Blog Konten Islam

Wednesday, 18 July 2018

AKHIR HAYAT ORANG ANTI YASIN & TAHLIL

AKHIR HAYAT   ORANG ANTI YASIN & TAHLIL

Dasbor "Rahasia Illahi 1"




AKHIR HAYAT ORANG ANTI
YASIN & TAHLIL

“Dulu, dia sering mengatakan dan berjanji kepada saya agar tidak dibacakan Yasin dan Tahlil kalau meninggal dunia.. “.

Kisah nyata bisa jadi hanya kebetulan. Namun, dari kisah ini, kita bisa mendapat pelajaran yang banyak bahwa janganlah kita menyalahi pendapat mayoritas. Kemudian, janganlah kita berjanji buruk pada Allah swt atas sesuatu yang sebenarnya baik untuk dikerjakan.


Kisah ini diceritakan oleh seorang ustadz saat ia mengisi sebuah ceramah Maulid Nabi Muhammad saw di sebuah masjid disalah satu perumahan Bogor. Sebut saja namanya ustadz Ahmad (nama samara) dia adalah saksi sejarah atas kisah ini. Sebab, ia sendiri adalah tetangga dari sang tokoh dalam kisah ini. Sebut saja namanya Abduh.


Diceritakan oleh ustadz, Abduh adalah seorang guru berusia 45-an. Sebagai pribadi, sesungguhnya ia adalah orang yang cukup baik. Sebagai kepala rumah tangga dia juga sosok yang bertanggungjawabterhadap istri dan anak-anaknya.


Suatu hari Abduh diserang penyakit jantung. Sebenarnya, keluarga tidak punya riwayat penyakit jantung. Karena itu, istri dan keluarganya pun terkejut dengan penyakitnya itu.


Berbagai pengobatan sudah dilakukannya, Namun juga tak kunjung sembuh juga. Yang ada, uangnya semakin habis untuk biaya pengobatan. Kita tahu sendiri betapa mahalnya biaya berobat, apalagi sekelas penyakit jantung yang katanya penyakit khas untuk orang-orang berduit. Sedangkan Abduh hanyalah orang biasa.


Penghasilannya dari seorang guru bisa kita tebak sendiri berapa besarnya. Bisa untuk makan sehari-hari saja sudah Alhamdulillah. Meski nasib guru zaman sekarang jauh lebih baik, sejak gaji guru dinaikkan dan dapat tunjangan sani-sini.


Setelah berbulan-bulan bergelut dengan rasa sakitnya, Abduh pun tampak tak kuat lagi. Sepertinya dia sudah berada diambang kematian. Hal ini bisa dilihat dari wajahnya yang mulai tampak membiru dan pucat pasi.


Nafasnya pun terengeh-engeh naik turun. Matanya melotot sepertinya ia ingin mengucapkan sesuatu, tapi tak bisa dilakukannya”, ujar sang ustad sebelum tempil ceramah.


Oleh ustadz, istrinya pun ditanya. Sudah berama lama bapak sakit bu..?.
“Parah sudag tiga bulan yang lalu ustadz”, jawab sang istri.
Namun, lelaki itu sudah sering sakit tapi sembuh lagi. Kali ini tampaknya yang paling parah.


“Maaf kalau boleh saya tahu, Sebelumnya bapak pernah melakukan apa saja..?. Bisa jadi, itu yang menyebabkan bapak dalam kondisi seperti ini..?”, tanya ustadz lebih lanjut.


Sang istrikemudian mengingat-ingat. Akhirnya ia ingat sesuatu yang sering dikatakan oleh suaminya saat hidup dan sehatnya dulu, “Dulu ustadz, dia sering mengatakan sesuatu ..?”, ujar sang istri.


Tiba-tiba ucapan sang istri tersekat.
“Ayo katakana saja..!, kata ustadz memintanya untuk berterus terang.
“Dulu, dia sering mangatakan dan berjanji kepada saya agar tidak dibacakan Yasin dan Tahlil kalau meninggal dunia!”, terang istri.


Ustadz itupun memehaminya masalahnya. “Emang mengapa dia mengatakan seperti itu..?”, tanya ustadz lagi.
“Katanya Bid’ah. Dan orang dan orang yang mengatakan bid’ah akan masuk neraka”, jelas sang istri.


“Terus dengan ibu sendiri bagaimana…?, tanya ustadz.
“Saya sendiri kurang sependapat dengan suami saya. Saya sering diajarkan oleh orang tua dari kecil untuk selalu baca Yasin dan Tahlil”, ujar sang istri jujur.


Apakah ibu pernah menasehati sang suami soal itu..?, tanyaustadz.
“Pernah, tapi saya malah dimarahi. Akhirnya saya menurut apa kata suami saja. Tapi terus terang dalam hati kecil sayasaya juga senang kalau ada orang baca yasin dan Tahlil”, terang sang istri lebih lanjut.


Ustadz itupun mengernyitkan dahinya. Tampaknya tampaknya ia dapat lampu hijau dari sang istrinya. Mungkin inilah pangkal persoalannya rupanya. Sewaktu hidupnya ia sering kali pada Tuhan agar tidak dibacakan Yasin dan Tahlil kalau meninggal dunia.

