Blog Konten Islam

Friday, 25 May 2018

PERJALANAN HAJI TERAKHIR RASULULLAH SAW

PERJALANAN   HAJI TERAKHIR RASULULLAH SAW

Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"
PERJALANAN HAJI TERAKIR
RASULULLAH  sawSA


“ Pada hari init telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agamamu “ (QS. Al-Ma-idah :3) .

Setelah kota Mekkah berhasil ditakhlukkan  Rasulullah saw. Dan kaum muslimin , tanah Arab laksana tanah subur yang cepat menumbuhkan benih. Keelapan yang berabad-abad membutakan mata orang-orang kafir, secepat kilat berubah menjadi terang sejak matahari kebenaran Islam merekah dalam hidup mereka.

Org-orang miskin dan budak belia pun memandang kedatangan islam sebagai juru selamat yang isa mengentaskan mereka dari jurang penderitaan. Tak salah, jika orang kemudian berbondong-bondong memeluk islam.

Peristiwa ini kian mengharukan ajaran islam dimata orang-orang Arab. Bahkan orang-orang di Jazirah Arab menyaksikan sendiri bagaimana Raslullah hanya dengan pertolongan dan kekuatan Allah berhasil mengembangkan pengaruh Islam ke Seantero wilayah Timur Tengah. Kebenaran yang diajarkan Rasulullah saw itu memang benar, bukan dusta. Maka, pada tahun 9 Hijriyah pengaruh islam telah meluas dan pada tahun 10 Hijriyah pun, hampir seluruh tanah Arab penduduknya memeluk Islamdan hanya tinggal sedikit suku-suku bangsa Arab yang masih menyembah berhala.

Jelas, kenyataan ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan awal kelahiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw yang dipandang dengan sebelah mata. Ketika itu jumlah orang kuat yang memeluk islam bisa dihitung dengan jari. Awal diutusnya Rasulullah sa dimana ajaran Islam hanya diikuti keluarga terekat beliau lalu disusul oleh Abu Bakar, Utsman, Hamzah, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah.

Selama 13 tahun Nabi berdakwah di Mekkah, Nabi pun kerap kali mengalami cobaan berat berupa, penghinaan , penganiayaan, cercaaan, cemoohan, dan bahkan upaya pembunuhan. Saat Allah menurunkan firman-Nya yang menceritakan tentang pengalaman dakwah Nabi Nuh as, “Dar kaumu tidak aka nada yang mau beriman , kecuali yang sudah beriman saja “. (QS. Hud :36)., nabi sangat bersedih.

Maka dimusim haji tahun itu , ketika Nabi Muhammad saw mengajak orang-orang Mekkah memeluk Islam dan menerima kenabiannya, beliau tak mendapat tanggapan dan bahkan ia diacuhkan. Lebih tragis lagi ada yang menuduh Nabi sebagai orang gila.

Tapi, setelah Mekkah ditakhlukkan keadaan bangsa Arab berubah total pada tahun 10 Hijriyah, orang-orang seluruh tanah Arab pun menanggapi dengan lain. Makannya, tatkala kaum muslimin di tanah Arab mendengar rasulullah saw hendak menunaikan ibadah haji pada tahun 10 Hijriyah itu, dari berbagai pelosok Arab datang berbondong-bondong datang ke Madinah untuk menyertai beliau pergi ke tanah suci Mekkah guna menunaikan ibadah haji.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah orangyang hendak mengikuti kepergian nabi Muhammad saw ke Baitullah itu sangat banyak. Menurut sebagian penulis sejarah Islam, jumlah kaum muslimin yang menyertai ibadah haji tahun itu termasuk mereka yang berangkat ke Mekkah langsung dari daerah-daerah mencapai 114.000 orang. Bahkan ada pula yang mengatakan berjumlah 120.000 orang.

Baca Juga "Apakah Lailatul Qadar Bisa Dibuktikan"

Tentu jumlah yang besar itu mencengangkan apalgi mereka itu semua berangkat dari berbagai peloso jazirah Arab yang kemudian turut bersama rasulullah saw untuk menunaikan ibadah haji dengan kalbu diliputi keimanan dan keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Padahal, mereka semua dahulu ingkar atas kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw dan bahkan ada yang menghina dan melecehkan beliau.

Tetapi, kini semua orang yang turut dalam perjalanan haji menaati perintah Nabi. Dengan penuh hikmah, Nabi memberi petunjuk tentang manasik haji (cara-cara menunaikan ibadah haji). Ada kalanya Nabipun menjelaskan dengan lisan tetapi ada kalanya pula memberikan contoh dengan amal perbuatan.

Orang-orang yang ikut berpergian itu dengan khidmah mematuhi perintah Nabi. Setelah Rasulullah memberi petunjuk mengenai manasik haji, kemudian beliau berkhutbah : “Wahai manusia sekalian, dengarkanlah baik-baik apa yang kukatakan. Aku tak tahu, mungkin aku tidak akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini dan di tempat ini.

