Blog Konten Islam: WASIAT TERAKHIR NABI YA'QUB as
Showing posts with label WASIAT TERAKHIR NABI YA'QUB as. Show all posts
Showing posts with label WASIAT TERAKHIR NABI YA'QUB as. Show all posts

Saturday 19 May 2018

WASIAT TERAKHIR NABI YA'QUB as

WASIAT   TERAKHIR NABI YA'QUB as




WASIAT  TERAKHIR

NABI  YA’QUB  as


“ Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda maut), ketika ia berkata kepada anak-anaknya : “Apa yang kamu sembah sepeninggalku..?”. Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahin , Ismail, dan Ishaq (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami akan tunduk patuh kepada-Nya “. (QS. Al-Baqarah :133)  .

Setelah Nabi Ya’qub berpisah cukup lama dengan anaknya , Nabi Yusuf , akhirnya Allah mempertemukan kembali ayah dan anak itu dalam keadaan tak terduga. Waktu itu , Nabi Yusufsudah melewati penderitaan panjang dan menjadi bendaharawan Mesir. Sedang negeri tempat Nabi Yaqub dan sudara-saudara Nabi Yusuf tinggal dilanda pacelik. Kebutuhan kleuarga Nabi Yusuf untuk mendapatkan makanan ke Mesir itulah yang membuat Nabi Yusuf menyusun siasat untuk menjebak Benyamin, saudara kandung sendiri agar ditahan.

Tentu, penahanan Benyamin itu semakin menambah penderitaan Nabi Ya’qub. Tetapi tidak lama kemudian, sudara-saudar Nabi Yusuf ke Mesir kembali dan diminta untuk membawa baju Nabi Yusuf agar diberikan kepada Nabi Ya’qub, peristiwa itu akhirnya membuat saudara-saudara nabi Yusuf sadar dan tahu jika Yusuf ternyata masih hidup.
Dengan diliputi rasa bersalah , saudara yusuf pulang ke Palestina menemui ayah mereka. Anehnya kabar itu sudah bisa dicium, Nabi Ya’qub sebelum saudara Yusuf tiba dirumah. Tatkala saudara Yusuf baru melewati perbatasan (baru memasuki Palestina), nabi Ya’qub mencium bau Nabi Yusuf , “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf , sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)”.

Setelah saudara Yusuf tiba dirumah, kejadian yang menakjubkan pun terjadi. Wajah nabi Ya;qub diliputi cahaya dan bisa melihat kembali setelah sekian tahun hanya diliputi gelap. “Bukankah aku telah mengatakan kepada kalian bahwa aku mengetahui dari Allah swt apa yang tidak kalian ketahui..?”.

Saudar Nabi Yusf merasa bersalah , lantaran dulu telah membuang Nabi Yusuf. Maka, saudara Nabi Yusuf memohon ampunan. “Wahai Ayah kami , mohonkanlah ampunan bagi kami terhadap dosa-dosa kami , sesungguhnya kami orang-orang yang bersalah )berdosa) “. (QS. Yusuf [12]  :94-97)

Nabi Ya;qub kemudian memohon ampunan kepada mereka, dan setelah itu Nabi Ya’qub mendapatkan kekuatan sehingga berangkat ke Mesir. Maka, nabi Yusuf dapat bertemu kembali dengan ayahnya setelah 30 tahaun berpisah dan ia tak lupa dengan mimpinya sewaktu kecil, “Wahai ayahku, inilah ta’bir mimpiku yang dulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikan suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskanku dari penjara dan ketika membawamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dial ah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “. (QS. Yusuf [12] :100)


KISAH NABI YA’QUB as  
Nabi Ya’qub as adalah putra Nabi Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ya’qub punya saudara bernama Ishu (dalam riwayat lain disebutkan bernama ‘Aish). Keduanya itu tergolong saudara kembar. Tetapi antara Nabi Ya’qub dan Ushu ternyata disekat jarak. Meskipun keduanya saudara, ternyata tak bisa hidup damai dan rukun. Ishu didera perasaan dengki , iri dan benci terhadap Nabi Ya’qub as , lanataran ia melihat Ya’qub disayangi ibunya. Dendam Ishu semain mendarah daging ketika Ishu suatu hari melihat Ya’qub memperoleh berkah dan doa ayahnya Nabi Ishaq.

