Dasbor "Rahasia Illahi 2"
PERJALANAN
AKHIR
PEMUDA
BERTATO
Sabda Rasulullah
saw :
“
Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiaporang
(akan dibalas) berdasarkan apa yang yang diniatkan. Maka barang siapa yang
hijrahnya (ingin mendapatkan keridhaan) Allah swt dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya”. (HR. Bukhari dab Muslim).
Di hari yang terik,
seorang pemuda datang tergopoh-gopoh mendekati mushalla. Dengan satu keyakinan
yang kuat, ia melangkahkan kakinya menuju mushalla itu. Sang pemuda hanya
mengenakan kaos oblong. Tato menghiasi sekujur tubuh dan lengannya. Ia
mengenakan celana Jeans yang sudah robek di lututnya.
Setibanya di pintu mushalla, ia tatapi dinding-dinding atap luar
bangunan mushalla. Seperti orang yang sedang mencari sesuatu. Kosong tanpa
pandangan yang jelas. Ia lihat beberapa orang sedang sholat dzuhur berjamaah .
Astagfirullah, sudah lama aku meninggalkan itu (sholat)”, gumamnya, pelan.
Baca Juga "Bau Anyir Dari Kuburan Si Rentenir"
Baca JUga "Ketika Makam Sang Pendosa di Gali"
Baca Juga "Bau Anyir Dari Kuburan Si Rentenir"
Baca JUga "Ketika Makam Sang Pendosa di Gali"
Perlahan-lahan ia memasuki mushalla kecil itu. Dan, “Bruk..!”,
tiba-tiba saja ia terjatuh dan tersungkur di lantai Mushalla. Tidak ada orang
yang menghiraukan. Sebab orang-orang sedang tengah sholat berjamaah. Untuk
beberapa menit lamanya. Pemuda itu tidak dihiraukan. Tidak ada yang
memperhatikan.
Setelah sholat berjamaah usai, salah satu diantara jamaah menghampiri
tubuh yang tersungkur. “Bangun..! Ayo bangun..! teriak”, teriak
sambilmenepak-nepakkan tangannya ke wajah pemuda itu.
“Mabuk kali”, sahut jamaah yang lain.
“Iya, dia biasanya mabuk”, sambung yang lainnya.
“Wah, kalau begitu, angkat dan keluarkan dia dari mushalla ini. Orang
mabuk jangan masuk di Mushalla”.
Kemudian dua orang mencoba membangunkan pemuda itu, bahkan ada yang
menarik kakinya keluar. Tapi, karena tubuh pemuda itu besar, dua orang itu
tidak sanggup menariknya.
“Ya sudah, biarkan saja kalau susah ditarik. Kita tunggu sadarnya saja”,
kata satu diantara mereka.
Cukup lama pemuda itu dibiarkan tidak sadarkan diri. Beberapa jamaah
pun pulang. Namun, diantara mereka ada yang tetap menunggu sambil mengobrol di
mushalla. Setelah 30 menit tidak sadarkan diri , salah seorang jamaah
berinisiatif untuk membangunkannya kembali. Namun tiba-tiba ia sangat kaget.
Pemuda itu ternyata masih warganya dan nampak seperti orang yang sudah
meninggal dunia.
“Kok, aneh tidak ada nafasnya. Denyut nadinya juga berhenti”. Kontan
saja mereka merubungi pemuda itu dan memastkan apakah pemuda itu sudah tidak
bernyawa atau masih hidup. Tanpa pikir panjang tubuh pemuda itu diangkat secara
bersama-sama keluar, warga hendak membawanya kerumah sakit untuk memastikan apa
yang telah terjadi dan menimpa pemuda itu.
Setelah diperiksa pegawai medis, diketahui pemuda itu sudah tidak
bernyawa lagi. Dia sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir, bersamaan ia
jatuh dan tersungkur dilantai mushalla itu. Dokter menyebutkan bahwa laki-laki
itu terkena serangan jantung mendadak. Penyakit yang diderita pemuda itu
mungkin sudah lama, tapi jarang atau bahkan tidak pernah diperiksakan ke
dokter. Pihak keluarga juga mengiyakan bahwa pemuda itu memang belakangan
mengaku sering mengalami rasa sakit disekitar dadanya.
MABUK
& JUDI..?
Pemuda itu adalah warga dikampung Waras [bukan nama sebenarnya].
Letaknya tak jauh dari ibukota. Pemuda itu sendiri bernama Rohyan [bukan nama
sebenarnya]. Panggilannya Yan. Usianya sekitar 30 tahun. Meski sudah kepala
tiga usianya pemuda itu, tetapi pemuda itu belum menikah. Dan ia anak ketiga
dari pasangan Pak Hamdan dan Ibu Rohimah, kedua orang tuanya bekerja sebagai
pedagang toko sembako di pasar.
Sehari-hari, Rohayan beraktivitas sebagai tukang bengkel. Bengkelnya
tidak jauh dari pasar. Ia punya satu anak buah biasanya ia bergantian menjaga
bengkelnya dengan anak buahnya itu.
