Blog Konten Islam

Thursday 24 May 2018

YANG MESTI ; di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji

YANG MESTI ;   di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji

Dasbor "Educasi Islam "


YANG MESTI  ;  di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji
Mabrur tidaknya seseorang dalam menunaikan ibadah haji merupakan rahasia Allah SWT. Namun demikian, upaya orang yang berhaji itu sangat menentukan kualitas ibadah hajinya masing-masing. Pemahaman tentang ibadah haji itu sendiri, serta pelaksanaan syarat dan rukunya tentu juga menentukan mabrur tidaknya ibadah haji seseorang. Tentu selain menentukan sah atau tidaknya haji seseorang.

Berikut ini tips-tips bagi orang yang hendak menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima ini , agar dalam pelaksanaannya tidak kesulitan sehingga ibadahnya pun menjadi khusyuk’. Jika ibadah haji sudah benar dan khusyu’ , maka insya Allah , Allah swt akan memberikan pahala yang adil, yaitu mendapatkan derajat seorang hajo mabrur .

Tips-tips nya sebagai berikut :
1.  Membawa bekal “kurma” (dalam bahasa jawa dibaca kurmo). Yakni bersyukur dan “nrimo” maksudnya , jika mendapatkan kenikmatan harus bersyukur , dan jika menghadapi kesulitan atau cobaan harus nrimo atau ikhlas. Sebab apapun yang terjadi di tanah suci adalah kehendak Allah swt
2.  Menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan kesabaran sebelum berangkat haji. Sebab banyak kemungkinan peristiwa yang terjadi di tanah suci nantinya diluar jangkauan, nalar, akal dan dugaan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya karena itulah kita harus persiapkan mental dengan mengikhlaskan apa-apa yang akan terjadi nanti di tanah suci.
3.  Orang yang berangkat haji harus istitho’ah (mampu).baik kemampuan harta benda untuk menunaikan ibadah haji dan untuk keluarga yang ditinggalkan , maupun kemampuan fisik (sehat jasmani dan rohani). Persiapan biayaibadah haji lebih baik dilakukan semenjak usia muda. Baik melalui Tabungan haji, Asuransi haji, Emas dan lain sebagainya.
4.  Disamping itu, kemampuan lainnya yang juga memiliki peranan penting adalah kesiapan ilmu pengetahuan akan ibadah haji , misalnya mengenai makna dan spiritualitas haji , tata cara (manasik haji) dan lainnya. Faktor kemampuan pengetahuan ini sangat penting untuk kesempurnaan haji. Tentu saja pengetahuan tersebut meliputi banyak hal, sejak proses pendaftaran, pembayaran ONH, perlengkapan dokumen, pengetahuan sejarah haji, serta proses perjalanan dan makan ritual yang terkandung dalm ibadah haji dan seterusnya.
5.  Bertaubat kepada Allah sebelum pergi haji maupun selama menunaikan ibadah haji.
6.  Menahan marah.
7.  Memaafkan kesalahan orang lain, sebelum orang tersebut memohon maaf.
8.  Kenali kondisi cuaca tanah suci dan perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi.


TIPS SAAT ANDA DI Majidil Haram :
1.  Karena banyaknya pintu masuk , jamaah harus mengingat-ingat dari pintu mana ia masuk. Ini menghindari tersesat atau kehilangan sandal. Di pintu masuk tersedia kotak-kotak tempat penyimpanan sandal. Jangan pernah meletakkan sandal dalam tumpukkan di lantai , karena kemungkinan besar akan tersapu kaki – kai jamaah atau disapu petugas kebersihan. Agar aman sebaiknya sandal dimasukkan kedalam kantong kain dan diletakkan disamping tempat jamaah sholat. Selain untuk sandal kantong kain bisa juga berfungsi untuk tempat paying, air atau barang-barang lainnya yang diperlukan pada saat kita menjalankan ritual haji.
2.  Di masjid ini tersedia 50 pintu yang dikhususkan untuk orang cacat dan tak mampu berjalan untuk mencapai lantai dua dan tiga (atap) juga disediakan ekskalator. Namun pada saat padat kadang ekskalator ini dimatian.
3.  Jika di lantai dasar penuh , jamaah bisa sholat dilantai dua dan atap. Banyak juga jamaah yang sebgaja sholat dibagian atap agar bisa memandang Ka’bah dari atas. Lokasi ang harus diwaspadai jamaah adalah di pelataran ka’bah , di pelataran masjid,pintu masuk keluar, dan dibukit marwa (tempat tahalul) , karena jamaah selalu beresak desakkan. Di lokasi tahalul sering terjadi pencopet berpura-pura menawarkan atau bahkan memaksa memotong rambut . Menurut kabar penjahat itu berasal dari luar Arab Saudi.
4.  Jika kehilangan barang , jamaah bisa mencarinya di kantor Maktab Mafqudat, yakni tempat untuk menampung barang-barang yang tercecer. Kantor ini terletak didekat pintu keluar Babusslam,pintu sebelah timur , diantara bukit hafa dan Marwa. Barang-barang yang tercecer di pelataran ka’bah biasanya juga dikumpulkan di Hijir Ismail.
5.  Toilet dan tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah. Letaknya dibawah tanah didepan pintu Malik Abdul Aziz dekat halaman bukit Marwa. Selain itu juga ada disamping pintu King Abdul Aziz dan beberapa pintu lainnya,. Jamaah juga bisa ke toilet atau berwudhu dibeberapa pertokoan yang ada diseputaran masjid.
6.  Sumur Zam-zam kini sudah ditutup. Namun jamaah tak kesulitan untuk mendapatkan air zam-zam disetiap sudut masjid. Air zam-zam disediakan dalam termo-termoz besar dengan gelas plastik sekali pakai. Baik juga membawa tempat minum jika ingin berlama-lama di masjid. Masjid haram buka selama 24 jam penuh. Perubahan udara Mekkah sangat ekstrim. Sering jamaah berangkat siang waktu udara cukup hangat dan pulang pada malam hari ketika udara sangat dingin. Jika akan lama berada di Masjid sebaiknya menyiapkan baju hangat.
7.  Datang ke masjidil haram sebaiknya minimal setengah jam sebelum waktu sholat.

