Blog Konten Islam

Sunday 15 April 2018

TUMBUH BULU DAN EKOR SAAT SAKARATUL MAUT

TUMBUH BULU  DAN EKOR SAAT SAKARATUL MAUT
TUMBUH BULU DAN EKOR
SAAT SAKARATUL MAUT

 “ Perlahan-lahan, , bagian muka, tangan dan badannya bermunculan bulu-bulu halus. Semakin lama, bulu-bulu itu semakin banyak dan lebat“

Himpitan yang mendera kadang mebuat sebagian banyak orang kehilangan akal sehatnya. Mereka sudah tidak bisa lagi pasrah dan berserah diri kepada Tuhan atas cobaan-Nya.

Apalagi kerja keras yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun tidak membuahkan hasil seperti apa yang diharapakan dan tidak membawa perubahan yang berarti secara ekonomi.

Tidak, jarang dan banyak manusia yang tak tahu terima kasih yang akhirnya menyalahkan Tuhan karena manakdirkan hidup dalam kemiskinan. Kondisi demikian tentunya sangat membahayakan, terlebih iman yang menjadi benteng terakhir manusia sudah tergadaikan.

Dengan bujuk rayu setan yang memberikan berbagai tawaran yang menggiurkan di dunia dan hakekatnya sebuah tawaran yang sangat menjauhkan kita dari Allah dan sangat menyesatkan yang pada akhirnya merugikan kita di akhirat.    

Cerita dibawah ini contohnya. Seorang petani yang tidak sabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan Tuhan memutuskan untuk mengambiljalan setan dan bersekutu dengan setan.

Kemudian, dia hidup dalam gelimang harta dan mendapat derajat yang tinggi dimata masyarakat. Namun tragis ia harus menebus semuanya dengan penderitaan yang amat pedih saat sakaratul maut dan ini baru persekot di dunia.

Peristiwa ini terjadi 28 tahun yang lalu. Penulis Penulis menyamarkan semua nama-nama tokoh dan nara sumber dalam cerita ini tidak lain dan tidak bukan hanya diniatkan untuk  menjaga Muru’ah ( nama baik ) tokoh dan keluarga yang bersangkutan.

Baca Juga " Hidayah seorang lelaki yang diperlihatkan siksa KUBUR"

Badannya Berbulu dan Berekor
Sudah seminggu ini Pak Narto (41tahun ). Ia mengeluh kalau perutnya sakit dan buang air besar terus-menerus. Bila ia buang air besar, yang keluar bukan hanya tahi ( kotoran ), tetapi sudah bercampur dengan darah. Warnanya hitam pekat dan anyir.

Pak Narto heran dengan penyakit yang sedang dideritanya itu. Keluarganya sudah memanggil mantra beberapa kali, tetapi obat yang diberikan belum juga membuat keadaan Pak Narto membaik.

Selama seminggu Pak Narto tidak pernah keluar kamar. Bahkan mandi dan buang hajat pun dikamar dengan dibantu istri dan anak-anaknya. Padahal kamar mandi di belakang rumahnya tidak jauh tempatnya dari rumah.

“Waktu menengguk dengan tetangga sempat saya menanyakan kepada Pak Narto tentang sakitnya. Ia menjelaskan bahwa saat ia  buang hajat selalu saja mengeluarkan darah.

Kadang berampur dengan tahi ( kotoran ), tetapi lebih banyak darah yang berwarna hitam pekat. Pak Narto juga merasakan sakit yang teramat sangat di bagian perutnya “ Jelas Bu Iroh ( 44 tahun ) seorang saksi mata.

Merasa tidak nyaman dengan dipan ( tempat tidur ) karena selalu kena darah dan ceceran kotoran , Pak Narto meminta keluarganya untuk menggantinya dengan meja makan yang panjang.

Keluarga Pak Narto hanya bisa menuruti semua yang menjadi keinginannya. Sekitar jam tiga pagi, tetangga kemabali kerumah Pak Narto yang sedang Nazak ( menghadapi Sakaratul Maut ).

