Blog Konten Islam: TAUBATNYA SANG WARIA MENITI JALAN ILLAHI

Saturday 7 July 2018

TAUBATNYA SANG WARIA MENITI JALAN ILLAHI

TAUBATNYA   SANG WARIA MENITI JALAN ILLAHI

DASBOR" RAHASIA ILLAHI 2"


TAUBATNYA SANG WARIA
MENITI JALAN ILLAHI
“ Jangan kau lihat rupaku. LIhatlah karya dan sujudku. Apapun adanya diriku, izinkanlah bersimpuh untuk dzat Yang Maha memiliki Hidup…”

Sebuah bait lagu berirama nasyid itu mengalun syahdu dari mulut beberapa jamaah berbaju taqwa warna putih suaranya menyatu dengan tabuhan rebana. Sesekali, terdengar bait doa terpanjat dari bibir yang khusyu’ memohon ampunan Allah.

Siapapun yang mendengar pasti akan larut dengan bait-bait doa yang merindukan keridhaan sang khalik itu.Para jamaah tetap khusyu’ melakukan bait-bait doa penuh khidmat. Dan sejatinya tidak ada yang aneh dari kelompok ini.

Baca Juga "Jenazah tak di Makamkan dan Kayai Misterius"

Namun, bila mengenal lebih dekat, ada yang membuat kelompok ini sedikit unik. Walaupun mengenakan custum serba putih, khas baju muslim laki-laki, wajah sebagian anggotanya, bila diamati memang terkesan feminism. Halus dan lembut. Tetapi, bila dibandingkan dengan uslimah, secara fisik mereka memang lebih nampak sebagai laki-laki.

Toh keunikan-keunikkan inilah membuat jamaah Al-Ikhlas sebuah komunitas pengajian yang seluruh anggotanya adalah laki-laki kemayu, itu tetap hadir ditengah komunitas pengajian yang telah ada.

“Justru dengan komunitas ini, kami ingin menyatukan para waria untuk tetap ingat kepada Gusti Allah swt. Jangan sampai keberadaan mereka yang waria malah menambah dosa para pelakunya yang genit. Lewat pengajian ini, justru bisa membentengi tindakan mereka untuk berbuat dosa. Siapa tahu mereka bisa bertaubat dan insyaf kejalan Allah swt”, ujar ANI Marini (48 thn), ketua komunitas Al-Ikhlas saat contributor Hidayah mengunjungi markasnya dibilangan rungkut, Surabaya beberapa waktu lalu.

Mengajak komunitas waria untuk menyatukan niat dan hati menjemput Hidayah bukan perkara yang mudah. Awalnya tidak banyak waria yang mau bergabung dengan komunitas ini. Maklum, kontroversi tentang keberadaan komunitas jenis ‘kelamin ketiga’ dari sudut norma masyarakat sampai agama itu ibarat air dan minyak yang sulit disatukan.

Baca Juga "Tumbuh Bulu & Ekor Saat Sakaratul Maut"

Kegalauan selalu menghinggapi hati Ani Marini dan beberapa rekan waria yang lain. Rasa-rasanya hati mereka tak memiliki sandaran untuk berlabuh sekedar mengadu dan menggantung harap pada baris-baris doa.

Hatinya terus bergelora setiap bersentuhan dengan hal-hal spiritual. Ia pun akhirnya menanam tekad bulat untuk mendirikan sebuah wadah religius sebagai tempat menempa spiritual teman-temannya sesame waria. Ani terlebuh dulu melepaskan ‘Atributnya’ sebagai seorang waria. Ia menunaikan ibadah Haji Pada tahun 2005 dan mendapatkan nama pria menjadi Haji Thamrin Muraudah.

Tekadnya makin tidak bisa dibendung ketika suatu kali ia melayat seorang rekan warianya yang meninggal. Betapa sedih dan teriris hatinya ketika orang-orang dikampung saling melempar tugas untuk memandikan jasad tersebut. Rasa-rasanya kok seperti najis saja. Tapi saya mungkin bisa memaklumi, mereka mungkin bingung mau diperlakukan sebagai pria atau wanita mayat tersebut”, ujarnya.

Pengalaman lain yang tak kalah menusuk niatnya adalah saat ia hendak mengubur jasad rekan warianya yang meninggal. Betapa ia gugup setengah mati, lantaran jasad tersebut tak bisa masuk keliang lahat. Sepertinya liang lahat itu tidak bisa menampung jasad waria yang terus memanjang.

“Saya seperti disadarkan Allah swt. Apa yang tejadi bila hal itu sampai terjadi pada jenazahku kelak,,?. Masihkah aku diberikesempatan untuk sekedar bersujud dan memohon ampunan atas kekeliruan yang pernah kuperbuat selama ini ..?. tutur H. Thamrin mengenang.

Keinginan Ani pun terwujud . Sebuah lembaga religius yang menampung para waria telah didirikanya. Tujuannya satu mengerem perbuatan maksiat yang dilakukan rekan-rekannya , para waria. Beragam kegiatan ruhani dilakukan di lembaga ini.