( Berbagai Sumber)


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 25 Mei 2018

MENYIBAK RAHASIA HAJI MABRUR..?

MENYIBAK   RAHASIA HAJI MABRUR..?

DASBOR "EDUCASI ISLAM "


MENYIBAK ;  RAHASIA  HAJI MABRUR

“Haji Mabrur adalah haji yang maqgul, yang diterima ibadahnya oleh Allah. Didalamnya tersimpan sejuta rahasia kesucian hati, keagungan Allah dan rahasia – rahasia yang besar lainnya dari sang Rabb “..


Teidak ada balasan bagi hajimabrur kecuali surga, “Demikian bunyi hadits masyur riwayat Bukhari dan Muslim yang sudah sering berkali-kali kita dengar. Dari sabda Nabi tersebut , banyak yang harus kita tanyakan ; Mengapa haji mabrur langsung jaminannnya surga..? Apa gerangan riteria seseorang disebut haji mabrur sehingga langsung berhak masuk surge..?.

Kata mabrur berasal dari bahasa Arab yang artinya,”Mendapat Kebaikkan”, Akar kata mabrur berasal dari kata barra (birr-un, Al-Birr) yang artinya berbuat baik atau patuh. Dengan demikian haji mabrur berarti haji yang mendapatkan kebaikkan. Dengan kata lain , haji mabrur adalah haji pelakunya menjadi sosok orang yang lebih baik dari sebelum haji.

Dengan demikian, seseorang bisa disebut haji mabrur atau tidak bisa dilihat dari perilaku sosialnya setelah ia melakukan ibadah haji. Mabrur dan tidaknya haji seseorang itu bisa diukur dari amal shaleh sosial yang dilakukannya. Demikian menurut Muhamad Wahyuni Nafis dalam “Haji mabrur , Komitmen, Sosial dan Hak Asasi Manusia “.

Menurut Drs. M. Hamdan Rasyid , MA, secara harfiah haji mabrur berarti haji yang baik atau haji yang diterima oleh Allah swt. Sedangkan menurut syar’I ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya dengn memperhatikan berbagai syarat , rukun, dajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah.
Ibnu Kholawaih mengartikan al-Mabrur sebagai al-Maqbul yaituditerima. Sedang Imam al-Nawawi mengartikannya dengan sesuatu yang tidak bercampur dengan dosa.

Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa ibadah haji yang dilakukan seseorang baru dapat memeproleh predikat haji mabrur jika dilaksanakan dengan penuh keimanan dan keikhlasan , dengan penghayatan serta memenuhi aspek aqidah , syari’ah dan tasawuf.

Menurut Prof.Drs. Quraish Shihab, haji mabrur ditandai dengan berbekasnya setiap makna setiap amalan yang dilakukan di tanah suci sehingga terwujud dalam sikap dan tinggkah laku sehari-hari seperti menanggalkan segala bentuk kemewahan sekambalinya dari ibadah haji, tidak ada perbedaan status karena semuanya sama dihadapan Allah, tidak angkuh dan sebagainya.

Dalam Shahih Bukhari, Imam Bukhari mengulas persoalan haji mabrur ini alam bab, “Kelebihan Haji Mabrur” Sedangkan Imam Muslim dalam shahih muslim mengulasnya dalam bab “Iman kepada Allah Taala Seutama-utama Amalan”.

Baca juga "Mengajak Si kecil ke Masjid"

Jalan Syariat - Hakekat
Karena demikian istiewa haji mabrur maka jalan meraihnya adalah tidak mudah. Jalan yang mesti ditempuh saat jamaah berkemas dari rumahnya untuk berangkat haji bak dua sisi mata uang yang. Yang satu tak akan berarti tanpa yang lain. Itulah jalan syariat dan hakekat.

Jalan syariat dimulai pada hal yang sangat normative, yakni pengetahuan akan dalil haji. Inilah titik pemahaman awal yang menjadi ikatan erat di hati dan pikiran bahwa ibadah haji ini memang mesti dikerjakan, Surat Al-Hajj ayat 27 menyebut hajiadalah sebuah kewajiban, “Dan berserulah untukmengerjakan haji , niscahya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki , mengendarai unta yang kurus dari segala penjuru yang jauh “.

Bahasa yang lebih lugas bagi kewajiban haji ada pada sebuah hadits riwayat Ahmad Bin Hambal Muslin dan Nasai, dri Abu Hurairah bahwa Rasulullah berkhutbah, “Wahai manusia ! Allah telah menfardhukan haji bagimu, maka laksanakanlah!”.

Ulama’fiqih menetapkan bahwa amalan yang harus dikerjakan seseorang dalam ibadah haji ada sebelas macam, sebagaiman termaktub dalam Kitab Hadits yang enam : Shahih Bukhari , Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi, Au Daud, Nasai, dan Ibnu Majah.