Rupanya ia termasuk pengikut islam aliran garis keras yang gampang membidahkan persoalan-persoalan khilafiyah, yang oleh kebanyakkan ulama diseluruh dunia justru dianggap sebagai masalah-masalah sunnah dan dianjurkan.


“Gini saja bu, ujar ustadz mulai memberikan saran.
“Ada apa ustadz..?”, jawab istri.
“Kita bacakan Yasin dan Tahlil saja bersama-sama, ibu juga boleh ikut membacanya”, terang ustadz.


“Tapi amanat suami saya dia tidak boleh dibacakan Tahlil dan Yasin pak ustadz”, jawab sang istri.


“Amanat itu boleh kita langgar kalau memang tidak baik, bukita serahkan saja pada Allah Insya Allah Dia akan memberikan jalannya “, terang ustadz lagi. Perempuan itu mengangguk-anggukan tanda setuju.


Akhirnya, ia bersama keluarganya dan langsung dipimpin oleh ustadz mulai membacakan Yasin dan Tahlil. Ketika dibacakan Yasin dan Tahlil. Nafasnya tidak lagi berdegup kencang , sudah agak menurun. Rupanya itu yang ingin diucapkan oleh Abduh saat sakaratul mautnya, yaitu dibacakan Yasin dan Tahlil. Namun ia tidak bisa mengungkapkannya.


Ketika bacaan Yasin dan Tahlil selesai. Tak lama kemudian Abduh pun meregang nyawa. Ia pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya setelah sekian lama bergelut dalam sakaratul maut yang menakutkan. Ia pun terbebas dari siksa sakaratul maut.


Jenazah Abduh kemudian dikubur. Setelah itu tinggallah kisah memilukan tentang Abduh sewaktu hidupnya. Rupanya sikap Abduh yang membenci Yasin dan Tahlil telah menyadarkan sitrinya. Ia dan keluarganya pun kembali pada tradisi kedua orang tuanya, yaitu sering baca Yasin dan Tahlil.


Sebuah tradisi yang bersumber dari sunnah Rasul dan dipraktekkan oleh mayoritas umat islam seluruh dunia dahulu hingga sekarang. Namun, kemudian segelintir orang yang datang mengaku-ngaku sebagai penegak sunnah Rasul lantang berbicara dan membidahkan bacaan Yasin dan Tahlil. Sebuah sikap yang menyalahkan pendapat mayoritas ulama.


Dari kisah ini juga bisa kita ambil pelajaran janganlah kita bersumpah atas sesuatu yang sebenarnya diperbolehkan bahkan (Sunnah) untuk melakukannya. Misalnya, bacaan Yasin dan Tahlil. Janganlah kita bersumpah untuk tidak dibacakan Yasin dan Tahlil ketika meninggal dunia. Sebab selain sunnah, bacaan Yasin dan Tahlil merupakan ayat Al-Quran juga. Dan Tahlil merupakan untaian dzikir yang dianjurkan oleh Nabi untuk kita lakukan juga. Jadi, tidak ada yang salah ketika seseorang mengamalkan Yasin dan Tahlil.


Kita tidak boleh melakukannya. Yang dilarang adalah ketika kita mengatakan bahwa bacaan Yasin dan Tahlil adalah Bid’ah dan pelaku bid’ah akan masuk neraka. Sebab yang tahu urusan seseorang masuk neraka atau surganya Allah swt hanyalah Allah swt. Selama itu seperti yang dikatakan diatas, bacaan Yasin dan Tahlil adalah tradisi yang memang telah dipraktekan para ulama sejak dahulu. Dan para ulama itu tentulah bukan orang-orang yang bodoh. Mereka adalah orang-orang yang ahli dibidang al-Quran dan hadits serta hukum islam.


(Wallahu A’lam Bisshawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 19 Juli 2018

Tuesday, 17 July 2018

WANITA MALAM, WAFAT DIATAS SAJADAH

WANITA MALAM,  WAFAT DIATAS SAJADAH

Dasbor "Rahasia Illahi 2"



WANITA MALAM, WAFAT DIATAS SAJADAH

“ Tidak ada kata terlambat untuk kembali. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Karena, sebaik-baiknya tempat kembali adalah Allah swt  “.

Malam begitu sunyi. Disebuah kamar seorang wanita bersujud diatas sajadah. Suaranya lirih terdengar. Lafal-lafal doa ia panjatkan dalam setiap gerakkannya. Ia sepertinya tak sanggup melanjutkan gerakkannya. Dadanya berdetak keras.Jantungnya berdebar. Nafasnya mulai berar. Ah, ini pertanda waktu yang ia tak diduga sebelumnya. Tenggorokkannya begitu sakit yang luar biasa. Dan tiba-tiba nafasnya berhenti. Ia pun tergelak di sajadah tak sadarkan diri.


