“ Barulah setelah merenung akan penyakitnya yang
sudah berlangsung lama dan tak kunjung sembuh itu , Ariman teringat akan
perbuatannya saat berada di Kalimantan.“
Sejak
lulus SMA di Jambi, Ariman (nama disamarkan) warga desa Batanghari ini pergi
merantau ke Balikpapan Kalimantan Selatan. Di kota minyak ini , karena tak
mempunyaipengalaman sedikitpun daripada mengganggur ,Ariman rela bekerja
sebagai pelayan di sebuah rumah makan Padang.
Ke DASBOR >>> "RAHASIA ILLAHI 2"
Ke DASBOR >>> "RAHASIA ILLAHI 2"
Tak lama bekerja dirumah
makan pinggir jalan itu pria yang masih lajang itu melamar di perusahaan
catering. Nasib baik rupanya berbihak pada Ariman . Dia diterima bekerja di
sana. Kali pertama bekerja , Ariman ditempatan disebuah pertambangan batu bara
di Kota Baru, Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Sejak menjalani profesi
menjadi tukang ojek , Ariman memilih tinggal diluar Balikpapan. Pria ini hijrah
ke dusun Gunung Lampu, Kelurahn Amburawang , Kecamatan Samboja ,Kutai
Kertanegara. Karena di Karena di tempat barunya dia tak memiliki sanak saudara
, maka dia kemudian menumpang dirumah salah seorang warga setempat bernama
Jamaludin (nama disamarkan). Karena sama-sama dari Sumatera. Ariman berasal
dari Jambi,Sedang Jamaludin berasal dari Paang. Maka sejak itu , Ariman sangat akrab
dengan Jamaludin. Bahkan sudah dianggap seperti saudaranya sendiri.
Tak hanya itu dari sisi
ekonomi Jamaludin lebih mampu. Untuk makan sehari-hari Ariman tak perlu
membayar kepada Jamaludin yang memiliki usaha warung dan toko kecil-kecilan
ini. Dengan begitu, selama menjadi tukang ojek yang melayani rute Gunung
Lampu-Argosari yang merupakan kerkampungan eks tahanan politik, sedikit demi
sedikit Ariman bisa menabung. Apalagi, hasil jerih payahnya sebagai tukang ojek
,paling-paling hanya berkurang untuk member rokok dan jajan jika ia merasa
kepengin marung ditepat lain.
Rupanya, melihat kesuksesan
Jamludin dalam berdagangsalah seorang tetangganya, yakni Rahardi,berminat juga
membuka warung dan toko. Tak lama Rahardi benar-benar membuka toko plus warung makan. Padahal rumah Jamaludin
dan Rahardi jaraknya tidak terpaut begitu jauh. Dengan begitu didaerah yang
sebenarnya sepi itu terdapat dua warung.
Hanya dalam hitungan bulan ,
usaha Rahardi berkembang pesat mengungguli usaha Jamaludin. Sementara , usaha Jamaludin
kemudian justru menjadi kian kembang kempis. Hal inilah yang tak disukai
Jamaludin. Sebagai manusia biasa timbul rasa iri dan dengki terhadap
keberhasilan Rahardi. Hingga pada suatu malam , saat duduk berdua dengan Ariman
dia mengutarakan isi hatinya kepada sahabatnya. Selain curhat maslah toko dan
warungnya yang kian sepi karena mulai ada pesaing, Jamaludin pun menyampaikan
ide gila.
Baca Juga >>> "Meninggal Saat Sholat Qabliyah"
Baca Juga >>> "Meninggal Saat Sholat Qabliyah"
Intinya, Jamaludin meminta
bantuan Ariman agar mencarikan seorang dukun yang bisa menghambat laju usaha
Rahardi. Bahkan kalau bisa, mencari dukun yang mampu mematikan usaha
tetangganya itu. Karena merasa berhutang budi kepada Jamaludin , Ariman
kemudian menyanggupi permintaan Ariman.
Esok harinya, setelah
pembicaraan empat mata dengan Jamaludin, Ariman langsung menuju ke Tenggarong
Kutai. Di kota itu, sebenrnya Ariman juga buta dimana dia harus mencari dukun
yang mampu dimintai tolong seperti permintaan rekannya. Namun saran atau
petunjuk tukang ojek sahabatnya, akhirnya Ariman mendapat petunjuk dimana rumah
sang dukun yang mampu mewujudkan permintaan teman tersebut.
Singkat kata setelah ketemu
dengan dukun yang dimaksud , Ariman langsung mengutarakan niatnya. Hanya dengan
beberapa lembar uang pecahan lima puluh ribu , dukun itu menanggupi permintaan
pasiennya. Setelah diberi syarat plus mentera oleh sang dukun yang didatangi
Arimanpun langsung pulang.
