Blog Konten Islam: SUDAH MENIGGAL
Showing posts with label SUDAH MENIGGAL. Show all posts
Showing posts with label SUDAH MENIGGAL. Show all posts

Friday 20 July 2018

SUDAH MENIGGAL, MASIH TERLIHAT SYIAR AGAMA

SUDAH MENIGGAL,   MASIH TERLIHAT SYIAR AGAMA


DASBOR "RAHASIA ILLAHI 2"



SUDAH MENIGGAL, MASIH TERLIHAT SYIAR AGAMA

“ Seseorang sempat menyaksikan Kayai Jamaluddin memberikan tausiah disuatu tempat, padahal sang Kyai sudah lama wafat “.

Dia seorang lelaki yang cukup disegani bukan karena kedigdayaanya, bukan juga karena ilmu kanuragan, tetapi karena ia seorang lelaki yang berilmu yang tawadhu, yang ramah, rendah hati namun selalu mengedepankan amal ma’ruf nahi munkar.


Apa yang dalam pandangannya terlihat kurang pantas tak segan ia berantas dengan cara yang pas, dan pendekatan yang ikhlas, sehingga hasilnya tidak ada yang merasa disalahkan.Dia seorang lelaki yang gemar menebar kebajikan, merangkul siapa saja yang berniat meniti jalan yang lurus, sehingga semua tak terbawa arus yang membuat mereka terjerumus.


Kita sebut saja lelaki itu Kyai Jamaluddin. Berikut sepenggal kisah hidupnya yang insya Allah bisa menjadi ikhtibar yang dapat kita teladani.


UMUR
Kullu nafsin dzaiqatul maut, setiap sesuatu yang bernyawa pasti akan meraskan mati. Manusia, baik tua maupun muda pada saat yang telah ditentukan pasti akan kembali kehadapan Zat Yang Maha Rahman dan Rahim.


Kyai Jamaluddin pun memiliki perjanjian batas umur, saat dimana ia harus pulang, menghadap Rabb Yang Maha Agung seluruh murid dan semua jamaah terjerat dalam rasa kehilangan yang panjang. Panjang karena kehidupan masih terus berlanjut , yang ma’ruf harus terus ditegakan dan yang munkar harus ditukar atau diganti dengan sifat-sifat yang berdiri tegak diatas pondasi agama yang dibawa dan diajarkan oleh manusia yang paling mulia, manusia yang merupakan kekasih Allah swt yaitu Nabi Muhammad saw.


Kepergian Kyai Jamaludiin merupakan tercerabutnya ilmu agama dari muka bumi, sebab kepergiannya membawa serta ilmunya dan tiada lagi dapat diwarisi secara langsung kepada orang-orang yang belum sampai menimba ilmu darinya. Semua merasa kehilangan. Sosok yang tegas menentang kebatilan telah pergi. Akankah kebatilan juga ikut pergi..?.


Meskipun semuanya belum siap menerima kepergian Kayai Jamaluddin karena ikut perginya ilmu yang dimiliki sang Kyai dan juga masih merebaknya yang mungkar dimuka bumi, tapi semua ikhlas dan akan melanjutkan perjuangan sang Kyai.


Karena keikhlasan semuanya, maka prosesi pemakaman Kyai pun tiada tertunda. Meski merasa kehilangan, namun menyegerakan pemakaman menjadi yang utama. Dalam pemakaman itu berjalan sempurna, tak ada kejadian-kejadian yang menjadi pertanyaan.


DUA BULAN KEMUDIAN
Dua bulan sudah kepergian seorang Kyai yang sangat dibanggakan. Warga itu. Meskipun beliau sudah tiada , rasa terkenang dan mahabbah masih terus melekat di hati jamaah terlebih di hati para murid yang setiap saat menerima ilmu dan wejangan yang sangat berarti dari sang Kyai.


Karena rasa mahabbah yang mendalam, kubur sang kyai tak pernah sepi oleh para peziarah. Setiap hari, kubur sang kyai, selalu diziarahi hinga suatu ketika…
“Alangkah baiknya jika makam Kyai Jamaluddin ini dipindahkan kebagian dalam bersanding dengan makam Kyai-Kayi lain. Sepertinya hal itu lebih afdhal sebagai bukti penghormatan kita atas kemuliaan perjuangan beliau dimasa hidup “, begitu ucap seorang penta’ziah kepada salah seorang pengurus makam.


Ucapan yang tersampaikan dengan penuh kelembutan itu teras begitu menyentuh dan mengandung kebenaran. Karena itu pengurus makam menyambung ucapan itu kepada keluarga Kyai yang lain. Alhasil usulan itu dimufakati selanjutnya ditindaklanjuti dengan pemindahan makam.


Keluarga Sang Kyai Jamaluddin, para murid, jamaah, tetangga berkumpul untuk menyaksikan penggalian makamseluruh yang hadir mungkin mengira kalau jenazah sang Kyai sudah berubah, tidak utuh seperti semula, bahkan mungkin yang tinggal hanya tulang belulangnya saja.