Sesampaniya disana tetangga tidak diperbolehka masuk ke kamar Pak Narto. Tetangga yang penasaran dan ingin apa yang terjadi dengan detik-detik terakhir Pak Narto ingin mengintip tetapi selalu dihalang-halangi oleh adik Pak Narto yang bernama Bu Darsi (37 tahuan ).

“ Ojo kemeng ( jangan melihat ). Ora pa …pa… ( idak ada apa apa)!”. Ujar Dari saat menenangkan tetangga-tetangga yang ingin melihat kejadian itu. Dari luara tetangga hanya bisa melihat suara Pak Narto yang meraung-raung kesakitan.

Raungan yang sangat memilukan hati. Suaranya melengking panjang lalu merendah perlahan-lahan. Haaaaaaaauuu……Haaaauuuu..!. Persis seperti monyet yang sedang kesakitan.

Tetangga-tetangga yang penasaran hanya bisa bertanya-tanya apa gerangan yang sedang terjadi dengan Pak Narto. Hari sudah siang sebentar lagi akan beranjak sore.

Penderitaan Pak Narto belum juga berakhir. Ia masih meraung-raung kesakitan. Padahal keluarganya sudah mencoba membimbingnya  untuk mengucapkan kalimat-kalaimat tahlil. Namun ia tetap saja meraung-raung.

Bahkan mulai terjadi kejanggalan-kejanggalan. Tiba-tiba perlahan-lahan bagian muka, tangan dan badannya bermunculan bulu-bulu halus. Semakin lama bulu-bulu halus itu semakin tumbuh panjang, banyak dan lebat.

Lebih mengejutkan lagi bagian belakan tulang ekor Pak Narto tumbuh buntut atau ekor yang semakin lama semakin panjang “ Na’uzubillah “. Melihat kejadian itu istri dan anak-anak Pak Narto menangis dan berterika-teriak histeris sambil lari berhamburan dari kamar.

Anak lakai-laki yang paling tua Pak Narto tidak lama setelah keluar kamar ikuti mengalami kejang-kejang dan kemudian tak sadarkan diri. Mungkin ia shock dan tidak tahan melihat kondisi bapaknya yang berubah menyerupai kera ( monyet ).

“ Saat anaknya berhamburan keluar, ibu saya sempat melongok kedalam melalui celah pintu. Waktu saya tanya, sambil berbisik mengatakan kalau badan Pak Narto penuh bulu dan ada buntut ( ekor ) di pantatnya “ ujar ibu Iroh bercerita.

Beberapa jam kemudian setelah jam empat sore akhirnya Pak Narto menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tangis keluarganya yang tidak terbendung lagi.

Sebagian yang lain sibuk menyiapkan pengurusan jenazah dan tempat pemakaman Pak. Narto. Didalam kamar hanay tinggal empat orang, yaitu Darmo ( 43 tahun ), Bu Darsi ( 37 tahun ), dan Pak Wito( 39 tahun ) yang merupakan adik pertama Pak Narto, selain tiga orang itu tidak ada yang diizinkan masuk.

Tetangga yang belum tahu peristiwa didalam, merasa curiga dan bertanya-tanya. Kenapa jenazah Pak Narto tidak dibawa keluar untuk dimakamkan..?. Kalau pun dimandikan didalam kamar , kenapa Bu Darsi tidak keluar, dia kan wanita…?. Bukankah itu tidak biasa..?. begitu kiranya pertanyaan tetangga yang berada di luar kamar.

“ Dar dalam kamar terdengar jawaban Bu Darsi “. “ Saya kan adiknya jadi tidak mengapa dan tidak membatalakan “ kenang ibu Iroh yang waktu itu berusia 16 tahun.

Persoses pemdian selesai jenazah Pak Narto langsng dikafani. Prosesnya tetap dilakukan didalam kamar. Sekitar jam setengah enam sore, jenzah Pak Narto yang sudah berwujud pocong dogotong oleh Pak Darmo dan Pak Wito menuju ruang tengah.

Selanjutnya, jenazah Pak Narto ditutupi kain jarik yang berwarna coklat. Tida begitulama adzan Magrib pun berkumandang dari mushalla desa. Sanak keluarga dan sebagian masyarakat segera menunaikan sholat magrib dan akan dilanjutkan dengan sholat jenazah.