Selain disayang ibunya dan diberkahi doa ayahnya, Nabi Ya’qub juga termasuk manusia pilihan. Dalam Al-Quran , Allah berfirman, “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya’qub , sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-peminpin yang member petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan keapada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah “. (QS. Al-Anbiyaa [21] : 72-73).
Dendan dan kedengkian Ishu itu akhirnya , membuat Ya’qub merasa tidak enak. Maka suatu hari, ia menemui ayahnya, meminta pendapat. “Wahai ayahku! Tolonglah beri jalan keluar untuk kasusku ini. Bagaimana aku harus menghadapi saudaraku, Ishu membenciku iri dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan di hatiku, sehingga akan menjadi hubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang.

Tiak ada saling cinta dan mencintai, saling sayang menyayangi. Dia marah karena ayah memeberkahi dan mendoakan aku agar aku memperoleh keturunan shaleh , rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan. Dia menyombonbongkan diri dengan kedua orang istrinya dari suku Kan’aan danbahkan mengancam anak-anaknya dari kedua istrinya itu kelak akan jadi saingan berat bagi anak-anaku. Juga ancaman lain yang mencemaskan dan menyesakkan ahtiku. Tolonglah ayah, beri aku masukkan; bagaimana aku harus mengatasi maslah ini; mengatasi dengan cara kekeluargaan “.

Sesaat Nabi Ishaq iam. Ia memang sudah tahu keretakkan hubungan dua anak itu , ia berusaha berpikir dengan jernih untuk mencari jalan tengah yang arif dan bijak. Akhirnya, Nabi Ishaq menemukan jalan tengah dan angkat bicara.

“wahai anaku…karena usiaku yang sudah lanjut, aku aku tidak dapat menengahi kalian berdua. Uban sudah menutupi seluruh kepalaku , badanku sudah membongkok , raut mukaku sudah kisut, berkerut dan aku sudah berada diambang pintu perpisahan dari kalian, meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khawatir bila aku sudah meniggal , gangguan saudaramu , Ishu , kepadamu akan semakin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu berusaha mencari kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu itu akan mendapatkan  sokongan dan pertolongan dari saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa , “ucap Nabi Ishaq.

Sementara , Nabi Ya’qub diam, mendengar khusyuk kata-kata yang diucapkan ayahnya. “Maka jalan terbaik bagimu, menurutku , kau harus pergi meninggalkan negeri ini. Berhijrah ke Fadan A’raam di daerah Irak. Disana itu, bermukim bapak sudaramu, saudara ibumu, Laban bin Batu’il.  Engkau bisa berharap dinikahkan dengan seorang putrinya. Dengan demikian , akan menjadi kuat kedudukan sosialmu , disegani dan dihormati, orang karena kedudukan mertuamu itu. Untuk itu, jangan tunggu waktu lagi !. Cepat pergi kesana 1. Dengan iringan doa , aku berharap semoga Allah memberkahi perjalananmu dan member rezeki yang murah dan mudah , kehidupan yang tenang dan tentram”, lanjut Nabi Ishaq.

Anjuran dan saran Nabi Ishaq itu dipandang Nabi Ya’qub sebagai jalan terbaik yang harus dilakukan dan dijalankan. Tak salah , jika nasehat itu masuk kedalam sanubari Nabi Ya’qub lantaran ia melihat anjuran ayahnya itu merupakan jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan antara dia dan Ishu. Apalagi dibalik saran itu, dia nantinya akan dapat bertemu dengan bapak sudaranya dan anggota-anggota keluarga dari pihak ibunya. Juga, harapan bisa mendapat jodoh. Tidak menunggu waktu lama lagi, Nabi Ya’qub pun menyiapkan perbekalan. Ia berkemas  mempersiapkan segala kebutuhan, barang – barang yang diperlukan dalam perjalanan. Dengan berat hati lantaran ditikam sedih berpisah, sebelum meninggalkan rumah, nabi Ya’qub meminta restu kepada ayah dan ibunya.

Nabi Ya’qub Hijrah ke Irak
Dengan hati yang kuat dan niat yang tulus berhijrah demi Allah, untuk menghindari bahaya permusuhan dengan saudaranya, Nabi Ya’qub melakukan perjalanan jauh. Ia lewati sahara,padang pasir serta tanah yang tandus. Juga, diwabah sengatan terik mentari yang panas.

Dalam perjalanan itu, dia sesekali istirahat jika dilanda letih dan capek. Suatu hari, sewaktu ia sedang istirahat disuatu tempat dan tertidur, tiba-tiba dia bermimpi. Dalam tidur yang nyenyak itu ia bermimpi dikaruniai rezeki yang luas , kehidupan yang aman, sentosa dan damai. Juga, keluarga dan anak cucu shaleh dan berbakti serta kerajaan yang besar dan makmur.

