Pengangkatan Nabi Isa as
“ Aku mendengar sebuah riwayat yang
menyebutkan bahwa setelah lima tahun bertemu dengan Isa , barulah Maryam
meninggal dunia, saat itu ia berusia 53 tahun “.
Nabi Isa
as diangkat oleh Allah keatas langit , setelah dia wafat-tidurkan (menurut
pendapat Ibunu Katsir) kemudian Allah meloloskan dari orang-orang Yahudi yang ingin membunuhnya- dengan dukungan
penguasa pada saat itu.
Yang sebeumnya juga telah mereka cekoki dengan fitnah-fitnah yang penuh
dengan kedengkian dan kejam. Raja yang berkuasa pada zaman itu – menurut Hasan
Basri dan Muhammad bin Ishaq adalah Daud bin Yura. Raja inilah yang
memerintahkan agar Nabi Isa as dibunuh dan disalib.
Nabi Isa as pun kemudian dicari dan setelah mengetahui keberadaannya
akhirnya Nabi Isa as dikepung didalam rumah dekat dengan Masjid Baitul Maqdis.
Baca juga>>>"Ketika Jenasah Siti Maryam dimandikan Para Bidadari"
Baca juga>>>"Ketika Jenasah Siti Maryam dimandikan Para Bidadari"
Kejadian itu diceritakan terjadi tepat pada hari Jum’at sore, saat itu
para pengepung itu hendak memasuku Masjid Baitul Maqdis. Maka , salah satu dari
sahabat Nabi Isa as yang sedang berkumpul disana dimiripkan dengan Nabi Isa as
dan Allah mengangkat Nabi Isa as keatas langit melalui ventilasi yang ada dalam
rumah tersebut dengan disaksikan langsung dengan sahabat-sahabat Nabi Isa as
yang ada dalam rumah tersebut.
Setelah itu para pengepung memasuki rumah itu, dan melihat pemuda yang
wajahnya mirip dengan Nabi Isa as. Para tanpa bertanya lagi langsung menangkap
pemuda tersebut karena mereka yakin itulah Nabi Isa as yang sebenarnya.
Baca juga>>>"Meniru Ali bin Abi Thalib sosok figure yang sederhana"
Baca juga>>>"Meniru Ali bin Abi Thalib sosok figure yang sederhana"
Lalu, mereka menyalippemuda tersebut dan meletakkan duri-duri diatas
kepalanya sebagai penghinaan. Kisah orang-orang Yahudi ini menurut Ibnu Katsir
juga diamini oleh kaum Nasrani – yang tidak melihat secara langsung kejadian
yang sebenarnya.
Tak salah , jika mereka tersesat dengan keyakinan itu dengan kesesatan
yang nyata. Setelah tujuh hari berlalu dari peristiwa penyalipan tersebut, Siti
Maryam (Ibu Nabi Isa as) mengira bahwa orang yang disalib itu adalah anaknya,
yaitu Nabi Isa as.
Maka iapun datang ke istana untuk menemui sang raja . Kedatangan Maryam
itu adalah untuk meminta agar jasad orang tersebut (yang disalib dan dikira
sebagai Nabi Isa as) diturunkan.
Sang raja mengabilkan permintaan Maryam.Kemudian setelah mengizinkan
dan menurunkan orang yang disalib itu, orang itupun dikubur ditempat tersebut.
Setelah prosesi penurunan dan penguburan orang yang disalib itu
berakhir. Tidak selang lama kemudian , Siti maryam berkata kepada Ibu Yahya
“Mari kita pergi berziarah ke makam Al-Masih”.
Ibunda Nabi Yahya as tidak menolak ajakan ibunda Nabi Isa as. Ibunda
Nabi Yahya, dalam beberapa riwayat disebutkan bernama Elisabet binti Faqud.
Nama Elisabet memang tak tercantum dalam Al-Quran , hanya petunjuk bahwa ia
adalah istri Nabi Zakariya dan Ibu Nabi Yahya as.
Akhirnya keduanya berangkat ketempat makam tersebut. Keduanya berjalan
dengan pelan , dan penuh kesabaran. Bumi seolah membentangkan setiap jengkal
tanah yang dilalui ibunda Nabi Isa as dan Ibunda Nabi Yahya as. Angin berhembus
dengan lembut.
