Blog Konten Islam: QUNUT TERAKHIR SANG GURU
Showing posts with label QUNUT TERAKHIR SANG GURU. Show all posts
Showing posts with label QUNUT TERAKHIR SANG GURU. Show all posts

Monday 30 April 2018

QUNUT TERAKHIR SANG GURU

QUNUT  TERAKHIR SANG GURU


QUNUT     TERAKHIR   SANG GURU

“Semua jamaah di mushalla sama sekali tak menduga bila kehadiran Guru Badri untuk berjamaah di tempat itu merupakan sholat jamaah terakhir yang diikutinya.”

Doa qunut yang dibacakan sang imam belum juga usai. Waktu itu harus sampai pada bacaan “Waqina birahmatika syaraa ma qadhaita”. Namun tiba-tiba saja Pak Badri yang makmum persis dibelakang imam oleng. Tubuhnya lemas.

Kedua kaki yang menopang mendadak serasa tak berdaya. Akhirnya ia tersungkur diatas tempat sujudnya. “Astagfirullah ..” spontan makmum disampingnya sempat berucap demikian melihat Pak Badri tak mampu menyelesaikan rakaatnya. Relfek satu dua orang makmum membatalkan sholatnya.

Baca Juga"Mantan Pegawai Bank Jadi Pemulung"

Sebagian yang lain menyelesaikan rakaat terakhirnya yang tinggal satu rekaat. Kedua makmum tadi mencoba menolong Pak Badri yang tertelengkup di tempat sujudnya. Sementara sang imam dan jamaah lainnya, menlanjutkan jamaah hingga usai.

Barulah usai sang imam salam , jamaah ramai-ramai mendekati Pak Badri. Mereka mengerubungi. Terus terang , mereka kaget melihat kejadian tersebut. Tubuh Pak Badri yang ambruk itu kemudian ditelentangkan.

Jamaah yang lain memberi ruang agar ada suplai oksigen yang cukup. Mereka berharap , Pak Badri segera sadar dari ketidak sadarannya.
“Pak….Pak..Guru…1” kata Pak Ali (50 tahun) coba membangunkan.

Lelaki yang berusia 60 tahunan itu digoyang-goyangkan badannya. Berulang kali jamaah yang ada disitu berupaya membangunkan Pak Badri yang juga seorang guru madrasah di kampungnya. Tetapi sayangnya tak ada reaksi.

Lelaki yang tak pernah absen jamaah sholat fardhu tersebut bungkam seribu bahasa. “Bagaimana Pak..?. tanya Lek Domo. “Entahlah” sepertinya aneh ,” sahut Pak Ali
“Aneh Kenapa Pak..?.
Mudah-mudahan tidak apa-apa “ hanya pingsan saja karena kecapekkan”. Tambah Pak Ali menenagnkan.

Mukamereka penuh kekhawatiran. Itu tak bisa diingkari . Sebab, Pak Badri tak jua sadar. Dalam hati mereka bertanya, ada apa dengan Pak badri..?. Adakah penyakit yang diderita Pak Badri..?. sehingga begitu mendadak terjatuh dan tak sadarkan diri .

Kembali Ke Dasbor>>>"Rahasia ILLAHI 2"

Tubuh Pak Badri dibaringkan dilantaiMushalla. Pakaiannya dilonggarkan agar aliran darah lancar, tak terganggu.Setelah itu denyut nadi diperiksa beberapa saat begitu pula detak jantungnya.

“Bagaimana Pak..?.
“Panggil Dokter saja..!”
Melesatlah seorang jamaah meninggalkan mushalla.Dengan terburu-buru mencari dokter terdekat. Tak beberpa lama kemudian, yang ditunggu sudah tiba. Langsung sang dokter memeriksa tubuh Pak Badri. Masih ada reaksi sama sekali.

Dokterpun tak mampu berbuat banyak. Dirabanya kaki dan tangan Pak Badri yang mulai terasa dingin dan membiru. Dia pun member isyarat bahwa Pak badri sudah meninggal dunia. Dokter menduga bahwa kematian mendadak yang dialami oleh Pak Guru ini disebabkan oleh serangan jantung. Mungkin, selama ini,gejalanya tidak dirasakan oleh lelaki itu, tetapi melihat tanda-tanda diduga karena gangguan jantung.

