Blog Konten Islam: KISAH UZAIR
Showing posts with label KISAH UZAIR. Show all posts
Showing posts with label KISAH UZAIR. Show all posts

Friday 27 July 2018

KISAH UZAIR, YANG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI

KISAH UZAIR,   YANG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI

Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"


KISAH UZAIR, YANG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI


“Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata : “Bagaimana Allah menghidupkan kebali negeri ini setelah hancur..?, maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali..” (QS. Al-Baqarah : 259) ”.

Musim panas tiba. Pagi itu, Uzair – yang dikenal sebagai hamba Allah yang shaleh dan salah seorang Nabi dari Bani Israil – berniat pergi ke kebun. Cuaca yang sangat panas telah mengakibatkan tanah retak-retak dan tanaman butuh siraman air. Jadi Uzair memutuskan pergi ke kebun dan dia pun berangkat dengan menunggang keledai.


Kebun Uzair sangat jauh, dan jalan menuju kebunnya itu tidakklah ringan. Uzair harus melewati sebuah negeri yang sudah mati. Puing-puing berserakkan diantara sisa-sisa bangunan yang telah hancur. Kota itu dulu dikenal sangat indah dan ramai. Penduduk di kota itu hidup dalam kedamaian, tapi akhirnya hancur dan menjadi kota mati. Saat melewati kota mati itu hari mulai siang dan terik matahari seperti memanggang bumi.


Uzair mencari sisa bangunan yang masih memiliki atap untuk berteduh sejenak dari terik matahari. Setelah mendapatkan apa yang dicari Uzair turun dari keledai, dan menenteng dua keranjang perbekalan yang dibaawa. Satu keranjang yang berisi buah Tin, dan satu keranjang yang lain berisi buah anggur. Uzair lantas berteduh dengan nyaman, seraya mengeluarkan mangkok untuk menampung air anggur yang ingin diperas.


Uzair kemudian mengambil sepotong roti, dan mencelupkan kedalam perasan anggur. Setelah itu, Uzair menikmati  makanan yang dibawany. Rasa laparpun mulai hilang,  dan Uzair sudah merasa cukup. Uzair membaringkan tubuhnya menyandarkan kakinya kedinding seraya enatap sekeliling. Hanya ada puing-puing sisa bangunan. Sejenak ia merenungi atap-atap yang roboh bangunan yang tinggal puing-puing dan rumah-rumah yang sudah ditinggaloleh penghuni kota mati tersebut.


Tidak jauh dari tempat Uzair berteduh berserakkan tulang. Dia pun lantas membatin.
“Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur..?”.
Uzair sama sekali tidak meragukan kekuasaan Allah dapat menghidupkan kembali negeri itu setelah hancur. Tetapi, pikiran itu tiba-tiba melintas.


Tidak lama kemudian, Uzair merasa tidak kuasa lagi merasa rasa kantuk yang hinggap dipelupuk mata. Uzair mengalami sebuah peristiwa yang tidak terduga. Dia merasa tertidur dengan tiba-tiba, dan tak bisa tetap terjaga. Waktupun berlalu. Hari berganti, bulan pun berbilang, bahkan tahun-tahun yang panjang akhirnya terlewati, tidak terasa dalam tidurnya.


Tidak terasa, seratus tahun telah berlalu, Allah telah mengutus malaikat maut untuk mewafatkan Uzair. Selama seratus tahun itu  merasa sedang tidur, telah terjadi peperangan, bahkan Nebukadnezar telah membakar semua kitab Taurat yang ada. Tak satupun yang tersisa, kecuali yang dijaga dengan baik ayahnya Uzair. Sebab diasa penyerangan Nubukadnezar itu, ayah Uzair sempat emendam kitab Taurat ditanah.


Setelah seratus tahun berlalu, dan Uzair merasa tertiudur, padahal dia sudah dicabut nyawanya. Seratus tahun keudian Allah menghidupkan kebali Uzair. Pertama – tama , Uzair dihidupkan akalnya dan matanya. Sehingga ia bisa berpikir dan juga melihat bagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang sudah mati.


