Blog Konten Islam: KISAH KEAJAIBAN SHOLAT HAJAD

Sunday 8 July 2018

KISAH KEAJAIBAN SHOLAT HAJAD

KISAH KEAJAIBAN   SHOLAT HAJAD

Dasbor 'Rahasia Illahi 2"


KISAH  KEAJAIBAN
SHOLAT  HAJAD

“ Sholat tahajjud dan hajat yang dulunya tidak pernah ia lakukan dengan sungguh-sungguh kini ia mulai kerjakan kembali. Kejajaiban pun terjadi…? “.

Suara berisik terdengar seperti layaknya orang-orang yang sedang bertransaksi di pasar. Para siswa tengah berlarian , bercanda dan saling mengganggu. Kegiatan mengajar hari itu benar-benar menyita seluruh energynya. ANak-anak juga susah ditertibkan. Ada yang berjalan seenaknya ada yang mengobrol dan ada yang bercanda. Sudah beberapa kali ia menegur dan memberi peringatan, tapi mereka hanya berhenti sebentar, kemudian mengulangi lagi kegaduhan itu.

Firman tidak begitu konsentrasi, karena kakinya mulai berdenyut – denyut. Ia khawatir serangan reumatiknya kambuh lagi. Ia benar-benar tidak tahan lagi setiap kali penyakit itu kambuh. Persendiannya seperti digergaji , sakitnya sampai keubun-ubun. Saking sakitnya sedikit saja kena senggol, ia sudah menjerut dan mengeluarkan air mata.


Firman bergegas pulang, rasa sakit itu semakin menghujam. Ia tahu ini permulaan dari rasa sakit itu. Biasanya virus reumatik arthritis yang menyebabkan reumatik, berinteraksi selama dua malam, dan itu puncak segala rasa sakit. Kalau sudah sampai tahap itu biasanya ia tidak berdaya, menggeletak, dan tidak bisa berbuat apa-apa.


Sungguh, hal ini rasakan sebagai penderitaan yang luar biasa. Dan itu akan selalu berulang ketika daya tahan tubuhnya terabaikan makan tidak teratur, bekerja tanpa istirahat, dan stress yang berlebihan. Sudah berbagai cara ia tempuh agar penyakit itu sembuh. Beberapa dokter ahli menjadi langganannya, tapi penyakitnya tidak kunung sembuh, Beberapa pengobatan alternatifpun ia coba, namun hasilnya juga tidak memuaskan.


Penyakit nampaknya seperti tidak pernah lepas dari kehidupannya. Pada awalnya, Firman menderita penyakit maag sejak tahun 2001. Itu akibat pola makannya tidak tertur. Juga akibat kegemarannya yang sering mengkonsumsi makanan yang merangsang prosuksi asam lambung, seperti makanan pedas, asam, atau yang berminyak-minyak.

Ia biarkan saja penyakit itu bersarang di lambung kirinya. Firman merasa tidak berkesempatan untuk mengurusnya. Sebagai guru, ia selalu dikejar-kejar waktu, karena ia mengajar di beberapa tempat. Disamping itu banyak tugas tambahan yang harus diselesaikan. Ini terus berlangsung hingga berbilang tahun.


Setelah menikah istrinya dengan telaten memperhatikan menu, gizi dan jadwal makannya. Tapi itu kalau mereka bersama dirumah, sedangkan kegiatan sering banyak diluar rumah.


“Mas, jangan lupa makan! Kesehatannmu jauh lebih berharga disbanding kesibukkan yang tidak akan pernah selesai itu”, begitu istrinya sering mengucapkan.


Pernah suatu hari, ketika firman sedang mengajar di kelas tiba-tiba kepalanya terasa pusing, pandangannya berkunang-kunang, dadanya sakit luar biasa, dan tubuhnya gemetar. Ia berusaha tenang dan tegar didepan puluhan siswa. Namun ia tidak kuat. Tiba-tiba sekelilingnya terasa gelap, dan lantai yang diinjaknya terasa bergoyang. Ia pun kehilangan keseimbangan. Akhirnya, ia jatuh terkulai dilantai, tak sadarkan diri.


Setelah sadar, Firman telah terbaring dirumah sakit. Di sekelilingnya ia melihat istri dan dua anaknya, serta sanak keluarga serta siswa-siswanya. Kesedihan tergambar diwajah mereka.


Hanya dua hari firman terbaring dirumah sakit itu. Ia minta pulang, karena ia tidak betah. Mulanya dokter yang merawat enggan memberi izin pulang. Alasannya ia baru dua hari diopname. Sedangkan kesehatannya belum pulih benar. Tetapi ia bersikeras ingin pulang, akhirnya permohonannya dikabulkan. Dengan syarat ia harus mengikuti rawt jalan.


Berminggu-minggu firman berobat secara rawat jalan. Setiap hari dokter datang kerumah. Mengontrol perkembangan kesehatannya. Terkadang ia diberi obat tidak jarang pula ia hanya diberi nasehat. Segala nasehat dan ajnuran dokter selalu ia laksankan sesuai dengan kemampuannya. Namu, rasanya kesehatannya belum  juga pulih. Penyakit yang bersemayam di tubuhnya belum ada tanda – tanda hilang. Bahkan menurut dokter yang merawatnya penyakit maagnya semakin berat saja.