Sesmpai dirumah, benda
pemberian dukun berupa batu kecil itu langsung diserahkan kepada Jamaludin.
Atas saran sang dukun seperti apa yang disampaikan kepada Arima, malam harinya
benda itu langsung ditanam oleh Jamaludin di dikolong rumah Rahardi. Sekedar
diketahui , rata-rata rumah warga diman Jamaludin tinggal memang merupakan
rumah panggung. Hal inilah yang membuat dengan mudahnya Jamaludin menanam benda
yang dimaksud di area rumah Rahardi.
Suatu hari, ua hari, hingga
satu minggu berselang , tak ada tanda-tanda kebangkrutan Rahardi, Hal ini
semakin membuat Jamaludin penasaran. Bahkan , toko serta warung nasi Rahardi
kian banyak dikunjungi orang.
Karena merasa dukun dari
tenggarong tidak mempan, Jamaludin kemudian kembali meminta bantuan kepada
Ariman lagi untuk mencarikan dukun yang lebih sakti lagi. Lagi-lagi karena
merasa berhutang budi , Ariman pun menyanggupi permintaan Jamaludin.
Esoknya, Ariman langsung
mencari dukun di wilayah Gunung Tembaj, Balikpapa. Setelah bertanya
kesana-kemari akhirnya rumah dukun yang dicarinya berhasil ditemukan juga oleh
Ariman.Tanpa basi-basi Ariman langsung mengutarakan niatnya. Bahkan, karena
trauma dengan dukun sebelumnya, Ariman meminta kepada dukun kedu yang
didatngiya agar membuat sarana yang jos dan cespleng.
Baca Juga >>> "Perempuan & Lubang kuburnya Melebar"
Baca Juga >>> "Perempuan & Lubang kuburnya Melebar"
Rupanya, keinginan Ariman
atas permintaan sahabatnya itu tak bertepuk sebelah tangan. Pasalnya , dukun
yang didatangi sanggup membuat piranti agar usaha Rahardi benar-benar bangkrut
total. Bahkan sang dukun juga menjanjikan dalam waktu yang dekat, tak hanya
usahanya yang bangkrut , tapi Rahardi juga akan segera hengkang dari rumahnya.
Merasa dapat jaminan dari
sang dukun, setelah tiba dirumah Jamaludin, dengan bangga Ariman menyerahkan
piranti dari sang dukun tersebut kepada Jamaludin. Sama seperti dukun
sebelumnya , sang sang dukun juga memerintahkan agar piranti itu ditanam
dibawah kolong rumah Rahardi.
Malam harinya, piranti yang
dibungkus kain kafan putih itu oleh Jamaludin ditanam dikolong rumah pesaingnya
itu, dengan car mengendap-endapa mencari celah agar tidak ketahuan Rahardi yang
dianggap sebagai pesaingnya.
Pikirannya setelah menanam
benda itu setelah menunggu tak lama, Rahardi yang dianggap sebagai pesaingnya itu
akan bangkrut dan setrusnya akan pulang kampung ke jawa. Rupanya dugaan
Jamaludin meleset. Terbukti , setelah ditunggu satu minggu, 1 bulan lamanya,
usaha Rahardi masih tetap seperti biasanya. Tetap saja banyakpembeli. Bahkan
kian pesat saja omset penjualannya.
Karena usaha keduanya gagal,
Jamaludin kembali meminta bantuan kesekian kalinya kepada sahabatnya Ariman. Kali
ini permintaan Jamaludin mungkin diluar dugaan Ariman, saat ini permintaan
Jamaludin lebih ektsrim dan mengerikan yaitu agar sahabatnya itu mencarikan
seorang dukun santet. Ya dukun santet…!.
Jamaludin mmeminta Ariman
untuk mencarikan dukun santet untuk melenyapkan Rahardi. Namun Ariman tak
berani menyanggupi permintaan yang berlebihan itu terhadap temannya yang
dianggapnya sudah keterlaluan. Tapi Ariman berjanji akan mencarikan dukun sakti
dari Tanah Jawa.
Dan lagi-lagi, demi seorang
sahabat, pada suatu ketika Ariman menghubungi salah seorang temannya di Pulau
Jawa. Intinya , Ariman meminta bantuan temannya agar dicarikan dukun yang bisa
mematikan usaha seseorang. Selang satu minggu kemudian, temannya itu
menghubungi Ariman dan mengatakan jika dukun yang dimaksud Ariman sudah
didapatkan.
