Blog Konten Islam

Saturday, 19 May 2018

PINTAR DI DUNIA PINTAR DI AKHIRAT

PINTAR   DI DUNIA PINTAR DI AKHIRAT

PINTAR DI DUNIA PINTAR  DI AKHIRAT  


“Apabila dikatakan kepada mereka : “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang telah beriman,”mereka menjawab : “Akankah kami beriman sebagaimana orang-orang itu beriman..?”. Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu “. (QS. Al-Baqarah :13).


Sebut namanya Rozak, pekerjaannya sehari – hari sebagai sopir taksi di Jakarta. Meskipun hanya seorang sopir taksi , tetapi wawasan keagamaan lelaki berusia 30 tahun itu lumayan luas. Maklum, ia jebolan sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.

Bukan hanya wawasan keagamaannya saja yang luas , yang membuatnya berbeda dari rekan seprofesinya , tetapi ia terkenal sebagai lelaki yang shaleh yang pandai mengamalkan agama yang dimilikinya , terutama untuk urusan ibadah sholat.

Meskipun profesinya sebagai seorang sopir taksi mengharuskan dirinya untuk selalu mobile, tetapi jika waktu sholat tiba, ia selalu berusaha menunaikan tepat waktu. Bahkan jika bisa ia menyembpatkan sholat jamaah di masjid terekat yang dilaluinya. Kecuali jika ia terlanjur sedang membawa penumpang.

Kebiasaan yang selalu menyempatkan diri mampir di masjid begitu waktu sholat tiba ketika belum ada penumpang di taksinya membuat teman-teman seprofesinya geleng-geleng epala. Bahkan, Rudi , teman satu pullnya sering protes dan justru mengingatkan Rozak agar lebih mendahulukan mencari penumpang ketimbang buru-buru mencari masjid begitu waktu sholat tiba.

“Kayak gak ada waktu lain aja, Zak. Cari rezeki dulu yang banyak , baru ibadah Tuhan juga tahu kita sedang bekerja mencari nafkah. Kan ibadah juga, “Kata Rasulullah saw teman satu pullnya yang juga teman semasa di pondok dulu.

“Bukan begitu Rud,. Kalau memang belum ada penumpang , apa salahnya mampir dulu ke masjid , bukankah lebih utama sholat di awal waktu dengan berjamaah ..?. Toh rezeki sudah diatur Allah swt.Kalau kita ngoyo cari penumpang terus , aku khawatir justru kita gak sempat sholat , karena mengejar setoran terus, “ Begitu alasan Rozak.

“Kalau gak sempat ya maklum aja. Tuahn juga bisa memaklumi kesulitan kita.yang penting kita punya niat untuk sholat. Kalau memang waktunyamempet, buat apa dipaksa –paksain..?. Cari penumpang itu susah , zak, jadi kalau lagi dijalan, yaudah cari penumpang sebanyak-banyaknya. Nanti kalau sudah selesai baru mikir sholat “, timpal Rudi.

Pandangan kdua sahabat diatas sebenarnya pandangan yang umum dalam masyarakat. Rudi mewakili golongan yang lebih mementingkan dunia dan menyepelekan urusan akhirat. Sementara Rozak mencoba mengimbangi aktivitas duniawinya dengan menyempatkan diri menunaikan kewajiban yang beruhubungan dengan kehidupan akhirat.

Orang-orang seperti Rudi umumnya terbiasa mengolok-olok manusia seperto Rozak sebagai manusia malas , tak punya otak, gak pecus kerja atau sok suci.Padahal apa yang dilakukan oleh Rozak adalah bukti kecerdasan akalnya untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.

Ayat diawal tulisan ini mengutarakan perihal oknum kaum munafik dan fasik terhadap kaum beriman. Munafik adalah orang yang bermuka dua. Perkataan dan perbuatan tak pernah sesuai. Sementara fasik adalah orang yang senang mencampur adukkan perkara haq (benar) dan bathil (jahat).

Di Zaman Nabi , ketika Nabi dan para sahabat tinggaldi Madinah , banya kaum munafik Madinah menyebut kelompok Islam sebagai orang bodoh. Ketika para sahabat mengajak kaum pribumi Madinah untuk meninggalkan agama terdahulu dan kemudian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka tak pernah menggubris. Bahkan, mereka menganggap bahwa ajakan itu adalah seruan kebodohan.

Jadi, Apabila dikatakan kepada mereka “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman “, maka mereka tetap saja tak beriman. Menurut mereka, Islam adalah agama baru yang tak diajarkan para pendahulu mereka. Bahkan, mereka justru menjawab, ajakan itu dengan olokan, “Akankah kami berima sebagaimana orang-orang (as sufaha’) itu beriman..?”.

Tetapi jawaban mereka itu dibalas oleh Allah secara tegas, “Ingatlah , sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu “. (QS. Al-Baqarah :13).
SIAPA YANG BODOH..?
Kata as-sufaha, yang berarti orang-orang bodoh dalam konteks QS. Al-Baqarah :13 ini adalah bentuk jamak dar kata tunggal safihum sama seperti kata ulama , yang berarti “orang-orang pintar” , yang merupakan bentuk jamak dari kata alimun.

Secara bahasa kata safihun (bodoh) berarto bodoh secara akal , lemah pikiran dan tidak banyak mengetahui mana yang berguna adan yang berbahaya. Adapun masuknya Alif , lam ta’arif (tanda ma’rifat) pada kata sufaha menunjukkan bahwa orang bodoh yang dimaksud tidak keseluruhan, melainkan hanya sebagian.

Kata as0sufaha juga disebutkan dalam Al-Quran pada surat An-Nisa : 5. Namun, di ayat ini, ulama tafsir sepakat bahwa kata as-sufaha ditujukan kepada kaum wanita dan anak-anak kecil , karena mereka lemah akal dan tak banyak tahu tentang baik dan buruk dalam mengelola harta kekayaan. Tapi, paa ayat yang dibahas ini sangat beda. Kata as-sufaha ditujukan pada para sahabat Nabi Muhammad saw, sebagai sindiran dan olok-olokan dari kaum munafik dan fasik di Madinah.