Namun saat akan melakukan sholat jenazah banyak masyarakat yang enggan, mereka masih ragu-ragu dengan keanehan yang terjadi dengan kematian Pak Narto.

Setelah semuanya selesai, jenazah Pak Narto dimasukkan kedalam keranda dan diangkat secara bersama-sama ke kebun didepan rumahnya. Jenzahak Narto tidak dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum ( TPU ) desa karena ditakutkan akan terjai keanehan-keanehan.

Sejak meninggalnya Pak Narto harta kekayaan yang dahulumelimpah ruah habis perlahan-lahan. Sampai akhirnya tidak ada lagi yang tersisa dan keluarganya kembali hidup miskin.
 ( Sumber Majalah Hidayah )

Saturday 14 April 2018

Meneladani RASULULLAH DALAM Menyambut Ramadhan

Meneladani  RASULULLAH Dalam Menyambut RAMADHAN

“ Wahai  Rasulullah, aku tidak melihatmu banyak berpuasa seperti di bulam Sya’ban..?”. “Saya’ban adalah bulan yang dilupakanmanusia, letaknya anatara Rajab dan Ramadhan. Di bulan ini amal manusia diangkat ke langit oleh Allah SWT dan akau menyukai saat amal diangkat akau dalam keadaan berpuasa”. ( HR. An - Nasa’i)

Sebentar lagi, bulan suci Ramadhan tiba. Selama satu bulan penuh, umat islam nanti akan menjalani ibadah puasa-tidak makan-dan minum bahkan dituntut mengekang hawa nafsu mulai dari terbit fajar hingga matahari tenggelam.

Tentu, kondisi ini berbeda dengan hari-hari biasa sehingga diperlukan persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan agar kelak bisa menjalani ibadah puasa dengan sempurna.

Lantas persiapan apa yang dilakukan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan..?
Dalam beberapa riwayat, diceritakan bahwa Raulullah pun melakukan persiapan, baik secara jasmani maupun ruhani, dengan cara membiasakan menjalani puasa Senin – Kamis, puasa tengah bulan pada 13, 14 dan 15.

Bahkan intensitas semakin meningkat ketika memasuki bulan Sya’ban. Pada bulan Sya’ban Nabi bahkan hampir puasa sebulan penuh padahal pada bulan-bulan yang lain Rasulullah rata-rata berpuasa selama 11 hari.

Usama bin Zayed ra. Pernah bertanya “ Wahai Rasulullah aku tidak melihatmu berpuasa seperti di bulan Sya’ban..?. Beliau menjawab : “Sya’ban adalah bulan yang dilupkan manusia, letaknya antara bulan Rajab dan Ramadhan di bulan tersebut amal manusia diangkat ( ke langit ) oleh Allah dan aku menyukai pada saat amal diangkat aku dalam keadaan berpuasa ( HR. An - Nasa’i)

Pada hadits yang lain Aisyah ra. Menceritkan “ Rasulullah banyak berpuasa ( pada bulan Sya’ban ) sehingga kita mengatakan beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa bulan Ramadahan”.

Dan aku tidak pernah Rasulullah banyak berpuasa ( diluar Ramadhan ) melebihi bulan Sya’ban ( HR. Bukhari Muslim)


Persiapan lain, membiasakan diri untuk rajin sholat Tahajud dan memperbanyak dzikir. Hal ini meringankan sholat Tarawih yang natinya akan dilakukan selama sebulan penuh selama Ramadhan. Selain itu, memperbanyak amal shaleh, meninggalkan maksiat, juga mempererat silaturahmi dan memperbanyak sedekah.

