Blog Konten Islam: PERDEBATAN IHWAL 'ARSY ALLAH

Sunday 20 May 2018

PERDEBATAN IHWAL 'ARSY ALLAH

PERDEBATAN   IHWAL 'ARSY ALLAH

Dasbor "CERITA GHAIB"


PERDEBATAN  IHWAL  ARSY  ALLAH
 “ Allah berada dimana ? Jika kita bertanya kepada seorang anak kecil, ia akan menjawab, “Sambil menunjukkan telunjuknya keatas”. Menurut Mayoritas ulama’ jawaban seorang anak kecil ini bisa jadi benar. Allah memang ada diatas (langit) yaitu di ‘Arsy – hal ini selaigus membantah pendapat yang mengatakan Allah ada dimana-mana”.

Tuhan berada di atas, diluar lingkaran langit yang kita kenal yaitu langit pertama sampai langit ketujuh. Sebab , ‘Arsy merupakan makhluk Allah yang paling besar (QS. An-Nahl :26) dan paling tinggi , melampaui surga Firdaus dan Sidratul Muntaha yang pernah di lewati Nabi Muhammad saw saat Isra Mi’raj.

Nabi saw bersabda,”Kalau kau meminta surga kepada Allah, maka mintalah Firdaus, karena sesungguhnya dia adalah surga yang paling tinggi dan paling tengah, dan atapnya adalah ‘Arsy Allah Yang Rahman”. (HR. Bukhari).

Menurut Ibnu Ma’sud, “Antara langit yang paling bawah dan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan diantara setiap langit jaraknya 500 tahu ; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun ; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun ; sedang ‘Arsy berada diatas samudra air itu  ; dan Allah berada diatas ‘Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah sesuatu apapun dari perbuatan kamu sekalian”.

Ini menunjukkan betapa besar dan tingginya ‘Arsy itu. Dari ‘Arsy inilah Allah mengatur seluruh kehidupan makhluk-Nya,”Kemudian Dia bersemayan diatas ‘Arsy (singgahsana) untuk mengatur segala urusan”. (QS. Yunus [10];3). Tetapi, kenapa Allah harus butuh tempay..?. Bukankah Allah itu zat yang tak teraba, sedangkan tempat berarti sesuatu yang fisikal 9terlihat)..?. Begitu istimewanya ‘Arsy , sehingga Allah harus berada disana untuk mengatur seluruh roda kehidupan makhluk-Nya?.

Baca Juga "Apakah Lailatul Qadar Bisa Dibuktikan..?"

“Arsy adalah bentuk masdar dari kata kerja ‘arasya –ya’risyu – arsyan, yang berarti “bangunan” , “Singgahsana”, “Istana” atau “Tahta”. Di dalam Al-Quran kata ‘Arsy dengan kata yang seasal dengan itu disebut 33 kali.

Ulama’ berbeda pendapat tentang hakekat ‘Arsy. Rasyid Ridha dalam tafsir menjelaskan bahwa ‘arsy merupakan “Pusat pusat pengendalian segala persoalam makhluk – Nya di alam semesta”. Penjelasan Rasyid Ridha itu antara lain, didasarkan pada (QS. Yunus (10) ; 3 ) “Kemudian Dia bersemayan diatas ‘Arsy (singgahsana) untuk mengatur segala urusan”.

Jalaluddin as-Suyuthi (pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsirbi al-Ma’tsur) menjelaskan, berasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab Ibnu Munabbih bahwa Allah swt. Menciptakan’Arsy dan kursi (kedudukan) dari cahaya-Nya ‘Arsy itu melekat pada ‘kursi. Para malaikat berada ditengah-tengah kursi tersebut.

“Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai yaitu ; 1. Sungai yang berisi cahaya yang berkilauan 2. Sungai yang bermuatan salju putih berkilauan 3. Sugai yang penuh dengan air, dan  4. Sungai yang berisi api yang menyala kemerah-merahan. Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah swt. Di ‘Arsy juga terdapat lisan (bahasa) sebanyak bahasa makhluk didalam alam semesta. Setiap lisan bertasbih kepada Allah swt berdasarkan bahasa masing-masing.

Sedangkan Abu Asy-Syaikh berpendapat bahwa ‘Arsy itu diciptakan dari permata zamrud hijau,sedangkan tiang-tiang penopangnya dibuat dari permata merah. Di ‘Arsy terdapat ribuan lisan bahasa , sementara dibumi Allah menciptakan ribuan umat. Setiapumat bertasbih kepada Allah swt dengan bahasa ‘Arsy. Pendapat iniberdasarkan hadits Rasulullah saw . yang diterima Abu Asy-Syaikh dari Hammad.