“Hai manusia sekalian .., (ketahuilah) bahwa darah (jiwa) dan harta benda (milik) kalian adalah suci bagi kalian (yakni tak boleh diperkosa oleh orang lain), seperti hari dan bulan suci (sekarang) ini, (yakni bulan dzulhijjah) hingga saat kalian menghadap Allah swt. Dan kalian pasti akan menghadap Allah sawt, Tuhan kalian. Pada saat itu kalian dituntut bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah kalian lakukan. Itu telah kusampaikan. Barang siapa diserahi amanat itu ditunaikan kepada yang berhak menerimanya”…

(Ketahuilah) bahwa semua riba tidak boleh berlaku lagi. Akan tetapi kalian berhak menerima kembali uang pokok (modal)-nya. (dengan demikian) kalian tidak berbuat dzalim dan tidak diperlakukan secar dzalim. Allah telah menetapkan tak boleh ada riba lagi. Riba Al-Abbas bin Abdul Muththalib (pun) semuanya tidak berlaku (tak boleh ditagih …

“(Ketahuilah) bahwa tuntutan darah (balas dendam atas pembunuhan) semasa jahiliyah tidak berlaku lagi , dan tuntunan darah pertama yang menghapuskan ialah darah Rabia’ah bin Al-Harits bin Abdul Muththalib…..

“Kemudian, hai manusia sekalian, hari ini dan untuk selama-lamanya setan sudah tak punya harapan untuk disembah-sembah dinegeri ini. Akan tetapi jika kalian menuruti , meski dalam hal yang remeh dab yang akan memerosokkan amal perbuatan kalia, dia pasti akan puas (senang). Karena itu, jagalah baik-baik agama kalian.

“Wahai manusia sekalian, menangguhkan berlakunya larangan – larangan dalam bulan suci berarti menambah kekufuran dan dengan itu orang-orang kafir tersesat. Mereka menghalalkan larangan-larangan itu pada tahun yang satu dan menghalalkan pada tahun yang lain agar mereka bisa menyelesaikan bilangan 9jumlah bulan) yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Lalu mereka menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan oleh – Nya…

“Zaman berputar (silih berganti) sebagaimana keadaan sewaktu Allah menciptakan langit dan bumi. Jumlah bulan menurut (bilangan) Allah adalah 12, Empat diantaranya adalh bulan-bulan suci (yaitu) tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab, antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.

“Kemudian wahai manusia sekalian…. Sebagaimana kalian mempunyai hak atas istri-istri kalian, merekapun mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah melarang mereka mengizinkan orang yang tidak kalian sukai menginjakkan kaki diatas lantai kalian (yakni memasuki rumah) kalian. Dan merakpun jelas diwajibkan menjaga diri dari perbuatan tidak senonoh. Apabila mereka melakukan hal itu Allah mengizinkan kalian berpisah tempat tidur dengan mereka dan kalian diizinkan memukul mereka dengan pukulan yang tak mengganggu (kesehatan badan).

Bila mereka sudah tak lagi melakukan hal itu maka kalian wajib memberi nafkah dan pakaian kepada mereka secara baik-baik. Hendaklah kalian berlaku baik terhadap istri-istri kalian , mereka itu adalah mitra yang membantu kalian. Mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka sendiri. Kalian mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian berdasarkan ketentuan Allah.

“Wahai manusia sekalian, perhtikan kata-kataku yang telah kusampaikan (kepada kalian). Aku tinggalkan ditengah kalian suatu masalah yang jelas, jika kalian berpegang teguh pada-nya , kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.

Baca Juga "Memilih Pemimpin Merujuk Al-Quran"

“Wahai manusia sekalian, dengarkanlah kata-kataku dan pahamilah baik-baik. Kalian mengerti bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya dan semua kaum muslimin adalah bersaudara. Namun seseorang tidak dihalalkan (mengambil sesuatu) dari (milik) saudara kecuali yang diberikan dengan senang hati kepadanya. Janganlah sekali-kalikalian berlaku dzalim terhadap diri kalian sendiri. Ya Allah bukankah (semua) telah kusampaikan..?

Khutbah yang disampikan Rasulullah saw dihadapan sekitar 114.000 orang itu sungguh menyentuh kalbu dan hati. Jamaah pun tertunduk khidmat. Khotbah yang menerangkan tentag prinsip-prinsip Islam itu tak lain adalah Risalah yang akan menyelamatkan manusia dari kesesatan pikiran dan kegelapan. Karena sejatinya prinsip-prinsip itu tidak berubah, prinsip-prinsip moral Islam yang Universal.

Ketika Rasululah saw menyampaikan khutbah itu , suara Rasulullah saw mengalun dengan suara yang sedang, tidak cukup keras. Tetapi setiapkalimat yang beliau ucapkan menurut Ibnu Ishaq  diulang dengan suara yang keras oleh seorang sahabat yang bernama Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf supaya khutbah nabi itu bisa didengar oelh jamaah yang jumlahnya mencapai 114.000 orang.

Setelah Rasulullah berpesan agar kaum muslimin mengingat baik-baik akan pesan yang beliau sampaikan , lalu ia bertanya kepada jamaah , “ Tahukah kalian, hai apakah sekarang ini..?”.

Serentak menjawab, “Hari haji Akhbar”. Beliau lalu berkata lagi , “Jiwa dan harta kalian disucikan Allah swt seperti hari yang suci ini hingga tiba saatnya kalian menghadap Allah. Ya Allah …, sudah kusampaikan..?.

Jamaah menyahut “Ya..!”. rasulullah kemudian menengadah kelangit , dan berucap dengan penuh kekhusyukkan “Ya Allah, saksikanlah!”.