Satu hal penting lagi, membuka hati untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Itulah yang dilakukan Rasulullah bahkan Rasulullah pun memberikan ucapan atas kedatangan bulan Ramadhan kepada para sahabat, “ Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan , pemimpin segala bulan maka, selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa beragam keberkahan maka alangkah mulianya tamu yang datang itu”.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Jadi, harus dipersiapkan dengan matang agar kelak ibadah puasa dan ibadah-ibadah yang lain selama bulan Ramadhan itu menjadi amal yang diridhai Allah, tak semata-mata mendapatkan lapar dan haus.
(Berbagai Sumber)



SELAMAT MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADAN

TOKOH MAZHAB

KONTEN KISAH TOKOH-TOKOH MAZHAB

Gambar 4
Gambar 5 (Tri yudiono – Publishing )

RAHASIA ILLAHI 2

KONTEN INI BERISI CERITA KISAH NYATA

Gambar 4 Gambar 5
(Tri yudiono – Publishing )

Friday 13 April 2018

SEJUMLAH KISAH INSPIRATIF IMAM SYAFI’I

SEJUMLAH KISAH INSPIRATIF Imam Sayafi'i


“ Malam itu akau melewati tanpa sholat tahajud, karena saat aku merebahkan kepalaku untuk tidur aku melihat seakan kitab Allah dan sunnah Nabi ada didepan mataku. Dari situ, aku menemukan kesimpulan tujuh puluh masalah fiqih yang bermafaat bagi kaum muslimin dan tak ada kesempatan untuk melakukan sholat malam ”.

Imam Syafi’I suatu hari, menginap dirumah Imam Ahmad. Sebelum iti Imam Ahmad sudah berkali-kali berscerita kepada tentang sosok Imam Syafi’I – sosok yang dikenal sebagai ahli ibadah, berilmu dan bertaqwa, jadi sang putri pun merasa penasaran dan membuktikan kebenaran cerita tersebut.
Baca juga "Perjalanan Ruhani Al-Ghazali "

Tapi setelah Imam safi’I menginap sang putri kecewa.  Apa yang dilihat tidak seperti apa yang diceritakan ayahnya. Setidaknyaada 3 hal yang dicatat. Pertama : Saat dijamu makan, Imam Syafi’I makan dengan lahab seperti orang rakus, Kedua : Ia tak melihat Imam Syafi’I sholat tahajud- dan bahkan memperkirakan sepanjang malam, sang imam tidur pulas, Ketiga : Saat subuh tiba langsung keluar kamar tak dan mengambil air wudhu, kemudian sholat subuh.

Sontak sang putri menemui ayahnya, menceritakan segumpal kekecewaan dan apa yan dicatat. Imam Ahmad yang tak menyangka  memperhatikan dengan detail Imam Syafi’I ikut merasa penasaran.

Lalu ia menemui Imam syafi’I dan menanyakan hal tersebut. Awalnya Imam Syafi’I berat berkata jujur, tapi akhirnya bercerita terus terang. “ Aku tahu makan banyak karena tahu makanan yang kau hidangkan halal baik dank au seorang laki-laki mulia.

Sedangkan makanan orang mulia dan halal adalah obat. Hal itu berbeda dengan makanan orang kikir, yang bisa menjadi penyakit. Ujar Imam Syafi’i.

Imam Ahmadpun hanya termangu.
“ Malam itu aku melewatkan tanpa sholat Tahajud karena saat aku merebahkan kepalaku untuk tidur aku melihat seakan kitab Allah dan sunnah Nabi ada didepan mataku.

Dari situ, aku menemukan kesimpulan tujuh puluh masalh fiqih yang bermanfat bagi kaum muslimin dan tak ada kesempatan untuk melakukan sholat malam.

Imam Ahmad pun terkesima, “ Lalu aku sholat subuh tanpa wudhu karena sepanjang malam itu aku tidak tidur sama sekali. Tidak ada sesuatu yang membatalkan wudhuku. Jadi aku sholat subuh dengan wudhu Isya’.

Pengakuan Imam Syafi’I itu menepis rasa penasarannya dan Imam Ahmad tentu merasa lega. Apa yang dilihat dan diperkirakan oleh putrinya ternyata tidak benar Imam Syafi’I tidak melakukan sholat tahajud tapi dibalik itu justru memikirkan nasib dan masa depan umat dengan menemukan beberapa kesimpulan penting dalam ilmu fiqih.

