Blog Konten Islam: NASIB JURAGAN BERTANGAN BESI

Wednesday 4 July 2018

NASIB JURAGAN BERTANGAN BESI

NASIB JURAGAN   BERTANGAN BESI

Dasbor"Rahasia Illahi 1"

NASIB JURAGAN
BERTANGAN BESI

“Lelaki setengah baya itu harus mengerahkan tenaga ekstra, dan kali ini sudah lubang galian kedua kalinya. Sama seperti yang pertama, semula lancar-lancar saja. Namun setelah penggalian dapat setengah, mendadak ada batu kali besar berwarna hitam di dalam lubang“.

Peluh bercucuran di muka kang Bejo. Dua jam sudah berlalu ia mencangkul tanah kuburan, dibantu Toha dan Sayuti secara bergantian. Namun, apa yang mereka kerjakan sia-sia, sangat berat. Entahlah, mereka juga tidak tahu mengapa bisa demikian. Kali ini mereka merasa seperti menggali liang lahad yang bukan biasanya.

Lelaki setengah baya itu kembali menyeka pelu yang dimukanya rasanya baru kali ini pekerjaan sebagai tukang gali kubur begitu menyulitkan. “Praak..! Praak..!”, Suara godam beradu batu-batu besar. Pecahan-pecahan batu-batu kecilnya dipungut kemudian dikumpulkan disekitar galian. Berulang kali mereka menggodam batu besar itu. Namun hasilnya belum tampak. Ketiganya heran seraya beradu pandang.


“Aduh.. bagaimana ini kang..?. Sepertinya berat banget” keluh Toha.
“Aku juga heran kok bisa seperti ini, padahal ini yang sudah kedua kalinya setelah galian pertama kali tadi, kita juga gagal menuntaskannya karena kasus serupa”, tambah sayuti.


“Bisa-bisa stress kita semua”, tambah Toha. Kang Bejo diam, tak menyahut ia hanya menyeka peluhnya lagi. Lalu melanjutkan pekerjaannya. Lirih terdengar dari mulutnya kata, “Basmallah”.


“Praak..! Praak..! Praak…!”, kembali suara godam beradu dengan batu. Lelaki setengah baya itu harus mengerahkan tenaga ekstra keras. Ini sudah lubang galian yang kedua kalinya mengalami hal serupa. Sama seperti yang pertama kali tadi. Semula, sewaktu menggali lancar-lancar saja tak ada kendala berarti. Namun setelah penggalian dapat setengah, mendadak ditemukan batu kali besar berwarna hitam didalam lubangnya. Batu ini tidak bisa dipindahkan begitu saja, melainkan harus dikepras agar galian dapat dilanjutnkan.

Kedua temannya memperhatikan. Melihat-lihat barang kali batu besar itu bisa segera disingkirkan agar penggalian liang lahat cepat selesai. Namun setelah berupaya berpuluh-puluh menit, mereka mulai putus asa.


“Astagfirullah….! Baru besar ini sulit dipecahkan”,  Kang Bejo bicara sambil geleng-geleng kepala, “Sekarang giliranmu Yut”. Sayuti turun ke liang lahad menggantikan kang Bejo Godam kembali dipukulkan pada batu besar yang ada di liang lahad. Dengan susah payah, Godam itu coba m memecah batu. Namun sia-sia pemuda itu menyerah.


“Sudahlah Kang ..! Ayo kita gali ditempat lain. Kalau diteruskan tenaga kita bakal habis terkuras. Kita sudah berjam-jam disini, jangan sampai jenazah datang liang lahad yang kita persiapkan belum jadi. Mudah-mudahan galian yang ketiga kita nangti berhasil”, usul Sayuti.


Dua teman Sayuti mengangguk pertanda setuju. Akhirnya mereka memulai lagi membuat galian ditempat lain. Kali ini, galian yang ketiga berjalan lancar sesuai dengan harapan.


“Alhamdulillah, mudah-mudahan apa yang baru kita alami cukup sekali saja. Besok-besok jangan lagi ada yang seperti ini lagi”. Ucap syukur kang Bejo karena pekerjaan karena pekerjaan berat yang menyita tenaga super ekstra itu selesai juga.


Keras Seperti Batu.
Hari minggu itu memang ada seorang warga kampung Setinggi meninggal. Namanya darmo. Sebagian besar didaerah yang berekatan dengan tempat tinggal darmo sudah tahu betul perilaku orang yang meninggal tersebut.

Makanya saat terdengar kabar meninggalnya, banyak orang bersikap biasa bahkan tidak sedikit yang kurang respek. Hanya ada sebagian warga yang tetap datang untuk bertaksiah sebagai penghormatan terakhir kepada keluarganya.