Usai menyampaikan khutbah Rasulullah kemudian turun dari untanya , Al-Qushwa dan tetap berada ditempat hingga tibalah waktu sholat dzuhur dan asar. Setelah itu, Rasulullah saw bersama jamaah berangkat menuju Shakarat (Arafah). Di Arafah itulah Rasulullah saw kemudian mendapat wahyu , “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamudan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku ,dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agamamu”. (QS. Al-Ma’idah :3).

Saat mendengar firman Allah swt itu, Abu Bakar seketika menitikkan air mata.Abu Bakar seperti tidak kuasa untuk menahan air mata. Karena dalam hati , Abu bakar merasakan bahwa dari ayat tersebut , dia mengerti tugas risalah telah selesai dilaksanakan oleh Rasulullah saw dan dia menduga tak lama lagi beliau akan kembali ke hadapan Allah swt.

Sebagian besar ulama’ini turun pada hari Jum’at tanggal 9 Dzulhijjah ketika Nabi Sedang wuuf di Arafah. Seteah matahari tenggelam, beliau bersama semua jamaah meninggalkan Arafah, kemudian berangkat ke Muzdalifah dan bermalam disana. Pagi harinya beliau ke Masy’arul haram, kemudian pergi ke Mina.

Dalam perjalanan itu beliau melempar jumrah. Usai menunaikan manasik tersebt, beliau kembali ke kemah lalu menyembelih 63 ekor unta, tiap ekornya untuk masa satu tahun umur beliau. Selebihnya dari jumah 100 ekor yang beliau bawa dari Madinah yakni 37 ekor beliau menyerahkan penyembelihannya kepada Ali bin Abi Thalib. Usai melaksanakan semua itu, Rasulullah saw lantas mencukur rambut dan berakhir ibadah haji yang beliau tunaikan bersama dengan jamaah pada tahun 10 Hijriyah itu yang dalam sejarah islam dikenal dengan sebutan haji wada’.

Setelah haji wada’ ditunaikan degan tuntas , dan Nabi pun menerangkan kepada jamaah berbagai cara ibadah haji (manasik) , rombongan haji wada’ pun lalu beranjak meninggalkan Mekkah pulang menuju Madinah.

Itulah perjalanan haji terakhir Nabi Muhammad saw dan haji itu dikenal dalam sejarah Islam dengan nama haji wada’ (perpisahan). Dinamakan haji wada’ karena ibadah haji itu adalah ibadah haji perpisahan lantaran beberapa saat kemudian beliau pulang keharibaan Allah swtmeninggalkan kaum muslimin untuk selama-lamanya.

Tetapi, ada juga orang yang menyebut ibadah haji tersebut sebagai hijjatul balagh itu disebabkan dalam ibadah haji itu nabi telah menyampaikan khutbah , tentang tugas risalahnya dan menyampaikan semua yang diperintahkan oleh Allah swt kepada umat manusia. Karena haji tersebut ada juga sebagian ulama menyebut dengan ‘Hijjatul Balagh’ yang berarti “ibadah haji penyampaian”.
Selain itu, ada pula orang yang menyebut perjalanan haji Rasulullah saw tahun 10 Hijriyah itu dengan nama Hijjatul Islam. Dinamakan demikian, karena dalam ibadah haji tersebut Allah swt telah menyempurnakan agama Islam bagi seluruh umat manusia , sebagai agama satu-satunya yang agama yang diridhai-Nya. Tak salah pula, jika haji tersebut dinamakan Hijjatul Islam.

(disarikan dari Membangun Peradaban Sejarah Muhammad Sejak Sebelum Diutus Menjadi Nabi, H.M.H Al-Hamid Al-Husaini,penerbit Pustaka Hidayah, Jakarta, 2000).
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 26 Mei 2018

Thursday, 24 May 2018

YANG MESTI ; di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji

YANG MESTI ;   di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji

Dasbor "Educasi Islam "


YANG MESTI  ;  di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji
Mabrur tidaknya seseorang dalam menunaikan ibadah haji merupakan rahasia Allah SWT. Namun demikian, upaya orang yang berhaji itu sangat menentukan kualitas ibadah hajinya masing-masing. Pemahaman tentang ibadah haji itu sendiri, serta pelaksanaan syarat dan rukunya tentu juga menentukan mabrur tidaknya ibadah haji seseorang. Tentu selain menentukan sah atau tidaknya haji seseorang.

Berikut ini tips-tips bagi orang yang hendak menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima ini , agar dalam pelaksanaannya tidak kesulitan sehingga ibadahnya pun menjadi khusyuk’. Jika ibadah haji sudah benar dan khusyu’ , maka insya Allah , Allah swt akan memberikan pahala yang adil, yaitu mendapatkan derajat seorang hajo mabrur .