Malam itu, tidak ada yang tahu apa yang terjadi dikamar tidur itu. Tak ada yang memperlihatkan, dan tak ada yang tahu . Wanita itu tak sadarkan diri dilantai beralaskan sajadah ketika sedang sholat Malam dalam kondisi lengkap mengenakan mukena.

Baca Juga "Apa Lailatul Qadar Bisa Di Buktikan..?"
Baca Juga "Benarkah Sayap Malaikat Bertuliskan Surat Al-Ikhlas..?"

Ya, ia sedang menunaikan sholat malam. Sementara ia berada dikamar itu sendirian. Taka ada siapa-siapa. Para penghuni dirumah itu pun sedang tidur semua. Wanita itu sebenarnya sedang kurang sehat. Sudah seminggu ia mengalami rasa sakit didadanya.Ia juga punya riwayat sakit asma. Derita sakit asmanya sudah lama ia derita. Namun, jarang ia periksa ke dokter. Ia pun punya penyakit jantung.


Pagi harinya, sekita pukul 6 pagi, ketika tetangga kamarnya mengetuk pintu kamarnya, tak ada sautan suara dari dalam. Beberapa kali dipanggil tak juga ada suara. Wati (31thn) sebut saja demikian , salah seorang tetangga kamarnya tak berani masuk kek kamarnya. Ia pun pergi berlalu.


Ketika pukul 8 pagi, wati kembali mengetuk pintu kamar itu. Tak mendapat jawaban dari dalam kamar , ia memaksakan masuk. Ternyata kamar itu tak terkunci. Betapa kagetnya Wati, ketika melihat penghuni kamar itu sduah tergeletak dilantai beralaskan sajadah. Rasa panic langsung muncul. Ia lalu menghampiri wanita yang sudah tak sadarkan diriitu. Ia lalu membangunkan , namun jasad itu tak juga dapat dibangunkan.


Ternyata wanita itu sudah tak bernyawa. Wati lalu berteriak memanggil seisi rumah kos itu. Ia mengabarkan kepada semuanya bahwa salah seorang kawannya tidak sadarkan diri. Mukanya sebagian sudah membiru. Telapak kakinya juga membiru. Ini pertanda bahwa ia sudah meninggal sejak tadi malam.


Lalu banyak orang bertandangan. Salah seorang pengurus RT setempat memastikan bahwa wanita itu memamng sudah meninggal dunia. Namun anehnya tak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Entah itu benda berbahaya, obat-obatan, atau apalah. Pengurus RT itu lalu memanggil polisi setempat, dan beberapa hari kemudian didapati kesimpulan bahwa wanita yang meninggal itu lantaran terkena serangan jantung dan penyakit asma yang diderita.


UJIAN ALLAH
Wanita yang bergelatak beralaskan sajadah itu bernama Bunga. Demikian ia biasa dipanggil. Umurnya masih muda, 27 tahun ia tinggal dirumah kos tersebut sekitar satu tahun.Ia tinggal dirumah kos terseut sekitar satu tahun. Ia dikenal sangat baik oleh tetangganya kamar kosnya. Pemilik rumah kos juga berpendapat demikina. Dalam pergaulan di lingkungan rumah kos yang berpenghuni sekitar 20 orang anak kos itu. Bunga termasuk wanita yang supel dalam pergaulan.


Namun, bukan rahasia lagi, bahwa Bunga adalah wanita penghibur malam. Semua penghuni kos ditepat itu paham. Bunga bekerja disebuah tempat karaoke. Ia biasa berangkat dari rumah kos itu sekitar petang hari dan pulang ke kosan pagi hari. Ia menjadikan malam sebagai siang dan siang sebagai malam. Begitulah ia menjalani kehidupannya.


Namun demikian tidak ada yang tahu, bahwa ternyata BUnga adalah seorang yang mandiri, kuat dan tak cengeng. Sejak kecil ia hidup dengan neneknya Ibunya meninggal sementara ayahnya kabur entah kemana..?. Ia sejak kecil belum pernah melihat, apalagi tahu sosok ayah kandungnya. Neneknya hanya berkata bahwa ayahnya pergi ke Malaysia dan tak ada kabar lagi. Sumber menyebutkan ayahnya telah meninggal tak atahu dimana kuburnya.


Bunga lalu pergi kekota bersama temannya. Awalnya ditawari bekerja sebagai penjaga toko, tapi ternyata ia diajak menjadi wanita penghibur di tempat hiburan malam. Sudah beberapa kali ia pindah tempat kerja. Dan, terakhir ia bekerja di sebuah tempat karaoke. Neneknya meninggal belum lama ini. Maka, hiduplah ia sebatangkara. Itulah sebabnya ia memiliki kepribadian yang mandiri dan kuat.


Meski demikian, Bunga tergolong wanita periang. Ia jarang sedih. Ia selalu tampil gembira. Ia mampu menyimpan kesedihan dihadapan teman-temannya. Namun, entah kenapa, beberap bulan ini ia begitu meluapkan kegelisahannya lewat status yang ia tulis di medsos . Terakhir ia menulis status , “Aku ingin segera pulang Ampuni hamba-Mu Ya Allah “.


