Blog Konten Islam: TERTIPU 1 M, TERGANTIKAN

Tuesday 17 July 2018

TERTIPU 1 M, TERGANTIKAN

TERTIPU   1 M, TERGANTIKAN

Dasbor " Rahasia Illahi 2"




TERTIPU 1 M, TERGANTIKAN

“ Kedermawanan Haji Sobirin bersedekah sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang yang terbantu oleh sikap dermawannya, terlebih anak yatim, para duafa dan janda-janda “.

Siang terasa menyengat, apalagi saat matahari dalam posisi tegak diatas ubun-ubun. Dan Haji Sobirin, begitu lelaki yang menjelang senja itu biasa disapa, tetap melangkahkan kakinya. Ia tetap focus pada tujuan, yaitu mengurus administrasi kelengkapan berkas orang-orang yang hendak menunaikan ibadah umrah. Tujuan utam Haji Sobirin hari ini adalah ke kantor kelurahan.


Begitulah Haji Sobirin, berkat kedekatannya dengan pimpinan sebuah biro perjalanan haji, ia dipercaya untuk mencari dan mengurus orang-orang yang hendak menunaikan ibadah haji atau umrah. Baginya, kepercayaan itu adalah amanah yang harus dipertaruhkan dengan kehormatan dan harga diri. Karenanya ia tak pernah menyelewengkan amanah itu.

Baca Juga "Ketika Jenazah Siti Maryam Di Mandikan"
Baca Juga "Nabi Isa Menghidupkan Anak Nabi Nuh as"

Siang, di Kamis yang panas itu Haji Sobirin terus melangkah dalam rangka mengemban amanah. Saat dirinya sampai dipertigaan jalan dimana beberapa meter lagi ia akan tiba dihalaman kelurahan, ia berpapasan dengan seorang ustadz yang juga tengah melangkah, gontai. Si Ustadz seperti kelelahan, berkeringat. Mungkin karena kepanasan panas matahari siang itu yang tak bisa dihalangi.


:Assalamualikum, ustadz “, sapa Haji Sobirin ramh.
Si Ustadz yang boleh kita panggil dengan ustadz Marzuki tersenyum sebelum menjawab salam Haji Sobirin. “Antum mau ke kelurahan ya Ji..?”, tanyanya setelah menjawab salam Haji Sobirin.


Yang ditanya langsung mengangguk “Antum juga ada urusan di kelurahan juga juga..?, Tanya Haji Sobirin.


Ustadz Marzuki menggeleng. Anu mau ke Apotik, Ji ada obat yang harus ditebus segera”, ujar ustadz Marzuki.
“Memangnya siapa yang sakit ustadz..? “, Tanya Haji Sobirin lagi.
“Ana Ji”, jawab ustadz Marzuki.


Haji Sobirin memandang ustadz Marzuki sesaat. Sepertinya ia ingin bertanya lebih jauh tentang penyakit ustad Marzuki, namun Haji Sobirin mengurungkan niatnya. Ia menggerakkan tangan kanannya hingga menelusup jauh ke saku celana.
“Ini sedikit untuk tambahan menebus obat, ustadz Marzuki sedikit tercengang. “Ini  sih bukan uang tambahan Ji Tapi berlebih”, ujar ustadz Marzuki.


Haji Sobirin tersenyum. “Kalau memang ada lebihnya, ya ambil saja ustadz. Barang kali bisa untuk membeli ketoprak “, kisah Haji Sobirin sambil tertawa. Ustad Marzuki ikut tertawa.


Begitulah sikap haji Sobirin. Ustadz Marzuki cukup tahu kedermawanan dari seorang Haji Sobirin, bersedekah sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang yang terbantu dari kedermawanan Haji Sobirin terlebih anak Yatim, para duafa dan janda-janda. Dengan segala keikhlasannya bersedekah, Haji Sobirin jadi buah bibir warga sekitar. Mereka menghormati sosok sang Haji yang hidup dengan kesederhanaannya.


UJIAN ALLAH
Selain Haji Sobirin terkenal sebagai lelaki yang rajin bersedekah, sifat terpuji yang lain yang dimiliki adalah ia tak pernah berburuk sangka pada orang lain, baik yang belum dikenalnya, apalagi yang sudah dikenalnya. Si Haji selalu berbaiksangka.


Namun, dari sikapnya yang selalu percaya pada orang lain , sebuah ujian yang dirasakan cukup berta harus dia terima. Berawal dari ketika Haji Sobirin disodorkan tawaran baik oleh seseorang. Tak ada pikiran buruk dibenaknya, terlebih orang yang menawarkan bantuan padanya itu adalah orang yang sudah berpengalaman didunia biro perjalanan haji dan umrah. Katanya orang itu terbiasa mengurus segalanya dengan cepat dan tanpa masalah. Tentu saja orang itu juga mengatakan kalau dirinya dapat menjamin jamaah yang dibawa Haji sobirin akan mendapatkan pelayanan dan fasilitas terbaik, orang tersebut menjamin kepuasan bagi jamaah Haji Sobirin.


Dengan penawaran yang sangat menarik itu. Haji Sobirin yang tanpa prasangka negative itu menyetujui kerjasama. Penggalangan dana haji yang sudah terkumpul, seluruhnya diserahkan Haji Sobirin pada rekan kerja yang baru dikenalnya itu. Jumlahnya tidak sedikit 1 M rupiah.