Tips-tips nya sebagai berikut :
1.  Membawa bekal “kurma” (dalam bahasa jawa dibaca kurmo). Yakni bersyukur dan “nrimo” maksudnya , jika mendapatkan kenikmatan harus bersyukur , dan jika menghadapi kesulitan atau cobaan harus nrimo atau ikhlas. Sebab apapun yang terjadi di tanah suci adalah kehendak Allah swt
2.  Menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan kesabaran sebelum berangkat haji. Sebab banyak kemungkinan peristiwa yang terjadi di tanah suci nantinya diluar jangkauan, nalar, akal dan dugaan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya karena itulah kita harus persiapkan mental dengan mengikhlaskan apa-apa yang akan terjadi nanti di tanah suci.
3.  Orang yang berangkat haji harus istitho’ah (mampu).baik kemampuan harta benda untuk menunaikan ibadah haji dan untuk keluarga yang ditinggalkan , maupun kemampuan fisik (sehat jasmani dan rohani). Persiapan biayaibadah haji lebih baik dilakukan semenjak usia muda. Baik melalui Tabungan haji, Asuransi haji, Emas dan lain sebagainya.
4.  Disamping itu, kemampuan lainnya yang juga memiliki peranan penting adalah kesiapan ilmu pengetahuan akan ibadah haji , misalnya mengenai makna dan spiritualitas haji , tata cara (manasik haji) dan lainnya. Faktor kemampuan pengetahuan ini sangat penting untuk kesempurnaan haji. Tentu saja pengetahuan tersebut meliputi banyak hal, sejak proses pendaftaran, pembayaran ONH, perlengkapan dokumen, pengetahuan sejarah haji, serta proses perjalanan dan makan ritual yang terkandung dalm ibadah haji dan seterusnya.
5.  Bertaubat kepada Allah sebelum pergi haji maupun selama menunaikan ibadah haji.
6.  Menahan marah.
7.  Memaafkan kesalahan orang lain, sebelum orang tersebut memohon maaf.
8.  Kenali kondisi cuaca tanah suci dan perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi.


TIPS SAAT ANDA DI Majidil Haram :
1.  Karena banyaknya pintu masuk , jamaah harus mengingat-ingat dari pintu mana ia masuk. Ini menghindari tersesat atau kehilangan sandal. Di pintu masuk tersedia kotak-kotak tempat penyimpanan sandal. Jangan pernah meletakkan sandal dalam tumpukkan di lantai , karena kemungkinan besar akan tersapu kaki – kai jamaah atau disapu petugas kebersihan. Agar aman sebaiknya sandal dimasukkan kedalam kantong kain dan diletakkan disamping tempat jamaah sholat. Selain untuk sandal kantong kain bisa juga berfungsi untuk tempat paying, air atau barang-barang lainnya yang diperlukan pada saat kita menjalankan ritual haji.
2.  Di masjid ini tersedia 50 pintu yang dikhususkan untuk orang cacat dan tak mampu berjalan untuk mencapai lantai dua dan tiga (atap) juga disediakan ekskalator. Namun pada saat padat kadang ekskalator ini dimatian.
3.  Jika di lantai dasar penuh , jamaah bisa sholat dilantai dua dan atap. Banyak juga jamaah yang sebgaja sholat dibagian atap agar bisa memandang Ka’bah dari atas. Lokasi ang harus diwaspadai jamaah adalah di pelataran ka’bah , di pelataran masjid,pintu masuk keluar, dan dibukit marwa (tempat tahalul) , karena jamaah selalu beresak desakkan. Di lokasi tahalul sering terjadi pencopet berpura-pura menawarkan atau bahkan memaksa memotong rambut . Menurut kabar penjahat itu berasal dari luar Arab Saudi.
4.  Jika kehilangan barang , jamaah bisa mencarinya di kantor Maktab Mafqudat, yakni tempat untuk menampung barang-barang yang tercecer. Kantor ini terletak didekat pintu keluar Babusslam,pintu sebelah timur , diantara bukit hafa dan Marwa. Barang-barang yang tercecer di pelataran ka’bah biasanya juga dikumpulkan di Hijir Ismail.
5.  Toilet dan tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah. Letaknya dibawah tanah didepan pintu Malik Abdul Aziz dekat halaman bukit Marwa. Selain itu juga ada disamping pintu King Abdul Aziz dan beberapa pintu lainnya,. Jamaah juga bisa ke toilet atau berwudhu dibeberapa pertokoan yang ada diseputaran masjid.
6.  Sumur Zam-zam kini sudah ditutup. Namun jamaah tak kesulitan untuk mendapatkan air zam-zam disetiap sudut masjid. Air zam-zam disediakan dalam termo-termoz besar dengan gelas plastik sekali pakai. Baik juga membawa tempat minum jika ingin berlama-lama di masjid. Masjid haram buka selama 24 jam penuh. Perubahan udara Mekkah sangat ekstrim. Sering jamaah berangkat siang waktu udara cukup hangat dan pulang pada malam hari ketika udara sangat dingin. Jika akan lama berada di Masjid sebaiknya menyiapkan baju hangat.
7.  Datang ke masjidil haram sebaiknya minimal setengah jam sebelum waktu sholat.

( Berbagai Sumber)


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 25 Mei 2018

MENYIBAK RAHASIA HAJI MABRUR..?

MENYIBAK   RAHASIA HAJI MABRUR..?

DASBOR "EDUCASI ISLAM "


MENYIBAK ;  RAHASIA  HAJI MABRUR

“Haji Mabrur adalah haji yang maqgul, yang diterima ibadahnya oleh Allah. Didalamnya tersimpan sejuta rahasia kesucian hati, keagungan Allah dan rahasia – rahasia yang besar lainnya dari sang Rabb “..


Teidak ada balasan bagi hajimabrur kecuali surga, “Demikian bunyi hadits masyur riwayat Bukhari dan Muslim yang sudah sering berkali-kali kita dengar. Dari sabda Nabi tersebut , banyak yang harus kita tanyakan ; Mengapa haji mabrur langsung jaminannnya surga..? Apa gerangan riteria seseorang disebut haji mabrur sehingga langsung berhak masuk surge..?.