Indikasi beratnya penyakit maag juga ia rasakan dengan seringnya ia muntah bila perutnya kemasukkan makanan. Di lambung kirinya bahkan timbul benjolan sebesar telur ayam kampung, terasa sakit sekali dan kedua matanya berwarna kekuning-kuningan.


Atas saran dokter, Firman kembali masuk rumah sakit, setelah seminggu dirawat inap penyakit mulai sembuh. Hari kesepuluh ia diperbolehkan pulang. Anehnya, setelah dua hari dirumah, Firman kembali muntah-muntah. Ia merasakan perih di lambung , dan demam sebelum dan sesudah makan. Terkadang nyeri dipinggang dan ditulang. Ia takut kalau itu batu empedu iapun segera memeriksakan diri kembali ke dokter. Firman bersyukur ternyata bukan batu ginjal tetapi reumatik.


Menurut dokter, penyakit reumatiknya disebabkan oleh infeksi virus. Penderita biasanya demam. Beberapa hari kemudian terasa nyeri pada persendian , tulang, dan otot, disertai bercak,bercak merah di kulit mirip penyakit demam berdarah.


Dan disinilah penyakit yang kahir-akhir ini datang secara berkala. Terutama bila kondisi tubuhnya tidak fit. Kesibukkan menumpuk, istirahat kurang, dan sering lupa memperhatikan gizi makanan. Keluarganya juga mengingatkan agar hidup dengan santai tidak tegang.


“Pak Firman harus hidup mencontoh Rasulullah saw yang tidak berlebih-lebihan. Sesuatu yang berlebih-lebihan itu aka nada dampaknya “, begitu nasehat salah seorang sahabatnya. Menurutnya, segala sesuatu ada takaranya. Kalau melewati takaran itu, akan luber kemana-mana, dan menjadi bibit penyakit.


“Serius mencari nafkah adalah anjuran agama dan kewajiban setiap laki-laki, tapi itu juga ada batasannya dan waktunya. Ada saat istirahat, ada waktu untuk makan, dan ada waktu untuk beribadah”, tambahnya lagi. Masukkan itu sangat berharga. Firman mencerna semua itu dengan hati terbuka.


Sebelum penyakitnya bertambah parah, firman berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Tuhan,Pencipta dirinya yang kepada-Nya nanti ia akan kembali. Ia memutuskan untuk tidak berobat lagi kerumah sakit, mengingat biaya pengobatan yang mahal, sementara kebutuhan hidup dan keluarganya semakin membengkak ia berharap, dengan lebih mendekatkan diri kepada_Nya , akan ringanlah segala penderitaanya selama ini.


Firman melakaukan perenungan secara jujur  tentang hidup dan masa lalunya. Ia menyadari sepenuhnya selama ini ia sering melalikan kewajibannya sebagai hamba Allah swt. Melalikan bukan arti ia tidak melakukannya. Tapi perhatiannya sebagai hamba Allah swt lebih condong pada duniawi, sehingga kewajiban akhirat ia lakukan separuh hati. Seperti sholat yang sering ia kerjakan  sambil lalu dan akhir waktu.


Kadang sholatnya juga layak dipertanyakan kualitasnya. Ia bukan berkomunikasi degan allah swt sebagai hamba dan penciptanya yang penuh cinta dan harap, tapi lebih kepada beban yang harus selalu dituntaskan secepat mungkin. Sehingga kadang ayat-ayatnya ia baca dengan tergesa-gesa, saking cepatnya. Astagfirullah.


Selama ini Firman juga merasa enggan bersedekah. Rasanya berat sekali mengeluarkan harta , karena masih banyak kebutuhan lain. Ia pun sering merasa dendam , iri hati, dengki, marah-marah, tanpa sebab yang jelas. Ia mudah tersinggung pada sesuatu hal yang sebenarnya sepele.


Karena itu, ia merasa wajar bila sekarang Allah swt menipakan semacam ujian kepadanya dengan penyakit reumatik dan maag kronis yang dideritanya.


Foirman segera berbenah diri, menyesali kealpaannya, dan memohon ampun kepada Allah swt. Ia ingin menebus semua itu semua kelalain dan sifat-sifat jeleknya. Ia ingin bertaubat. Pertobatan yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh kepada_Nya.


Firman membuktikan pertobatannya itu dengan banyak membaca amalan-amalan, rajin sholat diawal waktu. Disamping itu ia juga mulai rajin kembali membaca Al-Quran, berdzikir , bershalawat, dan memperbanyak istigfar. Sholat hajat dan Tahajud , yang dulu tidak pernah ia lakukan dengan sungguh-sungguh kini ia senantiasa lakukan.


Oleh seorang ulama kharismatik didaerahnya, Firman dianjurkan mengerjakan sholat hajat 41 malam berturut-turut, untuk kesembuhan penyakitnya. Waktunya pada malam hari dan lebih afdhal lagi kalau di lakukan ditengah malam.


Pada awalnya terasa berat. Tetapi dia tidak berputus asa. Ia terus mencoba dan dicobanya lagi. Akhirnya sholat hajat 41 malam yang dimulai malam Jum’at ia selesaikan juga.


Firman mengucap syukur, beberapa hari kemudian penyakit maag dan reumatiknya sembuh. Subhanallah, Allah swt berkenan menerima taubat dan mengabulkan permintaannya.


(Demi menjaga kerahasiaan dan nama baik, semua nama pelaku (kecuali nama tempat) yang tercantum dalam kisah ikhtibar ini telah disamarkan)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 Juli 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...