PEREMPUAN DAN
Lubang Kuburnya
Melebar
“ Saya serahkan saja semuanya kepada
Alla swt. Toh kalau saya meninggal itu tidak saya bawa kealam kubur, kecuali
amal ibadah saya “
Dibanjar baru, Kalimantan Selatan. Sore itu di sebuah perkampungan yang
jarang penduduknya, di sebuah rumah sederhana terdengar dering telephone
nyaring dan berbunyi berulang-ulang, tanpa henti seolah-olah orang yang
menelepon itu sedang tergesa-gesa sehingga menimbulkan irama telephone tanpa
jeda.
Pak Umar pemilik rumah tergopoh-gopoh menghampiri telephone dan
mengangkatnya. Tidak lupa ia mengucap slam terlbih dahulu. Namun beberapa detik
setelah pembicaraan selesai, tubuh Pak Umar terlihat lunglai dan wajahnya
tampak memendam kesedihan yang dalam mendengar kabar dari telephone.Lalu
terdengarlah dari bibirnya, “ Innalillahi inna illahirajiun “.
Istrinya yang masih dalm kondisi lemah sehabis melahirkan hanya bisa
bertanya “ Ada apa pak..? “. Sang istri tampak kebingungan sekaligus khawatir
sertapenasaran tentang apa yang telah di dengar oleh suaminya.
Baca juga: "Mencuri kotak amal gila selama dua pekan "
Baca juga: "Mencuri kotak amal gila selama dua pekan "
“ Telephone dari rumah sakit katanya ibu meninggal dunia… baru saja tadi
“, jawab Pak Umar terbata-bata seraya mencoba bangkit “Innalillahi inna
illahirajiun “. Sahut sang istri menoleh pilu.
Jiwa Pak Umar tergoncang mendengar kematian ibunya. Meski ibu yang
dimaksud oleh si penelepon tadi adalah ibu angkatnya, tetapibagi Pak Umar , ia bagai ibunya sendiri, karena
ibu itulah yang telah mengangkatnya bersama puluhan saudara angkat yang lain,
membawa mereka semua kea rah jalan hidup yang lebih baik.
Tanpa pamrih hingga semua mereka kini bisa mandiri. Terburu-buru Pak Umar
meninggalkan rumah menuju rumah sakit Banjar Baru yang jaraknya cukup jauh
dengan rumahnya yang terletak dipinggiran kota.
Sepanjang perjalanan, Pak Umar tak henti-hentinya berdoa dalam hati,
semoga almarhum ibu angkatnya itu mendapat balasan yang setimpal atas kebaikan
dan kemurahan hatinya selama hidup.
Sesekali air mata Pak Umar menetes tanpa bisa ia tahan. Di sepanjang
perjalanan itu sebenarnya ada segumpal penyealan di dalam hatinya, karena dia
tidak bisa menemui dan menutup wajah mulia ibunya menjelang detikkematiannya.
Padahal baru tadi siang dia meninggalkan sang ibu yang menurut dokter
dalam keadaan yang tidak menghawatirkan lagi. Dia sengaja pulang kerumah sebenarnya
hanya untuk menengok istrinya yangjuga masih sakit setelah melahirkan.
Sekalian mengganti dan mengambil baju setelah dua hari dua malam menunggu
ibu angkatnya di rumah sakit. Ia juga berencana membeli buah-buahan yang
kiranya bisa membuat segar ibunya yang tampak lemas.
Selama sakit sang ibu tak mau makan dan minum barang secuil dengan alasan
lidahnya terasa pahit dan ingin muntah. Akibatnya hanya air infuse yang masuk
ke tubuh ibunya yang tampak tinggal kulit membalut tulang.
Kalu ingat tindakan itu itu ingin rasanya di berteriak dan kalau bisa
berlari sekencang untuk meminta ampunan dan segera memeluk ibunya karena ia
telah meninggalkan sang ibu tadi siang padahal, saudara-saudaranya yang lain
masih bertahan di rumah sakit.
Ia marah kepada dirinya sendiri dan mengapa dia begitu mudah percaya
dokter yang mengatakan bahwa sang ibu tidak perlu dikhawatirkan lagi sehingga
walau dengan langkah berat dia paksakan pulang lerumah dengan niat akan kembali
nanti malam.
Dan sebelum malam tiba justru berita kematianlah yang didengarnya.
Ssampainya di rumah sakit sang ibu sudah siap diantar kerumah mereka yang
sederhana di landasan Ulin. Rumah itu saksi sejarah Pak Umar dan saudara angkat
yang lainnya.
Karena dirumah itulah mereka diangkat menjadi anak dan dipelihara dengan
penuh kasih oleh sang ibu yang janda itu. Hingga sekarang semua sudah bisa
bekerja sendiri dan berkeluarga.
Keesokkan harinya jenazah almarhummah siap untuk dikebumikan di salah
satu tanah pekuburan Landasan Ulin, Rencananya jenazahnya akan dimakamkan
persis disamping makam almarhum suaminya yang sudah puluhan tahun meninggal
dunia.
Rencana itu sesuai dengan wasiat sang ibu sewaktu sakit. Yang menjadi
masalah adalah disisi makam suaminya sudah tidak ada tanah yang cukup untuk
kuburan yang baru karena sudah penuh.