Yakni tekanan darah mendadak turun yang mengakibatkan berkurangnya pasokan darah ke otak. Hal inilah yang menyebabkan otak kekurangan oksigen.Menurut medis, penurunan aliran darah ini biasanya akanlangsung diseimbangkan oleh tubuh secara otomatis. Tetapi karena proses penyesuaian tidak berjalan normal, maka berpotensi jatuh kemudian tak sadarkan diri.

Dan apabila tak segera diberi pertolongan orang bisa meninggal dunia. “Inaa lillahi wa inna ilaihi ra jiun “. Spontan kalimat istirja’ meluncur dari mulut jamaah. Meski akhirnya menggotng jenazah bersama-sama kerumahnya.

Rumah Pak Badri tidak jauh dari mushalla, hanya sekitar 100 m. Biasanya ia memang sholat berjamaah di mushalla itu dengan jalan kaki. Matahari belum menampakkan sinarnya pagi itu. Udara bertiup sepoi-sepoi sehingga membuat suasana masih sejuk di kampung, sembribit kata orang jawa.

Para jamaah shaolat subuh beramai-rami mengantarkan jasad Pak badri kerumahnya termasuk Pak Dokter yang memeriksa tadi. Sesampai di rumah, sang istri dan anak-anaknya kontan terkejut.

“Ada apa dengan bapak..?” tanya istri Pak Badri. Perempuan beranak tiga dari perkawinannya dengan Pak Guru ini tak kuasa menahan linangan air mata.
“Tadi bapak sholat jamaah di mushalla , tetapi saat baca qunut , bapak tiba-tiba tersungkur. Seketika itu juga ia tak sadar”

“Terus, bagaimana kondisinya sekarang..?. bibirnya bergetar.
“Ibu yang sabar ya. Ibu harus tabah, demikian juga anak-anak. Bapak sudah tiada , Bu doakan saja semoga ia mendapatkan temat terbaik disisi Allah “. Jawab dokter.

Kalimat istirja’ dari mulut perempuan itu langsung terlontar. Lelehan air matanya makin deras. Membasahi kedua pipinya. Sungguh tak dinyana sama sekali. Lantaran suaminya tak pernah mengeluh apa-apa sebelumnya. Begitupun saat berangkat ke mushalla sbuh itu. Biasa-biasa saja, sebagai istri ia tak menangkap sesuatu yang aneh dari suaminy. Semua berjalan normal seperti sebelumnya.

Maka dari itu, ia kaget bukan kepalang suaminya pulang dari mushalla sudah dogotong ramai-ramaioleh jamaah. Dan ternyat sudah dipanggil oleh Allah swt. Masih dibulan Ramadhan 5 tahun silam, saat menunaikan sholat subuh berjamaah.

Kematiannya menjadi perbincangan orang-orang kampung. Pebincangan soal kematian bertepatan saat sholat berjamaah dan masih berada di bulan Ramadhan. Terlepas dari penyakit mungkin yang mendera tubuh Pak Guru, tetapi orang-orang percaya, dimudahkannya ia meninggal apalagi saat sholat berjamaah, sunnguh kematian yang dianggap suci.

Kematian yang meninggalkan jejak lampah yang baik, yang khusnul khatimah. Makanya, tidak sedikit yang iri, berharap suatu saat maut menjemput , mereka juga meninggal dalam keadaan yang baik.

Keseharian  Pak Guru
Tetangga-tetangga dan jamah sekitar sudah tahu persis siapa Pak badri dan aktivitas hariannya. Lelaki tersebut dikenal sangat santun dan sederhana hidupnya, tetapi termasuk lelaki yang taat dan sholeh.

Dalam kamus hidupnya, takmengenal kata neko-neko. Hidupnya lurus-lurus saja. Bermasyarakat dengan baik tak mau menyakiti sesame.Sehari-hari, ia mengajar di sebuah madrasah kecil di kampungnya.

Dengan baju koko dan peci hitam dikepalanya, menjalani rutinitas ngajar. Siang berangkat sore pulang. Materi yang diajarkan olehnya adalah akidah akhlaq dan fiqih.

Sedang kalau pagi hari hingga Dzuhur, waktunya ia gunakan mengurus sawahnya. Dari bercocok tanam inilah yang ia jadikan sebagai mata pencahariannya. Adapaun mengajar di Madrasah , ia niatkan Lillahi ta’ala, berharap ridha Allah swt semata.

Kalaupun ada honor yang diberikan oleh pihak madrasah , ia terima saja , tanpa mengeluh sama sekali. Sebab di madrasah sudah dianggap sebagai pengabdian dan pengamalan ilmunya agar bermanfaat banyak orang.