Pendapat ini diantaranya dikemukakan Iu Katsir. Ulam tafsir yang satu ini dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa yang dimaksud orang-orang bodoh dalam QS.Al-Baqarah : 13 ditujukkan pada para sahabat Nabi. Mereka yang mengucapkan tuduhan itu adalah orang munafik yang tinggal di kota Madinah.

Bagi mereka, para sahabat Nabi dianggap membelot dari ajaran nenek moyang kaum Arab. Itulah sebabnya umat islam dianggap bodoh. Senada dengan pandangan ini adalah Ibnu Abi Hatim dalam Kitab Tafsirnya , As-Suyuthi alam Kitab Al-Durr Al – Mantsur, dan Asy-Syaukani dalam Kitab Fath Al-Qadir.

Pendapat tersebut bersumber dari beberapa riwayat hadits. Salah satunya adalah riwayat dikemukakan Ibnu Abbas. Kata Ibnu Abbas , yang dimaksud “Orang-orang bodoh” pada ayat tersebut adalah tuduhan orang munafik kepada para sahabat Nabi, lantaran mereka iri terhadap perkembangan umat islam yang begitu pesat di Madinah.

Salah satu orang yang menjuluki para sahabat Nabi dengan sebutan bodoh adalah Abdullah Ibnu Salam. Ia dan kawan-kawannya dalam komunitas rahib di Madinah menyebut kaum mukmin dengan sebutan orang bodoh. Mereka menilai bodoh dan dungu kaum Mujahirin karena dianggap terlalu sembrono memusuhi kaum dan keluarga di Mekkah , serta rela meninggalkan kampung halaman hanya untuk ikut Muhammad. Kaum Anshar juga dijuluki kaum bodoh dan dungu karena telah membagikan harta benda dan rumah mereka untuk menolong kaum Mujahirin.

Olokan dan cacian Abdullah Ibnu Salam ini sebenarnya sama dengan apa yang dilakukan kaum jahil Murakkab (sangat bodoh) di Kota Mekkah. Sebab, pikiran mereka sebenarnya tidak waras. Pikiran mereka membalikan pengertian sebenarnya. Akibatnya masalah yang baik dianggap buruk, dan maslah yang buruk dianggap baik. Padahal hakekatnya, mereka ini bodoh (safih), bukan orang yang mereka tuduhkan itu.

Ini disebabkan karena mereka tak tahu apa manfaatnya iman. Yang mereka lihat hanya apa yang tampak dimata. Ketika kaum Mujahirin rela meninggalkan kota Mekkah demi mengikuti jejak Muhammad untuk hijrah ke Madinah, maka itulah sikap bodoh menurut mereka. Begitu juga dengan apa yang dilakukan kaum Anshar yang rela berbagi kehidupan dengan kaum Mujahirin itupun dianggap tindakan bodoh.

Padahal itu salah besar. Ahmad Mustafa Al-Marghi dalam Kitab Tafsir Al-Maraghi justru menyebutkan bahwa kaum Mujahirin naupun Anshar adalah orang beriman yang sangat pandai. Mereka adalah orang yang mengikuti akal sehat , sebab telah mengambil jalan kebenaran hakiki. Orang seperti ini didadanya penuh dengan perasaan iman, yang menjadi tumpuan segala persbuatan. Mereka tergolong cerdas dan pintar karena memilih islam sebagai jalan hidup.

Menjawab Tuduhan Bodoh
Orang bodoh, menurut para sufi, ada dua macam. Pertama, orang yang menjual agama dengan dunia, dan menjual kekekalan kerusakkan karena kebodohan dan ketidak tahuan mereka. Kedua, orang-orang yang memperbodoh diri sendiri. Mereka tidak mengetahui kesiapan mereka untuk memperoleh derajat yang lebih tinggi disisi Allah. Mereka lebih menyukai kehidupan dunia, membenci orang-orang yang taqwa bermartabat dan menyukai orang yang melanggar larangan.

Dimata orang munafik dan fasik,orang beriman itu bodoh. Hal ini sebenarnya bisa dimengerti. Sebab, kebanyakkan kaum mukmin di zaman Nabi banyak berstatus ekonomi lemah atau miskin. Bahkan, ada berstatus masih hamba sahaya seperti Suhaib dan Bilal bin Rabah.

Hal ini dibenarkan oleh Muhammad Mutawalli Sya’rawi. Pengarang KItab tafsir Sya’rawi ini berpandangan bahwa tuduhan bodoh yang dilontarkan kaum munafik kepada kaum mukmin kala tu tidak serta merta meunjuk pada akal pikiran saja. Namun, hal itu merujuk pada kondisi umat islam kala itu Lebih jelasnya adalah bahwa umat islam kala itu tergolng miskin. Terutama pada masa-masa awal kedatangan Nabi di Kota Madinah.

Kenapa orang mukmin dianggap miskin..?. Pertama ,karena pengikut Nabi banyak berstatus lemah atau miskin. Hanya beberapa sahabat saja yang kaya. Sewaktu berdakwah di kota Mekkah, parapemimpin Quraisyyang kaya tak mauberiman.Akibatnya, yang mengikrarkan diri mengikuti Nabi berasal dari kalangan ekonomi bawah.Kedua, kaum Muhajirin meninggalkan begitu saja kekayaan mereka di kota Mekkah sewaktu hijrah dengan Nabi ke Kota Madinah.

Kondisi sosial seperti ini lalu menjadi olok-olokkan kaum munafik. Mereka menyebut umat Islam sebagai kelompok miskin. Namun begitu, ketika mereka mengecap orang mukmin bodoh , sebenarnya mereka mengecap diri mereka dengan sifat bodoh. Bahkan , mereka lebih pantas dicap orang bodoh.

