ZUHUD, Mendudukan
Dunia
Sebagai HAMBA
“Manusia yang baik adalah mereka yang tidak
terpengaruh akhiratnya oleh dunianya, dan dan tidak pula meninggalkan dunianya
sama sekali karena akhiratnya “. (Al-hrits Al-Muhasibi)
Dihadapan kita, yang ada dan berhak disembah hanyalah Allah ta’ala. Kita
menghamba kepada Allah swt karena yang telah menciptakan kita dan seluruh
makhluk yang ada di alam semesta ini. Lalu dibelakang kita ada dunia. Dunia
diciptakan tak lebih sebagai hamba bagi manusia.
Sebagai sarana manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan
dalam menyempurnakan ketaatan kepada Allah swt. Sebagaimana kita menghamba
kepada Allah swt dengan mengikuti perintah dan bergantung kepada-Nya, begitu
pula dunia harus kita buat menhamba dan begantung kepada kita.
SKEMA
SEDERHANA :
Allah swt – (dipatuhi) – Manusia – (dipatuhi) – Dunia.
Kita harus bisa memposisikan dunia dibelakang kita. Alias mengalihkan
mata dari terlalu sibuk memandangnya. Meletakkan harta dan kedudukan ibarat
sebagai hamba, saat itulah kita menjadi manusia yang mulia. Kita akan lebih
sibuk menghadap Allah swt, menjadi hamba yang taat kepad-Nya, sekaligus menjadi
tuan yang paling bijaksana terhadap dunia.
Siapapun faham bahwa manusia butuh dunia. Butuh makan, pakain serta
butuh pemenuhan-pemenuhan keinginan – keinginan. Dimana keinginan itu
dibolehkan syariat. Perhiasan dunia memang diberikan Allah swt kepada
orang-orang beriman didunia sebagai Karunia-Nya.
Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah : “Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah swt yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba_nya dan
(siapa pulakahyang mengharamkan) rizki yang baik ..? “. Katakanlah : “Semuanya itu (disediakan) bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di
hari kiamat “. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui “. (QS. Al-A’raaf :32).
Baca Juga >>> "21 ALASAN JAMAAH DI MASJID"
Baca Juga >>> "21 ALASAN JAMAAH DI MASJID"
Allah swt melarang manusia berlebih-lebihan dalam mebenci dunia. Mnegharamkan apa yang
halal dari dunia, sama buruknya dengan menghalalkan apa yang haram dari dunia.
Selama dunia berada pada tempat yang semestinya, tidak ada yang buruk dari
dunia. Selama dunia berada pada tempat terkecil di hati kita, pandangan kita
akan selalu melihat Ke-Maha Besaran Allah swt.
Iman kita sepenuhnya diposisi amanHati, mata dan mulut kita akan
senantiasa bersaksi bahwa Dialah Allah swt Tuhan Semesta Alam.
“Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al- Hadiid :2).
Akan tetapi dunia bisa berubah dari kedudukan aslinya. Dia bisa
melompat kedepan, memenuhi celah-celah pandangan kita. Kemanapun memandang
solah yang tampil adalah dunia dengan segla ancaman dan janji manisnya. Baru
bangun dari tidur,sudah berfikir pekerjaan, target – target, omzet-omzet,
update berita. Dunia mengambil posisi sejajar dengan Allah swt.
Allah – Dunia – (dipatuhi) – Manusia.
Kita berada pada posisi belakang, Parahnya kita melakukan dengan senang
hati karena sudah dimabuk cinta. Allah telah menyebut cirri orang seperti ini ,
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah ; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alla swt “. (QS.
Al-Baqarah : 165).
Saudaraku,
Mari kita merenung diri sejenak. Adakah kita seperti Allah swt sinyalir
dalam ayat tersebut..?. Kita mendudukan duniawi dalam kecintaan yang sama
dengan cinta kita terhadap Allah swt. Kadang-kadang mengaku sebagai hamba Allah
swt, tapi anomaly dengan perbuatan kita yang lebih nampak sebagai hamba dunia.
Dalam sholat yang disembah masih Allah swt. Akan tetapi yang disembah saat
keseharian, dikantor dirumah, didepan TV, didepan Internet, di pasar sudah
bukan Allah swt lagi.
Hakikat yang disembah, dirisaukan, dipikirkan dan dikejar-kejaradalah
harta, kedudukan, pasangan, syahwat dan semua warna – warni kehidupan duniawi
semata.disinilah dunia menjadi sangat berbahaya. Ketahuilah, tidak ada
kendaraan yang paling cepat yang dugunakan setandan syahwat untuk melalaikan
kita melebihi dunia. Nabi Isa pernah berkat, “Cinta dunia adalah pangkal dari
segala dosa . “ ya, perilaku-perilaku maksiat, bohong, penghianatan, iri,
engki, semua ujung-ujungnya karena manusia terlalu ambisius terhadap
kepentingan duniawinya.
Demi kedudukan, harta dan kehormatan dimata manusia, mereka melakukan
segala upaya hingga melanggar aturan-aturan Allah swt. Allah swt
berfirman,”Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai
kehidupan duniawi lebih dari akhirat, dan bahwasannya Allah swt tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang kafir “. (QS. An-Nahl :107).
Begitulah dunia, manusianya bisa melalaikan kita. Kemarin dunia menjadi
hamba, saat ini bisa jadi justru kita yang menjadi penghamba dunia. Mungkin ada
yang menolak, “Saya bukan hamba dunia lihat, saya sering bersedekah kok, amu
mengeluarkan uang untuk Haji dan Umrah, mau berbagi,mana mungkin saya menjadi
hamba dunia..?
Ya , mungkin saja benar. Apa yang engkau katakana, mudah-mudahan sama
dengan pandangan Allah terhadap dirimu. Dan selanjutnya engkau memilih
berhati-hati adalah lebih baik. Sebab Allah swt ingatkan bagimana amal-amal
kebaikkan itu bisa jadi tidak bernilai dihadapan-Nya lantaran, motivasi dunia
lebih mendominasi.
“Seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ keapada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah swt dan hari kemudian “. (QS. Al-Baqarah :
264). “Maka di antara manusia yang berhaji ada orang yang berdoa ‘Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikkan di dunia “ dan tiadalah baginya bagian (yang
menyenangkan) di akhirat “. (QS. Al-Baqarah :200)
Baca Juga >>> "MENGAPA WANITA DIANGGAP BANYAK MENGHUNI NERAKA"
Baca Juga >>> "MENGAPA WANITA DIANGGAP BANYAK MENGHUNI NERAKA"
Saudaraku,….
Mari mengambiljarak sejenak di dunia. Lalu melihatnya dengan pandangan
yang lebih jernih. Istirahatkan pikiran dari kerisauan terhadap dunia. Mau
risau atau tidak, harta itu akan datang hanya sebesar yang Allah tuliskan untuk
kita. Dunia tidak berhak mengambil seluruh waktu dan pikiran kita. Kita harus
kembali ke posisi, bahwa kita adalah tuannya harta bukan budaknya harat.Kembalikan
dunia kebelakang kita. Sebagai hamba sebagai sarana semata.
Ya Allah, Karuniakan kepada kami harta dunia yang tidak melalaikan kami
dari cinta kepada-Mu. Jangan jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dalam
hidup ini, dan jangan jadikan ia sebagai puncak pengetahuan kami, lalu
karenanya Engkau memiliki alasan untuk menyiksa kami ke lak di Neraka,
Amiiiin…ya Rabbal Alamiin.
Wallahu a’lam Bis-shawab