Pertama : Ihram, yaitu, berniat dengan ibadah haji lafadznya adalah “Saya berniat melaksanakan ibadah haji dan untk itu saya berikhram ikhlas karena Allah swt. Jika ibadah haji dilakukan sealigus dengan Umrah Haji (haji Qiran) maka niatnya adalh “Saya berniat melaksanakan ibadah haji dan umrah dan untuk itu saya berihram dengan ikhlas karena Allah swt.

Kedua : memasuki Kota Mekkah, kemudian memasuki Masjidil Haram untuk melaksanakan Thawaf Qudum (selamat datang) sebanyak tujuh kali, yang dimulai dari hajar Aswad.

Baca Juga "Tragedi Berdarah di Malam Pengantin"

Ketiga : Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Selain Thawaf Qudum, ada empat jenis Thawaf lainnya yakni , Ifadah, yang dilaksanakan setelah wukuf di Arafah, Thawaf Wada’ (perpisahan) ketika hendak meninggalkan Kota Mekkah, Thawaf Umrah, yakni Thawaf dengan niat ibadah Umrah, dan terakhir Thawaf sunnah yang dilakukan kapan saja untuk mendekatkan diri kepada Alah swt.

Keempat : Sai, yaitu berjalan dan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah dengan niat ibadah tujuh kali putaran. Jumhur ulama’ menyebut Sa’i adalah rukun haji yang apabila ditinggalkan akan membatalkan haji orang yang bersangkutan.

Kelima : wukuf, Arafah yaitu berada di Arafah setelah tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijah lalu melaksanakan sholat jamak dzuhur dan asar berjamaah , berdzikir dan berdoa sampai sebelum tebenamnya matahari.

Keenam : Mabit Muzdalifah yakni berdiam di Muzdalifah sekalipub beberapa saat saja.

Ketujuh : Melontar Jumrah Aqabah yakni melontar batu tujuh kali dengan niat ibadah. Menurut madzab Sayfi’I dan Hanbali waktu melontar Jumrah Aqabah ini sejak tengah malam setelah mabit, di Muzdalifah , tetapilebih afdal setelah terbit matahari tanggal 10 dzulhijah.

Kedelapan : Mabit Mina yang menurut ulama’ fiqih ada dua macam, Mabit sebelum awukuf yang disebut hari tarwiyah dan berhubungan dengan melontar Jumrah yakni tanggal 11 dan 12 Dzulhijah.

Kesembilan : Bercukur atau memotong beberapa helai rambut. Bercukur lebih afdhal bagi laki-laki sedangkan bagi perempuan cukup memotong beberapa heai rambut saja.

Kesepuluh : Menyembelih hewan setelah melempar Jumrah Apalagi bagi jamaah haji yang melaksanakan haji Tamatuk dan haji qiran. Apabila tidak mampu maka diganti dengan puasa 10 hari dengan syarat 3 hari dilaksanakan di tanah suci dan sisanya dan sisanya ditempat asal.

Sementara yang kesebelas : Tahallul yaitu menanggalkan ihram karena telah selesai melaksanakan amalan/rukun haji seluruhnya dan sebagainya.

Amalan – amalan pokok haji diatur secara detail dalam ilmu fiqih yang bervariasipenjabarannya pada tiap-tipa madzab, syafi’I , Hanbali, Maliki dan Hanafi.

Diluar itu adap beberapa halyang mesti dicermati dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh :
Pertama : membaca doa-doa sesuai petunjuk Rasulullah saw. Diantara isi doa-doa yang perlu dimohonkan kepada Allah swt adalah ampunan dari segala dosa , kesalahan dan kekhilafan , harapan agar semua amalan ibadah kita diterim-Nya ;keselamatan dan kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat dan sebagainya.

Kedua : Menghindari hal-hal yang diharamkan saat melaksanakan Ihram.
Ketiga : Menghindari hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kemabruran haji , seperti, rafats, mengeuarkan perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh ; fusuq perbuatan dosa yang disebabkan oleh sifat-sofat yang tercela. Seperti takabur, iri hati, nammimah (adu domba) dan sebagainya ;jidal (berbantah-bantahan).

Keempat membayar denda (denda) sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Jika melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam ibadah haji , maka jamaah haji harus membayar dan sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Terakhir, saling mengingatkan dan menolong sesame jemaah haji.

Sebagai rangkaian ibadah yang disyariatkan amalan-amalan diatas tentu saja meniscahyakan kemestiaan muntuk melaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dengan tepat. Disinilah kemabruran haji dapat disibak kesempurnaan tuntunan ini diteruskan dengan kesempurnaan batin yang merupakan inti dari ibadah haji ini.

Ada suatu kisah cukup masyur yang dapat diambil hikmah tentang hakekat haji sebagai amal batin. Pada suatu masa, seprang tukang sepatu telang bertahun-tahun menabung untuk biaya haji. Ketika uangnya cukup ia memutuskan pergi haji tahun itu. Tapi, saat hendak berangkat, ia berjumpa dengan tetangganya yang sangat butuh pertolongan keuangan. Tukang sepatu itu akhirnya membatalkan berangkat haji dan uang yang telah dikumpulkannya ia serahkan kepada si tetangga. Ketika musim haji berlalu, tersiar kabar bahwa pada musim haji tahun itu tak satupun ada yang hajinya mabrur , kecuali si tukang sepatu.

Dari kisah diatas tampak bahwa haji mabrur tak lain adalah derajat bagi batin seorang hamba. Rangkaian rukun dan wajib haji adalah thariqnya atau jalan menuju kondisi batin itu.