Hal ini sangat logis, karena mereka ketika mencap umat mukmin dengan kebodohan dan kemiskinan , sebenarnya mereka telah mencap mereka sendiri. Ayat ini menunjukkan bahwa pada diri mereka terdapat banyak kontrasiksi (tanakudh), baik antara diri mereka dengan logika maupun diri mereka dengan jiwa. Hatimereka bertentangan dengan lidah. Perbuatan mereka juga bertentangan dengan akidah.

Sifat bodoh menunjuk arti lemah dan kurang akal, sehingga kelembutan kadang dipadu dengan kekerasan,perilaku baik dicampur dengan jahat, dan yang benar diaduk dengan yang salah. Inilah yang terjadi pada orang – orang munafik pada masa Nabi di kota Madinah. Lantas, bagaimana kalau ternyata orang munafik tersebut kemudian bertanya seperti ini;, “Kenapa kami harus beriman seperti orang bodoh itu..?”.

Nah, dalam konteksini, beberapa ulama’ tafsir menjawab dengan beragam pandangan. Pertama, sebenarnya orang yang mengucapkan perktaan itu tidak langsung dengan mulut ,melainkan dalam hati. Tetapi, Allah mengetahui hal itu lantaran, Allah membuka tirai mereka dan menampakkan rashasia mereka sebagai hukuman atas sikap permusuhan mereka dengan orang mukmindi Kota Madinah.

Kasus seperti ini terjadi seperti halnya Allah menampakkan apayang disembunyikan orang-orang ikhlas, yaitu berupaperkataanyang baik. Niat yang tersimpan dalam hati kemudian ditampakkan oleh Allah demi memuliakannya. Pandangan ini dikemukakan oleh Ismail Haqqi Al-Burusywa. Dalam Kitab ruhul Bayan. Tapi sebaliknya, jika hal tersebut terjadi pada orang munafik, maka tujuannya untuk merendahkan mereka.

Kedua, sesungguhnya kaum munafik melontarkan tuduhan itu dikalangan mereka sendiri, dan bukan pada kalangan mereka sendiri, dan bukan pada kalangan kaum mukmin. Kemudian Allah mengabarkan itu kepada Nabi dan kaum mukmin. Pendapat ini dikemukakan Al-Baghawi. Dalam Kitab Tafsirnya. Artinya, senidiran dan olokkan tersebut tak lain bersumber dari orang munafik senidir, dan hakikatnya ditujukan bagi komunitas mereka.

Ketiga, ini merupakan pendapat Abu Su’ud  dalam Kitab Al-Irsyad. Ia berkata, tuduhan itu terlontar dikalangan kaum mukmin yang memberikan nasehat kepada mereka. Artinya, perkataan itu menunjukkan sifat pembakangan mereka terhadap ajaran Nabi. Perkataan itu merupakan sejenis kekafirandan kemunafikan yang mungkar.

Lengkapnya seperti ini, “Apakah kami mesti beriman seperti imannya orang-orang bodo dan gila yang keimanannya tidak dianggap sah ..?. Kalau mereka sudah menyatakan beriman dan kami belum beriman seperti imannya orang-orang bodoh itu, tak sepatutnya kalian (kaum mukmin) menyuruh kami beriman!”.

Namun begitu, menanggapi kata seperti ini Allah swt tentu membela kaum mukmin. Allah member kecaman keras keapada yang menghina para pengikut Nabi.Firman Allah, “Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu (QS. Al-Baqarah :13). Artinya, kaum munafiklah yang bodoh , dan bukan orang beriman. Orang beriman adalah orang serba pintar, baik untuk urusan dunia, maupun urusan akhirat. Sebab, mereka tahu apa hakikat hidup di dunia dan apa hakikat hidup di akhirat.

Wallahu ‘alam Bhisawab
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 20 Mei 2018

Friday, 18 May 2018

SETELAH KESULITAN ADA KEMUDAHAN

SETELAH   KESULITAN ADA KEMUDAHAN


SETELAH    KESULITAN PASTI  ADA  KEMUDAHAN. !



“Kesulitan dan kemudiahan sejatinya ibarat dua sisi mata uang “




Tak bisa dipungkiri, perputaran roda nasib manusia merupakan sunatullah yang akan terus bergulir sampai akhir zaman. Sebagaimana Qadha dan Qadar telah digariskan atas nasib manusia , demikian pula siklus perputaran roda kehidupan. Ia akan terus berputar sepanjang tak ada aral yang menghentikan.
Namun perputaran ini tidak sepenuhnya bergerak tunggal. Ia akan menuju kearah tertentu. Hingga bila jari – jemari rida bermasalah, atau jalan yang dilalui tidak mulus, niscahya roda itu terhenti. Kalaupun tetap melaju, pastilah roda itu akan berjalan oleng.
Tak ubahnya ritme kehidupan manusia yang terus bergerak. Terkadang ia berputar dalam lingkaran kepastian, kebaikan, keberuntungan dan segala bentuk yang membawa manfaat bagi dirinya. Namun tak dipungkiri , hal tersebut tidaklah kekal. Sehingga terkadang buruknya nasib, peliknya menghadapi hidup, ketiadaan dan keterbatasan, sewaktu-waktu akan menghadang. Karena itulah manusia akan senantiasa berada dalam dua garis nasib kehidupan baik dan buruk.
Dalam lingkaran yang baik, manusia senantiasa berada dalam kesenangan. Sebab sejenak mereka tidak lagi menghadapi kesulitan maupun tantangan. Sesuatu yang seringkali dipandang sebagai masalah dan memberatkan.
Berada dalam kenikmatan itu sama halnya dengan keinginan dan hasrat bukan lagi menjadi mimpi ataupun ilusisemata. Mereka bahkan kerap membayangkan akan selalu berada dalam kondisi demikian.
Tak heran, dengan beragam cara, pada akhirnya banyak orang terbuai untuk memapankan nikmat kesenangan yang diraih. Kendati sampai menempuh jalan-jalan haram tak perduli siapa lawan,siapa kawan ditendang yang penting tujuan tercapai. Nikmat sejatinya harus membahagiakan kini malah berganti membinasakan.