Kata mabrur berasal dari bahasa Arab yang artinya,”Mendapat Kebaikkan”, Akar kata mabrur berasal dari kata barra (birr-un, Al-Birr) yang artinya berbuat baik atau patuh. Dengan demikian haji mabrur berarti haji yang mendapatkan kebaikkan. Dengan kata lain , haji mabrur adalah haji pelakunya menjadi sosok orang yang lebih baik dari sebelum haji.

Dengan demikian, seseorang bisa disebut haji mabrur atau tidak bisa dilihat dari perilaku sosialnya setelah ia melakukan ibadah haji. Mabrur dan tidaknya haji seseorang itu bisa diukur dari amal shaleh sosial yang dilakukannya. Demikian menurut Muhamad Wahyuni Nafis dalam “Haji mabrur , Komitmen, Sosial dan Hak Asasi Manusia “.

Menurut Drs. M. Hamdan Rasyid , MA, secara harfiah haji mabrur berarti haji yang baik atau haji yang diterima oleh Allah swt. Sedangkan menurut syar’I ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya dengn memperhatikan berbagai syarat , rukun, dajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah.
Ibnu Kholawaih mengartikan al-Mabrur sebagai al-Maqbul yaituditerima. Sedang Imam al-Nawawi mengartikannya dengan sesuatu yang tidak bercampur dengan dosa.

Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa ibadah haji yang dilakukan seseorang baru dapat memeproleh predikat haji mabrur jika dilaksanakan dengan penuh keimanan dan keikhlasan , dengan penghayatan serta memenuhi aspek aqidah , syari’ah dan tasawuf.

Menurut Prof.Drs. Quraish Shihab, haji mabrur ditandai dengan berbekasnya setiap makna setiap amalan yang dilakukan di tanah suci sehingga terwujud dalam sikap dan tinggkah laku sehari-hari seperti menanggalkan segala bentuk kemewahan sekambalinya dari ibadah haji, tidak ada perbedaan status karena semuanya sama dihadapan Allah, tidak angkuh dan sebagainya.

Dalam Shahih Bukhari, Imam Bukhari mengulas persoalan haji mabrur ini alam bab, “Kelebihan Haji Mabrur” Sedangkan Imam Muslim dalam shahih muslim mengulasnya dalam bab “Iman kepada Allah Taala Seutama-utama Amalan”.

Baca juga "Mengajak Si kecil ke Masjid"

Jalan Syariat - Hakekat
Karena demikian istiewa haji mabrur maka jalan meraihnya adalah tidak mudah. Jalan yang mesti ditempuh saat jamaah berkemas dari rumahnya untuk berangkat haji bak dua sisi mata uang yang. Yang satu tak akan berarti tanpa yang lain. Itulah jalan syariat dan hakekat.

Jalan syariat dimulai pada hal yang sangat normative, yakni pengetahuan akan dalil haji. Inilah titik pemahaman awal yang menjadi ikatan erat di hati dan pikiran bahwa ibadah haji ini memang mesti dikerjakan, Surat Al-Hajj ayat 27 menyebut hajiadalah sebuah kewajiban, “Dan berserulah untukmengerjakan haji , niscahya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki , mengendarai unta yang kurus dari segala penjuru yang jauh “.

Bahasa yang lebih lugas bagi kewajiban haji ada pada sebuah hadits riwayat Ahmad Bin Hambal Muslin dan Nasai, dri Abu Hurairah bahwa Rasulullah berkhutbah, “Wahai manusia ! Allah telah menfardhukan haji bagimu, maka laksanakanlah!”.

Ulama’fiqih menetapkan bahwa amalan yang harus dikerjakan seseorang dalam ibadah haji ada sebelas macam, sebagaiman termaktub dalam Kitab Hadits yang enam : Shahih Bukhari , Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi, Au Daud, Nasai, dan Ibnu Majah.

Pertama : Ihram, yaitu, berniat dengan ibadah haji lafadznya adalah “Saya berniat melaksanakan ibadah haji dan untk itu saya berikhram ikhlas karena Allah swt. Jika ibadah haji dilakukan sealigus dengan Umrah Haji (haji Qiran) maka niatnya adalh “Saya berniat melaksanakan ibadah haji dan umrah dan untuk itu saya berihram dengan ikhlas karena Allah swt.

Kedua : memasuki Kota Mekkah, kemudian memasuki Masjidil Haram untuk melaksanakan Thawaf Qudum (selamat datang) sebanyak tujuh kali, yang dimulai dari hajar Aswad.

Baca Juga "Tragedi Berdarah di Malam Pengantin"

Ketiga : Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Selain Thawaf Qudum, ada empat jenis Thawaf lainnya yakni , Ifadah, yang dilaksanakan setelah wukuf di Arafah, Thawaf Wada’ (perpisahan) ketika hendak meninggalkan Kota Mekkah, Thawaf Umrah, yakni Thawaf dengan niat ibadah Umrah, dan terakhir Thawaf sunnah yang dilakukan kapan saja untuk mendekatkan diri kepada Alah swt.

Keempat : Sai, yaitu berjalan dan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah dengan niat ibadah tujuh kali putaran. Jumhur ulama’ menyebut Sa’i adalah rukun haji yang apabila ditinggalkan akan membatalkan haji orang yang bersangkutan.

Kelima : wukuf, Arafah yaitu berada di Arafah setelah tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijah lalu melaksanakan sholat jamak dzuhur dan asar berjamaah , berdzikir dan berdoa sampai sebelum tebenamnya matahari.

