Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"
KISAH UZAIR, YANG DIMATIKAN &
DIHIDUPKAN LAGI
“Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang
melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata
: “Bagaimana Allah menghidupkan kebali negeri ini setelah hancur..?, maka Allah
mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali..” (QS.
Al-Baqarah : 259) ”.
Musim panas tiba. Pagi itu, Uzair – yang dikenal sebagai hamba Allah
yang shaleh dan salah seorang Nabi dari Bani Israil – berniat pergi ke kebun.
Cuaca yang sangat panas telah mengakibatkan tanah retak-retak dan tanaman butuh
siraman air. Jadi Uzair memutuskan pergi ke kebun dan dia pun berangkat dengan
menunggang keledai.
Kebun Uzair sangat jauh, dan jalan menuju kebunnya itu tidakklah
ringan. Uzair harus melewati sebuah negeri yang sudah mati. Puing-puing
berserakkan diantara sisa-sisa bangunan yang telah hancur. Kota itu dulu
dikenal sangat indah dan ramai. Penduduk di kota itu hidup dalam kedamaian,
tapi akhirnya hancur dan menjadi kota mati. Saat melewati kota mati itu hari
mulai siang dan terik matahari seperti memanggang bumi.
Uzair mencari sisa bangunan yang masih memiliki atap untuk berteduh
sejenak dari terik matahari. Setelah mendapatkan apa yang dicari Uzair turun
dari keledai, dan menenteng dua keranjang perbekalan yang dibaawa. Satu
keranjang yang berisi buah Tin, dan satu keranjang yang lain berisi buah
anggur. Uzair lantas berteduh dengan nyaman, seraya mengeluarkan mangkok untuk
menampung air anggur yang ingin diperas.
Uzair kemudian mengambil sepotong roti, dan mencelupkan kedalam perasan
anggur. Setelah itu, Uzair menikmati
makanan yang dibawany. Rasa laparpun mulai hilang, dan Uzair sudah merasa cukup. Uzair
membaringkan tubuhnya menyandarkan kakinya kedinding seraya enatap sekeliling.
Hanya ada puing-puing sisa bangunan. Sejenak ia merenungi atap-atap yang roboh
bangunan yang tinggal puing-puing dan rumah-rumah yang sudah ditinggaloleh
penghuni kota mati tersebut.
Tidak jauh dari tempat Uzair berteduh berserakkan tulang. Dia pun
lantas membatin.
“Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur..?”.
Uzair sama sekali tidak meragukan kekuasaan Allah dapat menghidupkan
kembali negeri itu setelah hancur. Tetapi, pikiran itu tiba-tiba melintas.
Tidak lama kemudian, Uzair merasa tidak kuasa lagi merasa rasa kantuk
yang hinggap dipelupuk mata. Uzair mengalami sebuah peristiwa yang tidak
terduga. Dia merasa tertidur dengan tiba-tiba, dan tak bisa tetap terjaga.
Waktupun berlalu. Hari berganti, bulan pun berbilang, bahkan tahun-tahun yang
panjang akhirnya terlewati, tidak terasa dalam tidurnya.
Tidak terasa, seratus tahun telah berlalu, Allah telah mengutus
malaikat maut untuk mewafatkan Uzair. Selama seratus tahun itu merasa sedang tidur, telah terjadi
peperangan, bahkan Nebukadnezar telah membakar semua kitab Taurat yang ada. Tak
satupun yang tersisa, kecuali yang dijaga dengan baik ayahnya Uzair. Sebab
diasa penyerangan Nubukadnezar itu, ayah Uzair sempat emendam kitab Taurat
ditanah.
Setelah seratus tahun berlalu, dan Uzair merasa tertiudur, padahal dia
sudah dicabut nyawanya. Seratus tahun keudian Allah menghidupkan kebali Uzair.
Pertama – tama , Uzair dihidupkan akalnya dan matanya. Sehingga ia bisa
berpikir dan juga melihat bagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang sudah
mati.