Maka kisah para koruptor yang semakin lama tumbuh subur bukan lagi cerita mulut ke mulut . Seluruh media kini telah menyajikan kisah tersebut menjadi fakta yang bisa dilihat siapapun.Mulai dari pejabat pemerintah, sampai pengusaha kelas kakap terus mempertahankan empuknya kursi jabatan dan penuhnya pundi-pundi di kantong mereka.
Kondisi kurang beruntungpun hakikatnya tidak berbeda. Pada satu sisi mereka sama-sama memainkan peran yang sudah berada dalam garisan nasib. Perbedaan hanyalah pada peran yang dimainkan. Si Miskin tentu saja menjalani kehidupan lebih berat dari si kaya.
Jika hanya kebutuhan sesuap nasi harus dicari dulu oleh si meskin untuk mencari yang lain selama sehari penuh, si kaya hanya perlu satu jam saja sudah bisa mendapatkan apa yang diinginkan bahakan jauh melebihi apa yang diinginkan si miskin meskipun hanya sekedar sesuap nasi.

Bila kalangan berduit dapat bernaung dari hujan dan panas didalam rumah mewah, si papa hanya bisa berteduh dalam rumah yang hanya beratapkan rumbiya yang bila kehujanan sedikit banyak masih menembusnya. Namun, jangan lupa kondisi ketidak beruntungan itu bisa bergeser bahkan bisa berbalik 180o sepanjang mereka berhasil melalui kesulitan itu dengan baik.
Tabah selama melewatinya dan berusaha keras mengubah keadaan sulit itu menjadi lapang. Cerita sukses seperti tukang sate keliling pada akhirnya memiliki gerai sate dimana sudah banyak bermunculan. Bahkan omzet yang masuk kekantongpun bisa mencapai milyaran rupiah.

Akan tetapi, bila pencapaian kesuksesan tersebut pada gilirannya akan kembali lagi seperti sebelumnya, maka tak peru heran dengan kemiskinan yang sewaktu-waktu datang menimpa siapa saja. Yang menjadi penting untuk menyiasati ketika berada pada dua kondisi tersebut justru pada beberapa hal berikut :….?

OPTIMIS
Dalam keadaan bagaimanapun, sejatinya setiap manusia harus siap dan waspada menghadapi perubahan hidup setiap saat. Mind Set [pola pikir] ini merupakan benteng yang paling aman. Karena, dengan mempersiapkan diri, terutama mental diri kita sedikit banyak akan membantu diri kita dalam menghadapi perubahan

Memang pada dasarnya setiap orang yang tiak pernah mengahdapi sebuah kesulitan dan tidak pernah dikari dalam hidupnya masih menggantung pada orang lain, justru ini rentan stress dan putus asa jika suatu saat dia akan menghadapi perubahan hidup yang sama sekali tidak pernah terpikirkan dalam pikirannya bahakn jauh lebig dari itu taka jarang orang yang akhirnya gila bahkan lebih dari itu sampai bunuh diri.

Dampak konkrit paling dekat saat ini adalah krisis financial global. Kebangkrutan ekonomi Amerika berdampak pada hampir perekonomian dunia. Tak heran , bila banyak pakar ekonomi negeri ini  berpendapat bahwa krisis moneter 1998 lalu akan kembali terulang. Bahkan bisa jadi dengan infrastruktur perekonomian semakin merosot , krisis tersebut malah lebih parah.

Belum berada pada kondisi itupun secara kasat mata krisis sosial sudah  mulai menjangkit. Semakin tingginya angka kriminalitas , emningkatnya depresan dan orang gila, serta penyakit masyarakat lainnya adalah bukti otentik yang tak dapat dibantah. Dalam beberapa sumber penelitian , semua anomaly masyarakat itu berlatarbelakang utama masalah ekonomi.

Namun untuk menangkal semua itu, sikap optimis harus ditumbuhkan . Suatu sikap yang mulai saat ini sudah mulai meredup di kalangan luas. Menurut Dudung Abdul Ghansy dalam buku Cerdas Bekerja , Bijak Memimpin, sikapoptimis merupakan kepercayaan diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan melihat kemampuan diri dan lingkungannya. Jika seseorang merasa memiliki kemampuan , maka akan timbul rasa percaya diri dan akan berani melakukan sesuatu.

Orang yang optimis menyongsong hidup akan termotivasi untuk selalu mencapai sesuatu yang lebih baik. Otaknya akan selalu berputar agar terus mencari peluang dan tidak takut akan kemampuan sendiri. Sebab kemampuan muncul tanpa disadari.

Dengan semangat itulah , usaha untuk memperbaiki diri untuk menuju kearah yang lebih baik dari waktu ke waktu akan terwujud. Rasa percaya diri akan semakin menebal , sehingga apa yang dicita-citakan bukan lagi sebatas angan-angan.

Tapi tak dipungkiri , terkadang rasa percaya diri itu sendiri menimbulkan kemasygulan ketika apa yang diinginkan tidak sesuai harapan. Karenanya, menurut Dudung lagi, rasa percaya diri itu sendiri berbeda dengan sikap optimis. Optimis adalah sebuah keyakinan dari kepercayaan diri ditambah dengan aspek eksternal lainnya seperti aspek spiritualisme. Sedangkan sikap percaya diri adalah aspek psikologi seseorang yang percaya kepada kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu yang dinilai bermanfaat bagi dirinya.

Pada titik spiritualisme itulah keberanian orang yang optimis akan terus terpompa. Berlandaskan keyakinan pada ketentuan Sang pencipta , target maupun sasaran hanyalah satu estafet menuju estafet yang sesungguhnya, yakni kebahagiaan menuju ridha-Nya.

