Blog Konten Islam: NENEK HALIMAH PENJUAL NASI KUNING NAIK HAJI
Showing posts with label NENEK HALIMAH PENJUAL NASI KUNING NAIK HAJI. Show all posts
Showing posts with label NENEK HALIMAH PENJUAL NASI KUNING NAIK HAJI. Show all posts

Sunday 22 April 2018

NENEK HALIMAH PENJUAL NASI KUNING NAIK HAJI

NENEK HALIMAH PENJUAL NASI KUNING NAIK HAJI


NENEK     HALIMAH   PENJUAL NASI KUNING NAIK  HAJI

“PROFESI APAPUN JANGANLAH KITA ANGGAP SEPELE. BAHKAN, HAL YANG KADANG TERLIHAT KECIL DIMATA ORANG , JUSTRU SANGATLAH BESAR DIMATA ALLAH SWT .“


Janganlah pernah kita menganggap  remeh pekerjaan orang meskipun itu seorang kuli bangunan, pedagang emperan dan bahkan pemungut sampah atau pemulung sekalipun.

Bisa jadi mereka justru lebih terhormat dimata Allah swt dibandingkan dengan mereka yang mempunyai pekerjaan yang hebat di kantor, pengusaha atau pejabat sekalipun.

Justru bahkan tak jarang pekerjaan yang dipandang mulia dan terpandang, dihormati dan disegani dimata kebanyakkan orang, malah sebaliknya dimata Allah, endingnya menemui kejanggalan diakhir hayatnya,dikarenakan perilku yang tidak amanah, menyimpang, kurang bersyukur dan bahkan menyimpang dari ajaran Allah swt.

Baca juga "Pemuda itu meninggal dipangkuan Sang Ibu "

Kisah berikut ini, sekali lagi, memperlihatkan kepada kita bahwa pekerjaan kecilpun jika dilakukandengan sungguh-sungguh dan niat tuluskarena Allah swt akan menghasilkan sebuah prestasi yang besar.

Hal ini dianggap sebagai pekerjaan kecil karena banyak orang menganggapnya demikian, meski dimata Allah semua pekerjaan adalah mulia tergantung orang yang melakukannya.
Justru banyak pekerjaan yang dipandang mulia kebanyakkan orang, menjadi hina didapan banyak orang dan menimbulkan murka Allah swt, ketika pekerjaan itu dilakukan menyimpang dari perintah Allah swt.

Sebaliknya pekerjaan yang dianggap hina kebanyakkan orang justru malah mulia dihadapan Allah swt, karena yang membedakan bukan status pekerjaannya dihadapan Allah melainkan Iman dan Taqwanya.

 Karena dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan amanah dan tidak meyimpang dari perintah Allah bahkan lebih dari itu justru lebih menjauhkan dari dosa orang yang melakukan pekerjaan itu dan tidak terjebak dari iming-iming duniawi.

Yang lebih mengharukan kita adalah bahwa ia tak pernah patah semangat untuk mengejar mimpinya itu. Yaitu, mimpi pergi menunaikan panggilan Allah ( naik haji ).

Meski dengan pekerjaannya itu, hal itu akan dipenuhinya selama bertahun-tahun. Tapi kondisi demikian tak memutuskan semangatnya. Sebuah pelajaran berharga bagi orang-orang yang cepat putus asa dan ingin segera sukses atas apa yang diusahakannya tanpa mau melihat proses dan hasilnya.

Sebut saja namanya Halimah, warga Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Poliwali Mandar, Sulawesi Selatan. Wanita sepuh ini ( 60 tahun), beberapa waktu lalu, menyentakkan sanubari kita yang masih muda dan mungkin keadaan materi yang masih lebih dibandingkan dia.

Bukan saja karena usianya yang sudah tak muda lagi, bahkan bisa dibilang nenek-nenek, tapi profesinya sebagai seorang pedagang kecil, yaitu pedagang nasi kuning.

Sepintas hal ini tak bisa membuat pelakunya bisa pergi naik haji. Bisa anda bisa tebak sendiri berapa sih penghasilan seorang pedagang nasi kuning..?

Jika satu bungkus harganya 5000,00 dan  ia hanya bisa menjual 50 bungkus misalnya, otomatis ia meraup penghasilan 250.000,00 dan ini belum dipotong modalnya.

Jadi untungnya tak lebih dari 50 s.d 100 ribu /hari. Hal itu jika hitung-hitungannya demikian, kalau perhitungannya meleset, misalnya sehari hanya bisa menjual 15-30 bungkus saja, tentu bisa jadi bukan untung yang didapat melainkan malah bunting.

Coba bandingkan dengan gaji para Pegawai Negeri orang-orang kantor lainnya. Dalam sebulan mereka dapat menghasilkan gaji diatas 5 jt rupiah.

Belum lagi kalau dia mengerjakan pekerjaan sampingan atau proyek lainnya yang tentunya akan menambah pundi-pundi penghasilan mereka. Dan mereka tidak mengenal istilah rugi, beda dengan pedagang.

Kenyataannya tidak demikian semuanya kalau sudah Allah swt yang berkehendak lain cerita, seperti yang dialami Nenek Halimah salah satu contoh dalam kehidupan nyata seorang pedagang nasi kuning.

Baginya, bisa balik modal saja sudah bersyukur, apalagi untung Alhamdulillah. Dan ia tidaklah salah jika kemudian menerapkan target agar bisa naik haji meski banyak orang yang mencibirnya.