Lebih lanjut tentang asal-asul penciptaan ‘Arsy Abu Asy Syaikh juga meriwayatkan hadits dari Asy –Sya’bi yang menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “’Arsy itu terbuat dari batu permata Yakut Merah. Kemudian satu malaikat memandang kepada ‘Arsy dengan segala keagungan yang dimilikinya”. Lalu, Allah swt berfirman kepada malaikat tersebut, ;

 “Sesungguhnya aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat. Malaiat itu dianugerahi 70.000 sayap. Kemudian, Allah swt menyuruh malaikat itu terbang. Malikat itu terbang dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah swt kearah mana saja yang dikehendaki Allah swt. Sesudah itu  malaikat tersebt berhenti dan memandang kearah ‘Arsy. Akan tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah itu”.

Gambaran fisik ‘Arsy merupakan hal yang ghaib , yang tak seorangpun mampu mengetahuinya, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbas didalam didalam riwayat IbnuAbi Hatim. Ibnu Abbas berkata, “Tidak ada orang yang mampu mengetahui berapa besar ukuran ‘Arsy , kecuali pencipta-Nya semata-mata. Langit yang luas ini jika dibandingkan dengan luas ‘Arsy sama dengan perbandingan diantara luas sebuah kubah dan luas padang sahara”.

Meski ‘Arsy tidak bisa diukur  tetapi ia tetap terbatas dan ada garis akhirnya. Sebab ia juga merupakan makhluk Allah. Bagaimana kalau kita bisa tahu kalau bumi ini berbatas dan ada garis akhirnya.?. Karena kita bisa melihatnya dari luas bumi yaitu ketika kita berada di langit. Begitupun , kita akan bisa mengukur batas akhir langit jika kita bisa keluar dari lingkaran langit. Tapi , kita pasti tidak akan mampu melakukannya. Karena Nabi saw sendiri saat Isra’ Mi’raj masih berada dalam lingkaran langit. Apalagi , untuk mengetahui ukuran ‘Arsy. Tapi , kita yakin bahwa ‘Arsy pun terbatas seperti halnya bumi dan langit.

Baca Juga "Adakah Jin Islam"

Di dalam perbincangan ulama’ kalam (teolog islam) persoalan ‘Arsy yang controversial. Para ulama’ tersebut memperdebatkan apakah ‘Arsy itu sesungguhnya bersifat non fisik atau fisik. Dalam hal ini terdapat tiga pendapat ;
Pertama, Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa ‘Arsy didalam Al-Quran harus dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy , maka arti ‘Arsy disini adalah kemahakuasaan Tuhan. Tuhan merupakan zat yang non fisik, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat fisik.

Kedua, Golongan ujasimah atau golongan yang berpaham antropomorfisme. Pendapat golongan ini bertolak belakang dengan golongan pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang bersifat fisik atau material.

Ketiga, pendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgahsana harus diyakini keberadaan, karena Al-Quran sendiri menartikan demikian. Akan tetapi, bagaimana wujud tahta atau singgahsana Allah itu hanya Dia sendiri yang tahu. Akal manusia memiliki keterbatasan untuk mengetahuinya. Pendapat ini diyakini oleh golongan Asy’ariyah.

Terlepasa dari berbagai pendapat mengenai hakekat ‘Arsy, yang jelas , makhluk Allah yang satu ini merupakan tempat Allah mengatur segala kehidupan yang ada di bumi dan di langit. Allah mengontrol segala hajat kehidupan manusia di bumi dan dilangit dari ‘Arsy ini. Allah memerintahkan malaikat untuk menemui Muhammad dan sebagainya dari ‘Arsy ini. Sebab ‘Arsy merupakan tempat Allah. Allah adalah raja dari segala Raja. Seperti halnya raja , maka istana kerajaan Allah adalah ‘Arsy itu. Pantas saja, jika ‘Arsy itu begitu istimewa.

Tetapi bersemayamnya Allahdi atas ‘Arsy janganlah disamakan dengan bersemayamnya manusia. Inilah persoalan pelik tentang Allah bersemayam diatas ‘Arsy yang tdak diketahui oleh manusia. Yang jelas, menurut Syeikh  Muhammad Sholi Al-Munajid  “Wajib diketahui bahwa sesungguhnya Dia Yang Maha Tinggi dengan kesempurnaan keagungan-Nya tidak memungkinkan untuk di sesuatu pun dari makhluk-Nya. Maka tidak boleh dikatakan bahwa Allah berada di surga, tetapi Dia diatas ‘Arsy yang merupakan atap Firdaus, sedangkan Firdaus surga yang paling tinggi’.

Menurut Ustadz Abu Bar Anas Burhanuddin, “Allah berada di ‘Arsy tidak berarti bahwa Allah membutuhkannya, tapi justru ‘Arsy yang membutuhkan Allah seperti makhluk- makhluk yang lain. Dengan hikmah-Nya , Allah menciptakan ‘Arsy untuk bersemayam diatasnya. Allah Maha Kuasa , yang tidak membutuhkan apapun”.
Maha Suci Allah dengan segala Firman-Nya.

{ Berbagai Sumber / Foto : Sekedar Ilustrasi).


Wallahu a’lam bis-shawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 21 Mei 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...