Sebagaimana sabda Nabi saw, “Bekerjalah untuk duniamu sekan-akan kau akan hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kau akan mati esok.

Jangan Putus Asa
Putus asa merupakan salah satu momokyang sering menghantui pengelana kehidupan. Tatkala tersandung kegagalan, mereka langsung terperangkap sikapputus asa. Padahal bisa jadi kegagalan itu baru dihadapi sekali dua kali saja. Sebab dibalik kegagalan puluhan kali , niscahya terselip satu keberhasilan.

Pengarang kitab Bidayatul Mujtahid, Ibnu Hajar al-Asqalani pun nyaris mengalami hal tersebut. Beliau pernah mengaku mengalami kesulitan menerima ilmu yang sedang ditempuhnya. Ditengah kebuntuannya , ia melihat sebuah batutertimpa tetesan air hingga batu itu lama kelamaan berlubang. Seketika ia berfikir bahwa Pemandangan yang dilihatnya adalah tamsil yang harus diterapkan. Batu yang keras akan keropos bila terus-menerus ditetesi air.Maka otaknya pun akan terisi lautan ilmu pengetahuan bila diasah terus-menerus.

Menangkal sikap putus asa dan mudah putusa asa tak hanya meniscahyakan bahwa apa yang akan diraih bukanlah perkara yang sulit. Terlebih disisi lain , sikap putus asa itu sendiri dilarang keras oleh agama , sebagaimana, “Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah swt “.


BERDOA

Menurut Prof. DR. Quraish Shihab, doa merupakan manifestasi harapan kita kepada Allah dan bukti dari sikap optimis kita ke pada-Nya. Doa merupakan cirri kerendahan hati manusia terhadap kekuasaan Allah swt.

Doa pun merupakan sarana mendapatkan apa yang kita inginkan.Bahkan sekalipun diluar batas kemampuan manusia.Dalm hal ini, Allah telah menasbihkan diri bahwa apa yang dimohonkan hamba-Nya pasti terkabul. “Berdoalah kepada-Ku niscahya akan Aku kabulkan”.

Kemudahan, kesusahan, kebaikkan-kebaikkan, untung rugi adalah takdir yang tak bisa ditolak. Sehingga hati manusia tidak perlu merasa terkungkung didalamnya. Benang merah yang terlihat dari dua kondisi tersebut sebenarnya adalah langkah / cara bagaimana menyiasati.

Maka benarlah jika Allah berfirman, “Bukanlah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Arena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kau telah selesai (dari suatu urusan) , kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap “.( QS.Al-Insyirah :1-8).  

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 19 Mei 2018

SIAPA SAJA YANG MAU CURI JASAD RASULULLAH SAW....?

SIAPA SAJA   YANG MAU CURI JASAD RASULULLAH SAW...?

SIAPA SAJA YANG MAU CURI JASAD RASULULLAH SAW..?  :

Pertama dilakukan oleh seorang pemimpin dari Dinasti Ubaidiyah Al-Hakim bi Amrillah (wafat 411H). Ia memerinahkan Abu Al—Futuh Hasan bin Ja’far. Dalam perjalanan angin yang kencang membinasakan kelompok Abu Al-Futuh Hasan bin Ja’far. Kedua Al-Hakim bin Amrillah memerintahkan sejumlah orang orang untuk melakukan percobaan kedua , tapi itu juga tidak berhasil alias gagal . Ketiga, dilakukan atas perintah raja-raja Nasrani Maroko pada tahau 557 H , tapi itupun juga gagal, malah dibunuh dan sebagiannya ditangkap oleh kaum Muslimin. Semua Usaha tidak ada yang berhasil.
PARSEL LEBARAN  :
pArsel itu sudah menjadi kebiasaan umum di Indonesia sebelum ada larangan seperti sekarang ini. Dalam kajian fiqihnya, parsel termasuk hadiah. Hadiah itu ada hadiah yang murni yakni untuk meningkatkan eratnya persahabatan diantara sesamanya, dan ada hadiah yang bermasalah.