MERATAPI DOSA
Sudah  begitu banyak lelaki yang ia temani ditempat hiburan. Sudah banyak pula dosa yang ia perbuat . Pegaulan dunia hiburan malammembawanya menjadi wanita nakal. Minuman keras, berzina dan obat-obatanadalah perkara biasa baginya. Setiap malam ia biasa minum-minuman keras. Hampir setiap malam ia pun biasa melayani laki-laki hidung belang. Dan, ia pun biasa mendapati tamu-tamunya mengkonsumsi obat-obatan terlarang.


Perkara dosa menjadi sesuatu yang biasa ia jumpai di tempat kerjanya. Perenungan dalam dirinya hadir manakala ia bermimpi ketemu neneknyDaam mimpinya itu ia mendapati neneknya sedang dipukul seorang laki-laki berjubah hitam. Laki-laki itu juga membawa cambuk besar, dan terus memukul-mukuli neneknya. Namun, ia tidak bisa menolong neneknya, karena posisinya berada diseberang sungai yang lebar. Ia tidak bisa berenang dan mencegah laki-laki yang jahat itu.


Dalam mimpi itu, anehnya lagi, ia melihat dua orang yang sedang tenggelam di sungai itu. Mereka meminta tolong kepadanya : “Tolong Nak. Tolong Ibu”, kata wanita setengah tua itu.


Laki-laki itu juga mengatakan hal yang sama ;”Nak tolong ayah, nak Tolong”.
Kedua orang yang tenggelam di sungai itu memanggilnya dengan sebutan “Nak”. Sepertinya kedua orang itu adalahorang tuanya , karena memang sejak kecil ia sudah ditinggalmati oleh kedua orangtuanya.


Spontan saja ia menjerit dalam mimpi itu. Ia menangis, ia ingin menolong kedua orang tuanya itu, namun ia tidak bisa berenang. Ia ingin menolong neneknya yang sedang disiksa orang diseberang sungai, namun ia tidak bisa menggapainya. Ia pun terbangun dari mimpinya, lalau menangis seorang diri di kamarnya.


Keesokkan harinya, ia menceritakan perihal mimpinya itu kepada teman dekatnya : Wati. Ia mencurahkan semua kegundahan hatinya. Ia ceritakan pula mimpi buruk yang ia alami. “Mimpi itu adalah bunga tidur. Jangan terlalu dirisaukan, kata Wati.


“Tapi, mimpi ini aneh. Baru kali ini aku bermimpi seperti ini”, kata Bunga, berkilah.
“Bisa jadi, mimpi itu adalah peringatan , Bunga”.
“Peringatan apa maksud kamu, Wati..? kata Bunga balik bertanya.
“Maaf sebelumnya, Bunga.Mungkin mimpi itu ingin menggambarkan kepada kamu bahwa kedua orang tuamu butuh doa-doamu dan begitu juga nenek kamu “, jelas Wati.

“Maksud kamu aku harus berziarah..?.
Ya mungkin itu salah satunya”, jawab Wati.


BERTAUBAT
Jawaban Wati tentang makna mimpi itu ia pikirkan betul-betul. Apa mungkin begitu makna mimpi yang ia alami..?. Apa bisa jadi lebih dari itu..?. Kedua orang tuanya dan neneknya sedang disiksa dialam kubur.


Suatu siang ia masuk kedalam sebuah surau. Ini untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir ia masuk suarau. Ia lalu mengambil wudhu. Lalu ia menunaikan sholat dzuhur. Usai sholat Dzuhur , ia meihat  ada seorang ustadz usianya sudah tua, hendak keluar dari suarau itu, lalu ia mencegahnya.


“Pak Maaf saya mau tanya apa ada waktu..?”.
“Tanya apa dik..? tanya ustadz itu.
“Saya mau konsultasi soal agama pak apa boleh..?”>
“O ya boleh silahkan”.


Bunga pun menceritakan perihal mimpinya itu. Sang ustadz mendengarkan ceritanya mimpinya Bunga dengan serius. Lalu sang ustadz berujar, “Saya tidak tahu persis arti atau makna mimpi kamu itu. Saya bukan orang yang pandai dalam memaknai mimpi. Tapi mungkin ada kaitannya dengan apa yang kamu kerjakan.


“Maksudnya Pak..?” tanya Bunga.
“Begini dik..Bisa jadi ada peringatan dari Allah swt untuk kamu. Ada kaitannya dengan hidup kamu. Mimpi itu bisa jadi adalah peringatan untuk kita yang masih hidup. Bukankah kedua orang tua kamu dan nenek kamu sudah meninggal..?. Mungkin mereka ingin kamu berubah..?”.


Maksudnya Bapak, kedua orang tua saya dan nenek saya sedang disiksa di alam kubur..? tanya bunga penuh penasaran.
“Saya tidak bisa memastikan begitu karena yang namanya alam ghaib itu adalah rahasia Allah swt. Kita manusia sedikit sekali mengetahui hal ghaib itu. Begini saja dik, bisa saja mimpi untuk sebuah peringatan bahwa kita harus banyak berdzikir , taubat dan berdoa.Sudahlah kita bertaubat dari perkara dosa dan maksiat..?.