Syaratnya, harus menjalani
lelaku sendir. Setalah diberikan berbagai syarat ritualnya, yaitu harus berpuasa
satu hari serta mencuri batu nisa di kuburan, lalu ditanam dihalaman yang
dimaksud. Maka malam harinya, ketika istri Jamaludin tertidur pulas, Ariman
memberitahukan syarat itu kepada sahabatnya.
Rupanya, Jamaludin tidak
sanggup berpuasa satu haripun. Ketika bulan Ramadhan tiba, dimana seluruh umat
islam berbondong-bondong mencari berkah bulan suci ramadhan, maka lelaki yang
bertumbh tambun ini hanya berpura-pura menjalankan puasa didepan keluarga dan
di sekitar warganya.
Oleh karena itu, dengan penuh
harap Jamaludin meminta kepada Ariman untuk melakukan hal itu. Dan lagi-lagi
karena merasa hutang budi, Ariman pun menyanggupi permintaan temannya itu.
Meski yang diminta
sahabatnya untuk yang ketiga kalinya itu terasa berat baginya. Ariman bukan
persoalan puasnya, melainkan harus mencuri batu nisan segala. Lebih-lebih saat
mencuri batu nisan tidak boleh dicabutdengan menggunakan tangan. Tapi harus
dicabut dengan kaki.
Baru setelah batu nisan
tercabut dengan kaki, selanjutnya bisa diambil dengan tangannya. Meski dirasa
berat, namun tetap saja permintaan sahabatnya dilaksanakan juga oleh Ariman.
Setelah menjalani puasa selama satu hari malamnya, dengan diantar Jamaludin ,
Ariman menuju kesebuah pemakaman umum dusun, Argosari yang merupakan pemakaman
umum eks tahanan politik dan keluarganya yang masih masuk dalam wilayah
kelurahan Amborawang.
Pemakaman umum ini sengaja
dipilih, karena letaknya jauh dari pemukiman warga ek Tapol. Sekitar pukul 01.00 WITA, Ariman langsung
memilih makam yang tampak masih baru. Pasalnya di batu nisan tersebut tak
tercantum nama orang yang meninggal.
Setelah terlebih dahulu
membaca mantera seperti yang sudah disanrankan oleh sang dukun , dengan tubuh
sedikit gemetar , kakinya langsung ditempelkan ke batu nisan yang sudah
dipilih. Karena pemakaman itu tanahnya berpasir , hanya dengan sekali hentakkan
saja batu nisan tersebut bisa diangkat. Keluar oleh Ariman.
Dengan sedikit tergesa-gesa
Ariman, kemudian segera membungkus batu itu dengan karung yang telah dibawanya.
Selanjutnya, kedua orang ini langsung tancap gas menuju rumah. Dan agar tidak
ada orang yang curiga, sekitar 100 m sebelum tiba dirumah sengaja mematikan
mesin sepeda motornya. Kemudian kendaraan roda dua ini dituntunperlahan sampai
kerumah Jamaludin.
Malam itu juga sekitar pukul
03.00, jamaludin dengan ditemani Ariman, mengenap-endap dibawah kolong rumah
Rahardi. Setelah dirasa cukup aman, keduanya langsung menanam batu nisan curian
dibawah kolong rumah Rahardi, Esok harinya, seperti tak pernah terjadi apa-apa
Ariman kembali ngojek seperti biasanya.
Rupanya saran yang didapat
Ariman dari dukun asal Jawa ini dengan perantara temannya ini cukup manjur. Ini
terbukti hanya berselang tak lebih satu minggu, usaha Rahardi , baik itu toko
maupun warungnya, langsung sepi pembeli.
Para pembeli hampir semuanya
beralih kewarung Jamaludin. Atas hasil ini, Jamaludin kian memanjakan Ariman.
Tak hanya makan yang diberikan Jamaluin ke Ariman tak jarang Ariman sering
dibelikan rokok.
“Pokokya, setelah usaha Rahardi
mulai mengalami kemunduran, saya mulai dimanjakan oleh Bang Jamal. Mulai makan
rokok semuanya geratis. Bahkan ketika motor saya rusak dan ngojek pakek motor
dia Bang Jamal tak mau menerima uangnya. Karena biasanya kalau saya memakai
motornya , hasil dari ngojek langsung dibagi dua, “Kenang Ariman”. Dalam
keadaan sakit waktu itu.
Hingga pada suatu ketika,
Ariman harus pulang ke Jambi. Sejak saat itu hubungan keduanya secara otomatis
terputus. Namun sesekali waktu, Ariman menyempatkan diri menelepon atau kirim
SMS kepada Jamaludin. Tapi setelah satu tahun di Jambi Ariman tidak lagi
mengkontak sahabatnya itu. Dengan begitu, sejak Ariman tidak lagi menelepon
atau mengirim SMS hubungan keduanya putus total.