Malamnya, usai berjamaah sholat Magrib di mushalla, ia tidak langsung pulang ke rumah kecuali setelah jamaah Isya’ usai. Nah , di sela-selaantara Magrib dan Isya’ guru satu ini menyimak bacaan anak-anak yang mengaji Juz’Ama. Ia telateni betul setiap malam dan hanya libur pada jum’at malam saja.

Prinsip hidupnya adalah memberikan manfaat bagi banyak orang. Di dalam hatinya juga tertanam sebuah pepatah yang sangat berharga bahwa ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon yan tidak berbuah.

Atas dasar inilah, sedikit ilmu yang pernah ditimbanya di madrasah, di tempat ngaji bersama Kyai , juga yang ia pelajari dari kitab-kitab suatu mondok dipesantren , ia praktikkan. Coba ia tularkan kepada nak-anak didiknya.

Pak Badri menjalani semua itu penuh bahagia. Tiada beban. Yang terpenting buatnya, senantiasa bersyukur atas karunianya yang telah diberikan kepada Allah swt. Itulah baginya yang dianggap kunci kebahagiaan; lahir maupun batin.

Bukan kekayaan atau fasilitas yang super lengkapjaminannya. Karena Pak Guru juga melihat fakta , banyak orang yang bergelimang harta , tetapi toh tidak bahagia hidupnya. Tidak sedikit yang stress , depresi, dan putus asa.

Tidak itu saja, banyak harta juga membuat orang kadang hilang sifat welas asih terhadap sesama, berganti dengan sikapangkuh, congkak dan sombong.

Meskipun harus diakui, banyak juga orang kaya baik hati, dermawan dan peduli sesame. Sebaiknya mereka yang miskin harta , tidak sedikit yang lebih enjoy menjalani hidupnya.

Dengan rumah sederhana , namun membawa ketenangan jiwa. Itulah alasan Pak Guru senantiasa memelihara rasa syukur , agar ia dijauhkan dari sifat-sifat yang buruk.

Sehingga, orang kampung di tempatnya menaruh hormat padany. Dihormati karena kesederhanaannya, ilmunya , serta budi baiknya. Wajarlah apabila Masyarakat berbondong-bondong takziyah kerumahnya ketika dikabarkan ia sudah meninggal.

“Kita kehilangan seorang guru sederhana yang sedemikian ikhlas mengabdikan dirinya untuk kepentingan umat, “Ucap Pak Ali”

Pentingnya Ilmu dan Amal
Kisah sederhana dari seorang guru yang sederhana. Tetapi nilai-nilai positifnya sungguh luar biasa. Ada tiga hal penting yang bisa kita ambil hikmahnya.

Pertama : Apa yang kita lakukan seharusnya diniatkan untuk mengharap ridha Allah swt. Apapun jenispekerjaannya. Guru Badri memberikan contoh. Motivasinya hanyalah untukitu semata, mendapatkan ridha agar hidupnya penuh dengan limpahan berkah.

Sebab Guru Badri yakin akan janji Allah swt ..,”Dan orang-orang yang berjihad / bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (QS. Al-Ankabut: 69).

Kedua : Mengamalkan ilmu jauh lebih berharga , nilainya tak bisa disandingkan dengan materi. Mengamalkan ilmu yang sedikit itu lebih baik ketimbang berilmu banyak tetapi hanya digunakan sebagai ujaran belaka yang sewaktu-waktu malah menjadi boomerang sendiri, “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan..?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS.As-Shaff :2-3)

Oleh karena itu, ilmu mesti disertai dengan amal. Kita mencari ilmu agar kitadapat mengamalkannya, bukan hanya sekedar “mengoleksi” ilmu saja. Namun ilmu harus bercermin dalam amalan , abik amalan hati , lisan, maupun perbuatan. Apabila merujuk pada pepatah Arab , maka , ilmu itu seperti pohon , sedang amal adalah buahnya.

Ketiga : Memberikan manfaat. Kita hidup di dunia ini tidak sendirian , tetapi bersama banyak orang dengan segala ragam perbedaan. Tetapi apabila kita bisa membaur diri dengan masyarakat lalu bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya, itulah makna hidup didunia.

Sekecil apapun pengetahuan kita , apabila dalam praktiknya memberikan manfaat bagi banyak orang itu sangatlah baik. Kata Rasulullah saw, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak member manfaat bagi orang lain “. (HR. Bukhari-Muslin)


Wallahu ‘alam Bhisawab

( Dikutip dari Majalah Hidayah)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 30 April 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...