Ukurannya, kalau seseorang memberi hadiah kepada kita memang sebelumnya sudah kebiasaannya seperti itu, baik sebelum menjabat pekerjaan tertentu maupun sudah menjabat, maka itu bisa dikatakan hadiah murni tanpa tendensi apapun.
Tapi kalau seseorang sebelumnya tidak pernah memberikan hadiah tiba-tiba setelah menjabat jabatan teetentu kemudian baru memberikan hadiah, ini patut dicurigai sebagai hadiah bermasalah. Ini mirip  risywah (suap). Sebaiknya hadiah yang bermasalah seperti ini di hindari.
Bagi orang yang biasa memberikan, tiba-tiba ia menjabat, maka standartnya tetap tergolong sebagai hadiah, tidak ada masalah. Tapi kalau dibalik itu ada kepentingan tersembunyi dari sang pemberi, maka termasuk risywah.
Jadi kedua belah pihak tidak bisa membohongi diri sendiri. Makanya dalam sumpah jabatan, orang tidak boleh member sesuatu hadiah yang dapat diduga ada kaitannya degan suap. Kalau orang dapat menduga bahwa dibalik pemberian itu ada apa-apanya , maka sudah termasuk hadiah yang tidak murni. Sikap kita adalah menolak dan bicara terus terang. Kalau mau menegakkan hak, sebaiknya cara kita menolong teman adalah melepaskan dirinya dari dosa. Lebih baik bicara terus terang supaya masing-masing lepas dari dosa.
MENIMBUN HARTA  :
Pada dasarnya, menyimpan barang namanya Ihtikar (menyimpan barang dan menunggu harga naik) dan ini dilarang oleh Rasulullah saw tapi ada kejadian di zaman sekarang ada kalanya harga itu direkayasa (dipermainkan), bukan karena dinamika dari pasar secara murni. Rekayasa ini sealalu merugikan orang yang lemah. Sementara orang yang punya modal mendapat keuntungan dari cara seperti ini. Cara-cara ini sangat merugikan orang lain dan dilarang agama.
Untuk menghindari rekayasa seperti ini , lebih baik para petani bersatu dan menghimpun dalam koperasi untuk kepentingan mereka dari pemain tengkulak. Ini kejadian zaman sekarang, dan dulu tidak ada.
JUAL HASIL TANAMAN DALAM TANAH DAN SOAL NISFU SAYA’BAN:
Rasulullah saw melarang orang – orang menjual buah-buahan yang belum matang. Ini yang ada petunjuknya. Itu bisa analog segala sesuatu yang belum pasti keadaannya. Tapi sekarang, tradisi jual beli sudah berubah. Dalam istilah disebut umum al-balwa (keadaan sudah berubah, yang belum matang sudah dijual, yang ada dalam tanah sudah dijual) yang menyesuikan dengan keadaan setempat. Sudah ada kesepakatan , seperti singkong, kacang yang ada dalam tanah, bawang sebelum terangkat keatas harus berbeda harganya dengan yang masih dalam tanah. Tidak bisa sama harganya.
Namun yang paling baik dan selamat adalah tunggu sampai saatnya dipetik , matang buahnya, atau yang masih didalam tanah dikeluarkan dari dalam tanah mengingat bisa terjadi ghara (menipu). Oleh karena itu paling sedikit hukumnya makruh. Seperti sawah atau mangga , yang kelihatan hasilnya tapi belum pasti berapa banyaknya , kalau bisa diperkirakan dan sudah menjadi kebiasaan boleh saja. Tapi hukumnya masih makruh.
Agama mengajarkan lebih baik menunggu sampai keluar hasilnya yang pasti kemudian ditimbang. Masa Nabi saw tidak ada riwayat yang menjelaskan tentang hal tersebut ( sebelum kelihatan matangnya untuk menghindari kerugian penjual , karena biasanya mengenai masalah ini lebih pengalaman sang pembeli). Patokan jual beli, jangan sekali-kali mencurangi (la tadzlimuna wala tudzlamun). Singkatnya, transaksi diatas boleh dan tidak sampai jatuh haram.
Soal Nisfu Sya’ban itu sudah menjadi tradisi, terutama di Indonesia , tapi didalm hadits sendiri tidak ada yang menjelaskan keshahean hadits tersebut. Ada hadits dhaif ( dimana kaedah hadits dhaif adalah bisa dipakai untuk amalan-amalan pribadi), seperti, Nisfu sya’ban , rajab, semuanya termasuk kategaori itu. Pada masa sahabat dan Nabi saw tidak ada.
Tentu sedikit banyaknya tidak sama dengan pakaian normal. Ada perhiyungannya, membantu orang membantu maksiat (menjahit pakaian yang tidak tertutup auratnya ) Kalau hanya diperuntukkan suami , tidak ada maslah, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa pakaian yang diperuntukkan suami tersebut tidak diperuntukkan orang lain.
KIBLAT MASJID ADZAN DAN ADZAN:
Pertama sekali , terutama ibadah sholat, itu harus yakin , termasuk kiblat juga harus yakin. Kalau anda ragu akan kiblat masjid tersebut, tidak usah masuk ke masjid itu, tetapi carilah masjid yang kiblat yakin benar.
Kedua Adzan, tidak tergantung kiblat , adzan bisa saja tidak menghadap kiblat. Tidak ada pertimbangan disitu. Siapa yang pertama adzan jika waktunya sudah masuk , itulah yang dianjurkan untuk menjawabnya karena sunah. Tetapi jika ketiga adzan itu muncul hukumnya sunnah itu sudah gugur ketika menjawab adzan pertama kali.   ,
ZAKAT EMAS :
Memang perhiasan itu kalau sampai satu nishab harus dizakti setiap tahun. Mengingat syarat berzakat adalah haul (telah genap mencapai satu tahun) dan nishab (batas tertentu pembayaran zakat). Jadi baik dikelola maupun dikelola tetap kalau mencapai satu nishab tetap harus dikeluarkan zakatnya.
Adapun kalau suami mau membayarkan zakatnya silahkan, tidak ada masalah. Tapi perhiasan apalagi kalau warisan itu haknya istri bukan haknya suami.
KREDIT RUMAH  :
DALAM AGAMA TRANSAKSI. Model ini. Dikenal ba’I bit-taqsid (jual beli angsuran) mesti sesuai dengan perjanjian, boleh saja asal sesuai engan perjanjian. Kalau menyangkut bunga jelas hukumnya haram. Oleh karena itu, bank syariah menerapkan model seperti ini dengan system murabahah (perjanjian dari awal harganya sekian, kalau dibayar secara diangsur harganya lebih dari itu. Tapi mesti dilakukan perjanjian dari awal). Kalau keadaan tidak seperti itu , misalnya perhitungannya berupa prosentase bunga maka termasuk riba
Bila sudah terlanjur mengambil rumah melalui bank dengan hitung-hitungan bunga ( buka menggunakan system murabahah) , maka boleh saj ditempati dengan memperbanyak taubat. Tapi kalau mau ingin selamat lebih baik dijual saja mencari rumah yang lain dengan system murabahah.
PERSELINGKUHAN / NIKAH SIRI :
Anda tahu bahwa anda sudah punya pasangan, tetapi karena berselingkuh lantas mengambil jalan pintas dengan menikah siri ini bukan tempatnya. Justru yang anda inginkan untuk menghindari dosa sebenarnya malah menambah dosa baru jika memaksakan untuk menikah siri dengannya.
Nikah siri itu berlaku seperti nikah biasa. Tidak berlaku bagi yang sudah punya pasangan. Tetap tidak ada siri itu, tetap zina. Nikah sirinya tidak sah. Kalau dilanggar juga berarti disanya bertumpuk – tumpuk.
Nikah siri pada pada intinya tidak bisa dianggap sah bila masing-masing calon sudah punya pasangan, dan maslah terikat dengan pasanagn suami istri. Tempat nikah siri tidak seperti ini. Meskipun alasannya cinta dan agar tidak diketahui pasangangan tetap tidak bisa dibenarka dalam kacamata agama. Jalan keluarnya agar tidak berada dalam lingkaran dosa , masing-masing harus pisah dengan pasangan masing-masing yang diputuskan oleh pengadilan agama. Jadi status anda bukan lagi seorang yang punya pasangandengan demikian pula teman selingkuh anda statusnya bukan suami lagi dari pasangannya. Setelah pisah dengan pasangan masing-masing dan selesai masa iddah barulah anda dan teman selingkuh anda bisa kawin resmi mapun dengan istilah nikah siri.