Kelak dikemudian hari kesimpulan itu menjadi rujukkan banyak umat islam.
Itulah Sosok Imam Syafi’I – lahir pada 150H (764M) di Gazzah. Dia dikenal sebagai seorang ulama’ besar dan dicatat sejarah sebagai satu pendiri mazhab yang dijadikan rujukan umat islam di dunia tidak terkecuali di negeri ini.

Di balik kecemerlangan dan kecerdasan Imam Syafi’I, jauh sebelum ia lahir ada satu kisah menarik yang mungkin bisa dijadikan pelajaran.

Alkisah, suatu hari ada pemuda yang berangkat mengaji dengan menyusuri sungai. Di tengah perjalanan dia menemukan Delima Merah mengapung . Lapar menggaruk perut, dan buah delima itu diambilnya kemudian dimakannya.


Tapi sebelum buah delima itu habis dimakannya dia teringat bahwa buah delima itu pasti ada yang punya. Dan selama dia belum meminta izin kepada yang punya haram hukumnya buah itu dimakannya. Sekilas ia teringat pesan sang guru.

“ Makanan yang masuk kedalam tubuh dan pakaian haram yang menutupi badan dapat menjadi suatu sebab terhambatnya sebuah  doa.

Sontak ia merasa bersalah dan berdosa karena telah memakan buah delima yang belum menjadi miliknya atau haknya. Dia pun berpikir bagaimana menebus kesalahan yang ia perbuatnya. ..?. Lama ia merenung dan akhirnya ia menemukan solusi. Dia mau tak mau harus mencari si pemilik buas delima tersebut untuk mendapatkan keikhlasan. Pemuda itu menyusuri sungai , berusaha mencari pemilik buah delima yang telah dimakan separuh.

Setelah menempuh jalan berliku dan berkelok, akhirnya ia menemukan sebuah kebun yang ditumbuhi buah delima. Pemuda itu tidak ragu lagi pastilah pemilik kebun itu yang memiliki buah delima yang telah dia makan tadi.

Maka untuk membuktikan bahwa buah delima itu dari kebun tersebut, pemuda itu mengamati pohon delima yang menempel di dahan seraya mencocokkan dengan buah delima yang masih separuh yang ada dalam genggaman tangannya.

Buah delima yang ada dalam genggaman tangannya sama seperti buah delima yang masih di dahan pohon delima di kebun tersebut.Tidak berbeda dengan kata lain sama persis.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan sang pemilik kebun tersebut. Setelah bertemu pemuda itupun meminta maaf dan dengan penuh rendah hati meminta keikhlasan. Tentu pemilik kebun heran. Apalagi sebelumnya mereka belum kenal dan belum pernah ketemu.

“Untuk apa engkau meminta maaf apalagi sebelumnya kita belum pernah “
Ketemu”.  Lalu pemuda itu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga dia memutuskan untuk menyusuri sungai “ Kini setelah saya menceritakan apa yang terjadi maukah bapak memaafkan saya..?”.

Seketika itu sang pemilik kebun yang sudah tua itu terkesima. Apalagi ia tak pernah menjumpai pemuda yang begitu hati-hati dalam menjaga makanan yang masuk dalam perut.

Pemilik kebun itupun termenung , tapi pemuda itu merasa cemas. Apa yang kiranya diucapkan oleh yang empunya kebun ersbut. Apakah dia menerima maafnya dan mengikhlaskan buah delima yang dimakan itu..? “ Aku akan memaafkan tetapi dengan satu syarat”.

“ Dengan sekuat tenaga akan aku penuhi syarat tersebut “. “ Begini “ Jawaban pemilik kebun tersebut dengan penuh teka-teki. “Aku memiliki anak perempuan tunggal yang tuli, buta , bisu dan limpuh “.

“Lalu apa persyaratan yang harus aku lakukan..?. Aku mau kau menikahi puriku itu, aku mau kau jadi menantuku. Itu syarat yang aku ajukan untuk sebuah delima yang telah engkau makan agar aku dapat mengikhlaskannya.