Tak selang lama tubuh Uzair dihidupkan diawali diawali dengan
berkumpulnya tulang-tulang yang keudian dibungkus dengan daging kulit dan
rambut. Lalunyawanya, ditiupkan. Tapi saat itu Uzair sudah bisa berpikir dan
melihat peristiwa luar biasa yang terjadi. Setelah itu Uzair hidup kembali,
Malaikat mau bertanya kepada Uzair
“Berapa lama engkau tinggal disini..?.
“Uzair menjawab, “Sehari atau setengah hari”.
Uzair menjawab seperti itu, karena dia merasa telah tertidur. Aplagi ia
merasa tidak tidur terlalu lama. Dia tidur pada tengah hari dan kemudian merasa
bangun pada sore hari, dia merasa tidak ada yang janggal dan dia merasa tidur
tidak cukup lama.
Padahal, yang terjadi tidak demikian Uzair telah meninggal selam
seratus tahun dan dia tidak menyadari. Karena itu, malaikat maut kemudian
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,
“Tidak..! Engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan
dan minumanmu”.
Uzair melihat kearah makanan dan minuman yang dijadikan sebagai bekal
dalam perjalanan. Anehnya, sisa roti dan perasan anggur di mangkok tidak
berubah. Masih seperti sedia kala masih dalam keadaan seperti Uzair tinggal
tidur sebelumnya. Tidak berubah sama sekali.Juga, buah Tin dan buah anggur
didalam keranjang nyaris masih dalam keadaan segar.
Tentu, Uzair merasa bingung. Dia dijelaskan telah tidur selama seratus
tahun , tapi saat melihat bekal makanan yang dia bawa ternyata tidak membusuk
dan basi. Lalu malaikat maut kembali bertanya.
“Apakah engaku bingung dengan apa yang aku sampaikan..?.
Sekarang lihatlah keledaimu..!”.
Uzair menoleh kearah keledai yang sebelumnya dinaiki, dan ternyata
keledai itu telah menjadi tulang belulang. Kemudian Allah menghidupkan keledai
itu. Uzair melihat tulang belulang keledai
berkumpul dan bersatu kembali, lalu tulang belulang itu dibalut dengan
daging dan kulit., juga bulu-bulu. Lantas keledai Uzair kembali dapat bergerak
menghadapkan kepala dan kedua telinga ke atas langit.
Uzair melihat peristiwa yang luar biasa itu dengan mata kepalanya
sendiri dengan takjub. Setelah itu Uzair, pulang kerumah. Dia mengendarai
keledai. Seratus tahun Uzair telah meninggalkan kampung halaman, dan tak ada
satupun orang pun mengenali Uzair lagi. Uzair bahkan juga tidak mengenal lagi
siapa pun yang tinggal dikampunghalamannya sendiri. Dia sudah juga tidak lagi
mengenali rumah yang dahulu menjadi tempat tinggalnya. Tatkala Uzair meninggalkan
kampung dia waktu itu berusia 40 tahun.
Tetapi kampungnya sudah digilas waktu. Rumah dan jalan sudah banyak
berubah.Akhirnya Uzair mengira-ngira letak rumahnya dan memasuki rumah
tersebut. Rupanya rumah itu ditinggali seorang wanita yang sudah lanjut usia,
tidak bisa melihat lagi dan tak bisa berdiri. Usia wanita itu sekitar 120
tahun. Dulu ia seorang hamba sahaya, dan baru berusia 20 tahun saat Uzair
meninggalkan kampung. Tetapi karena usia yang sudah Uzur dan tak bisa elihat
lagi, maka dia tidak tahu siapa yang datang.
Wahaiibu tua , apakah benar ini rumah Uzair ..?” tanya Uzair.
“Benar ini rumah Uzair”, jawab wanita itu seraya menangis
“Sudah lama aku sudah tidak mendengar nama Uzair berpuluh-puluh tahun
lamanya. Orang – orang sudah melupkannya”.
“Sesungguhnya aku ini adalah Uzair.
Allah telah mematikanku selaa seratus tahun “.