Dalam sebuah hadits Nabi menjelaskan indikasihaji mabrur ; yakni thibul kalam (baik perkataannya) , ith’amu al-tha’am (memberi makan) dan yang terakhir adalah ifsyau al-salam (menyebarkan kedamaian). Jadi, haji mabrur terkait akhlaq budi pekerti yang luhur dan amal shale. Karena menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dalam ajaran islam sama pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan. Setiap muslim harus seimbang menjaga keduanya tetap terpelihara.

Al-Quran mengancam kaum muslimin dengan siksa api neraka yang sangat pedih bila hanya menjaga hubungan baik dengan Tuhan, sedang hubungan baik dengan sesame manusia terlupakan (QS.Al-Maun ; [107] : 4-5).

Nabi bersabda, bahwa diantara cirri-ciri orang yang mendapat “Haji mabrur” adalah ketaatan ibadahnya bertambah , tidak keluar dari mulutnya ungkapan tak baik dan empati sosial pada sesame semakin baik, termasuk dalam hal menyantuni anak yatim dan orang-orang yang tidak mampu. Jika seseorang melaksanakan hal itu , berarti sudah mendapatkan haji mabrur.

Ka’bah merupakan lambang dari wujud dan Keesaan Allah. Berthawaf di sekelilingnya melambangkan aktivitas manusia yang tidak pernah terlepas dari-Nya. Ka’bah bagai matahari yang sebagai pusat tata surya dan dikelilingi oleh planet-planetnya. Pertanyaanya, Apakah setelah berthawaf, segala aktivitas masih terikat oleh daya tarik Tuhan Yang Maha Esa..?. Kalau tidak, maka poros haji anda keluar dari orbitnya. Artinya haji belum mencapai maqam Haji Mabrur.

Karenanya menurut Reza M. Starief serang spiritualis muda muslim , haji mabrur tak lain adalah pencerahan yang sebenar-benarnya yang berlangsung terus seumur hidup dimana hati tersentuh dengan pusat kesucian yakni Allah swt.

“Jika Ramadhan adalah terminal tahunan bagi muslim maka haji adalah terminal seumur hidup “. Ujar Reza. Darisinilah karakter kenaikkan terpatri dan dengan kebaikkan juga akan tersebar

Kita berdoa semoga musim haji mendatang jamaah kita yang memperoleh predikat haji mabrur semakin bertambah karena negeri kita yang masih banyak dirundung nestapa dan dibanjiri pelbagai bentuk kezaliman ini sangat butuh pencerahan, kedamaian dan hembusan sejuk dari petuah-petuah mereka orang-orang pilihan Allah yang menyandang sebagai Haji Mabrur semoga Amiiin.

( Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 25 Mei 2018

Wednesday 23 May 2018

HAKEKAT PASANGAN HIDUP SEJATI..?

HAKEKAT   PASANGAN HIDUP SEJATI..?


HAKEKAT  PASANGAN HIDUP  SEJATI..?

“Engkau mengira mereka sudah menyatu padu, padahal hati mereka tercerai berai “. (QS. Al-Hasyr 59 :14).


Banyak motif yang ingin dicapai orang dengan pernikahan. Selalu aja ada harapan yang tersimpan terhadap pasangan, bahkan dibalik sikap diam sekalipun. Ada yang mengejar harta, rupa yang jelita, popularitas, kehormatan, kedudukan dan lain-lain. Alasan-alasan demikian banyak kita temukan pada kebanyakan manusia.

Tapi Mukmin sejati jelas berbeda, sama sekali beda. Sebab bagi orang yang beriman, itu semua hanyalah pernak-pernik duniawi yang kecil harganya. Sifatnyafana ; lekas diperoleh, cepat pula hilangnya. Orang-orang yang dadanya sudah dipenuhi dengan Iman tak bisa digoda oleh dunia yang tiada berharga.

Walaupun Indonesia Negara miskin, tapi masih banyak orang-orang berharta yang bisa digaet. Namun siap yang bisa menjamin, harta bisa membahagiakan, siapa pula yang menjamin bahwa kekayaan itu abadi. Berapa banyak hartawan tapi menderita, bahkan banyak pula yang jatuh melarat dalam sekejap mata bahakn melebihi orang yang sebelumnya melarat.

Betapa gampang mendapatkan wanita canti jelita atau gagah, tapi kelebihan itu pula yang sering mendatangkan malapetaka. Buankah banyak orang yang rupawan tapi hidupnya merana saat kebanggaannya hilang dimakan usia atau hancur dimakan musibah.Menggaet orang yang prestisius, ngotop atau terhormat dimata manusia juga mudah. Tapi ini Negara kejam, betapa banyak orang-orang terkenal, hebat dan terhormat jatuh hina dina. Yang dahulu pusat perhatian sekarang tiada lagi yang memandang.

Ternyata apa yang didamba orang kebanyakkan belum jaminan kokohnya mahligai rumah tangga. Sekali lagi, hal yang demikian bagi hamba yang beriman fana belaka. Andai Allah menakdirkan seorang mukmin menjadi laki-laki sempurna, maka dia tak akan sudi menerima perempuan yang mengejar kelebihannya saja. Dia tentu menolak dinikahi gara-gara embel-embel duniawi, bukan harapan keindahan kepribadiannya.
Kalaupun ada perempuan sempurna yang punya kelebihan diatas laki-laki mukmin tak akan menharapkannya. Perjuangan akan kurang maknanya untuk perempuan yang demikian hebat. Masih banyak muslimah lain yang lebih berhak diperjuangka.