(Wallahu ‘alam Bhisawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 19 Mei 2018

Thursday, 17 May 2018

APA YANG DIMAKSUD QIYAM RAMADHAN

APA YANG DIMAKSUD   QIYAM RAMADHAN

DASBOR "TAHUKAH ANTA"
DASBOR "RAHASIA ILLAHI 2"
APA YANG DIMAKSUD DENGAN QIYAM Ramadhan..?  :
Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang sholat pada Ramadhan” karena Iman dan semata taat kepada Allah , maka diampuni dosa – dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari).
Imam nawawi menjelaskan bahwa dalam Syarah Shahih Muslim bahwa yang dimaksud Qiyam Ramadhan adalah sholat Tarawih. Dengan melakukan sholat itu , maka terpenuhinya bahwa apa yang dimaksud daroi Qiyam itu, begitu juga AL-Kiramani, “Mereka sepakat bahwa yang dimaksud Qiyam Ramadhan adalah Sholat Tarawih.

TIDAK BOLEH MENIUPKAN NAFAS PADA MINUMAN :
Menhembuskan nafas pada air minum saat diteguk adalah perbuatan yang dilarang oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini diriwayatkan oleh Abu Qatadah. Dia mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda’, “Jika seseorang minum , maka janganlah bernapas didalam tempat minuman”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Abu Daud dari Ibnu Abbas ada tambahan, “Dan janganlah meniup tempat air “, pesan hadits ini ternyata dibenarkan secara medis bahwa meniup minuman dapat menimbulkan banyak penyakit.

ADZAN TIDAK PERNAH BERHENTI BERKUMANDANG SELAMA 24 JAM :
Adzan bagaikan jarum jam yang senantiasa berputar dan bergerak tanpa henti ketika pukul 12.00 adzan dzuhur berkumandang di papua, ia bergerak perlahan edaerah sekitarnya hingga melebar sampai Pulau Maluku dan Sulawesi. Selanjutnya , adzan berkumandang di Makasar, ia segera disambut didaerah flores, Mataram, Lombok, dan denpasar, kemudian Balikpapan, Tarakkan, Samarinda, dan Banjarmasin. Ia akan segera disambut adzan dari Banyuwangi, hingga Surabaya. Terus bergerak hingga di Jakarta , lalu ke Aceh. Sebelum adzan berakhir di Indonesia , ia sudah berkumandang di Malaysia, lalu New Delhi, (india) dan Dacca, Bangladesh, begitu seterusnya. Berputar yang pada hakekatnya Kumandang seruan adzan sebagai panggilan Illahi tidak pernah putus dan berhenti dikumandangkan dimuka bumi ini .

ORANG MABUK SAMA DENGAN ORANG JUNUB :
Orang mabuk ternyata sama nilainya dengan orang yang sedang junub. Ia tidak boleh mendekat sholat. Hal ini terlihat pada (QS. AN-Nisa 43). Ayat ini menjelaskan bahwa kata, “la tagrabuu” berarti, “Jangan mendekat”, yang merupakan larangan yang ditujukan kepada jamaah orang-orang shaleh. Sedangkan sholat mengandung pengertian ‘tempat shoalt’ atau ‘masjid’. Jadi orang yang mabuk tidak boleh melaksanakan sholat.

MEMILIH SEORANG ISTRI YANG PERAWAN :
Suatu hariada pemuda yang menemui Rasululah saw dan bertanya soal perempuan untuk dinikahi. Dia memberikan pertanyaan dengan analogi (PERSAMAAN) pada sebuah pohon. “Wahai rasululullah saw , bagaimana menurutmu jika aku singgah di sebuah oase yang ada pohonnya..?. Ada buah yang sudah dimakan, dan ada juga yang belum..?. Kata Rasul, “Di pohon yang belum dimakan. “Artinya , Rasulullah menganjurkan agar memilih yang masih perawan.

PUASA sepuluh hari pada ZUL HIJJAH  :
Berpuasa pada sepuluh hari dibulan Dzul Hijjah nilainya lebih tinggi dari pada orang yang berangkat jihad di jalan Allah dengan segala kemampuan fisik dan raganya. Bahkan pahalanya sama seperti puasa setahun. Kautamaannya tidak bisa dikalahkan dengan orang berjihad, meski ia mati dalam keadaan syahid. Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk berpuasa 10 hari di bulan Dzul Hijjah Sebab, mengingat pahalanya begitu besar sekali.

HINDARKAN DIRI DARI SIKAP MARAH :
Suatu hari Jariyah bin Qudamah menghadap Rasulullah saw , ia meminta wasiat sederhana dari Rasul. “Ajarkanlah kepadaku satu hal saja dan jangan banyak-banyak agar saya bisa terus menyadarinya dengan baik”. Jawab Nabi “Jangan marah !” Pertanyaan yang samapun diulangi Jariyah. Namun Nabi tetap member jawaban yang sama, yaitu jangan marah. Sebab, marah bisa menjerumuskan seseorang pada perbuatan dosa.