Wanita itupun terkejut dan nyaris tidak percaya . “UZair memang telah
menghilang 100 tahun yang lalu dan kami tidak pernah mendengar beritanya sama
sekali.
“Aku adalah Uzair”, Uzair kembali meyakinkan wanita tua itu lagi.
“Aku tahu Uzair itu adalah hamba yang shaleh. Jika dia mendoakan orang
yang sakit agar sembuh, atas izin Allah orang itupun sembuh.
Jika dia mendoakan orang yang kena musibah , kecacatan agar dihilangkan
dari musibah, orang itu juga akan terbebas dari musibah. Untuk membuktikan
apakah kamu itu Uzair, berdoalah kepada Allah agar pengelohatanku dikembalikan
agar aku bisa melihatmu, jika kamu memang benar Uzair, pasti aku akan bisa
mengenalimu”
Uzair kemudian berdoa kepada Allah, dan wanita tua itu dapat melihat
kembali. Wanita itu, juga bisa berdiri lagi sehingga wanita tua itu bisa
membawa Uzair kessebuah rumah temapt berkumpul orang-orang Bani Israil. Di rumah itu ada anak, Uzair yang usianya
sudah tua. Lalu wanita tua itu berkata, “Orang ini adalah Uzair”.
Tentu orang-orang menjadi kaget dan stengah tidak percaya. Tetapi
wanita tua itu, berkata lagi, “Aku fulanlah, hamba sahaya kalian. Uzair telah
berdoa kepada Allah untuk kesembuhanku hingga mataku bisa melihat lagi.Aku bisa
berdiri dan bisa berjalan lagi seperti dulu. Dia adalah Uzair dia bilang, dia
telah dimatikan oleh Allah selam seratus tahun dan sekarang dia telah
dihidupkan kemabali”.
Semua orang berdiri, dan memandangi Uzair dengan penuh tanda tanya.
Tapi, tiba-tiba putra Uzair memecah kebuntuan, “Ayahku memiliki cirri khusus,
diantara bahunya ada tanda hitam”
Lalu Uzair membuka bajunya, memperlihatkan tanda hitam yang ada
diantara bahunya. Setelah itu, orang-orang Bani Israil pun tidak memiliki
keraguan lagi bahwa laki-laki itu adalah Uzair. Lalu, Uzair menceritakan
peristiwa yang dialami.
Setelah Uzair bercerita, orang-orang Bani Israil menuturkan bahwa
diantara mereka sudah tidak ada lagi orang yang menghafal Taurat. Padahal
Nebukadnezar telah membakar semua Taurat dan orang – orang itu bergantung pada
Uzair , karena mereka telah diberi tahu bahwa Uzair hafal Taurat. “Tuliskanlah
apa yang kau hafal itu untuk kami”.
Untung ayah Uzair dulu pernah menyimpan Taurat di tanah, dan tidak ada
seorang pun yang tahu. Hanya Uzair yang tahu. Uzair kemudian mengajak mereka
ketepat tersebut dan menggalinya. Sayang setelah digali, ternyata
lembaran-lembaran kitab Taurat itu telah lusuh dan tulisannya telah banyak yang
hilang.
Uzair duduk termenung di bawah pohon, dikelilingi orang-orang Bani
Israil. Tiba-tiba diatas langit seperti ada kilatan dua api turun ke bumi,
kemudian masuk ketubuh Uzair. Dua kilatan api itu rupanya membantu Uzair
mengingat kembali hafalannya. Setelah itu Uzair menuliskan kitab Taurat untuk
orang-orang Bani Israil.
Uzair – sebagaimana pendapat yang diunggulkan – dikenal sebagai salah
satu Nabi dari Bani Israil. Menurut Ibnu Katsir , dia hidup setelah zaman Daud
dan Sulaiman. Tapi sebelu zaman Zakariya da Yahya. Tidak seorang pun yang
tersisa dari Bani Israil yang hafal kitab Suci Taurat, kemudian Allah
mengilhamkan ahafalan itu kepada Uzair .