Keenam : Mabit Muzdalifah yakni berdiam di Muzdalifah sekalipub beberapa saat saja.

Ketujuh : Melontar Jumrah Aqabah yakni melontar batu tujuh kali dengan niat ibadah. Menurut madzab Sayfi’I dan Hanbali waktu melontar Jumrah Aqabah ini sejak tengah malam setelah mabit, di Muzdalifah , tetapilebih afdal setelah terbit matahari tanggal 10 dzulhijah.

Kedelapan : Mabit Mina yang menurut ulama’ fiqih ada dua macam, Mabit sebelum awukuf yang disebut hari tarwiyah dan berhubungan dengan melontar Jumrah yakni tanggal 11 dan 12 Dzulhijah.

Kesembilan : Bercukur atau memotong beberapa helai rambut. Bercukur lebih afdhal bagi laki-laki sedangkan bagi perempuan cukup memotong beberapa heai rambut saja.

Kesepuluh : Menyembelih hewan setelah melempar Jumrah Apalagi bagi jamaah haji yang melaksanakan haji Tamatuk dan haji qiran. Apabila tidak mampu maka diganti dengan puasa 10 hari dengan syarat 3 hari dilaksanakan di tanah suci dan sisanya dan sisanya ditempat asal.

Sementara yang kesebelas : Tahallul yaitu menanggalkan ihram karena telah selesai melaksanakan amalan/rukun haji seluruhnya dan sebagainya.

Amalan – amalan pokok haji diatur secara detail dalam ilmu fiqih yang bervariasipenjabarannya pada tiap-tipa madzab, syafi’I , Hanbali, Maliki dan Hanafi.

Diluar itu adap beberapa halyang mesti dicermati dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh :
Pertama : membaca doa-doa sesuai petunjuk Rasulullah saw. Diantara isi doa-doa yang perlu dimohonkan kepada Allah swt adalah ampunan dari segala dosa , kesalahan dan kekhilafan , harapan agar semua amalan ibadah kita diterim-Nya ;keselamatan dan kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat dan sebagainya.

Kedua : Menghindari hal-hal yang diharamkan saat melaksanakan Ihram.
Ketiga : Menghindari hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kemabruran haji , seperti, rafats, mengeuarkan perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh ; fusuq perbuatan dosa yang disebabkan oleh sifat-sofat yang tercela. Seperti takabur, iri hati, nammimah (adu domba) dan sebagainya ;jidal (berbantah-bantahan).

Keempat membayar denda (denda) sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Jika melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam ibadah haji , maka jamaah haji harus membayar dan sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Terakhir, saling mengingatkan dan menolong sesame jemaah haji.

Sebagai rangkaian ibadah yang disyariatkan amalan-amalan diatas tentu saja meniscahyakan kemestiaan muntuk melaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dengan tepat. Disinilah kemabruran haji dapat disibak kesempurnaan tuntunan ini diteruskan dengan kesempurnaan batin yang merupakan inti dari ibadah haji ini.

Ada suatu kisah cukup masyur yang dapat diambil hikmah tentang hakekat haji sebagai amal batin. Pada suatu masa, seprang tukang sepatu telang bertahun-tahun menabung untuk biaya haji. Ketika uangnya cukup ia memutuskan pergi haji tahun itu. Tapi, saat hendak berangkat, ia berjumpa dengan tetangganya yang sangat butuh pertolongan keuangan. Tukang sepatu itu akhirnya membatalkan berangkat haji dan uang yang telah dikumpulkannya ia serahkan kepada si tetangga. Ketika musim haji berlalu, tersiar kabar bahwa pada musim haji tahun itu tak satupun ada yang hajinya mabrur , kecuali si tukang sepatu.

Dari kisah diatas tampak bahwa haji mabrur tak lain adalah derajat bagi batin seorang hamba. Rangkaian rukun dan wajib haji adalah thariqnya atau jalan menuju kondisi batin itu.

Dalam sebuah hadits Nabi menjelaskan indikasihaji mabrur ; yakni thibul kalam (baik perkataannya) , ith’amu al-tha’am (memberi makan) dan yang terakhir adalah ifsyau al-salam (menyebarkan kedamaian). Jadi, haji mabrur terkait akhlaq budi pekerti yang luhur dan amal shale. Karena menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dalam ajaran islam sama pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan. Setiap muslim harus seimbang menjaga keduanya tetap terpelihara.

Al-Quran mengancam kaum muslimin dengan siksa api neraka yang sangat pedih bila hanya menjaga hubungan baik dengan Tuhan, sedang hubungan baik dengan sesame manusia terlupakan (QS.Al-Maun ; [107] : 4-5).

Nabi bersabda, bahwa diantara cirri-ciri orang yang mendapat “Haji mabrur” adalah ketaatan ibadahnya bertambah , tidak keluar dari mulutnya ungkapan tak baik dan empati sosial pada sesame semakin baik, termasuk dalam hal menyantuni anak yatim dan orang-orang yang tidak mampu. Jika seseorang melaksanakan hal itu , berarti sudah mendapatkan haji mabrur.

Ka’bah merupakan lambang dari wujud dan Keesaan Allah. Berthawaf di sekelilingnya melambangkan aktivitas manusia yang tidak pernah terlepas dari-Nya. Ka’bah bagai matahari yang sebagai pusat tata surya dan dikelilingi oleh planet-planetnya. Pertanyaanya, Apakah setelah berthawaf, segala aktivitas masih terikat oleh daya tarik Tuhan Yang Maha Esa..?. Kalau tidak, maka poros haji anda keluar dari orbitnya. Artinya haji belum mencapai maqam Haji Mabrur.