Baca Juga "MANTAN PEGAWAI BANK JADI PEMULUNG"
KENING BASAH SAAT MENINGGAL DUNIA  :
Salman Al-Farsipernah mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Perhatikan tiga hal pada orang yang akan meninggal dunia. Jika keningnya basah, sepasang matanya berpeluh, dan hidungnya mengembang, maka itu adalah rahmat dari Allah yang turun kepadanya. Jika ia terpejam seperti anak perawan yang tercekik , kulitnya berwarna padam, dan sepasang sudut mulutnya berbuih, maka maka itu adalah azab dari Allah swt.

WAKTU-WAKTU YANG MENGANTAR KE SURGA :
Hadits yang dinyatakan dari Ibnu Mas’ud menyebutkan, Nabi Muhammad suatu hari bersabda, “Barang siapa yang meninggal dunia bertepatan dengan berakhirnya bulan Ramadhan , maka ia akan masuk surga. Barang siapa yang meninggal bertepatan dengan ahri Arafah, maka ia akan masuk surga. Barang siapa Barang siapa meninggal dunia bertepatan ketika ia selesai bersedekah, maka ia akan masuk surga .

SETAN SEBAGAI ORANG TUA SAAT AJAL MENJEMBPUT :
Abu Hasan Al-Qasi dalam risalat Ibni Abi Zaid menyataan bahwa ketika manusia sedang berada diujung ajalnya ,  maka ada dua setan yang duduk didekatnya. Yang satu disamping kanan dan yang satu disamping kiri. Setan disamping kanan menjelma sebagai ayah dan setan disamping kiri menjelma sebagai Ib. Ayahnya mengajak ia untuk memeluk agama Nasrani dan ibunya mengeajak untuk memeluk agama Yahudi

SUAMI YANG TAK MEMAHAMI HAK DAN KEWAJIBAN :

1. Yang pertama sekali ada batas-batas dimana harus dilihat status harta masing-masing yang dimilki suami atau istri.Kalau memang seorang istri mempunyai harta benda bawaan sebelum menikah lalu menikah , maka harta bawaan itu tadi bukan milik suami.

Dan suami tidak punya hak apa-apa untuk mengaturnya kecuali kalau istri menyerahkan pengelolaannya kepada suami. Selama tidak, hanya istri yang berhak mengelola dan suami tidak berhak untuk melarangnya. Dibelanjakan kepada siapa saja terserah istri
Kemudian yang menarik, bila anda sebagai istri menafkahi suami, itu terbalik sama sekali dalam syariat agama. Karena sekalipun istri kaya, dan suami miskin , suamilah yang berkewajiban menafkahi istinya kecuali kalau istrinya membebaskan /merelakan haknya daripada suami.

Jadi harus dikembalikan pada landasan yang benar bahwa kewajiban utama suami adalah menafkahi istri dan tidak ada kewajiban istri menafkahi suami.

Kemudian harta pribadi istri yang buan hasil dari usaha bersama , tetap menjadi hak penuh istri. Suami tidak bisa campur tangan apalagi memaksakan. Pengelolaan harta pribadi tetap berada ditangan istri kecuali kalau istri menyerahan pengelolaannya kepada suami.

Lantas mengenai keponakkan yang dititipkan kepada istrinya tidak ada masalah kalau tidak ada keberatan sejak awal. Aplagi memelihara anak Yatim.

2. Tidak ada kewajiban seorang menantu memenuhi kebutuhan hidup mertuanya, itu kewajiban anaknya, tapi kalau menantu mau memberikan secara sukrela kepada mertuanya itu tidak ada larangan. Kewajiban menafkahi orang tua yang sudah uzur dan tidak punya penghasilan apa-apa adalah anak kandung.


ETIKA BUANG AIR KECIL & BESAR  :

Yang diatur dalam agama ,posisi seseorang yang buang air kecil atau besar tidak boleh membelakangi atai menghadap ki’blat, sebaiknya bisa dilakukan dari arah lain. Jangan menghadap ki’blat arah yang lain kan masih bisa kita lakukan.
2. Bila sebelumnya menhadap kiblat alangah baiknya diubah ganati arah yang lain
3. Begitu pula jika kita membuat KM/WC sebaiknya diusahakan posisinya selain yang diatas jangan membelakangi dan menghadap ki’blat..

ORANG DIKUBUR DIDALAM PETI :

Ada kalanya boleh ada kalanya makruh. Salah satu contoh diperbolehkannya mengubur didalam peti adalah orang yang hendak dikuburkan ditanah yang mudah sekali longsor. Kalau kondisinya demikian , maka boleh menguburkan jenazah didalam peti. Sebaliknya jika tanahnya bisa saja ,makruh dikuburkan didalam peti , karena Rasulullah saw tidak pernah mencontohkan bahwa orang yang meninggal dikubur didalam peti.

Prosesi penguburan yang dicontohkan Rasulullah saw seperti yang terjadi di Indonesia. Setelah jenazah dimandikan, dikafani, dan disholatkan , ditutup dengan kafan kemudian di timbun dengan tanah. Posisi muka bersentuhan dengan tanah.

Tradisi kita sudah mantap mengenai penguburan jenzah. Jika ada orang islam yang menguburkan jenazah di dalam peti itu bukanlah tradisi orang islam, melainkan orang Kristen atau Yahudi.

DAGING AKIKAH APAKAH KELUARGA TIDAK BOLEH MENYISAKAN..?:

Daging akikah maupun kurban boleh dimakan oleh keluarga yang bersangkuta asal tidak boleh ebih dari sepertiganya, Selebihnya harus disedekahkan. Untuk yanh bersedekahpun tetapboleh makan, keluarganya juga bisa. Tapi batas maksimalnya adalah sepertiga. Ini dapat diartikan memang sebagian besarnyayakni dua pertiganya disedekahkan kepada orang fakir.


{ Berbagai Sumber}

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 18 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...