Manusia memang tidak pantas mengharapkan kesempurnaan, sebab yang demikian itu mustahil ada di dunia ini. Namun kita berhak meminta hati yang utuh dan tulus dari pasangan sah. Kalau bisa diibaratkan , hati yanh utuh bagaikan lingkaran yang bulat penuh itu tidak sumbang sedikitpun.Jangan separoh hati, tergorespun sedikit dia tidak sempurna.

Pernikahan merupakan rute hidupyang banyak masalah, silih berganti dan tiada pernah usai. Bagaimana mungkin menghadapinya kalau hati suami istri tidak menyatu atau tidak kompak. Gara-gara ia berbagi dengan yang lain , walau Cuma secuil. Mungkin permintaan beginirada-rada aneh, tapi itulah yang hakiki segaian pondasi utama dalam membina rumah tangga sakinah. Menikah sesungguhnya menyatukan dua hati, bukan dua tubuh, Kalau menyatukan du fisik saja , apa bedanya dengan hewan..?. Padahal kita manusia yang dilebihkan akal budi.Mengapaharus merendahkan diri dengan sesuatu yang tiada bernilai dihadapan Allah.

Perkara hati adalah misteri yang paling rumit ; hanya yang bersangkutan dan Allah saja yang tahu. Oleh karena itu, saatnya jujur pada suara nurani ; sanggupkah memberikan hati yang sempurna bagi pasangan yang sah..?.

Sungguh malang jika suami atau istri hanya mendapatkan hati compang-camping. Andai dapat hati yang sumbing atau separuh, maka bersiap-siaplah memasuki takdir yang pahit dikemudian hari. Inilah musibah terbesar bagi masa depan cinta. Kemalangan terperih yang akan ditangisi sampai akhir hayat. Sekaligus titik lemah paling berbahaya bagi mahligai rumah tangga.
Mengapa ngotot mempertanyakan..?. secara kejiwaan hati manusia tidak bisa berbagi. Sekalimenerima seseorang dihatinya , dia tak akan lupa sampai mati. Meski sudah punya pasangan yang mencintai atau keluarga yang bahagia ; dia tetap tak akan melupakan. Begitulah ajaibnya hati.

Pria sebenarnya juga membutuhkan kekuatan hati wanita. Bahkan laki-lakipaling brutal dan ganaspun mengakuinya, seperti Hitler ataupun Napoleon. Beberapa ulama’ terkemuka memilih langkah ekstrim tidak menikah/tetap melajang (‘ulama’ al-uzzab) daripada hancur ditangan wanita berhati lemah.

Nikah bukan bisnis yang mencari keuntungandari pasangan. Nikah itu perjuangan yang dipertanggunggjawabkan dunia akhirat. Hidup terlalu sederhana bila hanya untuk makan, minum, tidur, buang air, nikah, cari uang, punya anak, tua, lantas mati. Banyak hal yang bisa kita lakukan, yang bermanfaat bagi peradaban.

Bila tanpa keterpaduan hati secara utuh, bagaimana mungkin kuat menghadapi masa depan.Bukankah tantangan hari esok lebih berat dari sekarang ini..?. Makanya sangat penting kekuatan hati dalam rangka menjinakkannya.

Kalau Azzam sudah tertanam tak ada yang perlu ditakutka. Resiko tertinggi dalam hidup hanyalah kematian, lagi pula setiap orang yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kendati setiap orang matinya berbeda-beda , tapi sifat wafat dalam nafas yang sama. Lebih baik mati saat membela pasangan berhati mulia, daripada mati  di istana tanpa berjuang apa- apa.

Sebab nikah sama artinya memilih jalan panjang bertabur onak dan duri. Ketika dua kutub sudah menyatu ; banyak perbedaan karakter , selera, cara pandang, sikap hidup sampai dengan hal yang remeh-remeh. Semua perbedaan akan menjadi bom waktu jika tidak punya pondasi yang kokoh. Oleh karenanya  kekompakkan hati mutlak dibutuhkan, jika tidak niscahya neraka dunia akan tercipta.

Cinta tidak runtuh begitu saja pada malam pertama. Cinta itu akan datang setelah melalui proses dan penghayatan. Modal utamanya, rasa percaya dan keyakinan. Tapi jika hati saja tidak utuh, apa modal suami istri selainnya..?. Ketahuilah bahwa hati, yang utuh akan melahirkan kekuatan dahsyat.

Karena kekuatan hati, seseorang berjuang menjadi seuatu yang berharga dihati orang yang dipujanya. Dia ingin mendapatkan kebanggaan dihadapan Allah karena membela pasangan cinta sejati. Sehingga ia tak pernah berharap dengan puji sanjung atau tak peduli caci maki manusia.

Dengan hati yang menyatu, langkah hidup lebih bermakna, sebab hati akan letih dengan main-main. Suami istri bisa saling mempersembahkan yang terbaik, diatas segala kelemahan dan kekurangan diri. Mereka ingin merasakan ketenangan bersama tambatan hati, pautan cinta. Sesuatu yang abadi, bukan basa-basi apalagi polesan luar belaka.

Wajarlah bila saling meminta itu satu hal yang utama sebagai pondasi cinta. Lagi pula, yang dipinta itu hal yang sederhana, bukankah semua orang punya hati..?. Salahkan mendambakan dari pasangan sendiri..?. Bukankah itu kunci aman untuk mencegah perselingkuan..?. Meski hanya perselingkuhan imajinasi dalam hati..?.
Banyak suami istri yang hanya menjadi pasangan mesra saat pesta. Keharmonisan yang artifisal mereka sajikan didepan umum. Suami yang begitu perhatian dan melindungi , juga istri yang sangat kasih dan penyayang.kedekatan yang serba pura-pura sangat dipaksakan saat acara Show time apalagi didepan kamera.

