Blog Konten Islam: AKHIR KISAH SANG PEJABAT RAKUS

Saturday 10 March 2018

AKHIR KISAH SANG PEJABAT RAKUS

AKHIR KISAH SANG PEJABAT RAKUUUS


AKHIR KISAH SANG PEJABAT RAKUS
Malam merambat pelan. Bulan dan bintang bersinar redup, menambah suasan di rumah sakit Kabupaten kian bertambah menyecekam. Halaman depan rumah sakit, memang tapak terang benderang, tapi beberapa sudut tampat gelaplantaran sorot lampu yang berpijar muram dari tiang di beberapatempat tak mampu menerangi seluruh halaman rumah sakit.

Baca Juga>>>"Perempuan dan lubang kuburnya melebar"

Jerit pasien kesakitan sesekali menambah suasana di rumah sakit Kabupaten seperti sebuah penjara. Wajah sebagian besar orang di rumah sakit tak bergairah, sedih, cemas dan gelisah.Sebagian pasien sudah ada yang tidur di pembaringan di jaga oleh keluarga.

Sebagian lain, terjaga karena tidak bisa memejamkan mata. Sementara itu, dr. Mawar ( bukan nama sebenarnya, 35 thn ) yang malam itu mendapatkan tugas jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) seperti khusuk membaca berkas di kantor dengan mata yang nyaris ditikam kantuk.

Baca Juga>>>"Jenazah tidak bisa dikuburkan"

Maklum tugas jaga malam kerap kali tidak bersahabat.Jika tidaksebagai tugas sebagai seorang dokter, mungkin ia akan memilih terlelap dalam tidur. Malam mulai dingin, tetapi suasan rumah sakit seperti tidak pernah sepi. Orang sakit silih berganti tiada henti.

Dan malam itu ada mobil dinas memasuki halaman rumah sakit, bergerak pelan dan setelah sampai didepan ruang UGD, mobil itu berhenti. Sang sopir, lelaki yang sudah tua membuka pintu, lalu berjalan ke loket.

Tidak lama kemudian empat orang berpakainputih keluar dari ruangan rumah sakit menuji mobil dinas dengan membawa meja dorong untuk pasien. Dari dalam mobil, si pasien yang sudah tidak berdaya diusung ke meja dorong untuk dibawa ke Unit Gawat darurat (UGD).

dr. Mawar yang mendapat kabar segera datang ke UGD dan menyabut kedatang pasien dengan cepat dan cekatan. Tiga tahun bekerja sebagai dokter telah mengajarkan kepada dokter Mawar bagaimana menangani pasien.

Tapi kali ini, ia harus berjuang keras untuk memulihkan kesehatan si pasien. Maklum si pasien terkapar  tidak berdaya, terserang stroke. Dan pasien datang sudah dalam keadaan koma, kedua matanya tertutup rapat seakan dia sedang tidur.

Hanya perutnya saja yang naik turun menandakan bahwa ia mash hidup. Dia mendekur keras kedua kaki dan tangannya, sesekali bergerak tanpa kontrol.

“ Sang pasien  datang   dengan   tekanan darah yang sangat tinggi   250/150 mmHg. Aku berusaha memberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darahnya sesuai prosedur rumah sakit. Aku tidak tidur semalam untuk memonitor keadaan pasien. Segala upaya sudah aku lakukan tetapi tekanan darahnya tidak kunjung turun cerita dr. mawar.

Kondisi itu membuat dr. Mawar seperti dihadapkan jalan buntu. Apalagi meliahat kantong penampung untuk air kencing ternyata tidak ada setetespun urine menggenangi kantong penampung.

Tak ragu lagi dr. Mawar berkesimpulan organ ginjal pasien sudah tidak normal alias sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ia periksa lagi kondisi pasien  yang sudah tidak berdaya lagi di atas ranjangrumah sakit.

Dalam hati dr. Mawar merasa kasihan padapasien yang menurutnya kondisi kritis, tetapi tak ada satu keluarga pun yang mendampingi. Ia amati lelaki yang terkapar itu dan ia tidak ragu lagi bahwa lelaki yang terserang setroke itu adalah Pak Burhan (55 thn bukan nama sebenarnya). Orang terhormat di kota tempat tinggalnya.