Dengan jumlah yang diserahkan tanpa ada rasa curiga, Haji Sobirin berharap semua urusan berjalan dan para jamaah bawaannya dapat menjalankan ibadah haji dengan tenang dan khusyuk, tanpa harus memikirkan apalagi direpotkan dengan urusan ini dan itu.


“Jangan khawatir, Ji, saya menjamin kepuasan Jamaah haji bapak Haji”, begitu janji rekan kerja Haji Sobirin.
Selanjutnya dengan perasaan tenang Haji Sobirin terus menghitung hari dengan mempersiapkan segala sesuatunya. Dia juga berharap jamaah bawaannya yang berjumlah tidak sedikit itu melakukan hal yang sama, mempersiapkan kesehatan dan ilmu dengan baik.


Saat harapan itu terus terpupuk, tiba-tiba Haji Sobirin mendapat info tentang batas waktu pembayaran dana haji dan dipertanyakan, kapan kira-kira Haji Sobirin akan menyetor.


Terkejut bukan kepalang Haji Sobirin saaat mendengar infromasi seperti itu , bukankah dia sudah melunasi seluruh dana haji. Lalu kenapa sekarang harus dipertanyakan..?.
Apakag rekan kerja yang dipercaya Haji Sobirin itu tidak….
“Oh..”, berputar rasanya kepala Haji Sobirin. Dirinya baru tersadar kalau sesungguhnya menjadi korban penipuan “Astagfirullah”


TETAP BERSEDEKAH

Meskipun ia tertipu dengan jumlah uang yang tidak sedikit itu. Haji Sobirin tetap membawa dirinya dengan tenang. Sesungguhnya ia yakin bahwa ini adalah ujian semata. Insya Allah ada jalan keluarnya.


Tentang jamaahnya yang hendak menunaikan ibadah haji, Haji Sobirin akan bertanggungjawab. Meskipun nantinya seluruh jamaah menuntutnya, ia sudah siap. Haji Sobirin juga sudah siap jika harus berurusan dengan hukum.


Namun, sesiap-siapnya Haji Sobirin, galau didalam dada tetap saja memantul lewat wajahnya yang berubah keruh. Haji Sobirin juga tidak tampil seriang sebelumnya. Mendung selalu mengulas diwajahnya, bola matanya juga terlihat agak kuyu.


Tetapi, Haji Sobirin tetaplah Haji Sobirin yang dulu, lelaki dermawan yang suka bersedekah. Walau ditengah keterhimpitannya, ia masih sempat juga memberi bantuan pada salah seorang tetangga yang harus menjalani pengobatan dan mendadak masuk UGD sebuah rumah sakit.


“Bawalah uang ini, cepat tangani anak ibu, jangan samapi terlambat”, ujar Haji Sobirin sambil menyerahkan sejumlah uang pada seorang tetangga.
“Aamiin…”, Haji Sobirin mengamini doa tersebut. Tiba-tiba ia juga teringat hikmah bersedekah, bahwa sedekah dapat menyembuhkan penyakit dan membebaskan dari segala kesulitan.


Dengan hikmah sedekah yang pernah diketahuinya itu, hati Haji Sobirin sedikit terasa laang, meski ia tak dapat memungkiri rasa takut tetap terdesir di dadanya. Sebab ia harus bertanggungjawab pada jamaah yang dibawanya.


Seiring galau yang arab menemani hari-harinya, beriring pula sedekah yang tak lepas dilakukannya. Haji Sobirin bertemu dengan seorang kawan lama. Di Haji Mi’ad yang juga berpengalaman dalam dunia biro perjalanan Haji. Haji Mi’ad adalah orang kaya yang dermawan.


Haji Sobirin berusaha menepis galau didadanya saat dirinya disapa dengan salam yang lembut oleh Haji Mi’ad. Ia menjawab salam itu dengan kelembutan yang sama. Namun Haji Mi’ad seperti orang yang piawai membaca kegalauaan seseorang.


“Apa kamu sedang ada masalah..?”, begitu pertanyaan yang tak disangka Haji Sobirinkeluar dari mulut sahabat lamanya. Haji Sobirin adalah s eorang yang jujur, ia tak mungkin menjawab yang lain untuk sebuah pertanyaan yang disodorkan kehadaonnya. Pertanyaan Haji Mi’ad dijawab dengan anggukan kepala.


“Apa masalahnya..?”, Tanya Haji Mi’ad lagi.
Haji Sobirin dengan gambling menceritakan permasalahannya. Setelah selesai Haji Mi’ad merangkul pundak Haji Sobirin.
“Insya Allah saya dapat membantu persoalan ini, Ji dan Jamaah Antum bisa tetap berangkat ke Tanah Suci”.
Tapi Ji, uang segitu tidak sedikit”, Kilah Haji Sobirin.
“Insya Allah ana bisa membantu “, ucapan Haji Mi’ad meyakinkan.


Haji Sobirin langsung bersyukur. Ia seolah tengah merasakan panas bertahun-tahun terhapus oleh hujan yang turun sedetik. Galau dan rasa takut yang membungkus dadanya, seketika lenyap tanpa bekas. Inilah wujud pertolongan Allah swt dan inikah wujud dari hikmah bersedekah itu..?”.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 18 Juli 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...