LAngit seperti runtuh seketika pemuda itu mendengar persyaratan sang pemilik delima sekaligus pemilik kebun tersebut. Bagaimana hanay memakan delima ia harus menebusnya dengan cara menikahi seoranggadis, Buta, tuli, bisu dan lumpuh…?.

Rasanya syarat tersebut tak sebanding dengan kesalahan yang telah diperbuat hanya karena makan Buah Delima yang kebetulan bukan haknya palagi buah tersbut sudah tereksan dibuang dan hanyut disungai.

Tetapi apa yang bisa diperbuat..?. Dia sudah bertekat mencari keikhlasan. Bagaimana cara buah delima yang dimakan itu bisa halal yang sudah masuk kedalam perut pemuda itu.

Akhirnya sang pemuda itu mau tak mau demi halalnya separuh delima yang sudah dimakannya itu menyanggupi persayaratan tersebut. Dia bersedia menikahi anak perempuan pemilik kebun delima tersebut yang di ceritakan Buta, Tuli, Bisu dan lumpuh itu.

Sebelum pemilik kebun menikahkan putrinya yang cacat itu. Sang pemuda diajak menemui putri- yang tidak lain adalah calon istrinya lebih dulu. Tapi apa yang dijumpai sang pemuda saat melihat langsung putri pemilik kebun tersebut.

Pemuda itu bingung karena pemuda itu hanya melihat ada seorang wanita cantik rupawan. Tak ada wanita lain apalagi wanita Bisu, Tuli, Buta dan Lumpuh. “ Ia itu calon istrimu”. Ujar pemilik kebun tersebut.

Setelah sang pemuda meninggalkan ruangan. “ Tadi Bapak bercerita putri bapak Buta, Tuli, Bisu dan Lumpuh “. Tapi sebaliknya justru yang aku lihat Gadis yang cantik rupawan.

Pemilik kebun tersebut lalu menjawab : Ia Buta soal melihat kemaksiatan, Ia Tuli karena tidak pernah mendengar pembicaraan yang dapat menimbulkan murka Allah, Ia Bisu juga tidak mengucapkan makian, Ia Lumpuh karena tidak pernah melangkahkan kakinya ke tempat maksiat. Dan tak ada pemuda yang menikahinya kecuali kamu…”

Siapa pemuda itu …? Pemuda itu tidak lain adalah Idris As-Syafi’I. dan dari pernikahan itulah kemudian lahir anak yang kemudian lahir dikenal dengan sebutan Imam Syafi’I anak yang cemerlang dan cerdas saat umur 6 tahun dia sudah hafal Al-Quran dan setelah wafat dikenal sebagai ahli fiqih yang mumpuni.
( Berbagai Sumber )
Wallahu ‘alam Bhisawab

Perjalanan Ruhani AL - GHAZALI YANG MENGINSPIRASI

Perjalanan Ruhani AL-GHAZALI Yang Menginspirasi
Perjalanan Ruhani
AL - GHAZALI
YANG MENGINSPIRASI
Al – Ghazali lahir dari sebuah keluarga yang sederhana.Tapi, hal itu tidak menghalangi tokoh besar yang lahir di Negara Thus (sebuah daerah yang berbatasan dengan Mashad )- ini untuk menutut ilmu. Saat usia remaja, Al-Ghazali sempat pergi ke kota Naishabur dan Gurgan untuk belajar. Di kota itu, Ghazali berguru kepada beberapa Ulama’.
ari setiap pelajaran yang disampaikan oleh sang guru Al-Ghazali selalu mencatat ilmu pengetahuan tersebut dalamlembaran-lembaran kertas. Akhirnya setelah belajar bertahun-tahun, Al-Ghazali pun ingin pulang ke kampung halamannya. Ghazali ikut kafillah yang kebetulan hendak pulang ketempat kelahiran Al-Ghazali – Thus. Tapi, ditengah perjalanan Kafilah itu dihentikan oleh sekawanan perampok. Gerombolan perampok itu kemudian merampas semua barang yang dibawah kafilah tersebut.

