Blog Konten Islam: KEMARAHAN NABI KEPADA SAHABAT USAMAH ra.

Wednesday 25 July 2018

KEMARAHAN NABI KEPADA SAHABAT USAMAH ra.

KEMARAHAN NABI   KEPADA SAHABAT USAMAH ra.

Dasbor "Asmaul Husna"


KEMARAHAN  NABI KEPADA SAHABAT  USAMAH ra. 


Tanah Fadak seperti mendidih. Hati penduduk Fadak terasa bergemuruh sebab tiba-tiba terdengar kabar jika Khaibar jatuh ke pangkuan islam. Dalam benak penduduk Fadak bila orang Khaibar memiliki benteng dan senjata dapat dikalahkan kaum muslimin, lantas apa yang mereka gunakan untuk melawan dan berperang..?.

Kegelisahan penduduk Fadak memang beralasan. Penduduk Fadak bukan warga pedagang seperti umumnya orang Yahudi Bani Qainuqa, Bani Quaaidhah maupun Bani Nadhir. Sebaliknya, penduduk Fadak sebagian besarnya adalah petani, orang-orang yang disibukkan dengan ladang dan kebun kurma. Tapi kegetiran yang melanda penduduk Fadak itu bisa susut mengingat kelembutan islam yang memperlakukan orang Khaibar dengan baok – meskipun Khaibar sudah dikalahkan, karena kaum muslimin masih memberi hak kepada penduduk Khaibar untuk mengolah tanah mereka, dengan perjanjian bagi hasil separuh untuk orang Khaibar dan separuhnya lagi untuk kaum muslimin.


Penduduk Fadak pun sepakat memutuskan untuk tidak melawan kaum muslimin, melainkan memilih menyerah daripada melawan. Tetapi kalau kemudian kalah akan berakibat lebih buruk. Diperlakukan sebagai musuh yang sudah takhluk. Jadi, Fadak jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa peperangan.


Tapi, setelah penduduk Fadak menyerah, daerah yang menjadi bagian terbesar adalah kebun yang tak dihuni kaum muslimin. Hanya beberapa orang saja yang bertugas mengawasi pekerjaan mengelola kebun kurma, terdiri dari kaum Yahudi setempat. Ketiadaan kaum muslimin yang tinggal di Fadak menjadikan daerah kosong tersebut dimanfaatkan segerombolan orang dari Bani Murrah untuk menyusun kekuatan melawan islam.


Ketika Rasulullah saw mendengar kabar itu, beliau… mau tidak mau – harus bertindak tegas untuk mengamankan Fadak pada satu sisi dan pada sisi lain untuk memberantas sarang pemberontak. Dalam kesempatan itu, Rasulullah saw memberangkatkan pasukan tiga puluh punggung unta di bawah pimpinan Basyir bin Sa’ad.


Tetapi, pasukan kaum muslimin yang diutus Rasulullah saw mengamankan Fadak itu berujung tragis. Gerombolan Bani Murrah itu berhasil membunuh semua pasukan kaum muslimin. Kecuali Basyir bin Sa’ad. Sedari awal , Basyir melakukan perlawanan dan tidak mau menyerah meski dihadapkan pada kondisi yang tidak menguntungkan.


Tetapi malang, tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih. Basyir tinggal seorang diri, kehabisan tenaga dan akhirnya berusaha melarikan diri. Rupanya gerombolan orang dari Bani Murrah itu tidak mau Basyir selamat dan akhirnya melakukan pengejaran. Tapi, Basyir bisa mengecoh lawan dan berhasil menyusup kerumah salah seorang Yahudi Fadak yang sudah terikat perjanjian dengan Rasulullah saw.


Dirumah orang Yahudiitu, Basyir bersembunyi hingga beberapa hari. Setelah keadaan aman dan mulai mereda Basyir meninggalkan Fadak untuk kembali ke kota Madinah guna melaporkan tragedy yang menimpa pasukannya itu kepada Rasulullah saw. Tentu tragedy itu tak pantas dibiarkan. Nabi kemudian memutuskan untuk menuntut balas atas pembunuhan yang dilakukan oleh Bani Murrah terhadap kaum muslimin, sekaligus juga untuk mengamankan daerah Fadak dari gerombolan anti-islam.


Dalam misi menuntut balas itu, Rasulullah memberangkatkan pasukan tak lebih dari 50 orang yang berada dibawah kepemimpinan Ghalib bin Abdullah. Turut serta dalam pasukan itu, Usamah bin Zaid.


Sesampai di Fadak, mereka langsung disambut gendering perang oleh orang-orang Bani Murrah. Pasukan kaum muslimin ternyata lebih tangkas hingga berhasil menumpas kekuatan musuh.


Tetapi dalam pertempuran itu terjadi peristiwa yang dikenal dalam sejarah islam, sebuah pembunuhan yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid terhadap seorang musuh yang telah mengucap kalimat syahadat ; La ilaha ilallah, Muhammad ar-Rasulullah. Konon konon yang yang terbunuh bernama Mirdas bin Nuhail.