Ketika ibu dari dua Nabi itu tiba di pemakaman , ibunda Nabi Isa as
sejenak melirik kearah ibunda Nabi Yahya as. Lalu Siti Maryam berkata kepada
ibunda Nabi Yahya as “Mengapa kamu tidak menutupi diri “?.
Ibunda Nabi Isa berkata seperti itu sebab ia melihat ada sosok orang yang ternyata ada dipemakaman, sementara
ibunda Nabi Yahya tidak melihat siapapun di area pemakaman tersebut.
Tak salah jika Ibunda Nabi Yahya as ganti bertanya. “Mengapa aku harus
menutupi diri ?”. Siti Maryam menjawab “Lihatlah didekat makam itu ada seorang
laki-laki “ Lalu Ibunda Nabi Yahya berkata “Aku tidak melihat siapa-siapa.
Tak ingin berdebat dan memperbincangkan hal itu lebih jauh Siti Maryam
memilih diam. Dan tidak membahasnya lagi. Ia berharap besar bahwa sosok yang
dilihatnya itu tidak lain adalah Malaikat Jibril.
Karena ibunda Isa as ( Siti Maryam) meminta kepada ibunda Nabi Yahya
untuk berhenti dan menunggunya di tempat itu, selanjutnya ibunda Nabi Isa as
melangkah dengan penuh keberanian terus berjalan mendekat kea rah makam yang
dikira makam anaknya (Nabi Isa as) padahal makam yang diserupakan dengan Nabi
Isa as.
Setelah tiba didekat pemakaman, Siti Maryam tidak banyak meakukan
sesuatu ia pun memilih diam. Sosok yang sempat dilihat oleh Siti Maryam itu,
yang ternyata Malikat Jibril pas seperti apa yang diharapkannya.
Malaikat Jibril bertanya “Apakah yang hendak kamu lakukan disini ?”.
Tentu saja, Siti Maryam terhenyak dan kaget dengan pertanyaan itu. Tapi ia
harus tetap menjawab untuk memberikan penjelasan pada Malikat Jibril.
:Aku ingin berziarah ke makam anakku member salam kepadanya dan
mengingat-ingat ketika ia masih hidup”. Malaikat Jibril tahu sepenuhnya jiak
Siti Maryam selama ini telah salah mengira.
Karena itu, Malikat Jibril seperti mempunyai tanggungjawab untukmemberi
tahu. Sebab , jika kesalahan ini terus menerus berarut dan berkelanjutan, akan
bisa menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan akan terus berangsung.
Karena itulah , Malaikat Jibril pun berkata “Wahai Maryam , makam makam
ini bukanlah makam anakmu, Al-Masih. Karena Allah telah mengangkat Al-Masih
keatas langit dan mensucikannya dari orang-orang kafir.
Makam ini adalah makam seorang pemuda yang dimiripkan wajahnya dengan
wajah Isa as hingga dibunuh dan salib sebagai pengganti Isa as. Tanyakanlah
kepada keluarganya yang telah kehilangan dirinya dan tidak tahu kemana anak ini
pergi. Mereka hanya dapat menangis saja.
Ibunda Nabi Isa as , Siti Maryam termangu ia nyaris tidak percaya
dengan apa yang telah didengar. Tetapi , karena yang menyampaikan pesan itu
adalah Malaikat Jibril maka tidak ada agi secuilpun keraguan di hati ibunda Isa
as untuk tidak percaya akan hal itu, ia percaya sepenuh hati.
Beberapa saat Siti Maryam hanya terdiam merenung apa yang didengar dari
Malaikat Jibril. Kemudian Malaikat Jibril menambahi”Apabila sudah sampai pada
hari anu, datanglah ketempat anu, dan kamu akan bertemu dengan Al-Masih.
Setelah berkata demikian, Malaikat Jibril kembali ke atas langit.
Sementara itu, Siti Maryam hanya melihat dengan penuh ketakjuban. Sekelabat
yang dikira tadi orang asing itu pun lama-kelamaan hilang dari pandangannya tak
ada agi yang tersisa kecuali pesan dari Malaikat Jibril bahwa maryam diminta
datang kesatu tempat jika memang ingin bertemu dengan Nabi Isa as.
Anak kandungnya yang dikira sudah mati ternyata masih hidup dan
diangkat Allah ke langit. Setelah itu, Siti Maryam berjalan ketempat ibunda
Nabi Yahya, adik adik perempuannya.