Setelah bangun Nabi Ya’qub terpana. Karena hanya melihat dirinya senidirian,sedang istirahat disebuah tempat. Ia menoleh kekanan dan kekiri, tidak menjumpai satu orang pun. Maka, ia sadar bahwa yang ia rasakan barusan adalah mimpi.Tetapi, dia percaya bahwa mimpinya itu kelak dikemudian hari kan menjadi kenyataan , sebagaimana yang didengar dari doa ayahnya.

Rupanya, mimpi itu membuat Nabi Ya’qub tidak lagi merasakan rasa letih yang sebelumnya hinggap ditubuh. Ada semacam tenaga baru yang masuk ke tubuh Nabi Ya’qub sehingga ia bisa melanjutka perjalanan kembali ke fadan A’raam

Setelah berhari-harimenpuh perjalanan , akhirnya Nabi Ya’qub tiba dipintu gerbang Fadan A’Raam. Saat itu, Nai Ya’qub melihat kehidupan baru. Maka, dengan mantap Nabi Ya’qub melanjutkan perjalanan melangkahkan kakinya kerumah Laban, bapak saudaranya. Sesampai di rumah Laban itu, Nabi Ya’qub bercerita bahwa dirinya anak Nabi Ishaq.Maka, keduanya kemudian berpelukkan karena dapat bertemu dengan pertemuan yang tak disangka dan laban tidak berat hati menerima kehadiran Nabi Ya’qub.

Selang beberpa hari setelah Nabi Ya’qub tinggal dirumah Laban, Nabi Ya’qub menyampaikan pesan Nabi Ishaq pada Laban agar mereka berdua berbesan, Yakni Nabi Ishaq menhendaki agar Laban menikahkan Nabi Ya’qub dengan salah seorang dari putrinya. Pesan tersebut diterima Laban setuju dengan rencana pernikahan Nabi Ya’qub dengan salah seorang putrinya. Tapi, Laban megajukan syarat untuk dijadikan sebagaimas kawin , yaitu Nabi Ya’qub harus memberikan tenaganya untuk bekerja dipeternakan selam 7 tahun. Nabi Ya’qub tidak keberatan , dan menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh bapak saudaranya itu.

Hari-hari bekerja yang harus dijalani Nabi Ya’qub itu pun berlalu. Tahun-ahun yang dilewati Nabi Ya’qub bekerja dieternakan Laban , akhirnya, tidak terasa sudah mencapai tujuh tahun. Maka, Nabi Ya’qub  memberanikan diri menagih janji yang dulu pernah disyaratkan Laban,bapak saudaranya itu untuk diambil sebagai menantu. Laban kemudian meminta kepada nabi Ya’qub untuk menyunting Laiya, putri sulung Laban. Padahal dalam hati , Nabi Ya’qub menhendaki agar menikah dengan Rahil, adik Laiya. Nabi Ya’qub kemudian mengutarakan isi hatinya, agar bisa dinikahkan dengan Rahil.

Tetapi, adat istiadat yang berlaku waktu itu tak mengisinkan seorang adik melangkahi kakaknya untuk menikah lebih dahulu. Karena itu, Laban mengambil jalan tengah supaya tidak mengecewakan nabi Ya’qub, dan tidak pula melanggar adat istiadat yang berlaku dengan menawarkan pada ya’qub untuk menikahi Laiya sebagai istri pertama dan menikahi Rahil sebagai istri yang kedua. Yang akan disunting kelak setelah Nabi Ya’qub menjalani masa kerja 7 tahun lagi di peternakan milik Laban. Nabi Ya’qub menerima lagi tawaran tersebut. Pernikahan Nabi Ya’qub dan Rahil , putri Laban dilaksanakan dan kontrak selama 7 keua lagi pun ditanda tangani.

Hari-hari berlalu, dan tahun-tahun yang dilewati Nabi Ya’qub bekerja tidak terasa  terasa waktu 7 tahun sudah terlampaui. Mereka, setelaha selesai masa kontrak kerja selama 7 tahun yang harus dijalani Ya’qub , Laban akhirnya menikahkan Nabi Ya’qub dengan Rahil. Jadi Nabi Yaqub, beristerikan dua wanita bersaudara kakak beradik.

Pada waktu itu, belum ada syariat yang melarang seorang laki-laki menikahi dua wanita kakak beradik , akan tetapi setelah turun QS An-Nisa 2, Islam melarang seorang lelaki menikahi dua perempuan bersaudar (kakak-beradik).

Setelah menikahkan Nabi Ya’qub dengan dua putrinya , Laban member hadiah kepada dua putrinya itu, dua hamba sahaya untuk menjadi pembantu rumah tangga mereka, yakni Zilfah dan Bahhih.Kedua hamba sahaya itu akhirnya diberikan kepada Ya’qub untuk diperistri , sehingga istri Nabi Ya’qub berjumlah empat orang.