Tak selang lama tubuh Uzair dihidupkan diawali diawali dengan berkumpulnya tulang-tulang yang keudian dibungkus dengan daging kulit dan rambut. Lalunyawanya, ditiupkan. Tapi saat itu Uzair sudah bisa berpikir dan melihat peristiwa luar biasa yang terjadi. Setelah itu Uzair hidup kembali, Malaikat mau bertanya kepada Uzair
“Berapa lama engkau tinggal disini..?.
“Uzair menjawab, “Sehari atau setengah hari”.

Uzair menjawab seperti itu, karena dia merasa telah tertidur. Aplagi ia merasa tidak tidur terlalu lama. Dia tidur pada tengah hari dan kemudian merasa bangun pada sore hari, dia merasa tidak ada yang janggal dan dia merasa tidur tidak cukup lama.


Padahal, yang terjadi tidak demikian Uzair telah meninggal selam seratus tahun dan dia tidak menyadari. Karena itu, malaikat maut kemudian menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,
“Tidak..! Engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu”.


Uzair melihat kearah makanan dan minuman yang dijadikan sebagai bekal dalam perjalanan. Anehnya, sisa roti dan perasan anggur di mangkok tidak berubah. Masih seperti sedia kala masih dalam keadaan seperti Uzair tinggal tidur sebelumnya. Tidak berubah sama sekali.Juga, buah Tin dan buah anggur didalam keranjang nyaris masih dalam keadaan segar.


Tentu, Uzair merasa bingung. Dia dijelaskan telah tidur selama seratus tahun , tapi saat melihat bekal makanan yang dia bawa ternyata tidak membusuk dan basi. Lalu malaikat maut kembali bertanya.
“Apakah engaku bingung dengan apa yang aku sampaikan..?.
Sekarang lihatlah keledaimu..!”.


Uzair menoleh kearah keledai yang sebelumnya dinaiki, dan ternyata keledai itu telah menjadi tulang belulang. Kemudian Allah menghidupkan keledai itu. Uzair melihat tulang belulang keledai  berkumpul dan bersatu kembali, lalu tulang belulang itu dibalut dengan daging dan kulit., juga bulu-bulu. Lantas keledai Uzair kembali dapat bergerak menghadapkan kepala dan kedua telinga ke atas langit.


Uzair melihat peristiwa yang luar biasa itu dengan mata kepalanya sendiri dengan takjub. Setelah itu Uzair, pulang kerumah. Dia mengendarai keledai. Seratus tahun Uzair telah meninggalkan kampung halaman, dan tak ada satupun orang pun mengenali Uzair lagi. Uzair bahkan juga tidak mengenal lagi siapa pun yang tinggal dikampunghalamannya sendiri. Dia sudah juga tidak lagi mengenali rumah yang dahulu menjadi tempat tinggalnya. Tatkala Uzair meninggalkan kampung dia waktu itu berusia 40 tahun.


Tetapi kampungnya sudah digilas waktu. Rumah dan jalan sudah banyak berubah.Akhirnya Uzair mengira-ngira letak rumahnya dan memasuki rumah tersebut. Rupanya rumah itu ditinggali seorang wanita yang sudah lanjut usia, tidak bisa melihat lagi dan tak bisa berdiri. Usia wanita itu sekitar 120 tahun. Dulu ia seorang hamba sahaya, dan baru berusia 20 tahun saat Uzair meninggalkan kampung. Tetapi karena usia yang sudah Uzur dan tak bisa elihat lagi, maka dia tidak tahu siapa yang datang.


Wahaiibu tua , apakah benar ini rumah Uzair ..?” tanya Uzair.
“Benar ini rumah Uzair”, jawab wanita itu seraya menangis
“Sudah lama aku sudah tidak mendengar nama Uzair berpuluh-puluh tahun lamanya. Orang – orang sudah melupkannya”.
“Sesungguhnya aku ini adalah Uzair.
Allah telah mematikanku selaa seratus tahun “.


