Blog Konten Islam: RAKUS HARTA SAUDARA, HARTA HABIS TERBAKAR

Sunday 8 July 2018

RAKUS HARTA SAUDARA, HARTA HABIS TERBAKAR

RAKUS HARTA SAUDARA,   HARTA HABIS TERBAKAR

Dasbor "Rahasia Illahi 1"

RAKUS HARTA SAUDARA
HARTA HABIS TERBAKAR

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka di anatara kamu “.

Ayat diatas melarang untuk berlaku dzalim terhadap harta orang lain. Kita dilarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu dengan tipu daya atau merampas harta milik orang lain yang bukan milik kita.


Dalam perjalanan hidup ini , kita tentu sering mendengar orang-orang yang suka mengambil harta orang lain dengan dzalim, baik harta tetangganya maupun harta saudaranya sendiri. Kita bisa mengambilpelajaran dari mereka , bagaimana harta yang mereka kumpulkan selama bertahun-tahun , tiba-tiba lenyap dalam hitungan menit saja. Kisah-kisah nyat seperti itu sering terjadi di dunia ini. Hal ini sesungguhnya semata-mata sebuah peringatan Allah, baik kepada orang yang bersangkutan atau kepada manusia lainnya sebagai pelajaran (Ikhtibar). Kisah nyata dibawah ini salah satu contohnya.


Siang itu, tiba-tiba masyarakat Desa Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dikagetkan dengan kobaran api yang keluar dari rumah Pandi. Api itu makin lama kian besar dan ganas melahap rumahnya. Rumah itu memang dalam keadaan sepi. Keluarga Pandi sedang tidak ada dirumah. Pandi sendiri berada disawah ketika kebakaran itu terjadi.


“Di mana Pandi..?, tanya yang lainnya.
“Oh dia sedang ada di sawah”, kata yang lainnya lagi.
“Cepat panggil dia dan beritahukan kepadanya kalau rumahnya terbakar”, kata orang yang pertama kali menyaksikan rumah itu terbakar.


Maka pergilah seseorang untuk memberitahu kejadian itu kepada Pandi. Setelah diberitahu , betapa terkejutnya Pandi dan seolah merasa tidak percaya apa yang didengarnya itu.


“Apa..?! Rumah saya terbakar…?!”, tanya Pandi seolah tidak percaya.
Pandi kemudian bergegas pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah Pandi sudah menemui beberapa masyarakat yang sedang bergotong royong memadamkan api yang makin lama kian membesar itu.


Pandi makin emosi saja mendengarnya.Lama sudah masyarakat berusaha memadamkan api itu namum belum bisa dipadamkan. Malah api itu makin membesardan terus-menerus menyapu bagian – bagian bangunan rumah Pandi.


“Braaak…!”.
Tiba-tiba saja dua ekor sapi yang sejak tadi terjebak didalam rumah yang terbakar itu menerobos pintu depan rumah Pandi untuk menyelamatkan diri dari kobaran apiyang ganas. Kulit-kulitnya sudah melepuh karena terbakar api.


“Aduh sapi-sapai kesayanganku..! Untung kamu bisa menyelamatkan diri “, ucap Pandi sambil mengelus-ngelus kedua ekor binatang itu.


“Tolong, amankan dulu sapi-sapi saya ini di tempat yang jauh dari sini”, suruh Pandi kepada salah seorang yang hadir disana.


Belum lama Pandi merasa senang dengan selamatnya sapi-sapi kesayangannya itu, tiba-tiba dia terkejut kembali ketika suara gemuruh menyeruak cukup keras ketelinganya.
“Bruuuuk…!”.
Tiba-tiba rumah Pandi ambruk ketanah hanya tiang-tiang penyangga rumah itu saja yang masih berdiri, dan itupun hanya sebagian saja yang masih berdiri dan sudah gorong.


“Aduh rumahku..! Kenapa nasibku begini..?, Apa yang menyebabkanmu terbakar..?, ratap Pandi penuh penyesalan. Pandi tertunduk lemas setelah rumahnya ambruk hampir rata dengan tanah.Dia menyesali dirinya sendiri menyalahkan diri sendiri.


Setelah cukup lama menyesali nasibnyaitu, Pandi kemudian bertanya kepada orang – orang yang hadir disana.
“Kalian tahu enggak, apa yang menyebabkan rumah saya terbakar..?,
“Kami tidak tahu Pan karena ketika kami datang rumah itu sudah dalam keadaan terbakar”, jawab mereka.
Sejenak Pandi terdiam, mencoba mengingat-ingat apa saja yang ada didalam rumah ketika ditinggalkan untuk pergi kesawah tadi.


“Wah, saya lupa memadamkan obat nyamuk, yang aku hidupkan tadi pagi untuk keperluan sesuatu.Mungkin itu yang menyebabkan rumah saya terbakar”, ucap Pandi menduga-duga.