Saat perampok itu hendak merampas barang-barang Al-Ghazali dengan sedih remaja yang beranjak dewasa tersebut memohon, “ Kalian boleh membawa barang yang aku bawa, tetapi aku mohon jangan kau ambil semua barang yang aku bawa, aku mohon jangan kau ambilbarang berharga yang satu ini ”.

Ucapan Al-Ghazali itu memunculkan kecurigaan di benak gerombolan prampok. Dalam hati, mereka berpikir bahwa barangingin diselamatkan oleh Al-Ghazali itu pastilah barang yang sangat berharga.
Baca Juga>>>"Kisah Inspiratif Imam Syafi'i"

Tak pelak lagi, jika sekawanan perampok itu langsung merebut paksa barang Al-Ghazali tersebut. Sayang, perampok itu tak menemukan barang berharga apapun kecuali catatan-catatn lusuh.

Sekawanan perampok itu kesal dan marah, tetapi Al-Ghazali tetap memohon. “ Itu barang miliku, itu hasil belajarku selama bertahun-tahun jika kalian merampas dari tanganku, maka usahaku menuntut ilmu selama bertahun-tahun akan sia-sia.

Perampok itu tertawa, dan meledek, “ Hanya dalam lembaran-lembaran inikah ilmumu..?. “ Ya jawab Al-Ghazali” . “ Wahai anak muda, ilmu yang disimpan di lembaran-lembaran kertas dan dapat dicuri itu bukanlah ilmu. Saat seperti ini kamu sebaiknya kamu memikirkan nasib dan nyawamu…!”

Sekawanan perampok itu kemudian membakar catatan-catatan Al-Ghazali. Saat itu Al-Ghazali benar-benar di timpa sedih.Tetapi, ucapan perampok itu membuat Al-Ghazali sadar bahwa ilmu itu ada didada, tidak ada didalam catatan.

Sejak itu Al-Ghazali mulai menghafal ilmu yang dipelajari. Dan kelak dikemudian hari remaja yang pernah dirampok itupun jadi ulama’ besar dalam sejarah islam.Bahkan ia dikenal dengan sebutan Hujjatul Islam.

Saat ini, Al-Ghazali sudah dikenal sebagai seorang tokoh berilmu dan mulai menulis buku, bahkan ia sudah menjadi seorang imam masjid. Tapi suatu hari, tatkala menjadi imam sholat dia tak menemukan Ahmad.

Adiknya yang menjadi makmum shaf sholat  yang dipimpin Al-Ghazali diliputi kegelisahan. Akhirnya ia menyampaikan hal itu kepada sang ibu, dan meminta sang ibu untuk menasehati adiknya.

“ Ibu tolong bei pegertian kepada saudaraku Ahmad untuk ikut sholat bersamaku agar orang-orang tak menuduhku sedang memiliki hubungan tidak baik dengannya.

Sang ibu menyampaikan pesan Al-Ghazali kepada kepada Ahmad sang Adik Al-Ghazali dan Ahmadpun mematuhi perintah sang ibu. Ikut sholatbermakmu kepada Al-Ghazali. Tapi saat mengikuti sholat bersama Al-Ghazali, bahkan saat sholat belum selesai, Ahmad memisahkan diri.

Tidak lagi menjadi makmum Ahmad kemudian sholat sendirian. Usai sholat Al-Ghazali tahu hal itu danlangsung bertanya kepada Ahmad. “ Wahai adikku, kenapa ditengah-tengah sholat engkau tiba-tiba memisahkan diri..?”.


“ Aku memisahkan diri dari sholat karena aku melihat perutmu berlumuran darah “. Jawaban itu membuat Al-Ghazali terperanjat. Tak pernah terbayangkan jika sang adik dapat menembus batas dan bahkan bisa melihat apa yang dipikirkan oleh Al-Ghazali.

Tapi akhirnya Al-Ghazali mengakui bahwa saat sholat itu dia memang dalam proses menulis buku dan memikirkan soal fiqih yang berhubungan dengan darah wanita yang lagi berhalangan ( haid).

Tapi,diluar itu, Al-Ghazali diluputi rasa penasaran. Dia kemudian bertanya kepada sang Adik. “ Kalau boleh tahu darimanakah kamu belajar ilmu pengetahuan seperti itu…? “.

