Blog Konten Islam: KITA BUKAN SIAPA-SIAPA
Showing posts with label KITA BUKAN SIAPA-SIAPA. Show all posts
Showing posts with label KITA BUKAN SIAPA-SIAPA. Show all posts

Tuesday 29 May 2018

KITA BUKAN SIAPA-SIAPA

KITA BUKAN   SIAPA - SIAPA
KITA BUKAN
 SIAPA - SIAPA
“ Sepintar apapun kita,  banyak manusia diciptakan Allah lebih pintar dari kita. Secantik atau setampan apapun kita, banyak manusia yang diciptakan Allah lebih rupawan dari kita. Sebanyak apapun harta yang kita miliki, itu hanya titipan sementara yang tidak akan kita bawa mati ”.

Pada zaman dulu, di negeri China, ada seorang cendikiawan besar bernama Confucius. Suatu hari, ia melihat dua anak sedang bertengkar. Ia pun bertanya apa yang dipertengkarkan.”Menurutku “. Kata salah satu anak, “Matahari itu lebih dekat dengan kita di pagi hari, dan lebih jauh di saat siang hari “. Anak yang lain beranggapan sebaliknya, bahwa matahari lebih dekat jaraknya disiang hari daripada di pagi hari.

“Lihat saja “, kata anak yang satu.”Saat matahari terbit, ukuranya sebesar roda delman. Tapi disiang hari sebesar piring atau mangkuk. Bukankah benda yang kelihatannya lebih kecil jaraknya lebih jauh dari kita..?.

“Tapi “, sangkal anak yang lain, “Saat matahari terbit sewaktu fajar, suhuya sejuk, sedangkan pada waktu siang hari matahari sangat panas. Bukankah jarak benda yang memancarkan panas kalau jaraknya lebih dekat mestinya harus lebih panas..?. Confucius terdiam kebingungan, tak bisa memutuskan mana yang benar. Dua anak itupun tertawa,”Katanya anda orang pintar, kok gak bisa jawab sih..?”

Baca Juga "Membedah Kejiwaan Seorang Hipokrit (Munafik)"

Sahabat, cerita ini mengajarkan kepada kita betapa manusia itu sangat kecil dihadapan Allah tak bisa mengungkap misteri alam, bahan yang kecil sekalipun. Banyak orang yang menganggap dirinya hebat, cendikiawan ternama, orang besar, tapi menjawab pertanyaan sedehanapun tak bisa.Saya jadi ingat masa SMP dulu, ada seorang bilogi yang sangat disegani karena dianggap jeniu. Saya bertanya kepadanya di kelas. “Pak, kenapa kalau mengiris bawangkok suka keluar air mata..?”

Dia terdiam beberapa saat lalu berkata, “Kemungkinan ada semacam zat yang terkandung didalamnya “. Yaah, kalau jwabannya begitu semua oran juga bisa. Batin saya dalam hati. Hmmm..ini Cuma soal bawang, benda kecil yang setiap hari ditemui di dapur. Bagaimana dengan fenomena alam yang lebih besar..?.

Kita tahu bahwa ilmu Allah itu sangat luas. Seandainya lautan jadi tinta untuk menuliskan ilmu-ilmu Allah , maka pastilah habis tinta itu sebelum ilmu-ilmu Allah tertuliskan semua meskipun Allah mendatangkan sebanyak itu pula.

Ini berarti betapa besarnya rahasia alam yang Allah ciptakan dan manusia tidak akan mampu menyibaknya dengan keterbatasan akal yang manusia miliki.

Kalau kita perhatikan, sikap bangga diri manusia kerap terlihat di sekitar kita. Ada orang yang merasa dirinya paling pintar, hingga merendahkan orang lain. Ada juga yang baru punya kelebihan sedikit sudah merasa dirinya paling hebat, paling keren. Dengan nada merendahkan, dia bilang,”Masa segitu ajakagak bisa sih..?. Sini saya ajari !”. “Masa kamu gak tahu..?. Payah deh.!. “Tanya aja sama saya”, saya ahlinya.

Kalau sayapun dulu sering mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan orang lain, meski dengan nada bergura. Padahal kalau dipikir-pikir. Siapa sih saya ini..?. Tidak punya apapun yang dibanggakan. Semua yang saya miliki dalam hidup hanyalah pinjaman Allah, kapanpun Dia mau Dia bisa ambil kembali. Banyak momen ketika saya merasa ‘tertampar’ dan menyadari bahwa diri ini bukan siapa-siapa. Contohnya ketika seorang teman yang saya anggap tidak lebih pintar, ternyata bisa menlanjutkan sekolah ke Australia , sedangkan saya gagal mendapatkan kesempatan yang sama. Juga ketika temen lain yang saya anggap kurang ‘gaul’ ternyata bisa traveling dan menulis artikel tentang perjalanan ke Eropa. Masih banyak contoh-contoh yang lainnya.