Sudahkah kita memperbanyak dzikir dan ingat kepada allah swt..?”. sudah banyakkah kita mengirim doa kepada kedua orang tua kita dan nenek kitayang sudah meninggal..?. Jawaban itu yang tahu adalah kamu sendiri”, kata ustadz itu menerangkan.


Setelah mendapatkan jawaban itudari ustadz, Bunga lalu pulang. Ia mulai merenungi apa yang sidampaikan pak Ustadz itu kepadanya. Dalam benaknya ia mulai menangis ia mulai menyadari bahwa jalan hidup yang ia jalani saat ini adalah sudah melenceng dan jauh dari jalan Allah swt. Ini harus diubah kembali ke jalan Allah swt.


Sejak itu ia mulai tidak masuk kerja. Ia lebih banyak merenungi nasibnya. Ia mulai takut apabila neraka adalah tempatnya kembali lantaran ia banyak dosa. Akibatnya, ia terlalu banyak merenung itu akahirnya ia lalu jatuh sakit. Penyakit samanya yang dulu kambuh lagi. Di tengah sakit yang ia derita itu ia lalu banyak berdizikir. Ia juga tak lupa sholat lima waktu Dopertengahan malam ia terbangun dan sholat malam.


Ditengah-tengah sholat malam inilah ia menghembuskan nafas terakhirnya. Inna lillahi wai inna illaihi raajiuun [kita milik Allah swt dan kembali kepada Allah swt]


(seperti yang diceritakan Wati kepada Hidayah, beberapa waktu lalu. Wati adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 18 Juli 2018

TERTIPU 1 M, TERGANTIKAN

TERTIPU   1 M, TERGANTIKAN

Dasbor " Rahasia Illahi 2"




TERTIPU 1 M, TERGANTIKAN

“ Kedermawanan Haji Sobirin bersedekah sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang yang terbantu oleh sikap dermawannya, terlebih anak yatim, para duafa dan janda-janda “.

Siang terasa menyengat, apalagi saat matahari dalam posisi tegak diatas ubun-ubun. Dan Haji Sobirin, begitu lelaki yang menjelang senja itu biasa disapa, tetap melangkahkan kakinya. Ia tetap focus pada tujuan, yaitu mengurus administrasi kelengkapan berkas orang-orang yang hendak menunaikan ibadah umrah. Tujuan utam Haji Sobirin hari ini adalah ke kantor kelurahan.


Begitulah Haji Sobirin, berkat kedekatannya dengan pimpinan sebuah biro perjalanan haji, ia dipercaya untuk mencari dan mengurus orang-orang yang hendak menunaikan ibadah haji atau umrah. Baginya, kepercayaan itu adalah amanah yang harus dipertaruhkan dengan kehormatan dan harga diri. Karenanya ia tak pernah menyelewengkan amanah itu.

Baca Juga "Ketika Jenazah Siti Maryam Di Mandikan"
Baca Juga "Nabi Isa Menghidupkan Anak Nabi Nuh as"

Siang, di Kamis yang panas itu Haji Sobirin terus melangkah dalam rangka mengemban amanah. Saat dirinya sampai dipertigaan jalan dimana beberapa meter lagi ia akan tiba dihalaman kelurahan, ia berpapasan dengan seorang ustadz yang juga tengah melangkah, gontai. Si Ustadz seperti kelelahan, berkeringat. Mungkin karena kepanasan panas matahari siang itu yang tak bisa dihalangi.


:Assalamualikum, ustadz “, sapa Haji Sobirin ramh.
Si Ustadz yang boleh kita panggil dengan ustadz Marzuki tersenyum sebelum menjawab salam Haji Sobirin. “Antum mau ke kelurahan ya Ji..?”, tanyanya setelah menjawab salam Haji Sobirin.


Yang ditanya langsung mengangguk “Antum juga ada urusan di kelurahan juga juga..?, Tanya Haji Sobirin.


Ustadz Marzuki menggeleng. Anu mau ke Apotik, Ji ada obat yang harus ditebus segera”, ujar ustadz Marzuki.
“Memangnya siapa yang sakit ustadz..? “, Tanya Haji Sobirin lagi.
“Ana Ji”, jawab ustadz Marzuki.


Haji Sobirin memandang ustadz Marzuki sesaat. Sepertinya ia ingin bertanya lebih jauh tentang penyakit ustad Marzuki, namun Haji Sobirin mengurungkan niatnya. Ia menggerakkan tangan kanannya hingga menelusup jauh ke saku celana.
“Ini sedikit untuk tambahan menebus obat, ustadz Marzuki sedikit tercengang. “Ini  sih bukan uang tambahan Ji Tapi berlebih”, ujar ustadz Marzuki.


Haji Sobirin tersenyum. “Kalau memang ada lebihnya, ya ambil saja ustadz. Barang kali bisa untuk membeli ketoprak “, kisah Haji Sobirin sambil tertawa. Ustad Marzuki ikut tertawa.