Karenanya menurut Reza M. Starief serang spiritualis muda muslim , haji mabrur tak lain adalah pencerahan yang sebenar-benarnya yang berlangsung terus seumur hidup dimana hati tersentuh dengan pusat kesucian yakni Allah swt.

“Jika Ramadhan adalah terminal tahunan bagi muslim maka haji adalah terminal seumur hidup “. Ujar Reza. Darisinilah karakter kenaikkan terpatri dan dengan kebaikkan juga akan tersebar

Kita berdoa semoga musim haji mendatang jamaah kita yang memperoleh predikat haji mabrur semakin bertambah karena negeri kita yang masih banyak dirundung nestapa dan dibanjiri pelbagai bentuk kezaliman ini sangat butuh pencerahan, kedamaian dan hembusan sejuk dari petuah-petuah mereka orang-orang pilihan Allah yang menyandang sebagai Haji Mabrur semoga Amiiin.

( Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 25 Mei 2018

Wednesday, 23 May 2018

HAKEKAT PASANGAN HIDUP SEJATI..?

HAKEKAT   PASANGAN HIDUP SEJATI..?


HAKEKAT  PASANGAN HIDUP  SEJATI..?

“Engkau mengira mereka sudah menyatu padu, padahal hati mereka tercerai berai “. (QS. Al-Hasyr 59 :14).


Banyak motif yang ingin dicapai orang dengan pernikahan. Selalu aja ada harapan yang tersimpan terhadap pasangan, bahkan dibalik sikap diam sekalipun. Ada yang mengejar harta, rupa yang jelita, popularitas, kehormatan, kedudukan dan lain-lain. Alasan-alasan demikian banyak kita temukan pada kebanyakan manusia.

Tapi Mukmin sejati jelas berbeda, sama sekali beda. Sebab bagi orang yang beriman, itu semua hanyalah pernak-pernik duniawi yang kecil harganya. Sifatnyafana ; lekas diperoleh, cepat pula hilangnya. Orang-orang yang dadanya sudah dipenuhi dengan Iman tak bisa digoda oleh dunia yang tiada berharga.

Walaupun Indonesia Negara miskin, tapi masih banyak orang-orang berharta yang bisa digaet. Namun siap yang bisa menjamin, harta bisa membahagiakan, siapa pula yang menjamin bahwa kekayaan itu abadi. Berapa banyak hartawan tapi menderita, bahkan banyak pula yang jatuh melarat dalam sekejap mata bahakn melebihi orang yang sebelumnya melarat.

Betapa gampang mendapatkan wanita canti jelita atau gagah, tapi kelebihan itu pula yang sering mendatangkan malapetaka. Buankah banyak orang yang rupawan tapi hidupnya merana saat kebanggaannya hilang dimakan usia atau hancur dimakan musibah.Menggaet orang yang prestisius, ngotop atau terhormat dimata manusia juga mudah. Tapi ini Negara kejam, betapa banyak orang-orang terkenal, hebat dan terhormat jatuh hina dina. Yang dahulu pusat perhatian sekarang tiada lagi yang memandang.

Ternyata apa yang didamba orang kebanyakkan belum jaminan kokohnya mahligai rumah tangga. Sekali lagi, hal yang demikian bagi hamba yang beriman fana belaka. Andai Allah menakdirkan seorang mukmin menjadi laki-laki sempurna, maka dia tak akan sudi menerima perempuan yang mengejar kelebihannya saja. Dia tentu menolak dinikahi gara-gara embel-embel duniawi, bukan harapan keindahan kepribadiannya.
Kalaupun ada perempuan sempurna yang punya kelebihan diatas laki-laki mukmin tak akan menharapkannya. Perjuangan akan kurang maknanya untuk perempuan yang demikian hebat. Masih banyak muslimah lain yang lebih berhak diperjuangka.

Manusia memang tidak pantas mengharapkan kesempurnaan, sebab yang demikian itu mustahil ada di dunia ini. Namun kita berhak meminta hati yang utuh dan tulus dari pasangan sah. Kalau bisa diibaratkan , hati yanh utuh bagaikan lingkaran yang bulat penuh itu tidak sumbang sedikitpun.Jangan separoh hati, tergorespun sedikit dia tidak sempurna.

Pernikahan merupakan rute hidupyang banyak masalah, silih berganti dan tiada pernah usai. Bagaimana mungkin menghadapinya kalau hati suami istri tidak menyatu atau tidak kompak. Gara-gara ia berbagi dengan yang lain , walau Cuma secuil. Mungkin permintaan beginirada-rada aneh, tapi itulah yang hakiki segaian pondasi utama dalam membina rumah tangga sakinah. Menikah sesungguhnya menyatukan dua hati, bukan dua tubuh, Kalau menyatukan du fisik saja , apa bedanya dengan hewan..?. Padahal kita manusia yang dilebihkan akal budi.Mengapaharus merendahkan diri dengan sesuatu yang tiada bernilai dihadapan Allah.

Perkara hati adalah misteri yang paling rumit ; hanya yang bersangkutan dan Allah saja yang tahu. Oleh karena itu, saatnya jujur pada suara nurani ; sanggupkah memberikan hati yang sempurna bagi pasangan yang sah..?.