Tidak terasa haripun sudah hampir sore dan menjelang malam hari. Sebagian masyarakat sudah ada yang kembali kerumah masing-masing sisanya masih lagi ada ditempat kejadian sambil mengobrol tentang terbakarnya rumah Pandi.


Esok harinya dan hari-hari berikutnya masyarkat kembali melakukan aktivitasnya masing-masing begitupun dengan Pandi dan dua ekor sapi kesayangannya.


Namun lukanya yang cukup parah, Pandi tidak kuasa melihat sapi-sapi itu bila terus dipertahankan hidup. Dengan berat hati. Akhirnya sapi-sapi itu disembelih. Meskipun masyarkat lega dengan berhasilnya kobaran api itu dipadamkan, tetapi mereka sesungguhnya menyimpan tanda tanya besar, mengapa hanya rumah Pandi saja yang terbakar..?, Bukankah rumah Pandi begitu dekat dengan rumah-rumah yang lainnya, Bahkan hampir berhimpitan..?. Padahal, api yang membakar rumah itu pun begitu hebatnya seperti ular besar yang menyambar-nyambar kesegenap penjuru arah.


Memakan Harta Warisan Saudaranya.
Menurut pengakuan Warsidi (24 Thn), tidak ada sebab yang jelas kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar. Tapi menurut Pandi sendiri, rumahnya terbakar karena lupa mematikan obat nyamuk itu ketika dirinya hendak pergi kesawah. Dan anehnyasemua tetangga dekatnya sendiri tidak ada yang tahu . Kebakaran itu baru ketahuan ketika apinya sudah membesar.


“Tuhan Maha Adil. Kalau harta kita didapatkan dari jalan haram, maka Tuhan pun akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Begitupun sebaliknya “, ujar Warsidi menjelaskan, kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar.


Memang benar, harta yang didapatkan oleh Pandi tidak sedikit yang dihasilkan dari merampas milik saudaranya sendiri. Dulu ketika orang tua Pandi meninggal dunia , orang tuanya itu mewariskan semua harta kekayaannya kepada anak-anaknya. Semua anak-anaknya mendapatkan jatah yang sama. Dibagi secara adil oleh orang tuanya.


Tapi, beberap hari kemudian, Pandi mulaibersikap tidak baik terhadap saudar-saudarnya. Sikap rakusnya mulai muncul. Dia mencoba ingin menguasai semua pemberian orang tuanya yang telah diberikan kepada saudara-saudaranya . Dengan berbagai cara akhirnya usaha Pandi tidak sia-sia. Dia berhasil menguasai semua kekayaan saudara-saudaranya hasil warisan orang tuanya.


“Sebagai saudara paling tua ,Pandi sangat berkuasa sekali terhadap saudaranya yang lainya. Dia merasa paling berhak memiliki harta warisan orang tuanya”, ujar Ramirah (75 Thn).


Anehnya, saudara-saudara Pandi tidak kuasa melakukan perlawanan terhadap saudara tuanya itu. Mereka hanya bisa menyesal setelah harta kekayaannya diambil. Sebagi adik, mereka hanya bisa mengelus dada. Mereka tidak mau dan tidak berani membawa perkara tersebut ke pengadilan. Biarlah, Allah swt saja yang membalasnya.


“Adik-adiknya merasa kesal dengan sikap Pandi kakaknya itu. Akhirnya mereka berdoa agar di akhir hidupnya kakaknya mengalami nasib yang tidak baik”, ujar Warsidi lebih lanjut.


Ternyata doa saudara-saudara muda Pandi diakabulkan oleh Allah swt. Rumah dan kekayaan Pandi akhirnya lenyap seketika karena terbakar. Bagi Pandi sendiri, setelah rumahnya habis terbakar, sikapnya mulai berubah. Dia mulai sadar dengan kesalahannya dirinya. Kesalahan yang telah diperbuatnya kepada adik-adiknya.


Sementara itu adik-adik Pandi tidak menaruh dendam kepada kakaknya itu. Mereka tetap mau menerima Pandi dan keluarganya menumpang dirumah mereka sebelum Pandi mampu membangun kembali rumahnya.


Setelah cukup lama menumpang hidup dirumah saudar-saudaranya , akhirnya Pandi berniat membangun kembali rumahnya. Karena tidak punya cukup uang Pandi pun menjual tanahnya yang merupakan satu-satunya harta kekayaan berharga yang tersisa darinya. Tidak lama kemudian berdirilah rumah barunya itu. Walaupun bentuknya lebih kecil dari rumah sebelumnya namun sudah cukup beruntung bagi Pandi karena akhirnya dia punya rumah sendiri.


Begitulah akhirnya Pandi merintis kembali kehidupannya yang sudah hancur akibat rumahnya terbakar itu. Menurut Ramira, di akir hidupnya Pandi terserang penyakit lumpuh, yang membuatnya tidak bisa berjalan dan bekerja. Hari-hari Pandi praktis dilakukannya di tempat tidur, menyesali hidupnya yang tidak beruntung itu. Sampai ajal menjemputnya Pandi mengalami kelumpuhan.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 juli 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...