Jadi, dalam peperangan itu Mirdas tertangkap oleh pasukan muslimin. Usamah bin Zaid yang dikenal pemberani , kemudian mengalungkan pedang ke leher Mirdas. Pedang itu dimata Mirdas berkilau, siap memenggal lehernya dengan sekali tebasan.


Entah apa yang terbersit dihati Mirdas tatkala pedang yang dikalungkan di leher Mirdas itu siap memenggal kepalanya. Tapi, diluar dugaan Usamah, dengan kekuatan yang tersisa Mirdas kemudian mengucapkan kalimat syahadat tepat disaat pedang Usamah itu berada dileher Mirdas.


Namun, Usamah menganggap ucapan syahadat yang keluar dari mulut Mirdas itu hanya manis dibibir saja, lantaran Usamah melihat Mirdas mengucapkan kalimat itu hanya untuk menyelamatkan diri semata tajamnya pedang yang sudah ada di lehernya [kematian yang segera menjemputnya]. Maka Usamah dengan cekatan membunuh Mirdas dengan satu tebasan Mirdas tersungkur tertebas pedang Usamah dan tidak berdaya , tak bergerak dan lantas meninggal dunia dalam keadaan yang tragis.


Pertempuran untuk membasmi gerombolan anti islam Bani Murrah itu membuat kaum muslimin bisa menuntut balas atas tindakan orang Bani Murrah yang membunuh pasukan muslimin dibawah pimpinan Basyir bin Sa’ad. Karena pasukan kaum muslimin memperoleh lemenangan , setelah penumpasan itu berhasil , Ghalib bin Abdullah dan pasukan melanjutkan gerakkan pengamanan hingga ke beberapa kawasan di dekat kota Mekkah.


Di beberapa daerah yang dilewati pasukan muslimin dibawah pimpinan Ghalib itu, pasukan kaum muslimin berhasil membersihkan tempat-tempat yang menjadi kantong-kantong persembunyian orang-orang Yahudi. Waktu terus bergulir dan pada akhirnya pasukan kaum muslimin dibawah pimpinan Ghalib itu harus kebali ke kota Madinah.


Sesampai di kota Madinah, Usamah bin Zaid melaporka kejadian yang dilakukan tersebut kepada Rasulullah saw. Sebagaimana dikisahkan sebuah hadits, Rasulullah murka pada Usamah bin Zaid karena Usamah telah membunuh seorang pemimpin lascar kafir yang telah terjatuh pedangnya, kemudian dengan wajah tidak serius ia mengucap syahadat , lalu Usamah membunuhnya. Betapa murkanya Rasulullah saw saat mendengar kabar itu seraya bersabda ;


“Apa Apa kau membunuhnya padahal ia mengatakan Laa ilaaha ilallah..?! Usamah ra berkata, “Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri wahai Rasulullah..”.


Rasulullah bangkit dan berdiri dengan wajah merah padam dan membentak,…
“Apakah kau belah sanubarinya hingga kau tahu isi hatinya…?!!
Usamah mundur dan Rasulullah saw terus mengulanginya .
“Apakah kau belah sanubarinya hingga kau tahu isi hatinya…?!!
Usamah ra berkata , “Demi Allah, dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini (tidak pernah berbuat kesalahan seperti inidalam keislamanku)”.
Lihat Kitab shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.259).


Tetai dari peristiwa yang sama tersebut ada riwayat yang lain, bahwa Usamah bin Zaid membunuh seorang kafir yang sangat kejam setelah kafir jahat itu mengucapkan La ilaaha ilallah, maka Rasulullah saw memanggil dan bertanya , “Mengapa engkau membunuhnya..?.  Usamah menjawab, “Ya Rasulullah dia telah membunuh si fulan dan membantai muslimin, lantas saat aku angkat pedangku ke wajahnya, maka ia mengatakan Lailaaha ilallah Rasulullah menjawab, “Lalu kau membunuhnya..?. benar”.


Maka Rasulullah saw bersabda,”Apa yang kau perbuat dengan Laa ilaaha ilallah bila telah datang hari kiamat..?. Dan beliaupun terus mengulang-ngulang “. (lihat Shahih Muslim Bab 41 no. 160)


Kemarahan Rasulullah itu benar-benar membuat Usamah bin Zaid seperti ditikam kesalahan besar seumur hidupnya. Dikemudian hari ia menyesal dan berjanji tidak akan membunuh orang yang mengucapkan syahadat.


Seperti yang diceritakan, “Demi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya membawa kebenarn, betapa besar mendengar teguran beliau berulang-ulang hingga aku merasa hilang sudah kesilamanku. Sebab jika pada saat itu akau sadar sebagai muslim, niscahya orang itu (Mirdas) tidak akan aku bunuh. Aku berjanji kepada Allah dan Rasulullah saw hingga kapanpun aku tidak akan membunuh orang yang telah mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah.


(dari berbagai sumber)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 26 Juli 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...