“Alhamdulillah, dari pengajian yang rutin kami gelar , ada beberapa teman waria yang sekarang sudah insyaf . Jadi laki-laki seutuhnya , lalu menikah dan punya anak. Rumah tangganya bahagia. Kedepan , bukan nggak mungkin jumlah ini akan semakin banyak. Nggak Cuma-Cuma teman waria, saya juga punya niat untuk menyempurnakan kelelakian, tapi secara perlahan-lahan . Namun, memang itu butuh proses , dan hanay Allah swt saja yang tahu” akunya.

Tak sekedar membaca Al-Quran bersama-sama, H. Thamrin bersama-sama temannya juga mengadakan pengajian agama dengan memanggil ustadz untuk memberikan siraman ruhani. Beberapa tahun terakhir, pengajian Al-Ikhlas juga berkembang menjadi kelompok kesenian islam. AL-Banjari HThamrin lalu memperlihatkan beberapa foto yang menunjukkan prestasi group ini dalam sebuah perlombaan music-musik islami.

“Mereka (para waria) sejatinya punya bakat menghibur orang , karena dari gaya nya saja sudah unik. Caranya, tentunya saja harus sabar. Didekati, didengarkan baru diajak. Anda tahu, hidup hidup mereka sudah carut-marut mengatasinya jangan terus disalahkan. Harus pakaikelembutan”, cerita H. Thamrin.

Kini, setelah hampir tiga tahun berdiri , tak kurang dari 70 waria telah tergabung dengan komunitas ini. Salah satu agenda rutin yang digelar wadah ini adalah mengadakan pengajian maupun tausiah dengan mengundang kyai untuk memberikan siraman ruhani bagi mereka. Atau sesekali tampil dalam berbagai acara keruhanian melalui kelompok kesenian Al-Banjari.

Mengganti polesan gincu plus busana nan feminism, dua ‘baju kebesaran’ komunitas waria, dengan peci maupun sarung sesuai kodrat mereke sebagai laki-laki memang bukan hal yang mudah. Tapi itulah salah satu dakwah dikelompok pengajian Al-Ikhlas maupun group kesenian islam Al-Banjari.

Maka, aturan ini, harus dipatuhi. Kala melantunkan ayat-ayat Al-Quran , mendengarkan ceramah agama sampai menyanyikan lagi islami , seluruh anggota wajib tampil layaknya laki-laki, busana muslim pria warna putih, lengkap dengan pecinya. Sapuan make up nan menor penuh sensualitas sampai rok  mini nan seksi harus rela dikubur dalam-dalam.

“Setelah bergabung dengan komunitas pengajian ini, biarlah Allah swt sendiri yang menentukan kapan mereka (waria) akan taubat. Namun lewat cara itu ,pelan-pelan kami mulai mengajarkan kepada mereka untuk menjadi pria sejati, mengurangi kecentilan mereka “, tegas H. Thamrin.

Untunglah, tidak ada protes dari anggota-anggotanya. Mereka sama sekali tidak merasa risih bila harus tampil dalam kodratnya sebagai laki-laki sejati. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang berharap selamanya bisa membuang baju-baju perempuan dan menggantinya dengan sarung khas pria muslim.

Walaupun dalam proses menapaki hidayah, H Thamrin mengakui, kadang masih terlihat bahasa tubuh ala perempuan yang muncul secara spontan diantara anggota-anggotanya. Untuk hal yang satu ini dia dengan sabar mencoba memaklumi keunikkan ini.

“Latah atau genit kadang bisa saja muncul walaupun mereka sudah mencoba jadi laki-laki sejati. Ya itulah suka dukanya. Mengajak kaum waria insyaf kan tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan memang membutuhkan waktu dan kesabaran.

Bukan seperti halnya mengobati sakit flu yang minum obat langsung sembuh. Mereka harus didekati pelan-pelan penuh kesabaran”, jawabnya sambil berharap komunitas Al-Ikhlas maupun group kesenian Al-Banjari bisa merangkul komunitas waria muslim  untuk menjadi dan merajut kembali hidayah dan ridha Allah swt.

Sebuah pengalaman manis juga sempat diutarakannya kepada contributor Hidayah. “Ketika lembaran iman mulai melapisi jiwa, saya merasa cinta Allah swt yang semakin nyata. Alhamdulillah saya telah diberi keudahan untuk berkunjung kerumah-Nya pada tahun 2005 silam”, tuturnya haru.

“Aku yakin, hal tersebut menggenapi proses pertaubatan yang selama ini saya tempuh untuk menjadi laki-laki sejati hingga maut menjemput. Tekad saya sekarang Cuma satu mengajak kaum waria sebanyak mungkin untuk bertaubat mendekat kepada Allh swt. Aku yakin suatu hari nanti mereka akan bertaubat dan bukan tidak mungkin kembali menjadi seorang laki-laki sejati”, Harao Ani Marini alias H. Thamrin Maurudah menutup pembicaraanya dengan Hidayah. Semoga , Aamiin.
Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 8 jULI 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...