Sang adik lantas belajar jujur “ Aku belajar ilmu tersebut kepada Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy “. Allah memberikan ilmu kepada siapa saja yang dikehendakai termasuk kepada Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy. Tanpa diduga oelah banyak orang Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy itu adalah seorang tukan jahit sandal bekas ( tukan sol sepatu ). Tetapi demi sebuah ilmu Al-Ghazali tak segan untuk berguru.

Akhirnya Al-Ghazali mendatangi Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy dan menutarakan niatnya untuk berguru. Tetapi sang syekh itu sempat berkata “ Mungkin engkau tak akan kuat mengikuti apa yang aku perintahkan “.

Tetapi Al-Ghazali niatnya sudah bulat “ Insya Allah saya kuat “.Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy memerintahkan Al-Ghazali untuk membersihkan lantai. Selanjutnya Al-Ghazali mengikuti perintah tersebut dan hendak mengambil sapu.Tetapi syekh itu berkata “ sapulah lantai itu dengan tanganmu “.

Al-Ghazali melakukan perintah sang guru , dan menyapu lantai dengan tangannya. Saat  Al-Ghazali melihat banyak kotoran, ia sempat hendak menghindar. Tapi sang guru kembali memerintah “ Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu “.

Al-Ghazali ingin menyingsingkan lengan bajudan pakaiannya, lagi-lagi sang guru menimpali, “ Bersihkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu “. Al-Ghazali selalu menuruti perintah sang guru dengan penuh khidmat dan tawadu’, tapi saat hendak melaksanakan perintah sang guru , rupanya Al-Ghazali justru dicegah. Selanjutnya Syekh Al-Utaqy Al-Khurazy kemudian memerintahkan Al-Ghazali pulang.

Al-Ghazali pulang kerumahnya, tapi setelah sampai di rumah , justru Al-Ghaszali seperti merasakan telah mendapat ilmu pengetahuan yang luar biasa. Allah telah memberika ilmu Kasyaf kepada Al-Ghazali yang diperoleh lewat tasawuf.

Seiring dengan perjalanan waktu, Al-Ghazali yang memiliki nama lengkap        “ Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi asy –Syafi’I “ telah dikenal luas sebagai salah satu ulama’ besar.

Dia tidak hanya dikenal sebagai ahli fiqih tapi juga bidang ilmu lain seperti filsafat, tasawuf, kalam dan ilmu yang lain. Dia sudah menulis banyak buku, salah satu buku menumental Al-Ghazali adalah “ Ihya Ulumuddin “.


Suatu hari saat Al-Ghazali sedang menulis buku dengan menggunakan sebuah pena yang dicelubkan kedalam tinta , tiba-tiba seekor lalat hinggap ditempat tinta Imam Al-Ghazali yang sedang digunkan menulis tersebut.

Lalat itu kelihatan sedang kehausan. Tidak salah, jika binatang itu meminum tinta bahkan seperti minum dengan rakus. Al-Ghazali melihat lalat itu dengan rasa penuh belas kasihan. Akhirnya Al-Ghazali tak mengusir lalat itu, melainkan membiarkan minum tinta tersebut hingga puas.

Sebab dalam benak Al-Ghazali, lalat itu juga merupakan makhluk Allah yang harus diberi rasa aman dan belas kasihan. Kejadian itu sudah lama berlangsung dan Al-Ghazali bermimpi, dan dalam mimpi itu sang sahabat bertanya kepada Al-Ghazali “ Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu..? “

“Allah menempatkanku ditempat yang paling baik”, jawab Al-Ghazali “ Apa yangmembuat Allah menyebabkan menempatkanmu ditempat yang paling baik..? “

Apakah itu karena kealimanmu dan kitab-kitab yang telah engkau tulis ?”. “ Tidak, Allah Allah memberiku tempat yang terbaik saat aku menulis sempat memberikan kesempatan seekor lalat untuk meminum tintaku karena kehausan. Aku lakukan itu karena aku sayang kepada makhluk Allah.
(dikutip  dari Majalah Hidayah )
  
Wallahu ‘alam Bhisawab

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...