Dari pernikahan Ya’qub dengan kedua istrinya dan dua hamba sahayanya itu, Ya’qub dikaruniai duabelas anak. Dari Laiya : Nabi Yakub dikaruniai anak :Ruhil, Yahuda, Syam’un, dan Lawi. Dari Rahil , Nabi Ya’qub diakruniai anak : Yusuf, dan Bunyamin. Sedang dari Zulfah dan Bahhih, Nabi Ya’qub diakruniai anak: Yasakha, Zabulan, Dana Naftah, Kal dan Ansyar.

Dari riwayat lain dari keempat istrinya itu , Nabi Ya’qub mempunyai dua belas orang anak. Dari Laiya Nabi Ya’qub dikarunia enam anak :Raubin, Syamun, Lewi (salah satu keturunannya adalah nabi Musa), Yahuda, Yasakir, dan Zabulon. Dari rahim Rahil Nabi Ya’qub dikaruniai dua orang anak, Yaitu Yusuf dan Bunyamin. Kemudian Zulfah melahirkan dua anak , yaitu Kan dan Asyar. Sedangkan Bahhih melahirkan dua orang anakyaitu : daan dan Baftali.

Tapi dari keduabelas bersaudara yang tak berasal dari satu ibu ternyata mengundang rasa iri dan dengki. Apalagi , ketika saudara-saudara Yusuf suatu hari menjumpai Yusuf lebig dicintai Nabi Ya’qub. Maka , mereka, saudara-saudara Yusuf itu kemudian harus mengalami kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan. Sebab cerita berikutnya setelah ia dibuang kedalam sumur , ada kafilah yang menyelamatannya.

Tapi, kafilah itu kemudian menjual Yusuf. Untung, Yusuf kecil justru diambil anak oleh seorang pejabat Msir. Tapi, lagi-lagi cobaanpun datang. Ia difitnah dan akhirnya dijebloskan kedalam penjara. Setelah lama mendekan dalam penjara , nabi yusuf bisa mentakwilkan mimpi raja. Berkat ilmu Nabi Yusuf yang bisa mentakwilkan mimpi itulah, ia kemudian diangkat menjadi bendaharawan di negeri Mesir dan kemudian bisa bertemu kembali dengan ayahnya, Nabi Yaqub as.

WASIAT TERAKHIR NABI YA’QUB as
Pertemuan antara Nabi Ya’qub dengan anaknya , Nabi yusuf, terjadi ketika usia Nabi Ya’qub diambang senja. Bahkan dari perpisahan yang lama (ada suatu riwayat yang menceritakan keduanya berpisah selam 17 tahun , lalu ada yang berpendapat 20 tahun , tapi ada juag yang berpendapat 30 tahun) itu, hidup Nabi Ya’qub sempat dilanda kesedihan dan tidak bisa meihat.

Tetapi satu hal yang tidak bisa diingkari, pertemuan kembali Nabi yusuf dengan Nabi Ya’qub dan saudara-saudaranya itu , ternyata membuat saudara-saudara Nabi Yusuf sadar dan Insyaf. Tak mustahil, ketika Nabi Ya’qub mendekati ajal , tidak ada wasiat atau warisan yang cukup berharga bahkan penting , kecuali memanggil anak-anaknya untuk diberi wejangan.

Tidak diragukan lagi bahwa dihati saudar-saudara Yusuf ternyata benar-benar tidak lagi berpaling dari ajaran Nabi Ibrahim , Nabi Ishaq dan Nabi Ya’qub as sebagaiman firman Allah dalam Al-Quran, “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya :”Apa yang kamu sembah sepeninggalku..?. Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmudan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Iislmail, dan Ishaq, yaitu Tuhan yang Maha Esa dan kami tunduk patuh kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah :133)

Dalam banyak riwayat disebutkan, Nabi Ya’qub as wafat pada usia 147 tahun dan dimakamkan di mesir karena ketika Nabi Ya’qub berusia tua , dia kemudian mengikuti putranya Nabi Yusuf yang menjadi pembesar (bendaharawan Mesir). Riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi Ya’qub dimakamkan di Hebron disisi makam ayahnya Nabi Ishaq. Sementara dalam Al-Quran , kisah Nabi Ya’qub disebutkan secara terpisah , bersamaan dengan kisah nabi-nabi lain, seperti Nabi Ibrahim , Nabi Ishaq dan Nabi Yusuf.


 (Berbagai Sumber)   

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 21 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...