Blog Konten Islam: BANJIR
Showing posts with label BANJIR. Show all posts
Showing posts with label BANJIR. Show all posts

Sunday 8 July 2018

BANJIR, JALIL DAN KOTAK AMAL

BANJIR, JALIL   DAN KOTAK AMAL

DASBOR" RAHASIA ILLAHI 2"

BANJIR, JALIL DAN
KOTAK  AMAL

“ Yang aneh, dipinggir pusaran air itu terdapat sebuah kotak amal yang biasa ditenteng Jalil. Kotak amal itu terus berputar-putar, namun tidak tenggelam kedalam pusaran air itu…”

Langit sore menjelmakan lembayung yang indah. Senja merangkak tua. Malam akan tiba . Seorang lelaki berusia lebih dari separuh baya keluar dari dalam rumahnya, siapa lagi kalau bukan Jalil. Ciri khas yang selalu namapak pada diri Jalil adalah sebuah kopiah yang selalu menempel diatas kepalanya yang tidak pernah pas, kopiah itu biasa menceng kekiri, menceng kanan atau kadang seperti ingin jatuh kedepan. Ciri lain yang menonjol pada Jalil juga terlihat pada perlengkapan sholat yang dipakainya. Sarung yang melekat ditubuhnya seperti tak bisa meliliti dipinggangnya dengan baik. Mungkin kain sarung itu sering merosot , sehingga Jalil tidak pernah melilitkan kain dipinggangnya, tetapi selalu memegang dua ujung kain itu.

Baca Juga "Mati Dikeryok Sekawanan Tikus"

Ciri khas itu adalah penampilan Jalil yang dapat membuat orang tersenyum saat melihatnya. Namun rupanya orang yang tinggal satu kampung dengan Jalil cukup mengerti siapa itu Jalil. Orang yang mengenalnya tak pernah mau mengejek dengan berlebihan, apalagi merendahkan Jalil, namun sesekali orang suka bergurau dengan Jalil hanya sebatas gurauan.

“Lil, kamu mau kemana..?, itu gurauan ang terdengar saat bertemu dengan Jalil. Dan biasanya Jalil menjawab dengan suara yang lucu. Jalil bilang sudah waktunya sholat Magrib dan sering mengajak orang untuk bersegera ke masjid untuk sholat magrib.

Saat berada di masjid, Jalil dengan segala keluguannya menjalankan ibadah sholat. Ia kurang suka dengan anak-anak yang bercanda di masjid, maka ia akan memarahi anak-anak tersebut.

Yang menarik pada Jalil saat menjalani sholat, ia melafadzkan takbiratul ihram dengan suara yang keras dengan gerakkan tubuh yang lucu. Tapi mungkin jamaah yang lain sudah terbiasa dengan keadaan Jalil hal itu tidak menjadikan Jamaah merasa terganggu. Begitu juga seusai sholat dan dilanjutkan dengan sesi pengajian, Jalil pun mengambil tempat duduk paling depan. Atau kalau jalil datang terlambat, ia tetap mengambil duduk paling depan dengan melewati jamaah yang sedang kyusu’mendengarkan tausiah sang ustadz, namun Jalil dengan segala kepolosannya tetap melakukan apa yang ia inginkan , bahkan ia harus dapat mencium tangan sang ustadz sebelum ia mendapatkan tempat duduk yang paling depan.

Baca Juga "Ketika Makam Sang Pendosa Digali"

Jalil & KOTAK AMAL.
Selain rutinitas ibadah sholat dan duduk di majlis taklim. Jalil juga punya kegiatan untuk menjalankan kotak amal. Beberapa saat lamanya Jalil juga dipercaya menjalankan kotak amal untuk mengutip sedekah dari para jamaah sebelum sholat jum’at atau padamomen tertentu yang diselenggarkan panitia masjid.Dengan difungsikannya Jalil sebagai penjaga kotak amal , semakin akrablah keberadaan Jalil ditengah para jamaah, bahkan Jalil kemudian melebarkan sayap kebiasaannya untuk membantu masjid dalam hal mengumpulkan dana yang dapat dipergunkan untuk biaya operasional masjid atau biaya lainnya.

Ia pun mulai menjalankan kotak amal keliling kampung atau bahkan keluar kampung, bahkan samapi kepasar-pasar tradisional. Alhamdulillah, kotak amal jariyah yang ditenteng Jalil hampir setiap harinya selalu terisi dengan nilai yang cukup lumayan, sehingga dana masjid yang terkumpul lewat upaya Jalil cukup lumayan setiap bulannya.

Itulah Jalil, dengan kotak amal yang ditentengnya setiap hari saat keluar masuk kampung, hingga terkesan Jalil dengan kotak amal yang ditentengnya kesana kemari itu paket yang tidak boleh dipisahkan. Tiada hari tanpa kotak amal bagi Jalil.