Malam pub berganti pagi tepat menjelang subuh, tibaitiba dr.Mawar dikejutkan kedatangan wanita setengah baya. Wanita itu datang ke rumah sakit denganmata merah. Juga terlihat gelisah. Mukanya cemas setelah berada di hadapan pasien, ia menumpahkan isak tangis.

Tangisnya pecah, membuat subuh yang sunyi jadi sedih. Beberapa saat dr. Mawar membiarkan hal itu. Setelah keadaan menjadi tenang dr. Mawar mendekati wanita itu “ Apakah ibu istri Pak Burhan ?”.

Ya Jawab wanita itu kemudian emperkenalkan diri kepada dr. Mawar bernama ibu Retno ( bukan nama sebenarnya 50 thn). “ Maaf bu BaPak Burhan harus mendapat perawatan dengan alat dan obat-obatan yang memadai. Sementara itu di rumah sakit Kabupaten ini tidak lagi mungkin kami merawat Bapak dengan maksimal karena keterbatasan obat dan peralatan medis.

Untuk itu saya sarankan bapak dirujuk kerumah sakit Propinsi yang lebih baik. Wanita yang dilanda sedih itu mengangguk. Dari wajahnya dr. Mawar melihat wanita itu tidak ingin suaminya koma untuk selama-lamanya. Maka pagi itu pak. Burhan yang sudah tak berdaya langsung dibawa kerumah sakit swasta di ibu kota Propinsi.

Pagi itu setelah jadwal jaga dr. Mawar selesai segera pulang kerumah, tetapi sepanjang perjalanan pasien yang sempat dirawat beberapa jam sepanjang malam itu membuatnya dihinggapi rasa penasaran. Maklum orang itu pejabat penting di Kabupaten.

Dan Pejabat itu tidak asing lagi bagi dr. Mawar. Pejabat ini cukup dikenal, dihormati bahkan disegani lapisan masyarakat. Setelah tiba dirumah seperti biasa ia menceritakan kejadian di rumah sakit kepada ibunya ( Melati bukan nama sebenarnya 42 thn ).

Apalagi jika dr.Mawar menerima pasien yang dikenal seperti tetangga atau orang-orang penting di Kecamatan atau Kabupaten yang dikenal oleh dr. Mawar. Maka setelah ganti baju dr. Mawar duduk dimeja makan bersama sang ibu.

“ Bu semalam Pak Burhan masuk UGD dan kebetulan aku yang merawatnya. Tetapi keadaannya sungguh menyedihkan!” tutur dr. Mawar sambil mengambil piring dimeja makan untuk sarapan pagi.

“ Apa Pak Burhan Masuk rumah sakit ?”. Tanya ibu Melati nyaris tidak percaya ibu Melati terperajat kaget elihat cerita anaknya tentang keadaan Pak Burhan. “ Ya Bu bahkan Pak Burhan juga terkena stroke dan koma “ tak sadarkan diri hingga subuh tadi, dan aku sarankan kepada istrinya untuk membawa ke rumah sakit swasta di propinsi.

“ Padahal sebulan yang lalu ibu bertemu dengan beliau. Ibu dipanggil kekantor Dinas beliau, dan ibu lihat waktu itu tampak sehat dan tak kurang satu apapun.

Kini justru ganti dr. Mawar yang kaget. Lantaran ibunya tidak pernah cerita kalau ibunya pernah dipangil oleh Pak Burhan di kantornya.
“Ada urusan apa ibu dipanggil kekantor dinas Bu?”.
“ Saya dipanggil ke kantor Dinas Pak Burhan karena saya membangkang tidak mau menyediakan uang kenaikan jabatan Kepala Sekolah yang harus ibu penuhi kepada beliau.

Makanya Pak Burhan kemudian memanggil ibu kekantor Dinasnya. Tetapi ibu tak mau menyerahkan uang sebagai persayaratan khusus yang ditentukan oleh Pak. Burhan itu sebagai persyaratan agar saya naik jabatan sebagai Kepala Sekolah.