Kehangatan itu lenyap tanpa bekas saat pulang kerumah, yang meletus berikutnya adalah api egoism pribadi , sebab mereka lupa bahwa pernikahan yang langgeng bukanlah kemana-mana selalu berdua. Kebersamaan fisikbelum jaminan menyatunya hati. Terbukti lagi bahwa niat merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan berumah tangga. Apapun yang terjadi kita bisa kembali mempertanyakan niat semula.

Tidak pernah ada kata terlambat agar kembali menata hati. Ibarat lingkaran, kita bisa kembali membuatnya bulat sempurna tanpa sumbing. Seiring usaha gigih memberi pengertian pada diri, dialah belahan jiwa yang harus diterima sepenuh hati, bukan separuh nafas tetapi segenap jiwa raga.

Dengan mengurangi keinginan terhadap pasangan, insya Allah kita akan bisa menerimanya secara utuh di hati. Saatnya bersama mengokohkan kembali pondasi utama rumah tangga, yaitu keterpautan hatiyang utuh.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 24 Mei 2018

Tuesday 22 May 2018

MEMBEDAH KEJIWAAN SEORANG MUNAFIK (Hipokrit)...?

MEMBEDAH   KEJIWAAN SEORANG MUNAFIK (Hipokrit)


Dasbor "Educasi Islam"


MEMBEDAH ;  KEJIWAAN SEORANG MUNAFIK 

“Mereka bermaksud dengan sungguh-sungguh menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit , maka Allah menambah (penyebab) penyakit ; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”
(QS. Al-Baqarah :9-10).


Memang tak bisa dipungkiri lagi, bahwa salah satu sifat paling menonjol yang dimiliki orang munafik adalah menipu. Menipu adalah cara yang dilakukan orang munafik untuk mencederai umat islam. Bahkan, menipu kadang bukan lagi cara. Menipu sudah masuk kategori tujuan.Mereka menipu umat islam karena mereka ingin menipu, itu saja. Nah inilah yang akan kita ulas dalam kajian tafsir kali ini.

Sifat munafik adalah menampakkan kebaikkan dan menyembunyikan keburukkan. Sifat ini ada yang I’tiqadi (berkaitan dengan aqidah), yang membuat kekal pemiliknya dalam neraka. Ada pula yang ‘amali [berkaitan dengan amal perbuatan], yang merupakan salah satu dosa besar. Ucapan orang munafik bertentangan dengan perbuatannya, dan apa yang dirahasiakannya bertentangan dengan apa yang ditampakannya.

Sifat-sifat munafik hanya terdapat dalam surat-surat Madaniyah, karena itu ketika di Mekkah belum ada kasus yang berhubungan dengan sifat-sifat itu. Karena itu Allah mengingatkan perihal sifat-sifat orang munafik, agar orang mukmin tidak tertipu dengan penampilan luar mereka. Sebab salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan menipu.

Menipu, menurut Kamus Bahasa Indonesia , berarti perbuatan atau perkataan yang tidak jujur, bohong dan palsu , dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung. Menurut Quraish Shihab, penulis Tafsir Al-Misbah, menipu adalah upaya mengelabui pihak lain untuk menjerumuskan orang lain dalam kesulitan tanpa disadari olehnya. Penipuan juga berarti upaya menampakkan pertolongan padahal dibalik itu ada kerugian bagi pihak lain.Itu dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Orang-orang munafik ketika bergaul dengan orang-orang mukmin pada zaman Rasul bertujuan untuk mendengarkan rahasia untuk kemudian dibocorkan kepada pihak lawan,atau mereka bergaul dengan tujuan menutup-nutupi kemunafikkan mereka sehingga terhindar dari sanksi yang dapat dijatuhkan kepada mereka.

Tapi, mereka keliru. Sebab, sebenarnya mereka itu tidak menipu kecuali hanya menipu diri mereka sendiri. Mereka tidak sadar bahwa mereka merugikan diri sendiri, atau bahkan tidak memiliki sedikit kesadaran pun, baik menyangkut bahaya yang dapat menimpa mereka maupun kesadaran menyangkut yang bermanfaat atau berakibat buruk buat mereka.

Kata Ibnu Katsir , pengarang Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Allah pasti akan membalas tipu daya mereka itu . Sebab, jika dalam kehidupan dunia ini mereka menipu kaum mukmin, maka sebenarnya mereka menipu diri sendiri, karena perbuatan itu tampak jelas bagi mereka. Bahkan, perbuatan itu akan memberikan kematian pada diri mereka sendiri.

Kematan disini mengandung arti banyak. Kematian bisa bermakna berhentinya perilaku mereka , karena Allah langsung menghentikan tindakan mereka. Kematian berarti azab atau siksa pedih. Kematian juga bisa berarti datangnya penyakit berat kepada mereka. Itu semua disebabkan karena kaum mukmin adalah kelompok orang yang sangat dicintai Allah swt.

Sementara itu, Sayyid Quthb memotretnya ini lebih jauh kedalam. Menurut Dia, seperti yang tercatat dalam Kitab Tafsir Fizalil Quran, ayat ini menerangkan tentang hakikat hubungan anatara Allah dan kaum mukmin yang begitu dekat dan erat. Allah menjadikan sifat orang mukmin sebagai sfat-Nya. Urusan orang mukmin adalah urusan-Nya sehingga Allah selalu membelanya. Ibaratnya, jika Allah hendak tertipu maka kaum muslimin merasa tertipu. Jika kaum mukmin ditipu , maka Allah pun ditipu.

