. Allah swt perintahkan kita agar dunia tidak memalingkan kita dari
akhirat yang lebih kekal. Apa yang membuat kita berlebihan terhadap sesuatu
yang sebentar lagi pasti hilang..?. Jangan menjadikan dunia seolah-olah ia
adalah segala-galanya bagi kita. Sehingga waktu dan pikiran habis untuknya.
Sehingga suka dukanya kita, bergantung pada dunia.
Dasar hokum dari anjuran zuhud ini juga berdasar pada hadits Nabi
saw.Dari Abu Abbas Ahl bin Sa’ad as-Sa’di radhiyallahu anhu, ia berkata, “Ya
Rasulullah saw, tunjukkan padaku satu amalan yang jika aku mengamalkannya maka
aku akan dicintai Allah dan dicintai manuisa !.
Beliau Rasulullah saw bersabda, “Zuhudlah terhadap dunia, niscahya
engkau dicintai Allah swt dan zuhudlah apa yang dimilki manusia, niscahya
engkau akan dicintai manusia”. (HR. Ibnu Majah). Maksud, “Zuhudlah terhadap
dunia”, adalah remehkan dunia sebagaimana Allah swt telah memandangnya remeh.
Palingkan hatidari kesibukkan memikirkannya.
Baca Juga >>> "10 ALASAN DOA BELUM DIJAWAB"
Baca Juga >>> "10 ALASAN DOA BELUM DIJAWAB"
Maksud “Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia “, adalah jangan
iri,dengki, jangan selalu ingin memiliki apa yang dimilki orang lain. Jangan
juga terlalu tunduk pada manusia karena silau dengan kekuasaan dan kekayaan.
Hargai dan hormatilah manusia sepantasnya, jangan jadikan kekayaan mereka
sebagai ukuran kemuliaan seseorang.
AREA ZUHUD
Yang kaya atau miskin masuk sini…!
Sekanjutnya adalah tentang konsekuensi lahiriah dari jalan hidup zuhud
itu sendiri. Terhadap konsekuensi itu menjadi bermacam-macam akhirnya.
Perbedaan yang tampak pada lahiriah masing-masing bukan berarti saling
menyalahkan satu dengan yang lainnya. Tidak bisa kita menyebut orang-orangyang
kaya raya ,pakain bagus, bermobil, bagus itu tidak zuhud.
Atau sebaliknya, orang miskin itu pasti zuhud. Belum tentu. Kalau yang
miskin tiap bulan risau dengan gaji yang pas-pasan , tidak qanaah, otaknya
dipenuhi dengan ambisi harta dan dibuai angan-angan dia tidak zuhud. Meski
demikian harus kita akui.Orang-orang miskin yang Allah jauhkan ia dari harta
dunia, jalan menuju zuhud akan lebih mudah mereka tempuh daripada mereka yang
dikelilingi oleh kemudahan-kemudahan duniawi.
Kita juga akan membantah mereka yang menuduh para alim yang fakir
karena waktunya habis untuk ibadah kepada Allah swt sehingga untuk mencari
dunia menjadi sedikit itu sebagai orang yang salah (yang mengakui) intelektual
menyebut mereka sebagai golongan yang membuat islam mengalami kemunduran.
Kemunduran yang mana..?, yang seperti apa..?, apa hanyakarena mereka
diikuti dalam kesederhanaan hidup , karena member resep menikmati kekurangan
dan kemiskinan , bekerja dengan cara pandang sekesar mencari nafkah secukupnya,
kemudian dianggap kemunduran..?
Sejak kapan maju mundurnya islam dinilai dari dunia..?. Ahli zuhud yang
satu tidak sempat mengupayakan dunia karena totalitas beribadah kepada Alla swt.
Pakainnya benar-benar apa adanya, tanpa disengaja. Mereaka benar-benar menjauhi
urusan dunia karena takut melalikan dari Allah. Mereka bukan bermaksud mengharamkan dari apa yang
dihalalkan Allah swt. Tapi sekedar mengambil dunia sedikit mungkin karena tak
ingin melihat nafsunya “gemuk” dan berkuasa.
Maka mereka dimuliakan Allah. Dunia yang mendatanginya dengan izin
Allah swt. Tidak akan menempuh jalan itu kecuali orang yang benar-benar yakin
kepada Allah. Ahli zuhu yang satu lagi antusias bekerja bahkan Allah memberikan
kelapangan rizki dari usahanya. Berihtiarnya terhadap urusan-urusan dunia tiak
menggugurkan dari kedudukan zuhud dihadapan Allah swt.
Mereka mulia, disinilah kemungkinan kita memposisikan diri. Kita yang
keseharian berada dalam dunia professional dan usaha mengumpulkan harta, akan
tetapi tetap zuhud bila hati dibatasi dari kesibakkan merisaukannya. Sufyan at
Tsauriberkata, “Zuhud di dunia artinya tiak mengumbar harapan, bukannya makan
sesuatu yang kering dan mengenakkan pakain yang jelek “.
Di kelas ekonomi mapun kita berada, sangat dianjurkan untuk selalu
bersikap zuhud. Dengan melihat dunia dengan pandangankecil, tidak ada
apa-apanya disbanding akhirat. Lalu kita akan tetap bekerja sebagai bagian dari
tanggungjawab, dan bukan sekedar untuk menumpuk harta.
Berpenampilan bagus dan rapi justru sangat dianjurkan. Tapi tidak
berbangga-bangga dengan penampilan dan kepemilikkan dunia, itulah makna zuhud
sebenarnya.
Itulah bedanya dengan orang-orang yang pura-pura zuhud atau zuhud
palsu. Mereka tanpa sadar ternyata sibuk mengemas penampilan agar dilihat
sebagai fakir dan ahli zuhud. Orang seperti ini hakekatnya adalah ahli dunia.
Karena masih sibuk mencari perhatian dunia (orang).
Wallahu a’lam Bis-shawab