MENCURI KOTAK AMAL, GILA SELAMA DUA PEKAN |
“ Dan Janganlah kamu seperti orang-orang yang
lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan lupa akan dirinya sendiri. Mereka
itulah orang-orang yang fasik “ ( QS. Al-Hasyr ;19 )
Tak disangka tak diduga
perbuatan tak terpuji seorang lelaki muda secara tiba-tiba terserang penyakit
Jiwa Alias Gila. Kisah ini terjadi disebuah kampung kecil di pulau Lombok.
Kampung yang penduduknya masih memegang erat tradisi agama Islam.
KE DASBOR >>>"RAHASIA ILLAHI 1"
KE DASBOR >>>"RAHASIA ILLAHI 1"
Serta disana masih banyak
tempat-tempat bersejarah yang dianggap keramat. Tempat-tempat tersebut biasanya
berkaitan dengan makan para ulama penyebar agama Islam, masjid atau mushala
didirikan oleh para ulama itu.
Kebetulan dikampung yang
bernama kampung Jepun (bukan nama aslinya) itu terdapat sebuah mushala kecil
yang dikenal bersejarah dan menyimpan keramat.
Masyarakat percaya bahwa
siapa saja yang berbuat macam-macam di mushal itu, ia akan mendapat hukuman.
Tidak saja balasan dari Allah swt. Di akhirat kelak tapi balasan itu juga bisa
nampak dalam bentuk penderitaan penyakit fisik, gangguan jiwa dan bentuk
lainnya ketika si pelaku masih hidup.
Selama berpuluh-puluh tahun
masyarakat kampung Jepun percaya akan keramat di mushala bernama Al-Hidayah (
bukan nama yang sebenarnya ) itu. Sehingga seburuk-buruk perilaku orang di
kampung Jempun ia tidak akan berani melakukan keburukan di mushala kerama.
GEMAR MABUK DAN JUDI MENDZALIMI ISTRI
Namun suatu hari kampung
yang tenang itu tiba-tiba terusik oleh berita yang mengejutkan. Ada seorang
laki-laki yang masih penduduk kampung Jepun terserang penyakit kejiwaan atau
gila secara mendadak. Kabarnya penyakit itu menyerang setelah laki-laki itu
pulang dari Musala A-Hidayah.
Orang-orang kampung
mempunyai dugaan yang hamper sama, pasti lelaki itu telah melakukan hal buruk
di Mushala Al-Hidayah. Sebut saja laki-laki itu bernama Amak. (bukan nama sebenarnya )
Ia pria berumur 30 tahunan
lebih. Meski telah memiliki lima orang anak yang masih kecil-kecil, namun
pekerjaan Amak masih serabutan.
Terkadang Ia menjadi porter
atau kuli angkut di pasar sayuran, kadang juga mengojek, atau menjadi buruh di
sawah ladang. Pekerjaan apa saja ia lakukan kendati hasilnya tidak cukup untuk
sekedar menutupi kebutuhan keluarganya.
Meski kondisi keluarga Amak
boleh dibilang pas-pasan, bahkan kekurangan, namum Amak sebagai kepala rumah
tangga bukan lelaki yang patut ditiru perilaunya. Ia sering nongkrong dan
begadang sampai larut malam bersama teman-temannya yang kebanyakkan pengangguran.
Seringkali sembari nongkrong
mereka berjudi dan menegak minuman keras. Kebiasaan lama yang tetap
dipertahankan oleh Amak ini yang kadangkala membuat biduk rumah tangganya
terombang-ambing. Bahkan Amak tak jarang berlaku kasar terhadap istrinya.
Padahal sang istri telah
mengkorbankan hari-harinya untuk memeras keringat dan membanting tulang
mencukupi keluarga dan anak-anaknya.
Perlakuan Amak terhadap
istrinya biasanya terjadi ketika Amak tengah mabuk dan kalah judi. Ia sering
meminta uang secara paksa kepada istrinya. Dan sang istri tahu kebiasaan buruk
suaminya itu, biasanya menolak untuk memberikan uang kepadanya.
Ia tahu uang itu ia berikan
akan dijadikan Amak untuk bermain judi. Atau membeli minuman keras. Padahal
hasil kerja kerasnya itu hanya pas-pasan saja untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya.
Akhirnya pertengkaranpun
tidak dapat dihindarkan. Tak jarang Amak melayangkan tanganya ke muka sang
istri. Setelah bertengkar dengan istrinya itu ia tidak pulang kerumah. Tak ada
pilihan lain untuk menginap, Amakpun tidur di Mushala Al-Hidayah.Yang letaknya
tidak jauh dari rumahnya.