Sungguh malang jika suami atau istri hanya mendapatkan hati compang-camping. Andai dapat hati yang sumbing atau separuh, maka bersiap-siaplah memasuki takdir yang pahit dikemudian hari. Inilah musibah terbesar bagi masa depan cinta. Kemalangan terperih yang akan ditangisi sampai akhir hayat. Sekaligus titik lemah paling berbahaya bagi mahligai rumah tangga.
Mengapa ngotot mempertanyakan..?. secara kejiwaan hati manusia tidak bisa berbagi. Sekalimenerima seseorang dihatinya , dia tak akan lupa sampai mati. Meski sudah punya pasangan yang mencintai atau keluarga yang bahagia ; dia tetap tak akan melupakan. Begitulah ajaibnya hati.

Pria sebenarnya juga membutuhkan kekuatan hati wanita. Bahkan laki-lakipaling brutal dan ganaspun mengakuinya, seperti Hitler ataupun Napoleon. Beberapa ulama’ terkemuka memilih langkah ekstrim tidak menikah/tetap melajang (‘ulama’ al-uzzab) daripada hancur ditangan wanita berhati lemah.

Nikah bukan bisnis yang mencari keuntungandari pasangan. Nikah itu perjuangan yang dipertanggunggjawabkan dunia akhirat. Hidup terlalu sederhana bila hanya untuk makan, minum, tidur, buang air, nikah, cari uang, punya anak, tua, lantas mati. Banyak hal yang bisa kita lakukan, yang bermanfaat bagi peradaban.

Bila tanpa keterpaduan hati secara utuh, bagaimana mungkin kuat menghadapi masa depan.Bukankah tantangan hari esok lebih berat dari sekarang ini..?. Makanya sangat penting kekuatan hati dalam rangka menjinakkannya.

Kalau Azzam sudah tertanam tak ada yang perlu ditakutka. Resiko tertinggi dalam hidup hanyalah kematian, lagi pula setiap orang yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kendati setiap orang matinya berbeda-beda , tapi sifat wafat dalam nafas yang sama. Lebih baik mati saat membela pasangan berhati mulia, daripada mati  di istana tanpa berjuang apa- apa.

Sebab nikah sama artinya memilih jalan panjang bertabur onak dan duri. Ketika dua kutub sudah menyatu ; banyak perbedaan karakter , selera, cara pandang, sikap hidup sampai dengan hal yang remeh-remeh. Semua perbedaan akan menjadi bom waktu jika tidak punya pondasi yang kokoh. Oleh karenanya  kekompakkan hati mutlak dibutuhkan, jika tidak niscahya neraka dunia akan tercipta.

Cinta tidak runtuh begitu saja pada malam pertama. Cinta itu akan datang setelah melalui proses dan penghayatan. Modal utamanya, rasa percaya dan keyakinan. Tapi jika hati saja tidak utuh, apa modal suami istri selainnya..?. Ketahuilah bahwa hati, yang utuh akan melahirkan kekuatan dahsyat.

Karena kekuatan hati, seseorang berjuang menjadi seuatu yang berharga dihati orang yang dipujanya. Dia ingin mendapatkan kebanggaan dihadapan Allah karena membela pasangan cinta sejati. Sehingga ia tak pernah berharap dengan puji sanjung atau tak peduli caci maki manusia.

Dengan hati yang menyatu, langkah hidup lebih bermakna, sebab hati akan letih dengan main-main. Suami istri bisa saling mempersembahkan yang terbaik, diatas segala kelemahan dan kekurangan diri. Mereka ingin merasakan ketenangan bersama tambatan hati, pautan cinta. Sesuatu yang abadi, bukan basa-basi apalagi polesan luar belaka.

Wajarlah bila saling meminta itu satu hal yang utama sebagai pondasi cinta. Lagi pula, yang dipinta itu hal yang sederhana, bukankah semua orang punya hati..?. Salahkan mendambakan dari pasangan sendiri..?. Bukankah itu kunci aman untuk mencegah perselingkuan..?. Meski hanya perselingkuhan imajinasi dalam hati..?.
Banyak suami istri yang hanya menjadi pasangan mesra saat pesta. Keharmonisan yang artifisal mereka sajikan didepan umum. Suami yang begitu perhatian dan melindungi , juga istri yang sangat kasih dan penyayang.kedekatan yang serba pura-pura sangat dipaksakan saat acara Show time apalagi didepan kamera.

Kehangatan itu lenyap tanpa bekas saat pulang kerumah, yang meletus berikutnya adalah api egoism pribadi , sebab mereka lupa bahwa pernikahan yang langgeng bukanlah kemana-mana selalu berdua. Kebersamaan fisikbelum jaminan menyatunya hati. Terbukti lagi bahwa niat merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan berumah tangga. Apapun yang terjadi kita bisa kembali mempertanyakan niat semula.

Tidak pernah ada kata terlambat agar kembali menata hati. Ibarat lingkaran, kita bisa kembali membuatnya bulat sempurna tanpa sumbing. Seiring usaha gigih memberi pengertian pada diri, dialah belahan jiwa yang harus diterima sepenuh hati, bukan separuh nafas tetapi segenap jiwa raga.

Dengan mengurangi keinginan terhadap pasangan, insya Allah kita akan bisa menerimanya secara utuh di hati. Saatnya bersama mengokohkan kembali pondasi utama rumah tangga, yaitu keterpautan hatiyang utuh.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 24 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...