Blog Konten Islam: SAAT SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT
Showing posts with label SAAT SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT. Show all posts
Showing posts with label SAAT SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT. Show all posts

Tuesday 5 June 2018

SAAT SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

SAAT   SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

Dasbor " Rahasia Illahi 1"
Dasbor " Rahasia Illahi 2"
SAAT SAKARATUL  MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang dzalim itu : “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal ; kamu tidak diberi balsan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan “ (QS. Yunus : 52)

Suasana malam didusun Way Lalak masih seperti biasa, lenggang dan gelap.Padahal jarum jam masih menunjuk pukul 20.10 WIB. Waktu tak terlalu malam untuk seseorang yang masih mau beraktivitas. Namun angin malam yang menusuk tulang, agaknya membuat orang-orang lebih memilih berdiam diri diatas kasur dan menarik selimut, ketimbang berkeliaran diluar. Lagi pula, bukan hal lumrah jika ada orang yang keluyuran malam-malam kecuali, petugas ronda yang berjaga-jaga.

Akan tetapi pada malam dipenghujung Juni Tahun lalu itu, nampaknya rutinitas seperti diatas tidak berlaku. Pemandangan yang terlihat adalah kerumunan orang. Mereka berkumpul dirumah tetua adat bernama Lebai Amang (78 tahun). Sepertinya tengah terjadi sesuatu yang penting dirumah berbentuk panggung itu.

Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dan doa-doa terdengar dibacakan seiring dengan itu, terdengar pula suara isak tangis dan ratapan yang menyayat hati. Gerangan apa yang tengah terjadi disana..?.

Buah Zakar yang Hampir Lepas.
“Ashadu anlaa ilaa ha illa Allah..” ucap wanita separuh baya. Wanita itu sedang menuntun seseorang agar mengikuti apa yang sudah dilafalkannya. Namun yang dituntun tidak segera berucap mengikuti. Hanya kata-kata “Khggghk….khhhggghhhk..” yang keluar dari mulutnya.

Maklum saja, lelaki tua itu kini tengah terbujur lemas diatas kasur, keadaannya amat memperihatinkan. Tubunya ringkih kurus dan matanya nampak sangat cekung. Dari bagian zakar yang ditutupi kain terlihat cairan nanah mengalir. Tidak deras, namun cairan itu tidak henti-hentinya mengalir. Sesekali, bahkan terlihat belatung dari arah zakar tersebut merayap ke bagian betis dan kakinya.

Tidak disangka, pemandangan mengenaskan itu ternyata menimpa Lebai Amang. Orang yang disegani penduduk Dusun Way Lalak. Ia terlihat sedang berjuang melawan maut. Namun raut wajah yang sedang kesakitan itu tak tampak terlihat sedih ataupun muram. Justru, orang-orang yang mengelilingi Lebai Amanglah yang kebingungan. Terutama ibu Yusriah (63 tahun), istri Lebai Amang, wanita yang menuntun syahadat tadi. Mereka seperti tak rela bila lelaki tua renta itu wafat dalam keadaan mengenaskan.

Ketidak relaan ini terlihat manakala beberapa orang anak dan cucunya ada yang pingsan. “Anak dan cucu Lebai nggak tega melihat Lebai sekarat dan kesakitan”, jelas Taufik (44 tahun), yang juga masih saudara dekat Labai. Taufik menambahkan, disaat – saat kondisi seperti itu, Lebai Amang malah bersikap yang aneh-aneh. Mereka merasa bahwa kematian Lebai seperti tidak wajar.

Karena itu, wajar pula bila keluarga besar tersebut seperti terpukul. “Seperti penyakit ganjaran “, imbuh Taufik, Pasalnya, mengapa penyakit itu harus singgah dialat kelamin..?. Apalagi dengan keadaan yang sangat menjijikkan dipandang mata.

“Bahkan zakar Lebai Amang hampir copot !” kata Anti (24 tahun), saudara Lebai Amang yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Lebai Amang. Hal tersebut diakui sang istri yang biasa mengurus penyakit suaminya. Buah zakar Lebai Amang memang benar tak berbentuk. Namun, keadaan tersebut tidak terjadi secara sekonyong-konyong.