Karena bagaimanapun bagi ibu, orang yang menyuap dan orang yang disuap sama-sama dosa ……sama-sama dilaknat Allah ! ”.  Mendengar cerita dari ibunya dr. Mawarseperti tak percaya. Seketika itu dr. Mawar diam. Ia nyaris ragu dengan apa yang diceritakan ibunya.

Tetapi ia tak bisa menepis apa yang diceritakan ibunya itu bisa sepenuhnya benar. Apa lagi melihat perjalanan karier ibunya bertahun-tahun sebagai seorang guru senior  ia tidak memungkiri bahwa ibunya masih sebagai guru dan belum mendapatkan kenaikan jabatan sebagai Kepala Sekolah.

Padahal guru-guru lain seusia dengan ibu bisa dikatakan sebagian besar sudah menjadi Kepala Sekolah. Nyaris tak ada orang atau penduduk di kota kelahiran dr. Mawar yang tak kenal Pak Burhan. Maklum Pak. Burhan itu tergolong Pejabat Penting di Kabupaten.

Dengan jabatan itu Pak. Burhan dapat membangun rumah mewah dan mentereng. Tidak salah, jika rumahnya tergolong paling bagus diantara tetangganya yang lain. Dengan jabatan itu Pak Burhan dianggap sebagai salah satu orang yang terhormat di Kabupaten.

Orang-orang sama segan dan menaruh hormat. Selain itu nyaris tak ada kabar miring tentang Pak Burhan ditengah masyarakat. Ia memiliki istri cantik dan dikaruniai 3 orang anak yang bisa dikatakan kelak kemudian hari akan mengangkat derajat keluarganya.

Maklum, tidak ada anak-anak Pak Burhan yang tidak sekolah sampai pendidikan tinggi bukti itu jelas-jelas menandakan bahwa Pak Burhan sukses mendidik anak-anaknya.

Sementara itu ditengah-tengah masyarakat tempat tinggalnya,Pak Burhan tidak tergolong orang yang kurang bersosialisasi. Ia mudah bergaul dan berpendidikan tinggi dan bisa berkomunikasi dengan semua orang dari kalangan manapun.

Pantas jika reputasi Pak Burhan dihormati dan disegani banyak orang. Tapi apakah kemuliaan dan kehormatan orang itu hanya ditentukan pandangan sekilas yang dilihat orang dari permukaan ?....

Tentu saja tidak, seseorang bisa jadi terhormat dimata orangtetapi belum tentu dia terhormat dimata Allah. Apalagi, jika ia menyalahgunakan kekuasaan dengan cara korupsi !. Padahal, dalam sebuah hadist disebutkan, Rasulallah s.a.w melaknat orang yang member suap, menerima suap dan pernatara suap. (HR. Ahmad)

Dua bulan kemudian dr. Mawar mendengar kabar bahwa pejabat yang pernah meminta syarat khusus pada ibunya jika ingin naik jabatan itu meninggal dunia di rumah sakit swasta di ibu kota Propinsi.

Selama 2 bulan itu, Pejabat yang mungkin bisa dikatan rakus itu tetap tidak sadarkan diri dan terkapar tak berdaya diatas ranjang rumah sakit, meski dia dirawat oleh dr. Handal dan perawat yang telaten.

Peralatan medis yang canggih, obat yang mahal, dan perawatan yang ekstra hati-hati dirumah sakit terkenal itu ternyata tak mampu menyelamatkan pejabat rakus itu sadar dari koma.

Uang ratusan juta rupiah telah dihabiskan untuk membiyayai pengobatan dirumah sakit swasta itu, tetapi pejabat rakus itu tidak kunjung bangun bahkan, setelah terkapar tidak berdaya selam dua bulan, dia menghebuskan nafas terakhir dengan teragis.

Mungkinkah uang ratusan juta itu sebagian besarnya uang haram yang pernah dikumpulkan dulu melalui jalan korupsi dengan cara mensyaratkan guru yang ingin naik jabatan harus setor setumpuk uang padanya ?
Wallahu ‘alam Bhisawab

DIKUTIP dari Majalah Hidayah



Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com
Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...