Sejak terputusnya hubungan
persahabatan dengan Jamaludin, hal-hal aneh mulai terjadi pada dirinya
(Ariman). Pada suatu hari, telapak kakinya terdapat sebuah bintik
kemerah-merahan. Karena merasa gatal, kemudian bintik itu digaruk hingga mengoreng.
Saat itu airman tidak
memperhatikan luka kecil bekas garukkannya. Apalagi rasanya tidak sakit. Namun
semakin lama, luka kecil itu semakin membesar. Tapi meski begitu tetapsaja
Ariman tidak mersakan sakit sedikitpun.
Karena merasapenasaran dengan
penyakit anehny, Ariman mendatangi seorang dokter. Karena diaknosa doter hanya
luka infeksi. Maka dokterpun hanya memberika resep antibiotic. Tapi, setelah
obat yang dibelinya dari apotek habis , luka pada kakinya tak kunjung sembuh.
Begitu juga saat dirinya kembali resep oleh dokter dengan antibiotic dosis
tinggi, hasilnya tetap sama.
Menurut Ariman, sudah tak
terhitung dirinya pergi ke dokter . Tapi hasilnya tetap nihil. Karena itulah
saat berkunjung kerumah saudaranya di Bandar lampung beberapa waktu , atas
saran dari keluarganya, kemudian Ariman diantar ke klinik Laboratorium.
Baca Juga >>> "Hidayah Lelaki Yang di Perlihatkan Siksa Kubur"
Baca Juga >>> "Hidayah Lelaki Yang di Perlihatkan Siksa Kubur"
Saat sebelum diperiksa oleh
petugas medis itu para petugas mengira jika Ariman kena penyakit diabetes atau
lebih dikenal dengan sebutan kencing manis. Selain itu hasil tes juga tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi. Hal inilah yang membuat Ariman bingung
setengah mati.
Barulah setelah merenung
tentang penyakitnyayang sudah berlangsung lama dan tak kunjung sembuh itu,Ariman
teringat akan perbuatannya saat berada di Kalimantan . dirinya langsung
berpikir , penyakit anehnya itu pasti ada hubungannya dengan perbuatannya yang
telah dilakukannya demi ambisi gila sahabatnya.
Karena itu, Ariman langsung
mencari orang pinter untuk mencari jalan keluarnya. Hingga akhirnya, atas saran
keluarganya Ariman mendatangi orang pintar yang ternyata seorang Kyai di
wilayah Kalianda, Lampung Selatan. Dan dugaannya ternyata tidak meleset.
Dari keterangan Kyai Tabrani
(bkn nama sbnarnya) yang didatanginya, Ariman mendapatkan penjelasan jika
penyakit yang dideritanya itu berawal dari perbuatan saat masih tinggal
merantau di Kalimantan. Beruntung Kayai Tabrani masih bisa mengobati penyakit
aneh yang dideritanya. Namun ada beberapa syarat yang harus dilakukan Ariman,
yaitu memohon ampun kepada Allah dengan membaca istigfar sebanyak-banyaknya
setiap hari.
Kini, berangsur-angsur luka
aneh yang membusuk pada kakinya mulai membaik. Namun , meski begitu tetap saja
ada rasa khawatir pada diri Ariman jika sewaktu-waktu luka itu kembali kambuh.
Apalgi seperti disaksikan sendiri oleh penulis luka pada telapak kaki Ariman
belum sembuh 100%
“Sekarang saya benar-benar
bertaubat. Kalau saya nanti punya uang, saya akan berangkat ke Kalimantan dan
meminta kepada arwah pemilik bat nisan yang saya telah curi sekaligus mengganti
batu nisannya secara doam-diam serta meminta maaf kepad Rahardi. Tah,
“Mudah-mudahan saj luka dikai ini bisa sembuh total selamanya. Dengan begitu
saya bisa mengerjakan sholat lima waktu dan menjadi orang baik “. Tandas Ariman
dengan penuh penyesalan.
Semoga kisah diatas menjadi
ibrah bagi kita semua yang masih hidup di dunia. Agar tidak melakukan hal-hal
yang merugikan orang lain dan pasti itu lambat – laun, sekarang atau lusa
akibatnya akan berdampak pada diri kita sendiri dan pada hakekatnya jika kita
melakukan keburukkan sama halnya kita juga melakukan keburukkan pada diri kita
sendiri.
Wallahu a’lam bis-shawab