Inilah karunia luhur dan mulia, Karunia yang mengangkat kedudukan kaum mukmin dan hakikat mereka pada tingkat yang paling tinggi. Hal ini memberikan kesan bahwa hakikat iman di alam semesta merupakan hakikat paling besar dan paling mulia. Karunia ini juga mendatangkan ketenangan dalam hati orang mukmin tanpa batas.

Pada saat bersamaan, kata Sayyid Quthb, ayat ini sekaligus merupakan ancaman yang menakutkan bagi orang yang mencoba melakukan tipu daya terhadap orang-orang mukmin yang hendak mengganggu mereka. Ayat ini sebagai peringatan keras kepada orang-orang munafik bahwa serangan mereka itu bukan kepada orang mukmin saja, tapi sekaligus terhadap Allah Yang Maha Perkasa. Hal ini dipahami sebagai upaya memerangi Allah apabila mereka memerangi para kekasih-Nya. Sebab, orang mukmin adalah kekasih Allah.

Coba saja anda bayangkan , bagaimana jadinya jika orang yang anda cintai dimusuhi orang lain. Misalnya, istri anda dijahati orang lain atau anak perempuan anda diganggu orang lain, Anda pasti marah bukan..?. Nah, begitu juga Allah. Karena orang mukmin adalah orang yang dicintai Allah maka Allah akan membelanya.

Sama halnya dengan anda. Karena istri begitu cinta dan sayang keada anda, maka anda akan membela dia dalam keadaan apapun. Hal ini merupakan bukti bahwa anda begitu sayang dan cinta pada istri anda. Inilah yang disebut hakikat hubungan dua insane yang saling mencintai.

Oleh karenanya, hubungan Allah yang erat dengan kaum muslimin hendaknya disyukuri dengan baik. Sebab, adanya hal ini akan membawa keabaikkan bagi kaum mukmin. Hati mereka bisa tenang dan tak perlu takut bila ada tipu daya dari kaum  munafik. Penipuan yang dilakukan kaum munafik akan dimusuhi Allah. Mereka lalai bahwa sebenarnya mereka tidak menipu kaum muslimin, melainkan mereka menipu diri mereka sendiri tanpa mereka sadari. Namun begitu, kaum mukmin tetap harus waspada.

Soalnya, orang bijak suatu hari pernah berkata, “Orang-orang munafik sekarang berbahaya daripada orang munafik dizaman Rasulullah”

Orang bertanya kepadanya ; “Mengapa demikian..?.
Ia menjawab, “Sesungguhnya dimasa Rasul mereka menyembunyikan kemunafikannya, sedangkan kini mereka berani menampakkannya”.

Artinya, sifat kemunafikan kini sudah mulai bergeser makna. Jika dulu, orang munafik lebih cenderung sembunyi-sembunyi, maka kini sudah tidak lagi. Kaum munafik justru kini sudah lebih berani terang-terangan memusuhi umat Islam. Mereka menipu umat Islam tanpa perlu sembunyi muka. Mereka juga tak perlu sembunyi untuk mengkhianati umat Islam.
Penyakit hati
Sifat Nifaq, atau munafik , adalah satu diantara sekian banyak jenis penyakit dalam hati. Orang yang selalu menipu , khianat, berdusta, dan sebagainya , adalah bentuk penyakit yang ada didalam hati. Menurut Quraish Shihab , penyakit hati yang dimiliki orang munafik merupaka gangguan yang menjadikan sikap dan tindakan merkea tidak sesuai dengan kewajaran. Ini menjadikan mereka memiliki akhlaq yang sangat buruk. Penyakit itu lahir akibat kemunafikkan mereka.

Disamping hati mereka sudah ada penyakit, Allah kemudian akan terus menambah penyakit itu dalam hatinya. Hal ini dipahami Thahir Ibn ‘Asyura sebagai sift-sifat buruk yang melekat pada diri mereka dari hari ke hari. Akibatnya, sifat buruk yang sudah menjadi penyakit hati itu kian hari kian bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Lantas, kenapa penyakit kemunafikkan terus bertambah ..?. Kata Thahir Ibn ‘Asyura adalah karena sifat kemunafikkan menambah buruk sifat-sifat mereka. Orang memiliki sifat kemunafikan akan selalu menutup-nutupi sifat buruknya itu,sehingga ia tidak pernah mendapat kritik atau nasehat. Ini tidak ubahnya dengan orang yang sakit lalu menutup-nutupi penyakitnya itu, dan ia enggan pergi berobat ke dokter sehingga penyakitnya terus bertambah dari waktu ke waktu.

Disamping itu, kata penyakit yang terkandung dalam QS. Al-Baqarah ;10 ini mengandung arti bahwa penyakit yang tadinya diderita oleh munafik akan bertambah akibat sifat kemunafikan mereka, sehingga menimbulkan penyakit baru dan komplikasi.
Allah berfirman, “Dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah (penyebab) penyakit ;dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta “. (QS. Al-Baqarah : 10) .

Beberapa ahli tafsir memahami kata ‘penyakit’ dalam ayat ini adalah sebagai bentuk keraguan pada islam. Sementara itu, umumnya, kalangan ulama’ tafsir mengartikan sebagai sifat munafik. Abdurrahman bin Aslam mengatakan bahwa penyakit yang dimaksud bukanlah tubuh. Melainkan, penyait disini adalah penyakit hati yang bisa merusak keimanan seseorang.

