Blog Konten Islam: KISAH PEMABUK YANG BARU BERTOBAT
Showing posts with label KISAH PEMABUK YANG BARU BERTOBAT. Show all posts
Showing posts with label KISAH PEMABUK YANG BARU BERTOBAT. Show all posts

Saturday 30 June 2018

KISAH PEMABUK YANG BARU BERTOBAT

KISAH PEMABUK  YANG BARU BERTOBAT

DASBOR"RAHASIA ILLAHI 2"


KISAH PEMABUK
YANG BARU BERTOBAT

“ Ganis menerima kabar kalau Ulung mengalami kecelakaan. Motornya dihajar sebuah mobil cukup keras. Tubuh Ulung terpental dan kepalanya membentur sebuah pick up sehingga pecah dengan darah dan isi kepala berhamburan “.

Sebut saja namanya Ulung, satu nama yang selalu menjadi buah bibir masyarakat., satu figur yang kerap membuat masyarakat merasa terganggu, tetapi selalu mengundang decak kagum kerabatnya. Ulung lelaki pemberani. Ia seorang berjiwa toleransi tinggi.

Di mata Ganis, itulah julukkannya yang pantas buat Ulung. Sudah belasan tahun Ganis berkawan dengan Ulung, jadi dia tahu betul watak dan karakter temannya itu. Di satu sisi Ulung suka bikin resah karena senang kebut-kebutan dengan motor kesayangannya, tapi disisi lain ia suka bagi-bagi rejeki kepada teman-temannya.

Baca Juga "Larangan Ilmiah Mencabut Uban"

“Hai teman-teman mari kumpul bersamaku. Kita duduk-duduk di sini Ayo! Ayo! Ayo!”. Begitu biasanya Ulung mengakrabpi teman-temannya. Mengajak duduk dan mengobrol diatas balai bambu dipertigaan jalan kampung dengan motornya yang terparkir tidak jauh dari balai bambu “Nah kamu ! tolong beli rokok, kacang dan juga minuman”, perintah Ulung pada salah satu temannya yang ikut nimbrung disitu.

Lelaki yang diperintah Ulung dengan segera mematuhinya “Jangan pake lama “, begitu pesan Ulung. Memang tak lama kemudian lelaki yang diperintah Ulung itu membelikan rokok, kacang, dan minuman. Kini minuman memabukkan sudah ada dihadapan Ulung.

“Ayo ayo, kita minum bareng sampek teller”, ajak Ulung sambil mengambil botol minuman dan menenggak hingga setengahnya. Teman-teman Ulung melakukan hal yang sama. Mereka tertawa-tawa sambilmenghisap rokok dan mengunyah kacang.
“Lagi banyak duit kamu Lung”, ucap Ganis sambil menepuk-nepuk bahu Ulung Ulung memandang Ganis.
“Ini duit hala bukab hasil dari merampok apalagi korupsi ucap Ulung.
Ganis tertawa “emangnya darimana kamu korupsi Lung, Pegawai bukan pejabat apalagi, ledek Ganis.
Teman-teman yang lain ikut tertawa, Ulung baru ingin menyambut tawa teman-temannya dengan bantahan, tapi ia urung. Pasalnya tiba-tiba terdengar suara raungan yang cukup keras dibarengi dengan kelebatan larinya yang cukup cepat. Ulung terbakar, Brengsek siapa dia ?”.

Baca Juga "Ketika Jenazaj siti Mariam Di Mandikan"

Belum lagi teman-teman menjawab, Ulung sudah melompat ke motornya menhidupkan mesin mengoper gigi dan menarik gas kuat-kuat. Motor Ulungpun langsung melesat Ganis dan teman-teman lain hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala menyaksiakan kenekatan Ulung temannya itu.

“Kalau pengendara motor barusan itu dapat dikejar Ulung kira-kira apa yang terjadinya ya..?”, begitu ucap salah seorang teman pada Ganis.
“Pengendara itu akan babak belur jawab teman yang lain.

“Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya”, ucap Ganis. Ia sesungguhnya tidak suka dengan sikap Ulung yang seperti itu menurut Ganis, rasa panas Ulung saat melihat orang tersebut ngebut dengan sepeda motornya, kemudian ulung mengejar dengan sepeda motornya kemudian ulung mengejarnya dengan kemarahan. Itu adalah suatu bahaya bagi Ulung, dalam keadaan emosi bisa saja kecelakaan menimpanya. Ah Ganis hal itu tak akan terjadi pada sahabatnya itu.

Sementara Ganis mengkhawatirkan keselamatan sahabatnya, tapi sang sahabat terus memacu laju kendaraan dengan sangat kencang. Kecepatan melebihi batas maksimum pun nyaris dilakukan Ulung. Motornya meraung-raung mengejar motor yang berada didepannya. Kebut-kebutan seketika terjadi, pengemudi kendaraan yang lain sempat menepi memberi jalan pada Ulung yang terus mengejar.

Baca Juga"Meretas Peradaban Islam di China"

Pada menit-menit berikutnya Ulung sudah berhasil melampaui dan menyuruh pengendara motor yang berhasil disusulnya untuk menepi. Lau motor pun semakin pelan. Pengendara motor yang barusan mengebut itu menepikan motornya, Ulung juga melakukan hal yang sama. Ia berjalan mendekat dengan kemarahan. Si pemuda pengendara motor yang menjadi lawannya segera membuka helm dan…..