Yan dikenal warga sebagai pemuda yang urakan. Suka minum-minuman
beralkohol, berjudi, bertato dan sering balapan motor liar. Orang tuanya sudah
membebaskannya. Mereka sudah tidak sanggup lagi mengingatkannya dan
menasehatinya. Yan pun bebas melakukan apapun saja karena hal itu adalah kehidupannya.
Yan pernah masuk sel selama sebulan, Lantaran terlibat balapan liar. Dia
juga pernah terlibat tawuran dengan pemuda lain kampung hanya karena rebutan
wanita. Ia sampai masuk rumah sakit karena mengalami luka-luka yang sangat
serius.
Meski tergolong pemuda urakan, solidaritas Yan cukup tinggi dan sangat
menghargai kawan-kawannya. Pernah suatu hari kawannya bertaubat dan tidak mau
minum-minuman keras. Keputusan kawannya itu ia dukung meski ia sendiri belum
bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Sebagai bentuk dukungan keputusan
kawannya itu, ia marah jika ada kawan lain yang tetap mengajaknya minum-minuman.
Menurutnya orang yang sudah bertobat hendaknya tetap didukung.
Pada suatu hari, teman itu itu kita sebut saja namanya Ahmad –
berkunjung kerumahnya. Tujuannya tak lain adalah untuk mengajaknya bertobat dan
meninggalkan kebiasaan minum-minuman dan berjudi. Apa kata Rohayan kala itu ; “Kalau
kamu sudah menemukan jalan hidup yang benar, jalanai saja, saya belum bisa
mengikuti jejakmu. Aku hanya kan bertobat bila aku menemukan sesuatu yang luar
biasa dalam hidupku”,
“Apa yang luar biasa itu Yan..?.
“Aku anggap sesutau yang luar biasa itu , bila aku merasa nyaman dan
tenag melangkahkan kaiku menuju tempat ibadah. Bila aku sudah menemukan itu,
Aku rela mati”, tutur Yan kepada rekannya itu. Perkataan itulah yang kemudian
Ahmad ingat tatkala ia mendengar berita Rohayan sudah meniggal dunia.Ia mencoba
mengait-ngaitkan ia alami dengan kabar meninggalnya Yan di dalam mushalla dalam
keadaan tidak untuk sholat.
BERAWAL
DARI NIAT
Meninggalkan Yan didalam
mushalla membuat spekulasi dan multitafsir banyakorang. Ada yang menganggap
bahwa Yan meninggal karena kebetulan saja, Bisa saja ingin buang air kecil di
mushalla saja. Karena tidak mungkin ia mau sholat sedangkan dia mengenakan kaos
oblong dan celana Jeans robek-robrk.
Ada pula yang menilai bahwa
Yan meninggal tidak secara wajar atau kebetulan, tapi karena ia disitimewakan
oleh Allah. Ia hendak bertobat sehingga masuk kedalam Mushalla.
Pada kedua penilaian dan
asumsi ini Ahmad sendiri mempunyai pandangan lain . Ia menilai Yan memang disitimewakan
oleh Allah. Keistimewaan itu tentu saja tidak datang secara tiba-tiba.
Kedatangannya ke mushalla dan hendak bertobat adalah perjalanan panjang
batinnya.
Pertama, menurut Ahmad, meskipun Yan masih tetap suka mabuk dan
judi, dia sangat mendukung upaya taubat yang dia jalani. Yan berharap bahwa
dirinya dapat bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Kedua, Yan pernah bercerita
bahwa dia akan bertobat bila sudah menemukan ketenangan dan kesejukan hati saat
menuju tempat ibadah. Nah bisa jadi, Yan merasakan kondisi itu pada saat dia
masuk mushalla.
Ketiaga, apa yang dialami Yan
ini hampir mirip dengan kisa dalam kitab Nashai Al-Ibad , seorang pemuda yang
berjalan menuju pintu taubat , namun ia meninggal dunia saat berada dalam
perjalanan .Pada saat itu malaikat bingung untuk menentukan apaka laki-laki itu
layak untuk dimasukkan kedalam surge atau neraka.
Karena sepanjang hayatnya
selalu bermaksiat kepada Allah swt. Namun demikian , di akhir hayatnya pemuda
itu meninggal dalam perjalanan menuju taubat kepada Alah swt. Artinya niat
taubatnya itu dihitung sebagai kebaikkan yang luar biasa. Allah kemudian
menyuruh malaikat untuk memasukkan laki-laki itu kedalam surge ,karena
laki-lakiitu sudah berniat dengan tulus untuk bertaubat dan jarak perjalanan
menuju pintu taubat lebih dekat dengan jarak dia biasa bermaksiat.
Dari tiga hal yang
dikemukakan Ahmad tersebut semoga saja salah satunya adalah benar-benar dilakukan
Rohayan. Jika memang ia sudah punya niatan untuk bertaubat dari dulu maka
secara hati dia sudah punya I’tikad baik.Oleh karenanya , Allah swt kemudian
membukakan pintu taubatnya dengan cara menggerakkan hati Rohayan untuk
mendatangi mushalla , tempat ibadah ; symbol bangunan ketaatan kepada Allah
swt.
Wallahu ‘alam
Bhisawab