Bagi Ibnu Katsir, yang dimaksud penyakit adalam ayat ini adalah penyakit hati yang berebntuk keraguan, riya’, dan keji atau jahat. Penyakit ragu karena mereka meragukan Risalah Nabi Muhammad saw dan ajarannya. Dikatakan riya’ karena mereka menampakkan keimanan padahal mereka itu kufur. Dan , dikatakan mereka mengidap penyakit keji karena mereka kufur (kafir), kepada apa yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Seba , tidak diragukan lagi bahwa kekufuran merupakan sifat yang keji.

Kemunafikkan juga merupakan sumber segala petaka. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah telah mengungkapkan bahwa kemunafikan adalah penyakit batin yang sangat berbahaya. Seseorang bisa dikuasai penyakit ini tanpa disadari. Hakikatnya sangat samar atas kebanyakkan orang. Dan biasanya menjadi lebih samar atas orang yang telah terjangkit penyakit ini.Ia mengira telah melakukan perbaikkan namun hakikatnya ia merusak.

KEJIWAAN ORANG MUNAFIK
Para mufasir memahami kemunafikan sebatas penyakit hati. Tapi, tidak hanya dengan para ahli kejiwaan. Mereka justru mendapatkan banyak penemuan terkait dengan ini. Ada implikasi serius pada kejiwaan seseorang yang memiliki sifat munafik. Dalam ilmu kejiwaan seseorang yang memiliki sifat munafik, dalam ilmu kejiwaan, kemunafikan disebut hipokrit.

Ilmu kejiwaan Modern menetapkan bahwa figure seorang Hipokrit adalah sosok orang yang sedang sakit, yang terbelah pada dirinya , seolah dua figure atau profile yang salaing bertikai dalam satu tubuh. Satunya menggambarkan tampilan – tampilan luarnya, yang bisa terlihat dan terdengar oleh siapa saja, seperti halnya pakaian, senyuman dan perkataan. Sedangkan yang lain mencerminkan sifat dalamnya atau muatan dalamnya, yang tidak dapat diketahui oleh siapapu.

Muhammad Kamil Abdushamad, dalam Kitab Al-I’jazul ‘Ilmi Fil Islam ; Al-Quran Al-Karim , mengungkapkan bahwa pertikaian kepribadian orang munafik bersumber dari sifat pribadinya yang menunjukkan bahwa ia bukanlah orang yang amanah dengan dirinya sendiri, terlebih dengan orang lain. Ia mendustai dirinya sendiri agar orang lain menerima atau ridha padanya. Sedangkan, ia mendustakanorang lain agar ia bisa memperdaya mereka mengenai hakikat diri yang sebenarnya.

Namun, dalam realitas yang sebenarnya, ia tidak sanggup memperdayai siapapun, karena perilaku mereka tidak sesuai dengan perkataan. Pertentangan antara apa yang dikatakan dan apa yang dikerjakan inilah , yang justru akan membongkar kedok dimata orang banyak mengenai hakikat diri yang sebenarnya, walau ia sudah berusaha menyamarkannya.

Dengan demikian, ia sebenarnya sedang memperdayai dirinya sendiri , dan bukan orang lain. Ia pun tidak punya daya sedikit pun untuk memperdayai Allah dan apa yang disembunyikan dalam hatinya.

Ada sebuah analisis kejiwaan untuk mengetahui profil seorang hipokrit. Maka, terkuat didalam suatu kepribadian yang sangat berkonspirasi dengan tabiatnya sendiri. Kepribadian yang menampakkan sesuatu yang tak terbersit dalam hatinya, dan bertindak dalam kegelapan. Hal ini juga mendorong timbulnya fitnah dan desas-desus dengan memakai pendekatan yang samar , terselubung, sistematis dan terorganisir.

Kepribadian seorang Hipokrit layaknya sosok pribadi yang Utilitarian, yaitu suka mengambil keuntungan , mengingat ia bermain pada dua korelasi. Ia berusaha untuk bisa diterima oleh dua kubu yang saling berseteru sekaligus, dengan tujuan meperdayai dan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Sikap Ambivalen atau plin-plan seperti inilah yang akan selalu diambil oleh orang –orang yang memiliki sifat Hipokrit. Kemunafikan memiliki rupa dan jenis yang sangat variatif sampai tak terbilang. Diantaranya adalah sifat Tamalluq atau cari muka.

Faktor kejiwaan sebagai pemicu munculnya sifat munafik seperti ini.Para pakar ilmu jiwa menyebutkan karena sifat, “takut” dan “tamak”.

Mencari muka merupakan penyakit jiwa dan sosial yang berkembang subur bagai wabah penyakit ditengah masyarakat.  Dr, Karl Young, seorang dokter ternama bidang kejiwaan ,menuturkan bahwa rata-rata penyebab penyakit para pasien yang ditanganinya adalah karena mereka memiliki keimanan dan sifat Hipokrit.

Para pasien yang ditangani selam 30 tahunan itu tiak bisa sembuh, kecuali setelah mereka berusaha mengoptimalkan keimanan mereka yang telah hialng.

Williem James, seorang professor ilmu jiwa di Universitas Harvard Amerika, mengatakan bahwa obat yang paling mujarab terhadap penyakit orang munafik adalah teguhnya keimanan. Bahkan , Dr. Farell juga menyebutkan bahwa orang yang benar-benar memiliki keimanan yang mantap , dan tidak munafik, ia tidak akan pernah mengeluh  sakit kejiwaan atau mentalitas sama sekali.Pikirannya tenang dan kondisi ruhaninya juga sehat. Jika, ruhaninya sehat, maka akan mengantarkan kondisi jasmani yang sehat pula

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com -23 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...