Begitulah sikap haji Sobirin. Ustadz Marzuki cukup tahu kedermawanan dari seorang Haji Sobirin, bersedekah sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang yang terbantu dari kedermawanan Haji Sobirin terlebih anak Yatim, para duafa dan janda-janda. Dengan segala keikhlasannya bersedekah, Haji Sobirin jadi buah bibir warga sekitar. Mereka menghormati sosok sang Haji yang hidup dengan kesederhanaannya.


UJIAN ALLAH
Selain Haji Sobirin terkenal sebagai lelaki yang rajin bersedekah, sifat terpuji yang lain yang dimiliki adalah ia tak pernah berburuk sangka pada orang lain, baik yang belum dikenalnya, apalagi yang sudah dikenalnya. Si Haji selalu berbaiksangka.


Namun, dari sikapnya yang selalu percaya pada orang lain , sebuah ujian yang dirasakan cukup berta harus dia terima. Berawal dari ketika Haji Sobirin disodorkan tawaran baik oleh seseorang. Tak ada pikiran buruk dibenaknya, terlebih orang yang menawarkan bantuan padanya itu adalah orang yang sudah berpengalaman didunia biro perjalanan haji dan umrah. Katanya orang itu terbiasa mengurus segalanya dengan cepat dan tanpa masalah. Tentu saja orang itu juga mengatakan kalau dirinya dapat menjamin jamaah yang dibawa Haji sobirin akan mendapatkan pelayanan dan fasilitas terbaik, orang tersebut menjamin kepuasan bagi jamaah Haji Sobirin.


Dengan penawaran yang sangat menarik itu. Haji Sobirin yang tanpa prasangka negative itu menyetujui kerjasama. Penggalangan dana haji yang sudah terkumpul, seluruhnya diserahkan Haji Sobirin pada rekan kerja yang baru dikenalnya itu. Jumlahnya tidak sedikit 1 M rupiah.


Dengan jumlah yang diserahkan tanpa ada rasa curiga, Haji Sobirin berharap semua urusan berjalan dan para jamaah bawaannya dapat menjalankan ibadah haji dengan tenang dan khusyuk, tanpa harus memikirkan apalagi direpotkan dengan urusan ini dan itu.


“Jangan khawatir, Ji, saya menjamin kepuasan Jamaah haji bapak Haji”, begitu janji rekan kerja Haji Sobirin.
Selanjutnya dengan perasaan tenang Haji Sobirin terus menghitung hari dengan mempersiapkan segala sesuatunya. Dia juga berharap jamaah bawaannya yang berjumlah tidak sedikit itu melakukan hal yang sama, mempersiapkan kesehatan dan ilmu dengan baik.


Saat harapan itu terus terpupuk, tiba-tiba Haji Sobirin mendapat info tentang batas waktu pembayaran dana haji dan dipertanyakan, kapan kira-kira Haji Sobirin akan menyetor.


Terkejut bukan kepalang Haji Sobirin saaat mendengar infromasi seperti itu , bukankah dia sudah melunasi seluruh dana haji. Lalu kenapa sekarang harus dipertanyakan..?.
Apakag rekan kerja yang dipercaya Haji Sobirin itu tidak….
“Oh..”, berputar rasanya kepala Haji Sobirin. Dirinya baru tersadar kalau sesungguhnya menjadi korban penipuan “Astagfirullah”


TETAP BERSEDEKAH

Meskipun ia tertipu dengan jumlah uang yang tidak sedikit itu. Haji Sobirin tetap membawa dirinya dengan tenang. Sesungguhnya ia yakin bahwa ini adalah ujian semata. Insya Allah ada jalan keluarnya.


Tentang jamaahnya yang hendak menunaikan ibadah haji, Haji Sobirin akan bertanggungjawab. Meskipun nantinya seluruh jamaah menuntutnya, ia sudah siap. Haji Sobirin juga sudah siap jika harus berurusan dengan hukum.


Namun, sesiap-siapnya Haji Sobirin, galau didalam dada tetap saja memantul lewat wajahnya yang berubah keruh. Haji Sobirin juga tidak tampil seriang sebelumnya. Mendung selalu mengulas diwajahnya, bola matanya juga terlihat agak kuyu.


Tetapi, Haji Sobirin tetaplah Haji Sobirin yang dulu, lelaki dermawan yang suka bersedekah. Walau ditengah keterhimpitannya, ia masih sempat juga memberi bantuan pada salah seorang tetangga yang harus menjalani pengobatan dan mendadak masuk UGD sebuah rumah sakit.


“Bawalah uang ini, cepat tangani anak ibu, jangan samapi terlambat”, ujar Haji Sobirin sambil menyerahkan sejumlah uang pada seorang tetangga.
“Aamiin…”, Haji Sobirin mengamini doa tersebut. Tiba-tiba ia juga teringat hikmah bersedekah, bahwa sedekah dapat menyembuhkan penyakit dan membebaskan dari segala kesulitan.


Dengan hikmah sedekah yang pernah diketahuinya itu, hati Haji Sobirin sedikit terasa laang, meski ia tak dapat memungkiri rasa takut tetap terdesir di dadanya. Sebab ia harus bertanggungjawab pada jamaah yang dibawanya.