“Daniel!”… Ulung berteriak namun bukan teriakan amarah… Ulung berteriak karena tidak menyangka kalau pengendara motor yang dikejarnya adalah seorang kawan lama
“Punya motor bagus kamu sekarang heh!..?. ujar Ulung
Lelaki yang dipanggil Daniel tersenyum, “”Milik sepupu yang baru datang dari kota saya mencobanya saja”, jawab Daniel.
“Bau minuman keras dari mulutmu cukup kuat Lung”, kapan kamu mau berhenti dengan minuman keras..?.
“Memangnya kamu sudah berhenti..?. balik Ulung bertanya yang ternyata temanya mempunyai kegemaran yang sama dulunya kemudian Daniel mengangguk.
“Aku nanti sajalah jika saatnya datang pasti aku akan berhenti”, alasan Ulung
“Saatnya mati”, ledek Daniel.

Ulung tertawa “Semua orang pasti mati”, terserah kamu sajalah Lung, tetapi akau sarankan cepat-cepat sadar dan berhentilah dari kebiasaan buruk itu.
“Aku cabut dulu ya nanti sepupuku menunggu karena mau pakek ini motor”.

Setelah Daniel pergi, Ulung kembali Kongkow dengan teman-temannya dipertigaan jalan kampung. “Habis kamu hajar orang yang ngebut itu Lung..?. tanya Ganis.
Ulung menggeleng “Ternyata ia Daniel kawan lama. Hebat juga cara dia bawa motor”, jawab Ulung. Ganis hanya mengangguk-angguk
“Minuman sudah habis, Lung. Kamu lama juga sih ngejarnya”. “Mau beli lagi ..?. Tawar Ulung Ganis menggeleng. 

DIHAJAR MOBIL
Suatu malam , Ulung nampak gelisah sudah pukul dua dini hari, tapi matanya tidak bisa dipejamkan untuk istirahat tidur. Padahal Ulung sudah berusaha untuk melenakan. Pada saat seperti itu, Ulung teringat ucapan Daniel yang menanyakan kapan dirinya taubat dan juga ucapan mati. Tiba-tiba saja Ulung sangat ketakutan dan tiba-tiba saja ulung seperti mendapat Hidayah dan terbersit dalam hatinya mempunyai keinginan kuat ingin sholat. Ah sudah lama sekali dirinya tidak sholat Apa masih bisa..?.

Ulung bangkit dari tempat tidur dan membuka lemari untuk mencari buku bimbingan sholat. Tapi sayang buku yang diinginkan tidak ada. Akhirnya Ulung belajar sholat sebisanya. Ia berusaha mengingat-inga bacaan dalam setiap gerakkan sholat. Dan Ulung berencana, besok pagi akan kerumah Ganis meminjam buku tata cara dan bacaan sholat.

Ulung benar-benar menjalankan rencananyameski matanya belum sempat terpejam semenitpun Ulung dengan motornya pergi kerumah Ganis saat waktu subuh sudah selesai. Ketika bertemu Ganis, Ganis menertawai Ulung. “Gak salah  Lung ..? Kamu mau pinjam buku tata cara dan bacaan sholat..?.

Ulung mengangguk kemudian menceritakan kegelisahannya malam itu dan Ganis memahami kegelisahan temannya itu, tapi sayang ia belum mendapatkan buku yang ia inginkan karena Ganispun juga tidak mempunyai buku yang diinginkan Ulung.. “Nanti saya pinjamkan kepada teman yang lain “ janji Ganis.

Ulung mengangguk dan pamit pulang dengan membawa kantuk yang mulai terasa. Dan bagi Ganis itulah kenangan terakhir yang cukup mengagumkan bersama Ulung, sebab tak berapa lama setelah itu, Ganis menerima kabar kalau Ulung mengalami kecelakaan. Motornya dihajar sebuah mobil cukup keras , tubuh Ulung terpental dan kepalanya membentur keras sebuah pick up sehingga pecah dengan darah dan isi kepala berhamburan. Ulung tewas seketika ditempat kejadian..

TEDUH DI PEMAKAMAN
Ulung pergi dengan meninggalkan kenangan yang beragam. Namun kenangan positif begitu membekas di hati Ganis yang bisa dika teman Akrabnya Ulung.

Pada akhir hidup Ulung yang tiada siapapun yang mengetahuiya, justru Ulung yang merasa ia harus segera kembali kepada fitrahnya sebagai seorang hamab, hamba yang mengusung kewajiban untuk bertaqwa kepada Rab Sang Maha Pencipta. Dan Ulung berkeinginan untuk kembali belajar sholat di akhir-akhir hidupnya yang tiada diketahuinya itu.

Dan, pada saat-saat pemakaman jenazah Ulung , bukan hanya Ganis yang merasakan sesuatu yang lain dari kebiasaan tapi juga orang-orang yang ikut pada pemakaman itu. Seharusnya hawa siang hari itu terasa sangat panas, tetapi apa yang dirasakan jamaah yang ingin memakamkan jenazah Ulung sungguh berbeda.

Mereka merasakan keteduhan di area pemakaman, seolah ganasnya sinar matahari siang itu tertutup oleh seonggok awan yang seakan-akan ingin menaungi keberangkatan jenazah Ulung. Siapa yang bisa berpendapat atas kenyataan itu,..?.
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com -1 jULI 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...