Tapi dalam versi yang lain ibunda Nabi Yahya , Elisabet bint Faqud
disebutkan sebagai saudara Hannah (ibu Maryam bint Imran). Ia kemudian
menceritakan apa yang terjadi sebagaimana kisah yang disampaikan Malaikat
Jibril kepada Maryam.
Ibunda Nabi Yahya mengangguk, dan tidak meragukan dengan cerita yang
disampaikan Sti Maryam kepadanya. Lalu keduanya pulang.
Hari yang telah dintentukan itu akhirnya tiba. Siti Maryam , ibunda
Nabi Isa as pun pergi ketempat yang dimaksud oleh Malaikat Jibril. Saat sampai
ditempat tersebut, rupanya benar. Disana Siti Maryam melihat ada Nabi Isa as
berdiri.
Siti Maryam berlari kea rah Nabi Isa as lalu memeluknya dengan erat ,
dan mendoakan Nabi Isa seperti yang biasa kita lakukan.
“Wahai ibu sayang, mereka tidak membunuhku, namun Allah mengangkatku
keatas langit. Aku telah mendapatkan izin untuk bertemu denganmu pada hari ini,
sebelum ajal menjemputmu tidak ama lagi.
Oleh karena itu, bersabarlahdan banyaklah berdzikir kepada Allah “ ujar
Nabi Isa kepada sang ibundanya Siti Maryam “. Pertemuan itu tidak berlangsung
lama setelah Nabi Isa berkat seperti itu , Nabi Isa dinaikkan kembali keatas
langit.
Rupanya , itu adalah pertemuan terakhir antara Siti Maryam dengan
anaknya Isa as. Sebab setelah peristiwa tersebut , Siti Maryam tidak pernah
lagi bertemu Nabi Isa as, hingga akhirnya ia menemui ajalnya.
Ibnu Asakir mengatakan “Aku dengar sebuah riwayat menyebutkan bahwa
setelah lima tahun pertemuan itu, barulah Siti Maryam meninggal dunia menemui
ajalnya.
Saat itu ia berusia 53 tahun. Al-Quran telah memuliakan Siti Maryam
dalam banyak ayat, memilihnya dan bahkan Allah menjadikan ia sebagai wanita
suci. Ia dan anaknya diceritakan dalam Al-Quran sebagai tanda kebesaran Allah.
Sementara itu Rasulullah menegaskan dan juga mengokohkan ibunda Nabi
Isa as , Siti Maryam sebagai salah satu pemimpin wanita di surge. Dalam salah
satu Hadits Rasulullah saw bersabda “Wanita terbaik dunia adalah Maryam bint
Imran, Aisyah istri Fir’aun, Khadijah bint Khuwalid, dan Fatimah bint Muhammad
“. (HR.Anas Ibn Malik).
Tapi ada riwayat lain – yang diriwayatan oleh Adh-Dhahak (dari Ibnu
Abbas) bahwa saat Nabi Isa diangkat ke langit, tiba-tiba ada awan yang turun
mendekatinya hingga Nabi Isa as bisa duduk diatas awan tersebut.
Kemudian datanglah Siti Maryam, Ibunda Nabi Isa as untuk melepas kepergian
Nabi Isa as. Ibunda Nabi Isa as datang seray menangis. Apalagi saat Maryam
melihat awan itu semakin naik keatas. Lalu Nabi Isa as melemparkan selembar
kain kepada ibunya seray berkata “Inilah kain yang akan menyatukan kita di Hari
Kiamat nanti”.
Kemudian Nabi Isa as melempar kain yang membelit kepalanya kepada
simon. Setelah itu, Nabi Isa as menghilang diatas langit. Sementara itu tangan
Siti Maryam , ibunda Nabi Ias as masih melambaikan tangan , sebab ia masih
mencintai anaknya, karena ia mendapatkan du kasih sayang sekaligus dari Nabi
Isa as.
Karena Nabi Isa tidak memiliki seorang ayah. Sebelum itu,ia sama sekali
tidak mau melepaskan anaknya. Baik berpergian dengan jarak yang jauh ataupun
dekat. (Disarikan dari buku “Kisah Para Nabi “, Karya Imam Ibnu Katsir {Pustaka
Al-Kautsar :2011} .
No comments:
Post a Comment