Seiring galau yang arab menemani hari-harinya, beriring pula sedekah yang tak lepas dilakukannya. Haji Sobirin bertemu dengan seorang kawan lama. Di Haji Mi’ad yang juga berpengalaman dalam dunia biro perjalanan Haji. Haji Mi’ad adalah orang kaya yang dermawan.


Haji Sobirin berusaha menepis galau didadanya saat dirinya disapa dengan salam yang lembut oleh Haji Mi’ad. Ia menjawab salam itu dengan kelembutan yang sama. Namun Haji Mi’ad seperti orang yang piawai membaca kegalauaan seseorang.


“Apa kamu sedang ada masalah..?”, begitu pertanyaan yang tak disangka Haji Sobirinkeluar dari mulut sahabat lamanya. Haji Sobirin adalah s eorang yang jujur, ia tak mungkin menjawab yang lain untuk sebuah pertanyaan yang disodorkan kehadaonnya. Pertanyaan Haji Mi’ad dijawab dengan anggukan kepala.


“Apa masalahnya..?”, Tanya Haji Mi’ad lagi.
Haji Sobirin dengan gambling menceritakan permasalahannya. Setelah selesai Haji Mi’ad merangkul pundak Haji Sobirin.
“Insya Allah saya dapat membantu persoalan ini, Ji dan Jamaah Antum bisa tetap berangkat ke Tanah Suci”.
Tapi Ji, uang segitu tidak sedikit”, Kilah Haji Sobirin.
“Insya Allah ana bisa membantu “, ucapan Haji Mi’ad meyakinkan.


Haji Sobirin langsung bersyukur. Ia seolah tengah merasakan panas bertahun-tahun terhapus oleh hujan yang turun sedetik. Galau dan rasa takut yang membungkus dadanya, seketika lenyap tanpa bekas. Inilah wujud pertolongan Allah swt dan inikah wujud dari hikmah bersedekah itu..?”.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 18 Juli 2018

Monday, 16 July 2018

DIPUKUL ORANG ASING SAAT HAJI

DIPUKUL ORANG ASING   SAAT HAJI

DASBOR "RAHASIA ILLAHI 1"



DIPUKUL ORANG ASING
SAAT HAJI

“Saat hendak melontar jumrah, tiba-tiba saja, ibu Rini ada yang memukul tangan dan kakinya oleh orang tak dikenal. “Saya hampir terjatuh dibuatnya, Mas”, ujar Ibu Rini “.

Salah satu anjuran agama kepada calon jamaah haji adalah bertaubat sebelum berangkat haji ke Tanah Suci. Ia dianjurkan mengerjakan sholat Taubat dan berdoa kepada Allah swt agar diampuni segala dosa yang telah dilakukan, baik yang disengaja maupun tidak. Hal ini penting dilakukan, mengingat haji adalah ibadah “penuh balasan” atau dalam bahasa yang ekstrimnya ibadah penuh karma. Maksudnya segala keburukkan yang dilakukan seseorang dirumah (kampung halaman) kerap dibalas oleh Allah saat pergi haji – jika ia tidak segera bertaubat.


Seperti kisah berikut ini, sebut saja namanya Ibu Hj Rini. Atas permintaan narasumber, namanya sengaja disamarkan. Dia perempuan Sumater Barat. Profesi sehari-harinya seorang guru ( pengajar. Dalam menjalani profesinya ini, Ibu Hj. Rini sebenarnya termasuk orang yang bertanggungjawab. Dia berusaha mengajar anak didiknya dengan sebaik mungkin. Dia juga berusaha hadir dan tepat waktu serta jarang absen (tidak hadir). Di mata kepala sekolahnya. Sosok Ibu Hj. Rini pun disukainya karena pekerjaannya tersebut.


Hanya saja, Pak Kepala Sekolah dan mungkin guru-guru yang lainnya luput atas apa saja yang dilakukan oleh Ibu Hj. Rini saat mengajar di dalam kelas. Dengan jiwanya yang agak tempramental Ibu Hj. Rini dinilai “Ringan Tangan” ketika ingin meluruskan anak-anak didiknyayang nakal atau susah diajar. Ia tidak sadar bahwa potensi dan karakter anak didiknya itu berbeda-beda.


Ada yang pintar dan ada pula yang bodoh. Ada yang mudah menyerap pelajaran dan ada pula yang kesulitan. Bahkan ada anak didik yang menurut dan ada pula yang membangkang. Nah terhadap anak-anak didiknya yang nakal dan bodoh inilah, beliau kerap ringan tangan. Ketika bermaksud menghukum mereka, beliau seringkali menggunakan tangan untuk memukul.


