Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"
DOA SI BUDAK HITAM YANG MUSTAJAB
“ Malik bin Dinar terkesima. Bagaiman
tidak, si budak hitam yang berdoa meminta hujan di masjid, langsung dikabulkan
oleh Allah swt. Penasaran menggelayuti pikirannya ia bermkasud menyibak jati
diri budak itu “ .
Sudan lama, kemarau panjang melanda wilayah Basrah. Karena hujan belum
juga tiba, penduduknya menunaikan sholat istisqa’ (sholat minta hujan) di
lapangan. Diantara mereka ada Malik bin Dinar dan salah seorang sahabatnya yang
sholeh, namun tetap saja hujan tak kunjung turun. Penduduk Basrah berulang kali
menunaikan sholat Istisqa’ namun belum ada hasilnya.
Sampai suatu ketika, Malik bin Dinar dan sahabatnya melangkahkan kaki
ke masjid. Keduanya duduk disana dengan perasaan sedih linglung. Tiba-tiba
seorang budak hitam berperwakan kurus dan mengenakan pakaian yang tipis masuk
ke masjid tanpa melihat keberadaan mereka.
Dia menunaikan sholat dua rakaat lalu menengadahkan dua tangan dan
menghadapkan wajahnya kea arah langit seraya berkata “Wahai Tuhanku, berapa lagi
hamba-Mu yang merugi karena permohonan Engkau tolak..?. Apakah milik-Mu
berkurang ataukah simpanan kerajaan dan rahmat-Mu telah habis..?. Aku bersumpah
kepad-Mu demi cinta-Mu kepadaku, turunkanlah hujan kepada kami saat ini juga “.
Sungguh luar biasa. Tidak lama, langit menghitam. Mendung berarakkan.
Melarik kilat muncul diangkasa pertanda hujan segera datang. Sejurus kemudian
hujan mengguyur dengan deras. Langit menggerojokkan karunia yang luar biasa
sudah lama dinantikan warga Basrah.
Kejadian tersebut membuat Malik bin Dinar dan sahabatya terkesima.
Mereka sungguh tak mengira doa si budak hitam di masjid yang dilihatnya didalam
masjid ternyata dikabulkan oleh Allah swt secepat itu. Karena diliputi rasa
penasaran , keduanya pun beranjak dari tempat mereka duduk kemudian menghampiri
budak tersebut.
“Nak, apa kamu tidak malu dengan apa yang kamu katakan tadi..?. tanya
Malik bin Dinar.
“Memangnya aku tadi berkata apa..?”.
Budak itu balik bertanya.
“Tadi kamu mengatakan , ‘Aku bersumpah kepada-Mu demi cinta_Mu
kepadaku’ , darimana kamu tahu bahwa Dia mencintaimu..?.
“Menyingkirlah dariku, wahai yang yang sibuk dengan dirinya sendiri
hingga melupakan Tuhannya.
Dimana kamu berada saat dia mengistimewakanku dengan tauhid dan
makrifat-Nya..?. Tidak tahukah kamu bahwa Dia memberiku anugerah karena
kecintaan-Nya kepadaku dan kecintaanku kepada-Nya..?”.
Setelah perbincangan singkat itu, si budak beranjak meninggalkan
mereka. Malik bin Dinar dan temannya membuntuti dan dia ternyata memasuki rumah
pedagang budak. Keduanya masih dibuat penasaran terlebih setelah dialog
tersebut. Tampaknya mereka hendak mengetahui lebih jauh tentang jati diri dari
si budak itu.
Pagi harinya, Malik bin Dinar pergi kerumah pedagang budak tersebut.
Tuan rumah segera menawarkan budak-budak yang dimilikinya yang jumlahnya
mencapai seratusan karena berpikir tamunya akan membeli budaknya. Malik bin
Dinar memeriksa satu per satu budak-budak itu. Tetapi ia tidak menemukan budak
yang dicarinya, yakni budak hitam yang berdoa minta hujan di masjid.
Melihat tamunya tak mendapati apa yang diinginkan, tuan rumah tersebut
kembali menawarkan, “Aku masih punya satu lagi budak tapi mungkin dia tidak
berguna bagimu karena pelayanannya kurang bagus “.
Ketika budak yang ditawarkan itu dikeluarkan , Malik bin Dinar berkata,
“Ini dia budak yang aku inginkan..!.
Karena tertarik dengan si budak kemudian Malik membelinya dan segera
mengajak pergi dari tempat itu. Di tengah perjalanan si budak hitam itu malah
bertanya, “Wahai tuanku kenapa engkau membeliku..?. padahal aku tidak bisa
melayanimu..?”.