Mulanya, sejak tiga bulan terakhir ini alat kelamin Lebai Amang bengkak-bengkak. Berjalan susah, apalagi jika ia ingin buang air kecil. Lama-kelamaan, seminggu menjelang Lebai sekarat, buah zakarnya bertambah besar dan berwarna kemerah-merahan. Karena itu, istri dan keluarganya berinisiatif membawa Lebai Amang ke rumah sakit.

Meski begitu, keadaan Lebai Amang tak juga menunjukkan tanda-tanda sembuh. Kondisinya malah parah. Dengan melihat kondisi Lebai yang hampir tak bisa ditangani dokter, maka pihak keluarga akhirnya berinisiatif membawa Lebai Amang kembali pulang.

Hari ke hari kondisi Lebai makin memperihatinkan. Terlebih disuatu hari, buah zakar yang bengkak tiba-tiba pecah. Begitu diceritakan Bapak yadi (57 tahun) tetangga yang datang saat Lebai Amang sekarat. Darah dan nanah keluar mengalir. Semakin hari semakin bertambah banyak darah mengalir dari pangkal pahanya.

Sambil menahan isak, sang istri mengaku, “Kadang-kadang kalau saya nggak langsung bersihkan, malah belatungan”. Akibatnya, aroma tak sedap dari pangkal paha itu tersebar. Baunya menyengat dan menusuk hidung. Orang-orang yang datang kerumah Lebai amang terpaksa menutup hidung. Tepat pukul 22.18 wib, kondisi tubuh Lebai Amang mengenaskan. Matanya melotot dan badanya mengigil. Sesekali bahkan seperti kejang-kejang.

Melihat kondisi kritis menghampiri Lebai Amang, pihak keluarga tak henti-hentinya menuntun Lebai Amang untuk melafalkan kalimat “Thayyibah” : Astagfirullah ….” Demikian Anti berusaha mencoba mengajak Lebai Amang beristigfar. Tapi mulut Lebai Amang seakan susah untuk digerakkan.

Beberapa menit kemudian, baru baru mulut Lebai mulai bisa digerakkan.”..Y..u..ss..” panggil Lebai pada istrinya. Yang dipanggil hanya mampu mengeluarkan tangis. Dengan kekuatan yang tersisa, Lebai Amang hanya mampu memohon kata-kata maaf kepada sang istri dan sanak family yang berada disampingnya.

Ditengah-tengah Lebai menyampaikan permohonan maafnya, tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiri Lebai Amang. Nampaknya ia teman dekat Lebai Amang yang ingin mengungkapkan duka cita atas musibah penyakit yang diderita Lebai Amang. Terlihat dari sorot mata yang hangat saaat menatap Lebai Amang.

Begitu lelaki tersebut berdiri persis di samping Lebai Aman, wajah tetua Way Lalak itu nampak sumringah. Terbata-bata ia berkata, “No…m…er …bera..pppaa..yannng kelu….aarr..?. begitu mulut Lebai Amang berhenti berkata-kata, tiba-tiba badannya kaku. Innalillahi wa inna lillahi raaji’un”. Ternyata Lebai telah pergi menghadap Yang Maha Kuasa, denga kata-kata yang seharusnya tak diucapkan seseorang saat Malaikat maut menjemputnya.

Baca Juga "Nama-Nama Neraka & Penghuninya"

Gemar Lotre dan Perempuan Sejak Muda.
Geger itulah gambaran yang nampak mewakili kondisi way Lalak usai peristiwa kematian Lebai Amang. Keriuhan itu telah merebak ke pelosok – pelosok dusun malam itu juga. Padahal, didusun itu, berita kematian lazimnya diumumkan pada pagi hari. “Mungin karena peristiwa kematian itu mengenaskan dan nggak wajar.” Terang pak Yadi mengomentari kematian Lebai Amang.

Desas-desus pun mulai merebak. Para tetangga yang menyaksikan kematian Lebai Amang sibuk menggunjing. Ya, setelah menyaksikan peristiwa itu mereka hanya bisa membicarakan di belakang. Tak satupun yang berani buka mulut, terlebih bertanya kepada pihak keluarga besar Lebai Amang.