Makam suaminya itu sudah diapit oleh dua kubur dikanan kirinya yang
jaraknya hanya beberapa centi meter saja. Maka bermusyawarahlah anggota
keluarga almarhumah, yang sebagian besar adalah anak-anak angkatnya.
Dengan meminta pandangan dan pendapat dari para tetua kampung Landasan
Ulin dan ulama’ yang cukup disegani yang sangat mengenal keshalehan sang
almarhum.
Akhirnya diputuskan untuk tettap memenuhi wasiat dari almarhumah agar
jasadnya di kuburkan disisi makam suaminya. Berdasarkan hasil musyawarah itu,
maka dicobalah untuk menggali tanah yang sempit diantara makam suami lamarhumah
dan makam orang lain untuk kubur almarhumah sebagai usaha untuk memenuhi amanah
lamarhum.
Sebenarnya secata kasat mata , amanat almarhumsangat mustahil untuk
dilaksanakan mengingat tanah yang tersisa antara kubur suami dengan kubur orang
lain sangat sempit.
Hanya beberapa centi saja, akan tetapi demi memenuhi amanat lamarhum yang
terkenal kedermawanannya itu , dimualailah menggali tanah yang sempit itu.
Setelah tanah digalai dengan ukuran tanah yang sempit , maka dicobalah
memasukkan jenazah alamarhum.
Begitu jenazah siap dimasukkan kelubang dengan menggunakan tali tiba-tiba
lubang kubur yang sempit itu kelihatan melebar ,lebih ebar dari hasil galian
semula.
Karena lubang kubur tampak lebar, maka dimaukkanlah jenazah itu dengan
cara biasa dan normal, tanpa menggunkan tali. Dua orang turun kelubang dan
membaringkan jasad almarhumah sesuai aturan dan tata caranya.
Kedua orang itu tidak mendapati kesulitan sedikitpun dalam membaringkan
jasad almarhum, tidak ada kesempitan tanpa dipaksa-paksakan dan tidak ada
setetes airpun menggenang didasar kuburannya. Padahal, waktu itu hujan lebat.
Maka dibawah hujan rintik-rintik di pagi yang sejuk itu , serta dibawah
ratusan mata pelayat yang juga sangat menghormati sosok almarhum, tiba-tiba
diluar perkiraansemula, setelah jenazah
akan dimasukkan keliang lahat dengan menggunakan tali itu, tanah pekuburan yang
sudah digali dan berukuran sangat sempit itu, seolah melebar deng sendirinya !.
Ini peristiwa yang langka dan diluar nalar manusia tetapi ini benar-benar
terjadi. KOntan jenazah ibu mulia yang dikenal berhati baik serta penyabar akhirnya
bisa dibaringkan oleh para pengangkat jenazah, bagai memasukkan benang kedalam
lubang jarum besar.
Tanpa paksaan , tanpa kesempitan, bahkan tanpa genangan air meskipun
waktu itu hujan mulai lebat. Jasad ibu penyayang orang-orang miskin itu dengan
tenangnya terbujur disamping makam suaminya.
Didalam makam yang semula dikira banyak orang yang tidak akan mampu
memuat jasadnya. Itulah Rahasia Illahi yang hanya Allah lah yang tahu yang
memperlihatkan penguburan jenazah hamba-Nya yang menurut orang-orang
dikampungnya begitu salehah dan dermawan kepada orang-orang yang tidak mampu, khususnya
anak-anak yatim yang terlantar di jalanan.
Selalu Menolong
& Penyabar
Sosok almarhumah yang semasa hidupnya sangat dikenal akan sifat mulianya,
baik kepada anak-anak kecil maupun para tetangganya, ini memang patut dicontoh
oleh kita semua.
Begitulah kesaksian Pak Umar kepada penulis. Semasa hidupnya lamarhumah
sosok perempuan tegar yang selalu sabar dalam mengahadapi segala macam
persoalan hidup serta tak segan untuk turun tangan ketika menyaksikan oaran
lain di sekitarnya dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
Apalagi jika beliau melihat anak-anak yang hidup terlantar. Menurut Pak
Umar, semasa muda waktu terjadi pengungsian dizaman perang kemerdekaan
almarhumah kehilangan anak laki-laki satu satunya .
Tak lama kemudian ia berpisah dengan suaminya tak memiliki apa-apa ia
tidak memiliki tempat tinggal, uang apalagi pekerjaan.
“ Saya serahkan semuanya kepada Allah swt. Toh kalau tiba saatnya saya
meninggal semua itu tidak akan saya bawa kea lam kubur, kecuali amal ibaah saya
“. Demikian kira-kira jawaban almarhumah yang masih diingat oleh Pak Umar.
Demikianlah cerita mengenai wanita salehah yang memiliki sifat terpuji,
suka menolong dan memudahkan hidup orang lain yang sedang menghadapi kesulitan.
Almarhumah selama ini selalu berusaha menyerahkan segala urusannya kepada
Allah swt semata. Semoga kita semua mampu meneladani kemuliaan hati beliau
dalam menjalani hidup yang hanya sesaat ini amiin
Wallahu ‘alam Bhisawab
No comments:
Post a Comment