“Aku membelimu agar aku bisa melayanimu “. Jawab Malik bin Dinar.
Rupanya Malik bin Dinar sudah tahu bahwa budak itu bukanlah orang sembarangan.
Budak itu adalah orang sholeh, sebab menurut Malik bin Dinar , tidak mungkin
doa si budak di masjid itu untuk meminta hujan itu dikabulkan demikian cepat
kalau budak tersebut orang biasa-biasa saja. Sementara ia sendiri dan
sahabatnya yang shaleh, juga penduduk Basrah sudah melakukan rangkaian ritual
sholat Istiaqa’ namun hujan tak datang-datang.
Disamping itu, Malik bin Dinar juga merenung ternyata doa si budak
hitam tersebut menggambarkan betapa dekatnya si budak hitam selaku pendoa
dengan Tuhan yang dimintai doa. Terlebih lagi, ketika si budak itu menyindir
dirinya (Malik bin Dinar) yang dikatakan hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan
melupakan Tuhan. Ini tentu bukanlah perkataan orang sembarangan.
“Apakah kemarin Anda melihatku ..?”. tanya si budak itu memecahkan
suasana
“Ya” jawab Malik bin Dinar.
Si budak itu terdiam sejenak.Keduanya tetap melanjutkan perjalanan
hingga sampailah ia di masjid terdekat. Budak itu meminta izin untuk masuk ke
masjid. Dia masuk kemudian menunaikan sholat dua rakaat, kemudian berdoa. Dalam
doanya dia berkata, “Duhai Tuhanku..! Rahasia di antara kita sudah terbongkar,
sehingga kehidupan tidak lagi mengenakkan bagiku. Karena itu, ambillah aku
kesisi-Mu “.
Kemudian budak itu bersujud demikian lama. Lantaran lama sujudnya,
Malik bin Dinar mencoba membangunkannya. Budak itu tak bergerak. Ternyata budak
itu sudah meninggal dunia Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kisah perjumpaan Malik bin Dinar, yang kita kenal sebagai ahli Hadits,
dengan budak hitam yang misterius, meskipun tak berlangsung lama, membuahkan
pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya.
Pertama : orang
sholeh lebih suka melakukan kebaikkan demi kebaikkan tanpa ingin diketahui jati
dirinya. Dia melakukan untuk mendapatkan ridha Illahi semata.Kecenderungannya
melakukan sesuatu adalah untuk kehidupan yang lebih kekal ketimbang memikirkan
sesuatu yang remeh-temeh di dunia .
Kedua : kita
jangan melihat seseorang dari sisi penampilannya, statusnya atau pun segala
sesuatu yang kasat mata. Sebab, semua itu belum tentu mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya. Di dunia ini, orang yang kita sangka baik, malah tidak sedikit
yang diluar biasa kejahatannya dengan tidak menafikkan orang yang secara
tampilan baik dan juga hatinya juga baik. Begitu pula orang yang kita sangka
rendah dan hina , tetapi nyatanya banyak yang jauh lebih baik ketimbang
prasangka kita. Meskipun kita tidak menutup mata , keadaan diluar kadang juga
sam dengan kondisi yang sebenarnya.
Sebab, parameter seseorang mulia disisi Allah swtadalah dari sisi
ketaqwaannya (QS. Al-Hujurat :13). Seperti dalam kisah diatas, seorang budak
hitam yang dalam strata sosial masyarakat begitu rendah tanpa dinyana ternyata
seorang lelaki sholeh yang sungguh luara biasa maqamnya disisi Tuhannya.
Doa-doanya mustajab, setidaknya doa meminta hujan dan doa agar
disegerakan diambil nyawanya ketika rahasia antara dirinya dan tuhannya sudah
diketahui oleh Malik bin Dinar.
Ketiga :
ungkapan undzur ila ma qala wala tandzur man qala (dengarkan apa yang dikatakan
jangan memperhatikan orang yang berkata) ada benarnya. Ini sama juga artinya
dengan ajakan kita untuk focus pada substansi pembicaraan, bukan pada orang
yang menyampaikan. Meskipun perkataan itu disampaikan oleh seorang budak yang
hitam , tetapi isi dari penyampaiannya ternyata mampu membuat Malik bin Dinar
merenung lebih dalam. Bahkan setelah memutuskan untuk membelinya , Malik bin
Dinar berniat melayani budaknya
(Sumber : Dr. Anwar Wardah , Rahasia
antara Kita Sudah Terbongkar, dalam Aku Ingat Dirimu Saat Aku Lupa Tuhanku,
Zaman, Jakarta, 2013).
Wallahu A’lam Bhisawab