Sejak lama memang Halimah mimpikan bisa naik haji “ Sudah lama saya ingin naik haji “  ujarnya suatu kali. Karena itu meski hanya seorang ppedagang nasi kuning, tak menyurutkan keinginannya untuk bisa mewujudkannya impinnya tersebut.

Cara jitupun dilakukan yaitu ikut arisan bulanan sebesar 1 jt. Dengan harapan ketika ia mendapat arisan ia langsung menyetorkan uangnya untuk daftar ibadah haji.

Apa yang dilakukan oleh nenek Halimah, ini terbilang nekad. Bayangkan 1 jt rupiah sebulan untuk bayar arisan sementara penghasilannya dia sendiri tidaklah terlalu besar.

Artinya jika satu bulan harus dipotong berapa sisanya yang harus ia sisipkan untuk makan minum dan kebutuhan untuk keluarganya. Tapi perhitungan yang tak logis itu coba diabaikan oleh nenek Halimah.

Pokoknya soal ditengah jalan ia bayar atau tidak itu urusan gampang atau urusan nanti. Yang penting ia berniat sekali ikut arisan dan jika kelak ia dapat Insya Allah uangnya akan diperuntukkan untuk daftar Ibadah Haji.

Akhirnya nenek Halimah benar-benar ikut arisan. Alhamdulillah rejeki itu selalu ada, dengan kata lain nenek Halimah selalu saja bisa mengcover alias menutupi uang arisan dan kebutuhan – kebutuhan lainnya.

Mungkin niatnya tulus dan uang itu memang benar-benar diperuntukkan ibadah haji, jadi rejekinya dilancarkan oleh Allah swt. Bulan terus berjalan dan beberapa orang ada yang sudah mendapatkan uang arisan itu.

Kapan waktunya nenek Halimah..?. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya ia pun dapat giliran untuk menang arisan ia dapat uang sebesar 22 jt rupiah.

Sebuah jumlah yang cukup besar dan cukup untuk bisa daftar ibadah haji. Kekurangannya alias sisanya, bisa ditutupi sambil jalan (sampai menunggu beberapa waktu sebelum keberangkatan).

Oleh Nenek Halimah uang arisan itu akhirnya benar-benar langsung disetorkan untuk dafatar ibadh haji. Hal ini terjadi pada tahun 2009. Sekarang, antrian ibadah haji sangatlah panjang bisa sampai lima tahun, sepuluh tahun, bahkan 20 tahun.

Ditempat nenek Halimah sendiri, antrian ibadah haji bisa sampai 20 tahun lebih. Bayangkan, jika tak sabar banyak orang yang tidak ingin pergi haji dan lebih memilih umrah.

Namun, antrian yang panjang itu tak menyurutkan nenk Halimah untuk mantap dan yakin untuk daftar ibadah haji. Yang penting, niatnyasudah terlaksana.

Soal kapan berangkatnya, itu biarkan menjadi urusan Allah. Benar saja, ternyata manusia sangatlah berbeda dengan apa yang direncanakan oleh Allah swt.

Ternyata, nenek Halimah bisa berangkat lebih cepat, yakni 6 tahun kemudian tepatnya, pada tanggal 30 Agustus 2015, iapun dipastikan untuk bisa berangkat ke tanah suci.

Betapa girangnya nenek Halimah. Meski ia berangkat sendiri, tapi hal itu sudah sangat menggembirakannya. Penantian panjang seperti yang dibicarakan orang-orang ternyata tak berlaku buat dirinya.

Ia cukup menunggu sampai 6 tahun saja. Sebuah waktu bisa dikatakan sangat singkat dibandingkan kebiasaan disana, yaitu hingga 28 tahun (devisite  22 tahun ).

Kini wanita yang dalam berjualannya selalu pakai geribak keliling ini , telah resmi menjadi seorang Hajah. Tentu banyak pengalaman yang tak terlupakan saat berada disana.

Yang jelas impiannya untuk pergi naik haji telah terwujud. Ia tak saja bisa menghadap ki’blat saat sholat lima waktu dan sholat sunnah, namun juga bisa melihat Ka’bah itu sendiri secara langsung didepan mata.

Tidak ada kebahagiaan yang lebih utama didunia ini selain dekat dengan Allah. Dan berada di kota Mekkah untuk pergi haji adalah salah satu cara bagaimana ia bisa lebih dekat dengan Allah.

Dibalik lain dari kisah luar biasa sosok nenek Halimah adalah bahwa ia juga bisa menguliahkan anak-anaknya. “Satu anak perempuan saya menjadi (Bidan) PNS (Pegawai Negeri Sipil ), “ ujarnya bangga.

Tidakkah kita bisa belajar dari nenek Halimah, Sang penjual nasi kuning..?. Sekali lagi, profesi apapun janganlah kita anggap sepele, bahkan hal yang kadang terlihat kecil dimata orang, justru sangatlah besar dimata Allah buktinya adalah nenek Halimah.

Meski hanya seorang pedagang nasi kuning, yang kata orang-orang tidaklah seberapa penghasilannya, buktinya ia bisa naik haji dan menguliahkan anak-anaknya.

Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua. Amiiiin.
Wallahu ‘alam Bhisawab

(Tri yudiono – Publishing )

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...