Beberapa penggali kubur yang diperintahkan terlihat bekerja penuh hati-hati semakin dekat mata cangkul mencangkul tanah yang menimbun jasad Kyai Jamaluddin seakin hati-hati para penggali menancapkan mata cangkul , khawatir mata cangkul itu mengenai jasad atau tulang belulang Kyai yang lain.


Ketika tanah yang menimbun jasad sang Kyai semakin melebar dan terlihat kain kafan yang masih putih bersih. Orang-orang yang hadirpun tercengang dibuatnya dan para penggali kuburpun diperintahkan untuk lebih hati-hati lagi.


“Hati-hati kang, nanti terkena tubuh Kyai “, ucap salah seorang yang punya hubungan dekat dengan Kyai Jamaluddin. Penggali kubur benar-benar menuruti perintah tersebut , mata paculnya tidak ditancapkan ditanah hanya ditempelkan lalu ditarik perlahan. Bahkan petugas lainnya megangkat tanah dengan tangannya karena khawatir mata cangkul menggores bagian tubuh jenazah Sang Kyai


Penggalian terus dilakukan dengan sangat hati-hati. Kini sudah terlihat tanah yang menimbun sudah semakin dekat dengan sasaran, bahkan ada bagian-bagian yang sudah menampakkan celah yeng memperlihatkan sesuatu yang berwarna putih.


“Hati-hati kang. Sudah semakin dekat jangan sampai ada yang tergores”, ujar salah seorang yang mempunyai hubungan kerabat dengan Kyai Jamaluddin. Ia mengira, warna putih yang sudah terlihat sedikit itu adalah bagian kain kafan pembungkus jenazah Sang Kyai.


Para penggali terus mengikuti arahan tersebut, dan ketika galian tanah semakin meluas. Nampaknya kain kafan yang masih utuh, mulus dan putih pun terlihat.
“Subhanallah Allahu Akbar”.


Terdengar ucapan asma Allah swt keluar hampir bersamaan. Mereka sungguh takjub dengan pemandangan yang terlihat. Bagaimana mungkin jenazah yang sudah dikubur selama dua bulan itu masih utuh.., bukan hanya daging dan kulit yang tidak dijamah binatang-binatang di dalam liang kubur, tetapi kain kafan pun juga tidak tersentuh oleh kotoran dan yang lainnya karena tampak begitu bersih dan masih kelihatan baru bagai baru dimakamkan.


Dan semakin yang membuat orang-orang yang hadir disitu tercengang adalah terciumnya aroma harum yang menebar dari jenazah utuh yang sudah bersih dari timbunan tanah.
“Harum wanginya”, komentar seseorang
“Yah Harum”, tambah yang lainnya
“Ayo terus kang bersihkan seluruh tanah dan hati-hati “, arahan it uterus terdengar.


Para penggali terus mengikuti arahan. Mereka sangat hati-hati. Pun ketika harus mengusung jenazah keatas , mereka benar-benar hati-hati , karena mereka sangat menghormati dan memuliakan sang Kyai.


Kejadian yang nyata terlihat oleh orang-orang yang hadir disitu menjadikan sebuah contoh atas kemuliaan seseorang. Apakah kisah yang didpaparkan narasumber Hidayah hanya sampai disitu.


PENGGALIAN KE DUA

Setelah jenazah Kyai Jamaluddin yang sudah dimakamkan selam dua bulan selesai dipindahkan kedalam area pemakaman yang dihuni makam-makam para Kyai bertahun-tahun kemudian datang lagi. Usulan dari seseorang yang berpendapat bahwa makam Kyai Jamaluddin lebih layak disandingkan dengan makam Kyai yang berada di blok utama dari area pemakaman itu. Hal itu semata sebagai penghormatan dan memuliakan Kyai Jamaluddin yang semasa hidupnya selalu memegang teguh amal ma’rif nahi munkar.


Keluarga dan kerabat dekat Kyai Jamaluddin kembali mengabulkan ususlan kedua itu dan kembali penggalian kedua dilaksanakan. Ketika pada penggalian pertama, orang-orang yang hadir tak memikirkan keanehan apa yang akan terjadi, namun pada penggalian kedua ini, kepala mereka telah terformat dengan kejadian pada penggalian pertama dimana jasad sang Kyai terlihat masih utuh dan berbau wangi.


Dalam kepala mereka muncul dua pertanyaan..?. setelah bertahun jenazah sang Kyai tertimbun tanah apakah jenazah sang Kyai masih utuh juga,…?
Puji-puji mengagungkan dan membesarkan nama Allah Azza Wajalla kembali terdengar manakala penggalian kedua selesai dilaksanakan dan tersaji pemandangan yang sungguh siluar pikiran nalar manusia. Bertahun-tahun jasad Kyai tertimbun tanah , tapi semuanya masih utuh dan jasad itu masih mengeluarkan aroma harum mewangi, bahkan lebih harum dari jasad penggalain pertama.


Semua yang hadir takjub dengan kenyataan yang terlihat , apalagi setelah seorang bercerita bahwa dirinya sempat menyaksikan Kyai Jamaluddin memberikan Tausiah disuatu tempat , padahal sang Kyai sudah beberapa lama wafat, “Subhanallah”..!


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 20 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...