MENCURI KOTAK AMAL MENDADAK MENJADI
GILA
Selama tinggal di kampung
Jepun Amak terbilang jarang menginjakkan kakinya di Mushala Al-Hidayah yang
dikeramatkan penduduk setempat itu.
Kecuali ketika ia masih
kecil, ketika ia masih sering ikut mengaji , setelah itu tidak ada waktu lagi
untuk menginjakkan kakinya di Mushala itu. Maklum, Amak bukan orang yang taat
apalagi giat dalam melakukan ibadah.
Meskipun rumahnya terletak
hanya beberapa meter dari Mushala. Dalam kondisilelah setelah bertengkar dengan
istrinya Amak memasuki Mushala keramat itu. Awalnya ia hanya ingin numpang
tidur.
Namun setelah memasuki ruang
tengah Mushala, niat Amak berubah, terutama ketika Amak melihat kotak Amal
tergeletak begitu saja.
Amak menghampiri kotak itu
kemudian mengocoknya. Tak disangka olehnya , ternyata da uang lumayan banyak
dalam kotak amal itu.
Tak menyadari ia berada di
Mushala, Amak nekat mencukil kunci kotak amal yang rapuh itu. Hanya membutuhkan
beberapa saat saja kotak amal itu terbuka dan menguras habis isinya.
Malam itu Mushala memang
sepi sebagaimana malam-malam biasanya.Niat numpang tidur di Mushala akhirnya
batal. Setelah mendapat uang hasil curian dari kotak amal, Amak langsung pergi
tak jelas ia pergi kemana.
Tapi bisa dipastikan ia
mendatangi teman-temannya biasa nongkrong untuk bergabung berjudi. Setelah ia
kalah bermain judi pulang kerumahnya dan langsung tidur. Namun ada yang berbeda
dengan sikap Amak setelah bangun tidur tiba-tiba ia meracau seperti orang gila
cara berkomunikasinyasulit dimengerti pertanyaan dan jawaban yang ia brikan
tidak nyambung.
Sang istri kebingungan dan panik
dan sedih tiba-tiba sang suami mendadak gila. Tak tahu apa sebabnya ia sendiri merasa
bersalah karena menganggap jangan-jangan
peristiwa itu terjadi karena akibat pertengkaran dengannya semalam.
Sang istri tak tahu kalau
sang suami baru saja mencuri kotak amal Mushala Al-Hidayah. Kian hari ketidak
warasan Amaksemakin parah. Ia sudah tidak mau makan seperti orang normal.
Seminggu sudah berlalu Amak tak kunjung sembuh dari penyakitnya.
Malahan semakin bertambah
parah, Ia benar-benar sudah menjadi orang gila. Ia sering monar-mandir di
sepanjang lorong gang tak peduli siang ataupun malam. Terkadang ia duduk di
sudut gang sembari salah satau tanganya menengadah seperti orang meminta uang
dari orang yang melintas di lorong gang itu.
Amak yang sudah gila itu berperilaku
seperti orang pengemis. Pihak keluarga sendiri sudah tidak kurang-kurang untuk
beruaha menyembuhkan Amak. Sejumlah orang pintar sudah didatangkan kerumah tapi
tak satupun mampu menyembuhkannya.
Karena alsan ekonomi kelurga
Amak pun hanya bisa pasrah menerimanasib Amak seperti itu. Sementarapihak
keluarga hanya bisa mengawasi dan mengurus Amakagar jangan sampai pergi jauh
dan meresahkan warga Kampun Jepun.
Beberapa kali Amak dipaksa
pulang kerumah tapi Amak tetap kemablai keujung gang seperti seorang pengemis.Kejadian itu berlangsung kurang lebih
selama dua minggu. Setelah itu Amak baru sadarkan diri dan bingung dengan
kondisi dirinya itu yang sudah
tidak karuan.
Setelah ia merenung beberapa
saat barulah ia membuka apa yang sebenarnya telah terjadi pada didinya.Ia ingat
malam itu ia mengambil uang dari kotak amal Mushala Al-Hidayah dan setelah
menghabiskan uang curian itu ia tak sadarkan diri
Untung Amak bisa sadarkan
diri seperti sedia kala meski sempat lebih dari dua minggu hilang ingatan dan
telah membikin heboh Kampun Jepun.
Semoga cerita ini bisa
menjadi pelajaran bagi kita semua yang membacanya ( dikutip dari Majalah Hidayah
)