“Saya kalau lagi lepas kendali suka sekali memukul mereka. Say juga bingung emosi itu tiba-tiba saja muncul dan spontan saya melakukan tindakan itu”, ceritanya menyesal. Apa yang dilakukan oleh Ibu Hj. Rini sebenarnya bertujuan baik. Tapi caranya yang kurang tepat. Menghukum anak didik dengan menggunakan kekerasan tetap saja bukanlah cara yang baik, sebab bisa menimbulkan trauma kelak. Dikhawatirkan, si murid akan melakukan hal yang serupa ketika dewasa kepada anak yang lain (anak didiknya). Kenapa anak-anak didik Ibu Hj Rini tidak protes?.


Anak-anak didiknya memang jarang yang mengadu kepada kepala sekolah karena takut sosok Ibu Hj. Rini yang tempramen. Demikian pula, kalaupun mereka mengadukan kepad orang tua mereka masing-masing , para wali murid itupun tidak bisa bertindak apa-apa. Merkeka hanaya diam. Bahkan, mereka kemudian menyalahkan anak-anak mereka sendiri karena kebandelannya dan kenakalannya. “Ibu guru tidak akan menghukum kalau kamu tidak nakal”, ujar salah seorang wali murid kepada anak kandungnya.


Apalagi, selama ini mereka sudah tahu dengan tabiat dan karakter Ibu Hj. Rini yang agak kasar bahkan terhadap anak kandungnya sekalipun. Konon terhadapa anak kandungnya sendiri, iapun sering memukul jika anaknya itu bandel dan tidak nurut dengan perintahnya. Jadi, tampaknya, para orang tua murid sudah memaklumi dengan segala tindakan Ibu Hj. Rini ini.


DIPUKU ORANG ASING
Suatu ketika, iapun naik haji bersama suaminya. Pekerjaan sang suami yang seorang wiraswasta nampaknya cukup berhasil. Karena itu, tahun 2010 Ibu Rini pun diajaknya pergi ke Tanah Suci. Bagi perempuan yang tempramental dan kasar ini, naik haji memang sudah direncanaan sejak lama. Karena itu, ia dan suami bekerja keras untuk menabung. Setelah uangnya terkumpul merekapun nak Haji.

Seperti biasa, ada walimatus-safar dirumahnya. Banyak juga yang datang dalam acara itu, terutama para tetangganya. Tak sedikit pula yang kagum, bahkan iri, kepada Ibu Rini karena bisa pergi haji. Yang membuat sebagian iri adalah kenapa perempuan yang kasar dan tempramental seperti dirinya bisa pergi haji. Tampaknya Tuhan bertindak adil dalam hal ini.

Sebenarnya mereka, tak perlu iri pada Ibu Rini. Sebab kalau soal dunia, siapa yang bekerja keras iapun berhasil dalam usahanya. Merekapun bisa pergi haji, bekerja keraslah untuk mengumpulkan uang.

Kembali kesoal keberangatan Ibu Rini ke Tanha Suci. Seperti diakui oleh Ibu Rini sendiri, selama dalam perjalanan ke Tanah Suci sebenarnya tidak ada masalah yang berarti. Bahkan, pesawat terbang yang mengantarkan ketanah suci tampak lancar-lancar saja dan cuaca pun cukup cerah.

Demikian pula saat mereka sudah ada di Tanah Suci. Mereka tidak mengalami kejadian yang aneh. Namun, entahlah hari keberapa di Tanah suci, tiba-tiba saja kejadian aneh menimpa Ibu Rini. Yang jelas, saat hendak melontar jumrah tiba-tiba saja Ibu Rini ada yang memukul tangan dan kakinya oleh orang tak dikenal. “Saya hampir terjatuh dibuatnya, mas. “, ujar Ibu Rini.

Ibu Rini sendiri tidak mengerti dengan yang dilakukan orang asing tersebut terhadap dirinya. Padahal, ia tidak punya masalah dengan orang itu. Yang bisa dilakukannya, hanyalahmenangis. Sakitnya luar biasa, apalagi saat itu ia hendak melontar Jumrah. Teman-teman yang melihatnya pun kebingungan. Sementara suaminya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, sebab orang asing itu seketika lenyap dari pandangan seolah ditelan bumi.

Namun kejadian itu, tak lantas menyurutkan langkahnya melakukan jumrah. Sepulang dari jumrah ,kejadian itu baru dipikirkannya.Di Makktab (pemondokkan) ia merenung tentang kejadian itu. Akhirnya kesimpulanpun didapatkannya, “Mungkin ini terkait dengan perbuatn saya sebelumnya. Dulu saya suka memukul anak-anak didik, bahkan anak kandung saya sendiri kalau mereka salah. Mungkin ini balasan Tuhan kepada saya”, ceritanya dengan suara parau.

Akhirnya Ibu Rini pun bertaubat. Sejak itu tak ada lagi kejadian aneh dan ganjil yang menimpanya hingga pulang kampung halaman.
Demikian sebuah kisah sederhana tapi bisa menjadi bahan perenungan dan musahabah kita bersama bahwa hendaklah kita bertaubat atas segala yang kita lakukan, khususnya saat hendak pergi haji. Dikhawatirkan , Allah swt akan menurunkan balasan-Nya atas apa yang pernah kita lakukan sebelumnyadi Tanah Suci. Semoga Aamiin…

(Wallahu A’lam Bisshawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 17 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...