Darmo sebelumnya menderita penyakit cukup lama. Berbulan-bulan berbagai cara, baik medis maupun alternative untuk mencari kesembuhan sudah dicoba.Namun rupanya tak seperti yang diharapkan. Sampai-sampai harta kekayaan satu per satu harus terjual untuk pengobatannya.

Untungnya keluarganya mau mengurusi segala keperluannya sampai Minggu dini hari itu dipastikan ia telah menghembuskan nafas terakhir.

Kabar meninggalnya Darmo berhembus dari satu mulut ke mulut lainnya. Kerabatnya berdatangan dan sebagian warga kampun. Nah saat jenazah hendak dibersihkan oleh kerabat yang hendak memandikan. Terpampang pemandangan yang janggal. Sebab badan jenzah begitu keras saat dipegang dibagian perut dan anggota tubuh lainnya. Dan saat diangkat terasa begitu berat.

Sampai orang-orang membopong jenazah tersebut meminta bantuan kepada yang lain untuk mengangkat bersama-sama. “Aku heran, tadi sewaktu aku mau membopongnya perutnya kuraba dan kutekan sedikit, eh keras sekali.Seperti batu.Aku juga tidak mengerti mengapa bisa demikian. Begitu juga aku juga merasakan hal yang aneh tatkala hendak memindahkan nya ketempat pemandian rasanya berat sekali Padahal sudah dibopong oleh beberapa orang. Makanya tadi aku meminta ada yang membantunya lagi agar jenazah tersebut tidak sampai terjatuh”, Hadi (35 thn) mengisahkan.

BERTANGAN BESI.
Di kampung setinggi, Darmo (60 thn) adalah seorang juragan tanah. Awalnya ia membeli tanah dengan harga murah, namun setelah menjadi miliknya tanah tersebut dijual dengan harga yang membumbung tinggi beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. Tanahnya bertebaran dibeberapa tempat.

Biasanya, dari keuntungan bisnisnya ia segera cari lahan lagi yang murah. Caranya ia menghampiri orang-orang yang membutuhkan uang cepat, terlilit hutang, supaya mau merelakan tanahnya untuk dijual dan Darmo menyanggupi pembayaran secara kontan. Dengan kelincahannya merajuk, tidak sedikit orang yang mau melepaskan tanahnya.

Dari sini mungkin ada masalah berarti. Namun yang patut disayangkan dari sifat Darmo adalah darmo kerap mencaplokm tanah yang berbatasan dengan tanah yang dibelinya jika pemiliknya lengah. Ia pindahkan patok miliknya lebih melebar beberapa centimeter. Tahu-tahu setelah beberapa bulan, barulah si pemilik tanah sadar merasa bahwa tanahnya makin berkurang.

Darmo pandai bersilat lidah. Apabila ada orang yang protes soal batas patoknya ia malah balik bertanya , “Dengan buti apa bapak mengatakan bahwa saya melebarkan patok ketanah bapak, sementara patok punya saya sejak saya beli tetap posisinya seperti itu../.

Yang ditanya biasanya sulit menjawab. Pasalnya ia memang tidak mempunyai butkti otentik soal luas tanah tersebut, maklumlah umumnya penduduk kampung itu tak pernah memperhatikan soal status tanah bersertifikat atau tidak. Mereka hanya mewarisi peninggalan orang tua, tanpa disertai bukti kepemeilikkan tanah.

Kelemahan warga inilah yang sering dimanfaatkan Darmo yang merasa lebih tahu apa konskwensi yang bakal diterima oleh orang apabila tidak memiliki sertifikat. Namun satu dua orang tetap saja ada yang melawannya karena merasa di dzalimi. Mereka menolak tanah miliknya dicaplok oleh Darmo sekalipun hanya beberapa sentimeter saja karena Darmo tak berhak.

Tangan besi inilah yang digunakan dan yang ditakuti warga. Mereka tidak berani melawannya. Akhirnya mereka pun menyerah dan merelakan tanahnya yang diklaim sebagai tanah Darmo.

Disadari atau tidak, tindakan Darmo jelas bertolak belakang dengan kemuliaan agama. Banyak hadits Rasulullah saw. Menyinggung larangan berbuat zalim, “Takutlah kamu akan berbuat dzalim ! Karena perbuatan dzalim itu menyebabkan kegelapan di hari Kiamat” (HR. Bukhary dan Muslim).

Sabdanya yang lain dalam hadits Qudsi,Allah berfirman, “Wahai hambaku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kedzaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku Dzalim “.

Hadits-hadits diatas secara tegas menyebutkan larangan perbuatan dzalim untuk diri-Nya sendiri dan tentu mengharamkan perbuatan kedzaliman dilakukan oleh semua manusia pada umumnya.
(seperti yang dikisahkan oleh Bejo kepada Penulis, semua tempat dan nama dalam iktibar sengaja disamarkan).


 (Wallahu A’lam Bisshawab)
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 4 Juni 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...