Wanita itupun terkejut dan nyaris tidak percaya . “UZair memang telah menghilang 100 tahun yang lalu dan kami tidak pernah mendengar beritanya sama sekali.
“Aku adalah Uzair”, Uzair kembali meyakinkan wanita tua itu lagi.
“Aku tahu Uzair itu adalah hamba yang shaleh. Jika dia mendoakan orang yang sakit agar sembuh, atas izin Allah orang itupun sembuh.


Jika dia mendoakan orang yang kena musibah , kecacatan agar dihilangkan dari musibah, orang itu juga akan terbebas dari musibah. Untuk membuktikan apakah kamu itu Uzair, berdoalah kepada Allah agar pengelohatanku dikembalikan agar aku bisa melihatmu, jika kamu memang benar Uzair, pasti aku akan bisa mengenalimu”


Uzair kemudian berdoa kepada Allah, dan wanita tua itu dapat melihat kembali. Wanita itu, juga bisa berdiri lagi sehingga wanita tua itu bisa membawa Uzair kessebuah rumah temapt berkumpul orang-orang Bani Israil.  Di rumah itu ada anak, Uzair yang usianya sudah tua. Lalu wanita tua itu berkata, “Orang ini adalah Uzair”.


Tentu orang-orang menjadi kaget dan stengah tidak percaya. Tetapi wanita tua itu, berkata lagi, “Aku fulanlah, hamba sahaya kalian. Uzair telah berdoa kepada Allah untuk kesembuhanku hingga mataku bisa melihat lagi.Aku bisa berdiri dan bisa berjalan lagi seperti dulu. Dia adalah Uzair dia bilang, dia telah dimatikan oleh Allah selam seratus tahun dan sekarang dia telah dihidupkan kemabali”.


Semua orang berdiri, dan memandangi Uzair dengan penuh tanda tanya. Tapi, tiba-tiba putra Uzair memecah kebuntuan, “Ayahku memiliki cirri khusus, diantara bahunya ada tanda hitam”
Lalu Uzair membuka bajunya, memperlihatkan tanda hitam yang ada diantara bahunya. Setelah itu, orang-orang Bani Israil pun tidak memiliki keraguan lagi bahwa laki-laki itu adalah Uzair. Lalu, Uzair menceritakan peristiwa yang dialami.


Setelah Uzair bercerita, orang-orang Bani Israil menuturkan bahwa diantara mereka sudah tidak ada lagi orang yang menghafal Taurat. Padahal Nebukadnezar telah membakar semua Taurat dan orang – orang itu bergantung pada Uzair , karena mereka telah diberi tahu bahwa Uzair hafal Taurat. “Tuliskanlah apa yang kau hafal itu untuk kami”.


Untung ayah Uzair dulu pernah menyimpan Taurat di tanah, dan tidak ada seorang pun yang tahu. Hanya Uzair yang tahu. Uzair kemudian mengajak mereka ketepat tersebut dan menggalinya. Sayang setelah digali, ternyata lembaran-lembaran kitab Taurat itu telah lusuh dan tulisannya telah banyak yang hilang.


Uzair duduk termenung di bawah pohon, dikelilingi orang-orang Bani Israil. Tiba-tiba diatas langit seperti ada kilatan dua api turun ke bumi, kemudian masuk ketubuh Uzair. Dua kilatan api itu rupanya membantu Uzair mengingat kembali hafalannya. Setelah itu Uzair menuliskan kitab Taurat untuk orang-orang Bani Israil.


Uzair – sebagaimana pendapat yang diunggulkan – dikenal sebagai salah satu Nabi dari Bani Israil. Menurut Ibnu Katsir , dia hidup setelah zaman Daud dan Sulaiman. Tapi sebelu zaman Zakariya da Yahya. Tidak seorang pun yang tersisa dari Bani Israil yang hafal kitab Suci Taurat, kemudian Allah mengilhamkan ahafalan itu kepada Uzair .  

(dari berbagai sumber)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 27 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...