Pada orang-orang luar Dusun Way Lalak yang datang menanyakan perihal kematian itu, mereka juga enggan buka mulut. Diam seribu bahasa adalah pilihan aman, mengingat keluarga besar Lebai Amang sangat berpengaruh dan ditakuti. Beberapa nara sumber yang mau bercerita pun akhirnya mau bercerita dengan komitmen bahwa foto-foto wajah dan nama mereka disamarkan.

Dari penuturan semua narasumber, mereka yakin kalaupenyakit Lebai Amang itu ada kaitannya dengan perbuatan buruk dan nista semasa hidupnya dulu. Tingkah polah Lebai Amang sungguh tidak mencerminkan tetua adat yang seharusnyadisegani warga. Kelakuannya sehari-hari Cuma bersenang-senang. Sepertinya seluruh warag hafal betul rutinitas Lebai Amang. Ia lebih sering terlihat menghabiskan waktu untuk kegiatan tak bermanfaat, bahkan memalukan. “Biasanya Lebai Amang keluar sore hari sampai larut malam “, kata Anti.

Lebai sangat dikenal gemar menyabung ayam, berjudi dan minum-minuman keras. Itu dilakukan sejak ia masih remaja. Seperti orang yang kecanduan, kelakuannya tak pernah berubah sedikitpun. “Rutinitas” aneh tersebut tak pernah seharipun terlewatkan.

Pernah sesekali ia menang lotre dari nomor buntut yang dipasangnya. Lebai Amang bangga bukan kepalang. Sebagai ungkapan suka citanya , ia mengajak teman-temannya berpesta. Bujuk rayu beberapa teman-teman Lebai Amang berhasil. Ia pun setuju, mengundang wanita penghibur.

“Acara pesta biasanya diadakan di luar kampung. Biasanya mereka menyewa gedung “. Cerita Yadi dan Taufik. Sesekali, acara bertempat dirumah tetangga kampung yang bergabung dengan mereka.

Sikap dan perilaku Lebai Amang sungguh memalukan.Namun tak satupun yang berani mengusik ulahnya. Tetua adat lainnya maupun pihak keluarga sudah coba mengingatkan, tapi tegiran itu seperti angin lalu. Akhirnya, mereka hanya tinggal pasrah dan berharap, semoga Lebai Amang mau berubah.

Sayang, hingga maut menjemput nyawa Lebai Amang, perilaku tersebut tak juga berubah. Di tengah-tengah derita yang ditanggung Lebai Amang menjelang akhir hayatnya, Lebay masih sempat bertingkah seperti ia masih sehat.

Dulu, sewaktu penyakit Lebai Amang belum begitu parah, ia masih sering keluyuran keluar rumah. Kegemarannya akan menyabung ayam, masang nomor buntut dan berjudi, masih sering dilakoni. Padahal untuk berjalan saja ia sering minta dituntun.

“Saya pernah lihat Lebai Amang hampir jatuh kepayahan, waktu mau nyabung ayam kenang Yadi. Selain gemar masang buntut, Ia pun juga sering main perempuan. Kegemaran itu menurut Taufik, berawal dari bujuk rayu teman-temannya juga. Istri LebaiAmang bahan mengakui, kalau Lebai Amang juga dikenal punya banyak wanita simpanan.entah mereka dinikahi atau tidak.

Yang pasti, menurut sang istri, keluarga dan warga, bahwa Lebai Amang cepat kesengsem jika melihat perempuan cantik. Matanya akan “hijau” bila melihat daun muda. “Makanya, orang itu jangan hanya pakai peci Haji, tapi perbuatannya malah nggak sesuai dengan predikat yang dipegangnya akat Anti, menyesali sikap Lebai Amang yang kebetulan juga sudah pernah pergi haji.

Kelakuan Lebai Amang memang sangat memalukan , kontras dengan jabatan yang disandangnya.Sudah semestinya ia menjaga citra baik, adat leluhur dan kesilamannya.

Tapi, itu semua tinggal kenangan.Toh sekarang Lebai Amang telah mengakhiri segalanya. Kini ia membijur dilubang kubur ditemani kegelapan dan amal perbuatan yang dibawanya. Orang-orang yang ditinggalkannya Cuma bisa berharap, semoga Allah memaafkan segala kesalahannya. Amiiin
(Wallahu A’lam bi-al-Shawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - Juni 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...