Beberapa bulan lalu saya mengobrol denganShigeru, teman asal Jepang. Di abilang begini, “Hey Molly, tahu gak amu tuh suka merendahkan orang lain”. Saya keget karena seumur hidup baru kali ini ada orang yang mengkritik saya dengan lugas. “Oya ..?. Apa contohnya..?. Dia menjelaskan salah satu mmen ketika saya berkata didepan teman-teman, “Hey Shigeru, sewaktu ujian kamu kok cuman menulis dua baris jawaban, padahal yang lain satu halaman. Gimana sih kamu..?”.

Shigerupun bilang, “Soalnya saya pake huruf China menjelaskan satu kata, jadi ya otomatis jawaban saya lebih pendek daripada jawaban kamu yang pakai bahasa Inggris.

Di kesempatan laian saya juga pernah bilang kepada Shigeru, “Kamu kalau ngomong kok suka ga jadi, kebanyakkan mikir. Kalau menjawab singkat-singkat dan banyak mmm-nya”. Diapun bilang, “ini maslah bahasa , saya kurang menguasai bahasa China maupun inggri, makanya terbata-bata. “Dan ketika ketemu teman yang pintar bahasa Jepang. Shigeru tiba-tiba bicara dengan bahasa Jepang dengan sangat lancar dan cepat.

Saya sampai kaget dibuatnya. “Nah, sekarang baru yahukan kalau saya tuh bisa ngomong !.. katanya dengan mimic puas. Saya pun jadi malu dan minta maaf. Ya Allah, sejak itu aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah meendahkan orang lainlagi Insya Allah.

Saya teringat firman Allah yang isinya, “Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”. (QS.17:37).

Ya benar, sahabat. Apa gunanya kita menyombongkan diri dan merendahkan orang lain, toh diatas langit masih ada langit. Manusia diciptakan dengan banyak kekurangan , agar kita tidak berbangga diri. Manusia juga diciptakan dengan banyak kelebihan, agar kita tidak mudah berbputus asa.

Allah sungguh Maha Adil, Pengasih dan penyayang kepada umat-Nya. Hanya saja kita sering lupa diri. Karena diberi sedikit kelebihan langsung merasa menjadi jagoan, dan paling dari yang lain. “Siapa sih kamu nih gue nih…!. Kita membusungkan dada dihadapan orang lai. Tersenyum mengejek kekurangan orang lain ,padahal kita sendiri mungkin tidak lebih baik. Kalau kita lihat diberita atau tayangan infotainment, sikap saling rendah-merendahkan itu sering muncul.

Sangat tidak layak untuk ditiru terutama oleh generasi muda.Oleh sebab itu, sebisa mungkin hindari tontonan tayangan yang tidak layak ,lebih baik memperbanyak baca buku yang bermanfaat , baca Al-Quran dan berdzikir.

Diantara kisah-kisah nabi, saya paling suka dialog antara Nabi Ibrahim dengan raja Baylonia. Karena Nabi Ibrahim mendapat kejaiban dari Allah dengan bisa selamat dari kobaran api ,penduduk beramai-ramai meninggalkan tradisi menyembah berhala untuk beriman kepada Allah swt. Sang Raja Babylonia merasa terancam kedudukannya.

Ia pun mengundang Ibrahim keistananya untuk mempermalukan Sang Nabi.
Sang Raja bertanya, “Hai Ibrahim Aku ini Tuhan. Tapi kamu menyuruh penduduk meyembah Allah. Coba katakana apa kelebihan Tuhanmu dibandingkan Aku..?”. Ibrahim menjawab, “Tuhanku Allah berkuasa untu menghidupkan dan mematikan”.

Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan kok…! Kalau ada penghianatan kerajaan aku berkuasa menyuruh algojo untuk memenggal lehernya. Dan kalau aku mau, aku bisa mengampuninya sehingga dia bisa tetap hidup, “ujar sang raja dengan bangga.

Ibrahim berkata , “Oke Tuhanku Allah berkuasa  untuk menjadikan matahari terbit Timur. Nah sekarang , baginda bisa nggak menjadikan matahari terbit dari barat..?. Sang raja pun terdiam penuh dengan malu. Tadinya ingin mempermalukan Ibrahim , malah sekarang ia yang dipermalukan didepan semua semua orang-orang kerajaan.

Nah sahabat yuk kita belajar mengubah diri sedikit demi sedikit untuk lebih baik untuk tidak mudah merendahkan orang lain. Karena kita bukan siapa-siapadihadapan manusia, terlebih dihadapan Allah swt. Sepintar apapun kita , banyak manusia yang diciptakan Allah lebih pintar dari kita. Secantik atau setampan apapun kita banyak manusia yang diciptakan Allah lebih rupawan dari kita.

Sebanyak apapun harta yang kita miliki , itu hanya titipan sementara yang tidak akan kita bawa mati. Semoga Allah mengampuni setiap detak hati dimana terselip bangga diri pada setiap jiwa manusia..? Amiin Yaa Rabbal Alamin.



Penulis Buku (“Shopaholic Insyaf”, Rezeki Nomplok”, dan “Berani Bermimpi”) 

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 30 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...