Sebuah kisah tentang kotak amal yang selalu ditenteng Jalil juga menjadi serangkaian peristiwa yang membuat siapa saja mengakui kedekatan jalil dengan kotak amal.

Baca Juga"Seorang Ateis Hafizh Quran"

BANJIR.
Hari itu, mendung menggantung tebal dikampung Jalil, hujan sebentar lagi turun mungkin akan lebih lebat dari hujan yang kemarin, warga setempat sudah dapat menduga kalau kampung mereka tempati tak lama lagi akan mengalami kebanjiran. Apalagi di pos rukun warga sudah terpampang pengumuman akan kedatangan banir dengan ketinggian yang tertulis jelas.

Dengan adanya pengumuman tersebut warga setempat tak terlihat panic, sebab hal itu sudah terbiasa. Begitu juga dengan keluarga Jalil. Mereka menganggap banjir setinggi yang tertulis dipapan pengumuman pos RW tak mebuat mereka segera mengungsi.

Benar saja, ketika banjir datang dengan ketinggian yang sudah diperhitungkan warga tak bergeming dari rumah tinggal mereka. Warga masih tetap bertahan termasuk juga keluarga Jalil. Mereka yang hijrah ke posko pengungsian hanyalah mereka yang rumahnya berada diposisi terendah atau berada di bantaran.

Hujan yang terus mengguyur seharian membuat volume air semain meninggi. Luapan mengalir ketempat-tempat yang terendah. Termasuk juga ketempat kampung Jalil tinggal. Hitung-hitungan ketinggian air yang tercatat dipapan pengumuman pos RW sudah melampaui kenyataan yang terjadi. Ketinggian air sudah diluar batas toleransi.

Maka bergemalah pengumuman yang dipancarkan melalui corong –corong pengeras suara di masjid dam mushalla kampung tetangga hal itu dilakukan karena aliran listrik dikampung tempat Jalil tinggal sudah dipadamkan dari tempat pelayanan PLN. Kampung itu menjadi gelap gulita, hanya cahaya lilin atau petromak atau juga dari lampu-lampu bertenaga listrik yang sudah di charge.

Jika pengumuman sudah bergema dari corong-corong pengeras suara di masjid atau mushalla tetangga, penduduk kampungpun mulai mengungsi ketempat yang lebih aman. Termasuk juga keluarga jalil.

Malam pun terus merangkak ditengah musibah banjir yang melanda kampung Jalil. Warga yang mengalami kelelahan sehabis berjabaku dengan air banjir, pun mulai terlelap ditempat pengungsian masing-masing. Termasuk juga Jalil. Namun ketika malam semakin tua dan waktu subuh sudah hampir datang, Jalil terbangun dan langsung beraktivitas. Jalil keluar dari rumah pengungsian dan bergerak kegenangan air yang masih meluap. Mungkin Jalil hanya sekedar ingin buang air kecil atau mengambil air wudhu.

Seorang warga yang sempat menyaksikan dari kejauhan apa yang dilakukan oleh Jalil sempat berteriak agar Jalil berhati-hati. Namun teriakkan itu seperti tak didengar Jalil. Jalil terus saja bergerak dan peristiwa itu terjadi. Jalil terseret derasnya air hanyut terbawa banjir.

Heboh terjebur dan hanyutnya Jalil di air banjir membuat keluarga dan juga warga panic. Semua berusaha mencari Jalil dengan cara sebisa mereka , namun sejauh itu, usaha mereka tak kunjung berhasil. Salah seorang warga kemudian melaporkan musibah hanyutnya Jalil kepada TIM SAR yang sedang bertugas. Serentak, tim SAR pun menindak lanjuti laporan warga. Mereka langsung membentuk tim pencarian. Dibantu oleh warga tim SAR terus berupaya mencari Jalil. Naun sudah berbilang jam, semua usaha tak menuai hasil. Jasad Jalil belum bisa ditemukan.

Di dalam semua upaya pencarian yang ditempuh, sesuatu yang tiada disangka terjadi. Sesuatu yang cukup aneh dan mungkin diluar logika. Di tengah arus banjir yang cukup deras itu, terlihat sebuah pusaran air. Yang aneh, dipinggir pusaran air itu terdapat sebuah kotak amal yang biasa dibawa Jalil.

Kotak amal it uterus berputar – putar namun tidak ikut tenggelam kedalam pusaran air tersebut. Wallahu a’lam Bhisawab. Lebih dari itu, tidak jauh dari terlihatnya kotak amal yang berbputar mengikuti pusaran air disitulah jasad Jalil ditemukan. Seolah kotak amal yang selalu menemani keseharian Jalil dalam mengutip amal jariah telah menjadi satu petunjuk akan keberadaanjasad Jalil, sosok yang mencintai ibadah di masjid.
Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...